Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah dan rahmat. Keberkahan tersebut bisa jadi
karena di dalamnya ada ibadah puasa yang diwajibkan kepada umat Islam. Untuk
mendapatkan rahmat dan keberkahan tersebut, tentu harus melaksanakan ibadah puasa
sekaligus memperhatikan adab-adabnya.
Menurut Syekh Izzuddin bin Abdissalam dalam kitabnya Maqashidush Shaum, ada enam adab
bagi orang yang berpuasa, yakni (1) menjaga lidah dan anggota tubuh dari perbuatan yang
dzalim dan melanggar syariat; (2) apabila diundang untuk makan, sementara ia sedang
berpuasa maka hendaklah ia berkata, "Aku sedang berpuasa."; (3) membaca doa saat berbuka
puasa; (4) sebaiknya, makanan untuk berbuka adalah kurma basah atau kurma kering, atau air;
(5) menyegerakan berbuka; dan terakhir (6) mengakhirkan sahur.
Bagi orang yang berpuasa, penting sekali dalam menjaga lisan dan hati agar bisa menebar
kedamaian di bulan suci Ramadhan. Berkenaan dengan hal tersebut, Rasulullah SAW
bersabda:
من لم يدع قول الزور والعمل به فليس هلل حاجة في أن يدع طعامه وشرابه
Artinya: "Barangsiapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan melakukannya, maka Allah
tidak butuh jika ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Al-Bukhari)
Lebih jauh, maksud utama dari puasa adalah 'puasa' dari melakukan hal-hal yang dilarang oleh
Allah SWT, yaitu dengan cara menjaga lisan dari berkata buruk, ghibah, mencemooh, dan
sebagainya. Oleh karena itu, jika seseorang yang berpuasa tetap tidak bisa menjaga lisannya,
maka pahala puasanya tentu menjadi kurang sempurna.
Menjaga lisan dari perbuatan ghibah, namimah, dan sebagainya, merupakan suatu
keniscayaan bagi umat Islam yang menginginkan pahala puasanya sempurna. Rasulullah SAW
sendiri telah mewanti-wanti bahwa ghibah, namimah, berbohong, bisa menggugurkan pahala
puasa. Beliau bersabda,
َو اْلَي ِمْيُن اْلَك اِذَب ُة، َو الَّن َظ ُر ِبالَّش ْه َو ِة، َو اْلَك ِذُب، َو الَّن ِمْي َم ُة، اْلِغْي َب ُة: َخ ْمٌس ُيْف ِط ْر َن الَّصاِئَم
Artinya: "Lima hal yang bisa menggugurkan pahala orang berpuasa; membicarakan orang lain,
mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu." (HR Ad-Dailami)
Mengingat pentingnya menjaga hati dan lisan, terlebih di bulan suci Ramadhan, mari jadikan
momentum bulan Ramadhan yang penuh rahmat ini dengan menebar kedamaian.
Sekian ceramah yang bisa saya sampaikan. Semoga menjadi pengingat untuk kita semua.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
Pertama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puji syukur atas kehadiran Allah SWT
yang memberikan kesempatan dan kesehatan sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang
mulia ini.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW dan semoga kita menjadi salah satu umat yang akan memperoleh syafaatnya di hari akhir
kelak.
Lailatul Qadar adalah malam yang sangat mulia, karena dimalam itu Allah melimpahkan
keberkahan dan kesejahteraan bagi umat Islam. Sebagaimana yang Allah SWT terangkan
dalam Qs. Al-Qadar sebagai berikut :
َس اَل ٌم، َتَنَّز ُل اْلَم اَل ِئَك ُة َو الُّر وُح ِفيَه ا ِبِإْذ ِن َر ِّبِه ْم ِمْن ُك ِّل َأْم ٍر، َلْي َلُة اْلَقْد ِر َخ ْيٌر ِمْن َأْلِف َش ْه ٍر, َو َم ا َأْد َر اَك َم ا َلْي َلُة اْلَقْد ِر، ِإَّن ا َأْن َز ْلَن اُه ِفي َلْي َلِة اْلَقْد ِر
ْط
ِهَي َح َّتٰى َم َلِع اْلَفْج ِر
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan
tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk
mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."
Ketika malam Lailatul Qadar berlangsung, Allah SWT akan melimpahkan keberkahan kepada
umat Islam hingga datang waktu fajar. Bagi mereka yang mengerjakan ibadah atau kebaikan di
malam itu, maka akan bernilai lebih baik dari pada seribu bulan. Dengan keutamaan dan
keistimewannya yang sangat luar biasa, maka dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih
akan mendorong diri kita untuk meraihnya.
Mungkin sebagai dari kita bertanya-tanya mengenai kapan Lailatul Qadar akan terjadi? Lailatul
Qadar sendiri terjadi setiap tahun di bulan Ramadhan. Dalam keterangannya Rasulullah SAW
menyebutkan bahwa Lailatul Qadar akan terjadi di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan
khususnya di malam ganjil. Sebagaimana sabdanya sebagai berikut :
« » َت َح َّر ْو ا َلْي َلَة الَقْد ِر في الَو ْت ِر ِمَن الَع ْش ِر األَو اِخ ِر ِمْن َر َمَض اَن.
Carilah lailatul qadr pada tanggal ganjil di sepuluh malam terakhir bulan ramadhan. (HR.
Bukhori).
Dalam sebuah hadist riwayat bukhari menjelaskan bahwa Rasulullah SAW mengisi sepuluh
malam terakhir di bulan Ramadhan dengan beribadah kepada Allah SWT. Berikut ini hadist
yang menerangkan hal tersebut :
, َشَّد ِم ْئ َز َر ُه- َاْلَع ْش ُر َاَأْلِخيُر ِمْن َر َمَض اَن: َأْي- ِإَذ ا َد َخ َل َاْلَع ْش ُر- صلى هللا عليه وسلم- َك اَن َر ُسوُل ِهَّللَا- : َع ْن َعاِئَش َة َر ِض َي ُهَّللَا َع ْن َه ا َق اَلْت
ُم َّتَفٌق َع َلْيِه- َو َأْي َقَظ َأْه َلُه, َو َأْح َي ا َلْي َلُه
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa ketika
memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-
malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah." Muttafaqun
'alaih. (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).
Berdasarkan hadits tersebut kita turut dianjurkan untuk membangunkan anggota keluarga kita
ketika memasuki sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Hal itu dilakukan supaya mereka
turut mengerjakan ibadah sunnah sholat malam.
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan Engkau suka memberi maaf, maka
maafkan aku (HR. At-Tirmidzi).
Demikian dari kami, semoga di momen sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan ini kita dapat
memperoleh kemuliaan dan keberkahan dari malam Lailatul Qadar. Serta semoga seluruh amal
kebaikan di bulan Ramadhan ini diterima oleh Allah SWT.