Anda di halaman 1dari 3

Alhamdulillaah washolaatu wassalamu ‘ala sayyidina Muhammad Rasulillah, wa’alaa ‘aalihi

washohbihi wamawwalah

Asyhadu allaa Ilaaha illalloohu wahdahuu laa syariikalah, waasyhadu anna sayyidana Muhammadan
abduhuu warasuuluh
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin, wa ‘alaa aalihii waash haabiihii ajmaiin.

Innallooha wa malaaikatahuu yusholluuna ‘alan Nabi, yaa ayyuhalladziina aamanuu sholluu ‘alaihi
wa sallimuu tasliimaa.

Ya ayyuhaladzina aamanu, taqullooha haqqa tuqaatih, walaa tamuutunna illa waantum muslimuun.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Pada kesempatan yang mulia ini, khatib berwasiat kepada para hadirin sekalian, wa bil khusus
kepada diri khatib sendiri, untuk senantiasa menguatkan dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah
swt. Terlebih takwa merupakan tujuan dari disyariatkannya ibadah puasa sebagaimana ditegaskan
dalam surat Al-Baqarah ayat 183:

Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba


'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Selain takwa, tiada kata yang patut kita ucapkan pada kesempatan kali ini selain kalimat
Alhamdulillahirabbil’alamin sebagai wujud rasa syukur kepada Allah swt yang telah
menganugerahkan banyak nikmat kepada kita. Di antaranya adalah masih diberi-Nya kita umur
panjang sehingga bisa menikmati manisnya bulan suci Ramadhan kali ini. Terlebih saat ini kita sudah
berada dalam 10 hari ketiga Ramadhan yang memiliki banyak keistimewaan di antaranya adalah
adanya malam mulia yang keistimewaannya lebih baik dari 1.000 bulan yakni Lailatul Qadar.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Seperti disebutkn sebelumnya, Lailatul Qadar memiliki keistimewaan dalam durasi 1.000 bulan. Jika
jumlah waktunya dikonversikan, maka akan sama dengan 83 tahun. Angka ini merupakan umur
standar rata-rata hidup manusia di dunia sehingga jika seseorang menemui malam Lailatul Qadar
dan melakukan kebaikan-kebaikan di dalamnya, maka sama saja ia telah berbuat baik seumur
hidupnya.

Namun untuk mendapatkan malam mulia ini sangatlah tidak mudah. Pasalnya, kapan waktu
tepatnya malam lailatul qadar tidak bisa diketahui secara pasti. Butuh ikhtiar umat Islam untuk dapat
menjumpainya dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah di sepuluh akhir di bulan
Ramadhan.
Sehingga sangat merugilah mereka yang memiliki semangat di awal Ramadhan, namun kemudian
terus turun semangatnya dalam beribadah ketika mendekati akhir-akhir Ramadhan. Oleh karenanya,
keberadaan Lailatul Qadar ini diharapkan dapat memicu semangat kita kembali dalam beribadah
untuk meraih Ridho Allah swt.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Dari hadits-hadits Nabi terkait dengan Lailatul Qadar, para ulama kemudian memberikan penjelasan
lebih rinci lagi tentang waktu dan ciri-ciri malam Lailatul Qadar. Di antaranya adalah Imam Al-Ghazali
dalam Kitab I’anatut Thalibin yang menyebut bahwa jatuhnya hari Lailatul Qadar bisa dilihat dari hari
pertama bulan Ramadhan. 

Dalam penjelasannya disebutkan bahwa jika awal Ramadhan jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka
Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29. Jika awalnya jatuh pada hari Senin, maka Lailatul Qadar jatuh
pada malam ke-21. Jika awalnya jatuh pada hari Selasa atau Jum'at, maka Lailatul Qadar jatuh pada
malam ke-27. Jika awalnya jatuh pada hari Kamis, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25. Dan
jika awalnya jatuh pada hari Sabtu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23.

Selain dari menghitung harinya, Lailatul Qadar menurut berbagai kajian bersumber hadits Nabi juga
bisa dilihat dan dirasakan ciri-cirinya melalui kondisi alam yang ada. Di antaranya bisa dirasakan pada
pagi harinya, sinar matahari tidak terlalu panas dan cuaca terasa sejuk. Kemudian, malam hari pada
Lailatul Qadar, langit terlihat bersih, tidak terdapat awan, suasana terasa tenang dan sunyi. Udara
pada malam tersebut tidak dingin dan juga tidak pula panas.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Lalu, apa saja yang sebaiknya kita lakukan di malam 10 hari ketiga bulan Ramadhan, khususnya di
malam ganjil? Para ulama menganjurkan agar pada waktu-waktu tersebut untuk banyak melakukan
ibadah dan kebaikan-kebaikan lainnya. Hal ini karena Malaikat turun dan mengunjungi seseorang
pada malam itu. Malaikat adalah makhluk Allah yang senang dengan kebaikan dan melingkupi
kebaikan apa saja. Sehingga melakukan kebaikan secara terus-menerus bisa mengantarkan manusia
mendapatkan malam Lailatul Qadar. 

Selanjutnya, kita dianjurkan untuk senantiasa menjaga ketenangan, kedamaian, dan kerukunan
sesuai dengan poin pada ayat kelima surat Al-Qadr yakni di malam Lailatul Qadar ada kedamaian
sampai de ngan fajar atau pagi hari. Ketika kita bisa menjaga kedamaian, Insyaallah, Allah akan
menganugerahkan kita bertemu dengan Lailatul Qadar.

Semoga kita diberi karunia oleh Allah untuk dapat bertemu dengan malam mulia ini, dan semoga
semua hajat kita akan dikabulkan oleh Allah swt. Amin

Barokalloohu liwalakum filquranil adzim, wanafaani waiyyakum bimaafiihi minal ayati


wadzikrilhakiim, wataqoballohu minni waminkum tilawatahu innahu huwas samii’ul’alim. Aquulu
qouli, hadza wastaghfirullooha innahu huwal ghofururrokhiim.

KHUTBAH KEDUA
Alhamdulillah Hamdang Katsirang kama amar, Asyhadualla ilaha ilallah wahdahu la syarikalah, Wa
asyhadu anna sayyidana muhammaddan abdullahi wa rasuluh, Allahuma sholli wasalam wabarik
‘alaa sayyidina wa habiibina wa kudwatina, muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shabihi ajma’in
Amaba’ad :
Fayaa ‘ibadallah! Ittaqullah, uwsiikum wa iyyaya bi taquwallah, faqad fa zaman taqo
Innallaaha wa malaikatahu yusholluuna ‘alannabii, Yaa ayyuhaalladzina aamanuu sholluu ‘alayhi
wasalamuu tasliima, Allahuma Sholla ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aali sayyidina
muhammad, Kamaa sholaita ‘alaa sayyidina ibrahiim wa ‘alaa aali sayyidinaa ibrahim, Wabarik ‘alaa
sayyidina muhammad wa ‘alaa aali sayyidina muhammad, kamaa barakta ‘alaa aali sayyidina ibrahim
wa ‘alaa aali sayyidina ibrahim, Fiil ‘alamiina innaka hamidun majiid
Walhamdulillahi Rabbil Alamin
Allahummagh firlil muslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaatil, ahyaa’I minhum wal
amwaati, innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati.
Allaahumad fa’annal balaa, wal wabaa a, wal zalazila, walsuu al fitna, wal mihana, maa dhoharo
wamaa bathon
Robbana walaa tuhammilnaa maalaa thoo qotalanaabih,
Wa’fua ‘annaa, wagh fir lanaa, war hamnaa, anta maw laanaa fanshurnaa ‘alal qowmil kaafiriin.
Robbana ‘aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar.
Alhamdulillahirobbi subhana robbaka robbal izzati ammaa yasifuun, wasalam ‘alal mursaliin
Walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.

Anda mungkin juga menyukai