Anda di halaman 1dari 8

NASKAH KULTUM S032/02/03/2024

Oleh: Dr. Srie Lahir, MPd

APA KATA DUNIA DENGAN


RAMADHAN

ُُ َ ُ ‫َ َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا‬
.‫الله او اب اركا ته‬
ِ ‫السَلم عليكم ورحمة‬
َ‫ا‬
‫الله اوعلى‬ ْ ُ ‫ا َّ ا ُ ا َّ ا ُ ا َ ا‬ ُ ْ ‫ا‬
ِ ‫لله والصَلة والسَل َم على َرسو ِل‬ ِ ‫الـحمد‬
ُ َّ ‫ْ ُ ْ ا َ ا‬ ‫ا‬
‫ اوأش اهد أن َل ِإله ِإَل الله‬،‫ِآل ِه او اص ْح ِب ِه او ام ْن اواَل اه‬
ُ‫ او َأ ْش اه ُد َأ َّن ُم اـح َّم ًدا اع ْب ُده‬،‫او ْح اد ُه اَل اشرْي اك َل ُه‬
ِ
ُ ْ ‫ا ا ُ ْ ُ َ َّ ا‬
‫ أما بعد‬،‫ورسوله‬
Jamaah Rahimahumullah
Alhamdulillah, Segala puji hanya milik Allah,
shalawat dan salam selalu tercurahkan atas
utusan Allah, keluarga, sahabat, dan yang
mencintainya. Puji Syukur kita haturkan Allah
SWT yang telah melimpahkan karuniaNya
berupa kesehatan dan kesempatan sehingga kita
dapat melaksanakan kewajiban sebagai hamba
terhadap khaliq dengan rasa bahagia di Bulan
Ramadhan ini.
Hadirin yang Berbahagia.
Ramadhan merupakan bulan istimewa karena di
dalamnya terdapat banyak keutamaan yang
tidak dimiliki oleh bulan lain. Pada Bulan Rama-
dhan setidaknya ada 10 keistimewaan diantara-
nya Ramadhan disebut bulan beribadah (syahrul
'ibadah), bulan Al-Qur'an (Syahrul Qur'an), bulan
penuh rahmat (Syahrul Rohmah), bulan
keberkahan (Syahrul Mubarak), bulan ampunan
(Syahrul Maghfirah), bulan pendidikan (Syahrul
Tarbiyah), bulan kesabaran (Syahrul Shobr) dan
lainnya. Mengingat bulan Ramadhan memiliki
keistimewaan yang luar biasa, hendaknya umat
Islam bertekad untuk berlomba-lomba
menjadikan Ramadhan sebagai bulan istimewa.
Sebagaimana Allah berfirman di dalam Al Qur’an
bahwa Ramadhan adalah bulan untuk menigkat-
kan derajat orang beriman dengan cara men-
jalankan puasa.
‫لص اي ُام َك اما ُكتبا‬ ۟ ُ ‫ا َٰٓ َ ُّ ا َّ ا ا ا‬
‫وا ُكت ا‬
ِّ ‫ب اع َل ْي ُك ُم ٱ‬
ِ ِ ‫ي أيها ٱل ِذين ءامن‬
‫ا ْ ُ ْ َ ا َّ ُ ْ ا َّ ُ ا‬ ‫اع َلى ٱ َّلذ ا‬
‫ين ِمن قب ِلكم لعلكم تتقون‬ ِ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu ber-
takwa, (QS Al-Baqarah: 183)
Berdasar pada ayat tersebut di atas apakah kira-
kira semua orang mukmin akan menyambut
dengan suka ria, biasa-biasa saja, atau mereka
menyambutnya secara gegap gempita dengan
amal shaleh. Tentunya tidak setiap orang akan
menyikapi Ramadhan dengan mengambil cara
yang sama, mereka akan bersikap menurut kadar
imannya masing-masing.
Saudaraku yang dimuliakan Allah.
Setiap manusia tentunya memiliki pilihan dalam
menentukan sikapnya. Apa kata dunia dengan
datangnya bulan Ramadhan
dan perintah puasa. Ada tiga
tipe manusia dalam menyikapi
bulan Ramadhan sebagaimana
dijelaskan Ustaz Muhammad
Saiyid Mahadhir dalam
bukunya "Bekal Ramadhan dan
Idul Fithri. Tiga golongan
memanusia yang diberitakan
oleh Al Quran dalam
menyambut datangnya
Ramadhan dan perintah puasa
itu sebagaiman firman Allah
dalam Al Qur’an Surat Al
Fathir:32.
‫ُ َّ َ ْ ا ْ ا ْ ا َّ ْ ا ْ ا ا ا‬
‫اصطَف ْْنا‬ ‫ثم اورثنا ال ِكتب ال ِذين‬
َ ْ ‫ا‬ ۚ‫ا‬
‫ِم ْن ِع اب ِادنا ف ِمن ُه ْم ظ ِال ٌم‬
ْ ‫ٌٌۢ ْ ا‬ ْ ٌ ‫ْا‬ ْ ْ ‫ِّ ا‬
‫لنَف ِس ٖه اۚو ِمن ُه ْم ُّمقت ِصد اۚو ِمن ُه ْم اس ِابق ِبالخ ْْر ِت ِب ِاذ ِن‬
َ ْ ْ ‫ا ُ ْا‬ ّٰ
‫الل ِه ۗذ ِلك ه او الَفض ُل الك ِب ْي‬
"Kemudian, Kitab Suci itu Kami wariskan kepada
orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-
hamba Kami. Lalu, di antara mereka ada yang
menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan,
dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat
kebaikan dengan izin Allah. Itulah (dianugerah-
kannya kitab suci adalah) karunia yang besar."
(QS Al-Fatir: 32).
Berdasarka ayat tersebut di atas dalam menyikapi
perintah puasa dalam hal ini dianalogikam dengan
Al Qur’an maka terdapat tiga golongan manusia,
yaitu:

 Golongan orang-orang yang dhalim


(dhalimun li nafsih),
 Golongan orang biasa-biasa saja
(muqtashid),
 dan Golongan orang yeng menyambut
Gembira, berlomba-lomba dengan kebaik-
an (sabiqun bil khairat bi idznillah).
Jadi berdasar pada ayat tersebut di atas dapatlah
disimpulkan bahwa di dunia ini ada tipe golongan
manusia atas sikapnya terhadap perintah Allah (Al
Qur'an), yaitu:
Pertama Golongan Dzalimun linafsih
Dalam tafsir dan isi kandungan surat Fathir
menurut Ibnu Katsir, Dzalimun linafsi menjadi
golongan pertama dalam ayat tersebut. Dimana
golongan ini adalah golongan orang yang menga-
niaya diri sendiri. Maksudnya adalah orang yang
lebih banyak kesalahan dibandingkan kebaikan-
nya. Orang-orang golongan tersebut tidak per-
nah memperhatikan kewajiban yang harus
dilakukan sebagai umat muslim, mereka justru
lebih banyak melakukan kesalahan. Dengan
sengaja mereka meninggalkan shalat, puasa,
membaca al Qur’an dan kewajiban lainnya.
Golongan pertama dari tafsir al Qur’an surat
Fathir ayat 32 ini justru sering melakukan
perbuatan haram seperti judi, mabuk dan
perbuatan haram lainnya meskipun di bulan
Ramadhan. Orang seperti ini menjadi golongan
orang yang menganiaya diri sendiri dengan
meninggalkan kewajiban dan melakukan semua
larangan. Golongan ini termasuk golongan kiri.
Golongan manusia tipe ini mereka menyikapi
datangnya Ramadhan dengan penuh rasa susah.
Mereka merasa bahwa Ramadhan hanya mem-
bebani dan menghalangi kebebasan aktifitasnya
setiap hari. Tipe manusia golongan pertama ini
kelak di akherat mereka akan menjadi orang
yang merugi, penuh penyesalan, dan dijamin
masuk neraka.
Al-Maraghi mengatakan bahwa golongan per-
tama ini amal buruknya lebih berat dari pada
amal baiknya. Oleh Imam al-Ghazali
dalam Minhajul ‘Abidin, disebut sebagai
golongan yang rugi besar. Ibnu Abu Najih telah
meriwayatkan dari Mujahid, sehubungan dengan
firman-Nya: “Lalu di antara mereka ada yang
menganiaya diri mereka sendiri”, adalah orang-
orang yang menerima catatan amal perbuatan-
nya dari arah kirinya. Meskipun demikian, Ibnu
Abbas menjelaskan bahwa kelompok ini masuk
surga karena syafaat Nabi Muhammad SAW.
Golongan ini disebut kaum Al-Jahanamiyyun,
umat terakhir masuk surga.
Kedua Golongan Muqtashid
Golongan kedua ini adalah golongan (muqtashid)
pertengahan, yang ditafsirkan sebagai orang
yang merasa cukup hanya dengan melakukan
kewajiban saja, sehingga meremehkan per-
buatan baik lainnya. Mereka adalah orang-orang
yang bergembira menyambut hadirnya bulan
Ramadan. Mereka juga berpuasa penuh, akan
tetapi karena aktivitas dan semacamnya, mereka
jadi tidak dapat penuh dengan beribadah sunah.
Inilah model ibadah puasanya kelompok
muqtashid (sedang) yang mungkin sebagaian
besar di antara kita masuk dalam katagori ini.
Pada umumnya mereka mampu untuk berpuasa
sebulan penuh dan berusaha sekuat tenaga
untuk tidak melalukan perkara yang haram,
namun terkadang lalai untuk melakukan
beberapa perkara sunnah padahal sama-sama
dijanjikan pahala yang berlipat ganda. Golongan
orang tipe kedua ini kelak di akherat akan
menyesal atas pahala ibadahnya yang tidak
maksimal padahal mereka mampu melaksana-
kan. Imam al-Qurtubi memberikan penjelasan
tentang golongan kedua ini sebagai orang yang
tibangan amal baik dan buruknya seimbang. Dan
di akhirat nanti, golongan ini akan dihisab
dengan hisab yang ringan.
Ketiga Golongan Saabiqun bilkhairat
Golongan ini menjadi golongan tertinggi dalam
menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Mereka
tidak berhenti dengan kewajiban saja, akan
tetapi juga menambah kebaikan dengan amalan
sunnah lainnya. Mereka menjalankan puasa
Ramadhan penuh dengan keikhlasan, dan selalu
hati-hati terhadap hal yang merusak pahala
puasanya. Amalan sunah banyak dilakukan,
seperti sholat sunah rawatif, tarawih, dhuha,
banyak bersedekah, dan membaca Al Qur’an.
Disamping itu semua yang haram akan mereka
tinggalkan, bahkan perbuatan makruh hingga
mubah akan mereka tinggalkan. Tipe golongan
ini memanfaatkan waktunya siang dan malam
banyak untuk beribadah kepada Allah SWT,
sehingga golong ketiga ini digambarkan dalam Al
Qur’an Surat Dzariyat 17-18
ُ ‫ا ْا‬ َّ ‫َ ُ ا ا‬
‫كان ْوا ق ِل ْيَل ِّم ان ال ْي ِل اما اي ْه اج ُع ْون او ِباْل ْس اح ِار ه ْم‬
‫ا‬ ْ‫ا‬
‫اي ْستغ َِف ُر ْون‬
mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam.
dan pada akhir malam mereka memohon
ampunan (kepada Allah).
Pada ayat lain dikatakan bahwa golongan ini
merupakan golongan orang yang mendapatkan
karunia yang amat besar, golongan orang yang
gembira dan berbahagia dalam menyambut
ibadah Ramadhan. Sebagaimana firmanNya
‫۟ ُ ا‬ ۡ ۡ‫ا ا ا ا‬ َّ ۡ ‫ُ ا‬
‫ق ۡل ِبَفض ِل ٱلل ِه او ِب ار ۡح ام ِت ِهۦف ِبذٰ ⁠ ِلك فل ایَف ار ُحوا ه او خ ۡیر‬
‫ا‬
‫ِّم َّما ای ۡج ام ُعون‬
“Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan rahmat-
Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.
Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih
baik dari apa yang mereka kumpulkan” (QS.
Yunus : 58).
Saudaraku Seiman yang Dimuliakan Allah.
Golongan ketiga ini mereka yang merasa bahagia
dan gembira dengan datangnya bulan ramadhan
karena mereka telah meyakini dan menyadari
banyak keutamaan hikmah bulan ramadhan.
Bergembira karena Allah akan memberikan gelar
Taqwa bagi mereka yang dengan sungguh-
sungguh melaksanakan puasa. Sebagaimana
firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 183.
Mereka bergembira” yang dilandasi dengan rasa
syukur kepada Allah atas kesempatan dan umur
yang masih diberikan. Sehingga tidak ada waktu
yang disia-siakan untuk ibadah kepada Allah swt.
Mereka lebih giat untuk bersedekah, membantu
sesama, memberi makanan berbuka bagi mereka
yang berpuasa serta amal kebaikan lainnya.
Meskipun demikian besuk tatkala di akherat juga
masih merasa menyesal stelah mereka
mengetahui betapa besar pahala yang dilakukan
sebagai balasan amal saat masih di dunia.
Seandainya diberikan hidup lagi di duniaa
mereka akan melakukan ibadah penuh tanpa
henti.
Hadirin yang Berbahagia,
Sebagai penutup, berikut ini kami
sampaikan cerita hikmah disadur dari buku
Tasauf Modern karya Hamka. Diceritakan bahwa
pada suatu ketika Raja Iskandar Zulkarnain
memberangkatkan pasukan untuk menaklukan
suatu daerah di pagi hari. Pesan dan perintah
beliau kepada pasukan ialah: “nanti malam kita
akan menyebrang sungai, maka ambillah apa
yang diinjak dalam sungai itu”. Ketika malam
tiba, ada tiga kelompok pasukan yang
diberangkatkan Sang Raja. Pasukan pertama
melintasi sungai dan tidak mengambil apapun,
karena mereka berpikiran bahwa apa yang ada di
dalam sungai tersebut hanyalah batu dan pasir.
Mengambil batu dan pasir sama dengan mem-
persulit perjalanan, pikirnya. Akhirnya mereka
tidak ada satupun yang membawa barang-
barang yang telah dipesankan Sang Raja.
Berikutnya Sang Raja melepas memberangkat-
kan pasukan kedua dengan pesan dan perntah
yang sama. Pasukan kedua melintas, mereka
hanya mengambil apa yang diinjak ala kadarnya,
yang penting sudah memenuhi perintah raja.
Mereka melakukan tindakan mengambil barang
yang diinjak di dalam sungai tanpa ada pikiran
manfaat dan kegunaannya.
Giliran pasukan ketiga yang berangkat dan
melintas, kemudian mereka berlomba-lomba
untuk mengambil sebanyak-banyaknya apapun
yang diinjak, sehingga mereka merasa keberatan
dan kewalahan dalam melanjutkan perjalanan
menuju lokasi. Semua dilakukan karena bentuk
keseriusan mentaati perintah sehingga Sang Raja
ridho atas semuanya.
Setelah tiba di suatu tempat, sang Raja meminta
seluruh pasukan untuk berhenti dan meminta
meletakkan dan membuka bawaannya.
Kemudian sang Raja bertanya dan meminta
kepada para pasukan untuk menunjukan apa
yang diperoleh. Ternyata apa yang mereka injak
di sungai dan dibawa tadi berubah menjadi intan
berlian. Sehingga pasukan pertama merasa
kecewa dan menyesal, pasukan kedua cukup
senang, tetapi menyesal juga. Adapun pasukan
ketiga sangat berbahagia, karena mereka taat
kepada perintah Raja dan mendapati barang
bawaannya menjadi emas berlian yang melim
pah. Meskipun demikian pasuka ketigapun juga
masih menyesal, dalam hati kalau tahu begini
maka akan membawa yang lebih banyak lagi. `
Pelajaran yang dapat kita ambil hikmahnya dari
cerita tersebut adalah, didalam mengarungi
bulan Ramadhan ada tiga pilihan untuk kita, yaitu
apakah kita akan melewati Ramadhan tanpa
mengambil keberkahannya sedikitpun, atau kita
melewati Ramadhan hanya mengambil berkah
ala kadarnya, atau kita melewati Ramadhan
dengan berlomba-lomba dan sungguh-sungguh
untuk mengambil keberkahnnya dengan cara
memperbanyak ibadah dan amal sholeh. Kepu-
tusan terbaik ada di tangan kita masing-masing,
karena apa yang menjadi pilihan hidup ini akan
kita pertanggungjawabkan di akherat nanti.
Demikian uraian singkat tentang Apa Kata Dunia
dengan Bulan Ramadhan. Ternyata Ramadhan
dapat menggolongkan manusia menjadi tiga tipe
golongan berdasar sikapnya yaitu Golongan
dhalimun linafsih, Golongan Muqtashid, dan
Golongan Sabiqun bil khairat bi idznillah.
Wallahu a’lam bishawab.
ُُ َ ُ ‫ا َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا‬
.‫الله او اب اركا ته‬
ِ ‫والسَلم عليكم ورحمة‬

Anda mungkin juga menyukai