(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat
tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang
lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur.
(QS. Al-Baqarah: 185)
Asbabun Nuzul
Telah menceritakan kepadaku Amru bin Sawwad Al-Amiri telah
mengabarkan kepada kami Abdullah bin Wahb telah
mengabarkan kepada kami Amru bin Harits dari Bukair bin Al-
Asy dari Yazid maula Salamah bin Al-Akwa’ dari Salamah bin
Al-Akwa’ bahwa ia berkata, “Dulu, ketika kami memasuki bulan
Ramadan pada masa Rasulullah saw., siapa saja yang ingin, maka
ia akan berpuasa, siapa yang tidak suka, maka ia akan berbuka
dengan syarat dia akan membayar fidyah, peristiwa itu terus terjadi
hingga turunnya ayat tersebut. Karena itu, barangsiapa di antara
kamu hadir di negeri tempat tinggalnya di bulan itu, maka
hendaklah dia berpuasa di bulan itu. (HR. Muslim no. 1932)
Selayang pandang bulan Ramadan (Syahru
Ramadhan) menurut para mufasir
Imam Ath-Thabari menjelaskan bahwa kata asy-syahru (bulan)
dikatakan oleh sebagian ulama, berasal dari kata asy-syuhrah artinya
dikenal banyak orang. Jika dikatakan qad syahara fulanun saifahu
artinya fulan telah mengeluarkan pedang dari sarungnya lalu
mengarahkannya kepada orang yang ingin diserang’. Jika
dikatakan yasyharuhu syahran artinya hilal telah nampak. Jika
dikatakan asy-harna nahnu artinya kita telah memasuki suatu bulan”.
4. Kewajiban untuk mengganti puasa bagi yang tidak berpuasa karena uzur.
Pelajaran Ayat
Aisarut Tafasir
Menjadi insan yang membedakan antara yang hak dan yang batil.
Menjadi insan yang bersyukur dan pandai membagi waktu serta taat
kepada Allah.
Makna Ramadan
Ibnu Mandzur (630-711 H), seorang ahli bahasa Arab pernah menjelaskan
bahwa Ramadan berasal dari kata al Ramadh, yang artinya panas batu
akibat sengatan sinar matahari.
Ada pula yang memaknai girah sebagai unsur jiwa untuk menjaga
kehidupan dan kesalehan jiwa. Namun secara umum, kata girah yang
berasal dari bahasa Arab memiliki makna semangat. Hal ini juga berarti
semangat untuk membela agama.
Ramadan bulan penuh girah: girah bersama-sama ke masjid, tarawih
bersama, tadarus bersama, qiyamul lail, girah berbagi, dan lain-lain.
شكراجزيال
DONASI
BSI