Anda di halaman 1dari 2

ceramah

Assalammualaikum wahrhamtulahi wabarakatu

allhamdullilah² wasolatu wasalamu alarosulilah walailahi wasobihi wamanta biahu wamantalh

seluruh perintah ALLAH SWT kepada umat manusia untuk beribadah memiliki tujuan "tazkiyah
al_nafas"(membersihkan jiwa). penting kita pahami agar puasa Ramadan yg kita jalani, bermakna di
dalam diri kita.

saudara kita kaum muslim di penjuru dunia dilanda banyak musibah, di tandai dengan kurang
bersatunya umat islam (internal), sampai konsipirasi global untuk menuduh umat islam sebagai umat
yang tidak beradap (ekstrnal); sebutan teroris selalu di alamat kan kepada umat islam.

Ramadan merupakan "syahr al-tibiyah" untuk membentuk manusia yg bertakwa. puasa bulan

Ramadan mengandung beberapa hikmah. Hikmah yang pertama adalah kehidupan akhirat.

َ ِ‫ب َك َما َعلَ ْي ُك ُم ٰا ُكت‬


‫ب َمنُوْ ا الَّ ِذ ْينَ ٰيٓاَيُّه‬ َ ِ‫ َل تَتَّقُوْ ۙنَ َعلَّ ُك ْم ا قَ ْبلِ ُك ْم لَّ ِذ ِم ْن ْينَ َع لَى ُكت‬١٨٣

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Surat Al Baqarah ayat 183 di atas menjelaskan tentang perintah untuk berpuasa. Dalam bahasa Arab,
puasa berasal dari kata shaum atau shiyam yang artinya menahan. Sedangkan menurut istilah, puasa
adalah menahan diri dari segala yang membatalkannya dengan cara-cara yang khusus. Puasa dilakukan
mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahar

pada surat Al Baqarah ayat 183 ini ditujukan kepada orang yang beriman. Sebagaimana terdapat pada
permulaan ayat yang berbunyi “yā ayyuhallażīna āmanụ” atau dalam bahasa Indonesia diartikan “Wahai
orang-orang yang beriman”.

“Orang yang beriman akan patuh melaksanakan perintah berpuasa dengan sepenuh hari, karena ia
merasa kebutuhan jasmaniah dan rohaniah adalah dua unsur pokok bagi kehidupan manusia yang harus
dikembangkan dengan bermacam-macam latihan, agar dapat dimanfaatkan untuk ketenteraman hidup
yang bahagia di dunia dan akhirat,”

Para jamaah yang dimuliakan Allah

Sebagai bulan paling istimewa bagi umat Muslim, Ramadhan memiliki sejumlah keutamaan yang tidak
dimiliki oleh bulan-bulan pada umumnya. Oleh sebab itu, jangan sampai kita yang masih diberi nikmat
umur panjang dan kesehatan untuk berjumpa bulan idaman ini, menyia-nyiakan begitu saja segala
fadhilah yang terdapat di dalamnya.

Untuk meraih macam ragam keutamaan Ramadhan, umat Muslim pun berlomba melaksanakan anjuran-
anjuran ibadah di dalamnya, mulai dari shalat tarawih yang terlihat padat di mushola dan masjid-masjid,
tadarus Al-Qur'an yang terdengar syiar di hampir setiap sudut kota dan desa, sedekah takjil yang
biasanya banyak dijumpai di masjid-masjid pinggir jalan, dan lain sebagainya. Semua itu dilakukan untuk
meraih keutamaan bulan suci ini.

Termasuk keutamaan itu, adalah tiga kado istimewa bulan suci Ramadhan, yaitu rahmat (kasih sayang
Allah), ampunan (maghfirah), dan masuk ke surga-Nya (terbebas dari api neraka), Rasulullah SAW
bersabda dalam salah satu haditsnya

‫آخ َرهُ َم ْغفِ َرة وَأوْ َسطُهُ َرحْ َمةٌ َر َمضَانَ َشه ِْرَأ َّو ُل‬ ٌ ‫ار ِمنَ ِع ْت‬
ِ ‫ق َو‬ ِ َّ‫الن‬

Artinya: "Awal Bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya pembebasan
dari api neraka." [Ibnu Khuzaimah]

Memang, kualitas hadits di atas dhaif (lemah) sebagaimana dijelaskan oleh Imam as-Suyuthi dalam
kitabnya, Jami'ul Ahadits. Sebab, hadits di atas diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam kitab Sahih-nya
dan bersumber dari Ali ibn Zaid ibn Jad'an yang divonis oleh para ulama sebagai orang yang dhaif.
Sementara orang yang meriwayatkan hadits tersebut dari Ali ibn Zaid adalah Yusuf bin Ziyad yang
divonis dhaif parah (dhaif jiddan). (Imam Suyuthi, Jami'ul Ahadits, t.t. juz 23, h. 176)

Anda mungkin juga menyukai