Jadi, dari Firman Allah SWT di atas bisa disimpulkan bahwa melaksanakan puasa Ramadhan
adalah wajib hukumnya, dimana hal tersebut adalah bentuk pertanggungjawaban manusia
kepada penciptanya secara langsung serta kegiatan yang menyangkut aspek hablum minallah.
Akan tetapi, dengan menjalankan puasa Ramadhan juga memiliki keterkaitan yang begitu erat
di antara manusia satu dengan manusia lainnya, seperti timbulnya rasa simpatik serta rasa
kebersamaan, timbulnya semangat untuk saling tolong menolong, dan masih banyak lagi. Selain
itu, puasa merupakan salah satu bentuk ketentuan Allah yang harus dijalankan oleh setiap
mukmin, dimana dalam syariat islam tujuan berpuasa adalah untuk meningkatkan kualitas
ketakwaan kita.(Baca : Puasa 1 Muharram, Sumber Syariat Islam)
1. Diampuni Dosanya yang Telah Lalu Keutamaan puasa Ramadhan pertama yakni dosa-
dosa yang telah lalu akan diampuni oleh Allah sebagaimana disebutkan dalam hadits
berikut:
َم ْن َص اَم َر َم َض اَن ِإيَم اًنا َو اْح ِتَس اًبا ُغ ِفَر َلُه َم ا َتَقَّد َم ِم ْن َذْنِبِه َو َم ْن َقاَم َلْيَلَة اْلَقْد ِر ِإيَم اًنا َو اْح ِتَس اًبا ُغ ِفَر َلُه َم ا َتَقَّد َم ِم ْن َذْنِبِه
Artinya: Siapa yang puasa Ramadhan dengan iman dan ihtisab, telah diampuni dosanya yang
telah lalu. Dan siapa yang bangun malam Qadar dengan iman dan ihtisab, telah diampuni
dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari Muslim)
الَّص َلَو اُت اْلَخ ْم ُس َو اْلُج ُمَع ُة ِإَلى اْلُج ُمَعِة َو َر َم َض اُن ِإَلى َر َم َض اَن ُم َك ِّفَر اٌت َم ا َبْيَنُهَّن ِإَذ ا اْج َتَنَب اْلَك َباِئَر
Artinya: “Shalat lima waktu dan juma’t ke Jum’at berikutnya, Ramadlan ke Ramadhan
berikutnya menghapus dosa (seseorang) di antara waktu tersebut selama ia menjauhi dosa-
dosa besar.” (HR. Muslim)
ُك ُّل َع َمِل اْبِن آَد َم ُيَض اَع ُف اْلَح َس َنُة َع ْش ُر َأْم َثاِلَها ِإَلى َس ْبِع ِم اَئِة ِض ْع ٍف َقاَل الَّل ََنا َأْج ِز ى ِبِه
Artinya: Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan
sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang
artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan
membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. (HR.
Muslim).
4. Doa Orang Puasa Mustajab Keutamaan puasa Ramadhan lainnya yakni doa orang yang
berpuasa akan dikabulkan Allah dengan syarat bersungguh-sungguh mematuhi perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya.
َو َيُقوُل، َو ُتْفَتُح َلَها َأْبَو اُب الَّس َم اَو اِت، َو َد ْع َو ُة اْلَم ْظُلوِم ُتْح َم ُل َع َلى اْلَغ َم اِم، َو الَّصاِئُم َح َّتى ُيْفِطَر، اِإْلَم اُم اْلَع اِد ُل: َثاَل َثٌة اَل ُتَر ُّد َد ْع َو ُتُهْم
َوِع َّز ِتي َأَلْنُص َر َّنَك َو َلْو َبْع َد ِح يٍن: الَّرُّب َع َّز َو َج َّل
Artinya: Tiga orang yang doa mereka tidak terhalang, yaitu imam (pemimpin) yang adil, orang
yang berpuasa hingga ia berbuka, dan doa orang yang dizholimi. Doa mereka dibawa ke atas
awan dan dibukakan pintu langit untuknya, lalu Allah Azza Wa Jalla berfirman: ‘Demi izzah-Ku,
Aku akan menolongmu meski setelah beberapa waktu.” (HR Ahmad, dari Abu Hurairah, shahih
lighairihi).
5. Mendapat Surga Ar Rayyan Keutamaan puasa Ramadhan selanjutnya yakni akan mendapat
tiket surga ar rayyan bagi yang menjalankannya dengan penuh keimanan.
َأْيَن الَّصاِئُم وَن ؟ َفَيُقوُم وَن َال: الَّرَّياُن َيْدُخ ل ِم ْنُه الَّصاِئُم وَن َيْو َم اْلِقَياَم ِة َال َيْدُخ ل ِم ْنُه َأَح ٌد َغْيُر ُهْم ُيَقال: ِإَّن ِفي اْلَج َّنِة َباًبا ُيَقال َلُه
َيْدُخ ل ِم ْنُه َأَح ٌد َغْيُر ُهْم َفِإَذ ا َد َخ ُلوا ُأْغ ِلَق َفَلْم َيْدُخ ل ِم ْنُه َأَح ٌد
Arrtinya: Di dalam surga ada sebuah pintu yang disebut pintu ar-Rayyan. Yang masuk melalui
pintu itu di hari kiamat hanyalah orang-orang yang berpuasa, yang lainnya tidak masuk lewat
pintu itu. Dan diserukan saat itu, ”Manakah orang-orang yang berpuasa?”. Maka mereka yang
berpuasa bangun untuk memasukinya, sedangkan yang lain tidak. Bilamana mereka telah
masuk, maka pintu itu ditutup dan tidak ada lagi yang bisa memasukinya.
6. Bau Mulut Orang Berpuasa Lebih Wangi Bau mulut orang puasa lebih wangi dari misik di sisi
Allah, maksudnya adalah orang yang puasa di dunia, nanti di akhirat bau mulutnya lebih wangi
dari misik.
7. Benteng Api Neraka Puasa merupakan benteng bagi yang melakukannya. Menurut para
ulama hadis, makna benteng dalam hadis ini adalah tabir yang berfungsi melindungi orang yang
berpuasa dari api neraka
8. Menjaga Hawa Nafsu Keutamaan puasa Ramadhan selanjutnya yakni menjaga hawa nafsu.
Sejatinya, puasa itu tidak hanya tidak makan dan minum yang menyebabkan puasa batal dari
segi Ilmu Fiqh, namun pahala (ganjaran) berpuasa menjadi batal, rusak, sia-sia karena tidak bisa
menahan hawa nafsu.
9. Allah Membalas Pahala Puasa Puasa adalah untuk Allah. Allah langsung yang membalas
pahala puasa menurut kehendak-Nya. Sedangkan amalan lain selain puasa, (manfaatnya)
adalah untuk dirinya sendiri.
10. Puasa Memberi Syafaat Amalan puasa memberi syafaat kepada orang yang
mengamalkannya. Rasulullah SAW bersabda : Puasa dan Alquran memberi syafaat bagi seorang
hamba pada hari kiamat. puasa berkata : Wahai Robb, aku telah menahannya dari makanan
dan syahwat maka berikanlah syafaat. Al-Quran berkata : Wahai Robb, aku telah menahannya
dari tidur dimalam hari maka berilah syafaat. Rosulullah berkata : maka keduanya memberi
syafaat. (HR Ahmad, Ath-Thabrany dan Al-Hakim).
1. Meningkatkan Ketaqwaan
Puasa Ramadan dapat meningkatkan ketaqwaan terhadap Allah Ta'ala sebab seseorang rela
menahan lapar, haus, dan hal-hal yang membatalkannya demi mengharap pahala kepada-Nya.
Hal tersebut juga telah disebutkan pada perintah melaksanakan puasa Ramadan yang
termaktub dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 183, Allah SWT berfirman:
َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ُك ِتَب َع َلْيُك ُم ٱلِّص َياُم َك َم ا ُك ِتَب َع َلى ٱَّلِذ يَن ِم ن َقْبِلُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَّتُقوَن
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" (QS Al-Baqarah: 183).
Sementara di malam hari, umat muslim berbuka puasa kemudian menunaikan sholat tarawih
dan melaksanakan amalan lain seperti membaca Al-Qur'an atau beriktikaf. Hal tersebut
dilakukan selama sebulan penuh sehingga tentu umat muslim dapat melatih diri untuk disiplin
waktu.
3. Melatih Kesabaran
Rasulullah SAW sangat menekankan kepada umatnya untuk bersabar pada saat berpuasa
dengan tidak boleh berkata kotor dan melakukan hal-hal lain yang membatalkan ibadahnya.
Dalam suatu hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
وإذا كاَن َيْو ُم َض ْو م َأحدكم فال يرفُت َو ال َيْص َح ُب َفِإْن َس اُبُه َأَح ٌد أو قائلُه َفْلَيُقْل ِإِّني اْم ُر ٌؤ َص اِئٌم
Artinya: "Jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah berkata-kata kotor
dan jangan pula bertindak bodoh. Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya,
hendaklah mengucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa." (HR Bukhari dan Muslim).
4. Mengekang Syahwat
Di antara hikmah disyariatkannya puasa yaitu dapat menahan dan mengekang syahwat sebab
orang yang berpuasa dilarang menuruti nafsu syahwatnya. Hal ini turut didasarkan pada sebuah
hadits, bahwa Nabi SAW bersabda:
يا معشر الشباب من استطاع منكم الباءة فليتزوج َفِإَّنُه َأْع ُض ِلْلَبَص ِر َو َأْح َص ُن الفرج ومن لم َيْسَتِط ْع َفَع َلْيِه ِبالُّص ْو ِم َفِإَّنُه َلُه وَج اَء
Artinya: "Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang memiliki kemampuan, maka
menikahlah. Karena itu akan lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan
barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu adalah tameng baginya."
(HR Bukhari dan Muslim).
Artinya: Sesungguhnya setan berjalan dalam diri manusia melalui aliran darah." (HR Bukhari dan
Muslim).
Apabila hati sehat, maka seluruh badan pun juga akan ikut sehat. Hal tersebut sebagaimana
sabda Nabi SAW:
َأاَل َو ِإَّن ِفي اْلَج َسِد ُم ْض َغ ًة ِإَذ ا َص َلَح ْت َص َلَح اْلَج َس ُد ُك ُّلُه َو ِإَذ ا َفَس َد ْت َفَس َد اْلَج َس ُد ُك ُّلُه َأاَل َوِهَي اْلَقْلُب
Artinya: "Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula
seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati."
(HR Bukhari dan Muslim).
Akan tetapi, manakala waktu berbuka telah tiba kemudian menyantap berbagai hidangan yang
tersedia, kita justru merasa sekali minum dan sekali makan sudah membuat perut terasa
penuh. Alhasil, terkadang makanan dan minuman berbuka masih tersisa.
Dari hal tersebut dapat dipetik pelajaran bahwa sebenarnya manusia hanya menuruti hawa
nafsu semata ketika menyediakan beragam hidangan di atas meja. Oleh karena itu, sedikit
berhemat kiranya lebih baik dilakukan.
Hal itu menjadi salah satu bentuk rasa syukur dengan menyadari betapa pentingnya nikmat
yang dimiliki selama ini.