Anda di halaman 1dari 4

Telah tibalah kita pada bulan Ramadhan.

Bulan spesial,
dimana pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka
ditutup, setan-setan dibelenggu dan pahala dilipat
gandakan. Ramadhan adalah bulan yang berlimpah
keberkahan. Permulaannya penuh dengan rahmah
(kasih sayang). Pertengahannya sarat dengan maghrifah
(ampunan). Pungkasannya adalah kebebasan dari api
neraka. Dan di dalamnya terdapat malam yang
merupakan sebaik-baik malam, malam yang sama
halnya dengan beribadah selama seribu bulan.
Ma’asirolmuslimin rohimakumulloh
ibadah puasa tidak hanya memiliki ketentuan hukum
yang menentukan sah tidaknya saja, tetapi juga memiliki
adab tertentu yang berpengaruh terhadap pahala yang
diterima oleh seseorang. Artinya adab berpuasa sangat
penting untuk diperhatikan karena menentukan kualitas
puasa kita di hadapan Allah subhanu wa’taála
sebagaimana nasihat Imam Al-Ghazali dalam risalahnya
berjudul al-Adab fid Din:

،‫ َوت َ ْركُ اْ ِّلم َر ِّاء‬،‫ب اْل ِّغذاَ ِّء‬ َ :‫الص َي ِّام‬


ُ ‫ط ِّي‬ ِّ ‫اب‬ ُ ‫آ َد‬
ُ‫ َوتَ ْرك‬،‫ب‬ ِّ ‫ض اْل َك ِّذ‬ُ ‫ َو َر ْف‬،‫َو ُم َجانَ َبةُ اْل ِّغ ْي َب ِّة‬
ِّ‫ص ْو ُن اْل َج َو ِّارحِّ َع ِّن اْلقَ َبائِّح‬ َ ‫ َو‬، ‫اْآل َذى‬
Keenam adab sebagaimana disebutkan di atas akan
diuraikan satu per satu berikut ini:

Pertama, ‫ب اْل ِّغذاَ ِّء‬ َ mengonsumsi makanan yang


ُ ‫ط ِّي‬
baik. Selama berpuasa khususnya di bulan Ramadhan,
makanan yang sebaiknya kita konsumsi adalah makanan
yang baik atau halalan thayyibah. Halalan artinya
dibenarkan oleh syar’I dan diterima dengan cara yang
baik. Thoyyiban artinya berasal dari sumber dan
bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Makanan yang baik
tidak identik dengan makanan yang lezat atau mahal,
tetapi adalah makanan yang sehat dan tentu saja juga
halal secara syarí. Beberapa makanan seperti yang
cepat saji, akan berbahaya bagi seseorang yang
mengidap kelesterol tinggi hal ini bisa jadi halal, tetapi
tidak thoyyiban. Intinya adalah makanan yang
dikonsumsi secara kesehatan baik untuk dikonsumsi dan
juga halal secara syarí.

Kedua, ‫اء‬ ِّ ‫ َوت َ ْركُ اْ ِّلم َر‬menghindari perselisihan.


Pertengkaran atau perselisihan bisa terjadi kapan saja.
Tetapi orang-orang berpuasa sangat dianjurkan menjaga
kesucian bulan Ramadhan dengan tidak melakukan
pertengkaran. Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah
yang dirawayatkan oleh Bukhari berikut ini:

َ ‫ ِّإنِّي‬:‫َو ِّإ ِّن ْام ُرؤٌ قَاتَلَهُ أ َ ْو شَات َ َمهُ فَ ْليَقُ ْل‬
‫صائِّ ٌم َم َّرتَي ِّْن‬
Artinya: “Dan jika seseorang mengajak bertengkar atau
mencela maka katakanlah, “ Sesungguhnya aku sedang
berpuasa. (Ucapkan hal ini dua kali)
Jamaah Jumat hafidhakumullah,

Ketiga, ‫َو ُم َجانَ َبةُ اْل ِّغ ْي َب ِّة‬


menjauhi ghibah/menggunjing
orang lain. Menggunjing orang lain di luar bulan
Ramadhan saja tidak baik, apalagi selama puasa di bulan
suci ini. Tentu dosanya lebih besar dan dapat
menghilangkan pahala berpuasa itu sendiri. Oleh karena
itu setiap orang yang berpuasa perlu menyadari hal ini
sehingga bisa bersikap hati-hati dalam menjaga lisannya.
Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam yang diriwayatkan Al-Bukhari sebagai berikut:

‫ان‬ َ ‫ان فِّي ِّح ْف ِّظ ِّالل‬


ِّ ‫س‬ َ ‫س ََل َمةُ اْ ِِّل ْن‬
ِّ ‫س‬ َ
Artinya: “Keselamatan manusia bergantung pada
kemampuannya menjaga lisan.”

Keempat,‫كذِّب‬َ ‫ض اْل‬
ُ ‫ َو َر ْف‬menolak dusta. Di saat puasa,
kita harus mampu menghindari berkata dusta karena
dusta dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan
pahala berpuasa. Kita juga harus mampu menahan diri
dari melakukan sumpah palsu sebab hal ini juga dapat
merusak kualitas ibadah puasa kita. Hal tersebut
sebagaimana disinggung Rasulullah dalam haditsnya
yang diriwayatkan oleh At-Thabrani sebagai berikut:

‫ف ِّفي ِّه‬ُ ‫ع‬ َ ‫ضا‬ َ ُ‫ت ت‬ َ ‫ضانَ فَإِّ َّن ْال َح‬
ِّ ‫سنَا‬ َ ‫فَاتَّقُوا‬
َ ‫ش ْه َر َر َم‬
ُ‫س ِّيئ َات‬ َّ ‫َو َكذَلِّكَ ال‬
Artinya: “Takutlah kalian terhadap bulan Ramadhan
karena pada bulan ini, kebaikan dilipatkan sebagaimana
dosa juga dilipat-gandakan.”

Kelima, ‫َوت َ ْركُ اْآلذَى‬


tidak menyakiti orang lain.
Menyakiti orang lain baik secara fisik maupun secara
verbal itu merupakan perbuatan tercela. Setiap
perbuatan tercela berdampak langsung terhadap kualitas
ibadah puasa kita. Ibadah puasa yang kita jalani dengan
susah payah akan sia-sia tanpa pahala apabila kita tidak
mampu menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang
dapat menyakiti orang lain.
Keenam, menjaga anggota badan dari segala macam
perbuatan buruk. Singkatnya, jangan sampai kita
berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa selain haus
dan dahaga saja karena banyak melanggar adab
berpuasa sebagaiamana dikhawatirkan Rasululllah
shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan Imam Ahmad sebagai berikut:

‫س‬ َ َ‫ام ِّه إالَّ اْل ُج ْوعُ َواْلع‬


ُ ‫ط‬ ِّ ‫ْس لَهُ ِّم ْن‬
ِّ َ‫صي‬ َ ‫صائِّ ٍم لَي‬
َ ‫َك ْم ِّم ْن‬
Artinya: “Banyak orang yang berpuasa, namun mereka
tidak mendapatkan apa pun selain dari pada lapar dan
dahaga.”
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang
mendapat rahmat dan pertolongan dari Allah subhanahu
wata’ala sehingga ibadah puasa tahun ini akan dapat kita
laksanakan dengan sebaik-baiknya tanpa melanggar
ketentuan hukum dan adab berpuasa. Amin ya rabbal
alamin.

‫مان‬
ِّ ْ‫الرح‬ َّ ‫هللا‬ِّ ‫ بِّس ِّْم‬،‫الر ِّجي ْم‬
َّ ‫ْطان‬ِّ ‫شي‬َّ ‫هلل ِّمنَ ال‬ ِّ ‫عوذُ بِّا‬ُ ‫أ‬
‫سدِّيداا‬ َ ‫َّللا َوقُولُوا قَ ْو اال‬ َ َّ ‫ يَا أَيُّ َها الَّذِّينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬:‫الر ِّحي ْم‬
َّ
‫ي َوإِّيا ُك ْم‬ ْ ِّ‫ َونَفَعَن‬،‫آن العَ ِّظي ِّْم‬ِّ ‫ي َولك ْم فِّي القُ ْر‬ ْ ‫با َ َركَ هللاُ ِّل‬
.‫ت و ِّذ ْك ِّر ال َح ِّكي ِّْم‬ِّ ‫بِّاآليا‬

Anda mungkin juga menyukai