Anda di halaman 1dari 6

NASKAH KULTUM f01/01/03/2024

Oleh: Muh. Fatahillah Suparman, MPsi, MPd

PUASA; RAHASIA, KEWAJIBAN DAN HAL-HAL


YANG TERKAIT

Assalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
َ ْ َْ
،‫لله َربِ ال َعال ِم ْي َن‬ ِِ ِ‫ ال َح ْمد‬،‫الر ِح ْي ِم‬ َّ ِ‫الر ْح َمن‬
َّ ‫الله‬
ِِ ‫م‬ ِ ِ ‫ِب ْس‬
َ‫ن‬ ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َّ َ َ َّ َ
ِ ‫اء والمرس ِلي‬ ِِ ‫ف األن ِبي‬ ِ ِ ‫والصالةِ والسالمِ على أشر‬
َ َ َ َ ََ َ
ِ‫أ َّما َب ْعد‬. ‫ن‬ َِ ‫َسي ِدنا م َح َّمدِ َوعلى ا ِل ِِه َوا ْص َح ِب ِِه أ ْج َم ِع ْي‬
Jamaah rahimakumullah...
Puji beserta syukur marilah kita panjatkan
kepada Allah yang telah memberikan beribu-ribu
nikmat. Shalawat dan salam senantiasa tercurah-
kan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
Wassalam, keluarganya, beserta sahabat.
Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya,
dan mendapat petunjuk hingga hari kiamat.
Berbahagia dengan sepenuhnya bahagia karena
Allah taqdirkan kita bisa bertemu dengan bulan
mulia, Ramadhan di tahun ini. Ramadhan mulia
karena didalamnya ada Al-Quran, apapun yang
bersentuhan dengan Al-Quran maka akan
terkena imbas positif kemuliaan. Sementara
ibadah puasa sangat mulia karena ibadah ini
dinisbatkan langsung dengan sang Kholiq, Allah
Subhanahu Wata'ala.
Jamaah rahimakumullah...
Didalam kita kitab Minhajul Qashidin, yang
ditulis oleh Ibnu Qudamah Al-Maqdishi, dalam
Kitabush-Shiyam wa Asrorihi wa muhimmatihi
wama yata'allaqu bihi (Bab Puasa, dan rahasia-
rahasia, kewajiban-kewajiban, dan yang
berkaitan dengan Itu) terdapat penjelasan yang
sangat menarik. Dalam kesempatan pertemuan
ini akan kita bahas.
Bahwa dalam puasa terdapat
kekhususan yang tidak ada
terdapat dalam ibadah-badah
lainnya. Kekhususan tersebut
adalah, karena puasa dinisbatkan
langsung kepada Allah Yang
Maha Mulia dan Maha Tinggi,
sebagaimana firman-Nya, dalam
hadis qudsi:
ْ َ ََ َ ْ َّ
ِ ‫يِب ِِه‬
ِ ‫الصوم ِِليِوأناِأجز‬
"Puasa adalah untuk-Ku dan Aku
akan memberi balasan
dengannya." (Hadits Qudsi).
Keagungan ibadah puasa ini,
karena nisbatnya langsung
kepada Sang Pemilik Alam
semesta.
Dan pastinya, lebih dari cukup
penisbatan ibadah puasa ini
sebagai suatu kehormatan bagi
hamba-Nya yang mau menger-
jakan ibadah puasa ini.
Dalam hal serupa, penisbatan Ka'bah sebagai
baitullah, rumah Allah, menjadikan ka'bah itu
menjadi barang yang sangat mulia dan dimulia-
kan seluruh kaum muslimin. Inilah firman-Nya:
َ
ِ‫َوطه ْر َِب ْي ِت َي‬
"Dan sucikanlah rumah-Ku." [Surah Al-Hajj,
22:26]
KEUTAMAAN PUASA
Jamaah rahimakumullah...
Adapun Keutamaan puasa memiliki dua makna:
PERTAMA, Puasa adalah amal batin yang tidak
terlihat oleh orang lain dan tidak dipengaruhi
oleh riya'; sehingga sangat besar peluang untuk
ikhlas dan kecil kemungkinan untuk riya'.
KEDUA, Puasa adalah cara jitu untuk mengalah-
kan musuh-musuh Allah (setan) yakni dengan
menahan syahwat. Hal ini karena senjata ampuh
setan adalah mendorong manusia untuk kecen-
derungan mendekati berbagai kemaksiatan dan
tempat-tempat yang penuh dengan maksiat dan
melampiaskan syahwat syaithoniyah. Dengan
puasa Allah jadikan jalur syahwat menjadi sempit
sehingga sempit pula jalan dosa dan maksiat,
tentunya bagi pelaku ibadah puasa tersebut.
Jamaah rahimakumullah...
SUNNAH DALAM PUASA
Berkaitan dengan sunnah-sunnah puasa adalah
sebagai berikut:
Sunnah untuk sahur, mengakhirkan sahur, mem-
percepat berbuka, dan berbuka dengan kurma.
Disunahkan untuk bermurah hati di bulan Rama-
dhan, banyak berbuat kebajikan, dan banyak
bersedekah, serta memperbanyak meneladani
Rasulullah dari berbagai sisi.
Disunahkan membanyak membaca Al-Qur'an,
lebih bagus lagi minimal satu kali khatam dalam
sebulan di bulan Ramadhan.
Disunnahkan melakukan i'tikaf di bulan
Ramadan, terutama pada 10 hari terakhir, dan
memperbanyak ibadah. Sebagaimana dijelaskan
dalam "Ash-Shahihain" dari hadits Aisyah, beliau
berkata:
ْ ْ َ َ َ َّ َ َ َّ َّ َ ُّ َّ َ َ
ِ‫ِصلىِاللهِعل ْي ِه َِو ِآل ِه َِو َسل َم ِِإذاِدخ َلِال َعش َر‬‫كانِالنبي‬
َ ْ َ َ َ َّ َ َ َ ْ َّ َ ْ َ َ َ َ ْ َّ َ َ َ ْ ِ ْ َ
ِ‫ِوأيقظِأهله‬،‫ِوأحياِالليل‬،‫ِشد ِِمئزره‬،]‫[يع ِنيِاأل ِخير‬
"Nabi Sahallallahu 'Alaihi Wassalam ketika
memasuki 10 hari terakhir [akhir bulan
Ramadan], beliau mengencangkan sarungnya,
menghidupkan malam, dan membangunkan
keluarganya."
Para ulama menyebutkan dua makna dari
mengencangkan sarungnya: Pertama, meng-
hindari hubungan dengan istri. Kedua,
menunjukkan kegigihan dan kesungguhan dalam
bekerja. Mereka mengatakan bahwa alasan Nabi
memperbanyak ibadah di 10 hari terakhir adalah
untuk mencari malam Lailatul Qadr.
Jamaah rahimakumullah...
RAHASIA-RAHASIA PUASA
Puasa memiliki tiga tingkatan: Shaumul-’umum,
Shaumul-khushush, Shaum khushushil-khushush
(puasa umum, puasa khusus, dan puasa khusus
yang khusus). Sedikit penjelasannya adalah
sebagai berikut:

 Puasa Umum adalah menahan perut dan


kemaluan dari memenuhi hawa nafsu.

 Puasa Khusus adalah menahan pandangan,


lidah, tangan, kaki, pendengaran,
penglihatan, dan semua anggota tubuh dari
dosa.

 Puasa Khusus yang Khusus adalah puasa hati


dari keinginan yang rendah, pikiran yang jauh
dari Allah, dan menahan diri dari segala
sesuatu selain Allah dengan totalitas. Puasa
ini memiliki penjelasan yang panjang yang
tidak dibahas di sini.
Sedikit lebih jauh tentang puasa tingkatan ketiga
ini yakni Puasa Khusus yang Khusus:
Puasa khususnya khusus. Mereka tidak saja
menahan diri dari maksiat, tapi juga menahan
hatinya dari keraguan akan hal-hal keakhiratan.
Menahan pikirannya dari masalah duniawi, serta
menjaga diri dari berpikir kepada selain Allah.
Standar batalnya puasa bagi mereka sangat
tinggi, yaitu apabila terbersit di dalam hati dan
pikirannya tentang selain Allah, seperti
cenderung memikirkan harta dan kekayaan
dunia.
Bahkan, menurut kelompok ketiga ini puasa
dapat terkurangi nilainya dan bahkan dianggap
batal apabila di dalam hati tersirat keraguan,
meski sedikit saja, atas kekuasaan Allah.
Puasa kategori level ketiga ini adalah puasanya
para nabi, shiddiqin dan muqarrabin, sementara
di level kedua adalah puasanya orang-orang
shalih. Akankah kita menjadi kelompok yang
mulia ini? Mari berlomba-lomba untuk menjadi
yang terbaik di Ramadhan tahun ini.
Jamaah rahimakumullah...
ADAB-ADAB PUASA
PERTAMA: Adapun adab puasa khusus
diantaranya adalah menundukkan pandangan,
menjaga lisan dari ucapan yang haram atau
makruh, atau dari ucapan yang tidak berguna,
dan menjaga bagian tubuh yang lain. Dalam
hadis dari riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda:
ٌ َ َ َّ َ ْ َ َ ْ ُّ ‫َم ْن َِل ْم َِي َد ْع َِق ْو َل‬
ِ‫اجة‬ ‫ِفليس ِِلل ِهِح‬،‫ِالزور َِوال َع َم َل ِِب ِه‬
َ َ َ َ َ َ َ َ ََ َْ
ِ‫ِفيِأنِيدعِطعامهِوشرابه‬
"Barangsiapa yang tidak meninggalkan
perkataan yang buruk dan perbuatan buruknya,
maka Allah tidak membutuhkan dia meninggal-
kan makanan dan minumannya (puasanya)."
Makna dari hadits tersebut adalah, Allah tidak
membutuhkan puasanya jika dia tidak
meninggalkan perilaku buruknya, karena dia
menahan diri dari halal di luar waktu berpuasa
dan tidak menahan diri dari yang haram di waktu
lainnya.
KEDUA: Adab lainnya adalah tidak kenyang
dengan makanan di malam hari, tetapi makan
secukupnya saja. Karena jika seseorang kenyang
pada awal malam, dia tidak akan mendapatkan
manfaat dari sisa malamnya.
Demikian juga, jika seseorang kenyang saat
sahur, dia tidak akan mendapatkan manfaat dari
sisa harinya hingga menjelang waktu zhuhur.
Banyak makanan menyebabkan kemalasan dan
melemahkan semangat, sehingga tujuan dari
puasa menjadi hilang.
Tujuan dari puasa adalah agar seseorang
merasakan lapar dan meninggalkan hal-hal yang
menggugah selera.
Yang pasti orang berpuasa itu hasil akhirnya
adalah taqwa, sebagaimana firman-Nya:
ََ َ ُ َ َ َ ُ َ َ َ ُ ْ َ ٰ َ ْ َّ َ ُّ َ
ِ‫بِعِلى‬ ‫بِعل ْيكمِالصيامِكماِك ِت‬ ‫يِايهاِال ِذينِامنواِك ِت‬
َ َّ َ ُ َ ُ َ
َّ َّ
ِ ‫ال ِذ ْي َن ِِم ْنِق ْب ِلك ْمِل َعلك ْمِتتق ْو‬
‫ن‬
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
(QS Al-Baqarah: 183)
Selamat menunaikan ibadah puasa di tahun ini,
dengan penuh harap Allah limpahkan ketaqwaan
kepada kita semua.
Jamaah rahimakumullah...
Demikian kultum singkat ini saya sampaikan,
moga menambah pengetahuan kita tentang
puasa hingga dapat memperbaiki dan menyem-
purnakan ibadah puasa kita. Allahumma Amien.
Dan pastinya mohon maaf bila ada yang kurang
berkenan. Sekian, wassalamualaikum Warah-
matullahi Wabarakatuh.”

Anda mungkin juga menyukai