KEISLAMAN SYARIAH OBITUARI RISALAH DOA TOKOH TAUHID PROFIL HIKMAH OPINI WAWA
NCARA PWNU NGALOGAT EKONOMI LAINNYA
Home
Warta
Sejarah
Taushiyah
Keislaman
Tokoh
Profil
Opini
Wawancara
PWNU
Ngalogat
Ekonomi
Lainnya
Khutbah Jumat Singkat: Sambut Ramadhan Dengan Penuh Rasa Gembira. (Ilustrasi: MRF).
َاْلَحْم ُد ِهّلِل اَلِذ ى َجَعَل َش ْهُر َر َم َض اَن َشْهَر اْلَخْيَر اِت َو اْلَبَر ََك ِة َشْهَر الَّطاَعاِت َو اْلَم َبَّراِت َشْهَر الّص َياِم َو اْلِقَياِم َو أْش َهُد
أْن ال ِالَه ِاالُهللا َو ْح َد ُه ال َش ِر ْيَك َلُه اْلُم ْنَفِر ُد ِباْلَو ْح َداِنّيِة َو اْلُقْد َرِة اّلِذ ى َفَّض َل َبْع َض الُّش ُهْو ِر َو اَالَّياِم َع َلى َبْع ٍض
َو َجَعَل َشْهَر َر َم َض اَن ِم َن الُّش ُهْو ِر اْلِع َظاِم َو أَّياَم ُه ِم َن االَّياِم اْلِكَر اِم َو أْش َهُد أَّن َس ِّيَدَنا ُمَحّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذ ى
أْر َس َلُه ُهللا َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِم ْيَن الّلُهَّم َص لي ِو َس ِّلْم َع َلى َع ْبِد َك َو َر ُسْو ِلَك َس ِّيِد َنا ُم َحّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َتِبَع ُهْم
َفَيا ِعَباَد ِهللا اَّتُقْو َهللا َو ال َتُغ َّر َّنُك ُم اْلَحَياَة الُّد ْنَيا َفِاَّن َم ِص ْيَر َها ِاَلى الَّز َو اِل. ِبِاْح َس اٍن ِاَلى َيْو ِم ِلَقاِء َر ِّبِهْم
Puja dan puji syukur kepada Allah karena pada tahun ini kita kita diberi
kesempatan kembali untuk bertemu dengan tamu yang sangat mulia, yakni
bulan suci Ramadhan. Oleh sebab itu, marilah kita bersama-sama
menyambut bulan suci ini dengan ucapan ahlan wa sahlan wa marhaban
ya ramadhan, selamat datang Ramadahan 1428 H, bulan yang dimuliakan
Allah, bulan yang penuh dengan barokah dan ampunan.
Baca Juga:
Doa-Doa Pilihan di Bulan Ramadhan
Perintah untuk menyambut bulan ini dengan penuh rasa kegembiraan
termaktub dalam sebuah hadis Rasulullah SAW yang berbunyi:
َقْد آََتاُك ْم َر َم َض اُن َس ِّيُد الُّش ُهْو ِر َفَم ْر َح ًبا ِبِه َو َاْهًال َج اَء َش ْهُر الِّص َياِم ِبَبَر َك اٍت َفأْك ِر ْم ِبِه
Bulan ini adalah bulan yang diberkati, bulan ini adalah bulan diturunkannya
Al-Qur'an, bulan ini adalah bulan terjadinya peristiwa Lailatul Qadar,
sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan dan di bulan juga
merupakan bulan dimana pintu maghfirah (ampunan) dibuka selebar-
lebarnya serta segenap amal kebajikan dilipatgandakan pahalanya.
Mengingat betapa mulianya bulan ini, maka alangkah bahagianya jika pada
momentum Ramadhan ini kita dapat bersama-sama meningkatkan kualitas
keimanan dan ketakwaan kita serta mengisinya dengan segala kebajikan.
Dalam ayat ini, tersirat makna bahwa sebenarnya puasa bukanlah ibadah
yang baru dilaksanakan ketika kedatangan Islam akan tetapi sudah
dilaksanakan jauh sebelumnya. Para pakar perbandingan agama
mendapatkan data bahwa sebelum mengenal agama Samawi, orang-orang
Mesir kuno, orang-orang Yunani dan Romawi telah mengenal puasa.
Demikian juga dengan orang-orang Majusi, Budha, Yahudi dan Kristen.
Dalam karyanya "al-Fahrasat" Ibnu Nadim menyebutkan bahwa orang-
orang Majusi berpuasa tiga puluh hari dalam setahun. Mereka juga
melakukan puasa-puasa sunnah yang ditujukan sebagai penghormatan
kepada bulan, Mars dan Matahari. Sementara At-Thabari dalam tafsirnya,
Jami` al-Bayan, menyebutkan bahwa seluruh pemeluk agama samawi (ahl
kitab) diwajibkan oleh Allah untuk melaksanakan puasa.
ُك ُّل َع َمِل اْبِن آَد َم َلُه ِاال الَّص ْو م َفِاَّنُه ِلي َو َاَنا أْج ِز ي ِبِه
"Semua amal anak Adam (manusia) untuk dirinya sendiri kecuali puasa,
sebab puasa itu adalah untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan
membalasnya."
Dalam konteks ini, puasa sebenarnya adalah latihan dan uji kesadaran
akan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah, Dzat yang mengetahui
dan mengawasi segenap tingkah laku manusia, baik yang terlihat maupun
yang tersembunyi. Jika seseorang yang berpuasa betul-betul berdasarkan
motivasi keimanan nan dapat menjaga tindak tanduknya selama berpuasa
maka ia akan mendapatkan pencerahan ruhani dan dikembalikan kepada
fitrahnya sebagai manusia, makhluk yang mulai tanpa bercak noda dan
dosa sebagaimana sabda Rasulullah:
َش ْهُر َر َم َض اَن َش ْهٌر َكَتَب ُهللا َع َلْيُك ْم ِص َياَم ُه وَس َّنَن َلُك ْم ِقَياَم ُه َفَم ْن َص اَم ُه َو َقاَم ُه ِاْيَم اًنا َو اْح ِتَس اًبا َخ َرَج ِم ْن ُذ ُنْو ِبِه
َك َيْو ٍم َو َلَد ْتُه ُاُّم ُه
Demikian juga dengan puasa Ramadhan. Di bulan ini, fisik kita dilatih
menahan lapar dan haus agar kita juga peka terhadap penderitaan orang-
orang miskin. Kita juga ditekankan untuk mengeluarkan infak dan sedekah
dari kelebihan harta yang kita miliki. Kesemuanya itu pada dasarnya
adalah sebuah pendidikan keimanan agar kita dapat merenung eksistensi
diri kita sebagai manusia dan hamba Allah. Lebih jauh lagi agar kita
memahami tugas kita sebagai umat Islam yang tidak hanya
bertanggungjawab kepada diri kita sendiri akan tetapi juga memiliki
tanggung jawab atas umat Islam yang lainnya.
َو الِّص َياُم ُج َّنٌة َفِاَذ ا َك اَن َيْو ُم َص ْو ِم أَحِد ُك ْم َفَال َيْر َفُث َو ال َيْص َخ ُب َفِاْن َس اَّبُه أَح ٌد أْو َقاَتَلُه َفاْلَيُقْل ِاِّنى َص اِئٌم
Artinya: "Puasa adalah perisai. Jika salah satu dari kalian sedang berpuasa
maka janganlah ia berkata kotor dan mengeraskan perkataan. Jika
seseorang mencacinya atau menantangnya maka hendaklah ia berkata:
'sesungguhnya aku sedang berpuasa."
Berfikir sehat, pengendalian emosi serta menahan amarah dan hawa nafsu
ini merupakan hal yang sangat penting dalam puasa. Karena sebagai
seorang yang sedang berpuasa maka ia harus dapat memlihara seluruh
panca inderanya untuk tidak melakukan larangan Allah, terutama tidak
melakukan hal-hal yang dapat menyakiti atau merugikan orang lain,
apalagi merampas harta orang lain.
Sahabat Jabir bin Abdullah pernah berkata:
ِاَذ ا ُص ْم َت َفاْلَيُص ْم َسْمَع َك َو َبَصَر َك َو ِلَس اَنَك َع ِن اْلَك ِذِب َو اْلَم ْأَثِم َو َد ْع َاَذ ى اْلَخاِدُم َو ْلَيُك ْن َع َلْيَك َو َقاٌر َو َسِكْيَنُة َيْو َم
ِص َياِم َك َو ال َتْج َع ْل َيْو َم ِفْطِرَك َوِص َياِم َك َس َو اًء
َر ّبَنا َتَقَّبْل َم َّنا ِاَّنَك َأْنَت الَّس ِم ْيُع اْلَعِلْيُم َو ُتْب َع َلْيَنا ِاَّنَك أْنَت الَّتَّواُب الَّر ِح ْيُم َو اْلَحْم ُد ِهّلِل َر ِّب اْلَع اَلِم ْيَن