Anda di halaman 1dari 5

AGAMA ISLAM

PENGERTIAN, RUKUN, SYARAT WAJIB, DAN HIKMAH PUASA

Dosen Pengampu : H. Ma'ruf, M.Ag

Disusun oleh :

Kelompok 5

Aulia Nur Rahmania (F1071221061)

Maya Novitasari (F1071221021)

Nova Siswanti Adtya (F1071221003)


A. Pengertian Puasa
Puasa dalam Al-Qur'an dan hadist disebut dengan kata ash-shiyam atau ash-shaum,
dan secara harfiah berarti (menahan diri dari sesuatu). Menurut istilah agama islam, puasa
adalag "menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual, dan segala yang
memebatalkan, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan niat karena Allah".
Jadi intinya puasa itu menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang bersifat membatalakan
puasa, dengan niat karena Allah SWT. Pengertian puasa ini semakna dengan apa yang
ditulis didalam kitab tafsir Al-Manar bahwa puasa adalah menahan diri dari makan, minum,
dan berhubungan suami-istri, mulai dari terbut fajar hingga Maghrib karena mengharap
ridha Allah, sebagai persiapan diri menuju ketakwaan kepada-Nya dengan jalan
memperhatikan dan mengendalikan kehendak pribadinya.

Puasa menurut syariat yaitu “menahan dirinya dari syahwat perut dan kemaluan mulai
terbit fajar hingga terbenam matahari”. Adapun perintah menjalankan ibadah puasa
Ramadhan terdapat dalam Al-Quran Surat Al Baqarah ayat 183.

Surat Al Baqarah Ayat 183 dan Artinya

َ‫ب َعلَى الَّ ِذ ْينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُوْ ۙن‬ َ ِ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ُكت‬
َ ِ‫ب َعلَ ْي ُك ُم الصِّ يَا ُم َك َما ُكت‬

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa


sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Surat Al Baqarah
ayat 183). Surat Al Baqarah Ayat 183 adalah ayat yang menjelaskan menjalankan ibadah
puasa. Surat Al Baqarah Ayat 183 ayat puasa yang dimulai dengan ajakan kepada setiap
orang yang memiliki iman. Dimulai dengan panggilan mesra, “wahai orang-orang yang
beriman”.

ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ال‬
Surat Al Baqarah Ayat 183 tercantum ‫صيَا ُم‬ َ ِ‫ ُكت‬yang artinya "diwajibkan atas
kamu berpuasa". Menjelaskan tentang kewajiban untuk berpuasa tanpa menunjuk siapa yang
mewajibkannya.

B. Rukun Puasa
1) Niat

Adapun niat puasa sebagai berikut :

‫ضا ِن ه ِذ ِه ال َّسنَ ِة هلِل ِ تَ َعالَى‬ ِ ْ‫صوْ َم َغ ٍد ع َْن َأدَا ِء فَر‬


َ ‫ض َشه ِْر َر َم‬ ُ ‫نَ َوي‬
َ ‫ْت‬

Arab-latin: Nawaitu shauma ghadin an'adai fardi syahri ramadhani hadzihisanati


lillahita'ala
Artinya:

"Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini,
karena Allah Ta'ala.

2) Menahan diri dari hal yang membatalkan puasa, sebagaimana yang sudah dijelaskan yaitu
puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan suami-istri dan segala
yang bisa membatalkan puasa, contoh lainnya yaitu muntah dengan sengaja, mengalami
haid, dan gila atau hilang akal.

C. Syarat Puasa
Syarat-Syarat Wajib Puasa

1. Beragama Islam

Bagi mereka yang tidak beragama Islam tidak diwajibkan puasa. Bila ia masuk Islam,
maka tidak wajib mengqadha puasanya yang telah lalu, karena setiap orang yang masuk
Islam diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Firman Allah SWT: “Katakanlah kepada
orang-orang yang kafir itu, jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan
mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang telah lalu; dan jika mereka kembali
lagi, sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah) terhadap orang-orang
dahulu”. (QS. al-Anfal, 8:38).

2. Berakal

Orang yang terganggu akalnya, atau gila tidak wajib berpuasa.

3. Baligh atau dewasa

Yaitu berumur lima belas tahun ke atas, atau sudah menstruasi bagi anak perempuan dan
mimpi sebagai tanda baligh bagi anak laki-laki, meskipun usianya belum mencapai umur
lima belas tahun. Anak yang belum baligh, sebagaimana disebutkan di atas tidak wajib
berpuasa. Namun demikian bila anak itu telah mumayyiz (bisa membedakan yang baik
dan yang buruk) kemudian ia melaksanakan puasa, maka puasanya sah. Oleh karena itu
sejak kecil anak-anak harus dilatih berpuasa, sehingga pada saat memasuki dewasa
mereka telah terbiasa melaksanakannya. Sabda Nabi SAW: ‫ث ع َْن النَّاِئ ِم َحتَّى‬ ٍ ‫ُرفِ َع ْالقَلَ ُم ع َْن ثَاَل‬
َ ‫ون َحتَّى يَ ْعقِ َل َأوْ يُفِي‬
‫ق‬ ِ ُ‫ير َحتَّى يَ ْكبُ َر َوع َْن ْال َمجْ ن‬ َّ ‫يَ ْستَ ْيقِظَ َوع َْن ال‬
ِ ‫ص ِغ‬
Ada tiga kelompok yang dibebaskan dari hukum, yaitu: (1) Orang yang tidur sehingga ia
bangun. (2) Anak-anak sampai ia baligh. (3) Orang gila sampai ia sembuh,”
(Hadis Shahih, riwayat Abu Dawud: 3822, al-Tirmidzi: 1343, al-Nasa'i: 3378, Ibn Majah:
2031, dan Ahmad: 910. teks hadis riwayat al-Nasa'i)

4. Mampu Berpuasa

Mereka yang tidak mampu berpuasa, karena sudah sangat tua, sakit dan sebagainya, tidak
wajib berpuasa, kewajiban itu diganti dengan membayar fidyah. Firman Allah SWT:
“Barang siapa yang sakit, atau sedang dalam perjalan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari-hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.
Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesulitan”. (QS. al-
Baqarah, 2:185). Pada ayat yang lain dijelaskan: “Dan wajib bagi mereka yang berat
menjalankannya, (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan
seorang miskin”.

D. Hikmah puasa
a) Menjadi Orang Bertakwa

Salah satu keutamaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada hambanya yang berpuasa
Ramadhan adalah derajat takwa. Memang benar banyak sekali jalan untuk mendapatkan
derajat takwa di sisi Allah SWT. Salah satu jalan tersebut yaitu dengan cara
menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan. Allah SWT berfirman:

َ‫ب َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬


َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬ َ ِ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ال‬

: Artinya

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana


diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa". (QS. Al Baqarah:
183.

b) Mengajarkan untuk Hidup Sederhana

Ketika berpuasa kita tidak banyak untuk membeli makanan atau minuman, dan menahan
diri dari segala hal duniawi. Hal ini juga sekaligus mengajarkan kita untuk hidup
berempati sosial pada lingkungan sekitar yang mungkin hidupnya lebih kurang beruntung
dari kita.
c) Menjaga Kesehatan

Manfaat dari puasa adalah kesehatan tubuh lebih terjaga dan dapat melakukan
detoksifikasi atau pengeluaran racun dalam tubuh. Hal ini tentu saja dapat membuat
tubuh kita lebih fit dan sehat. Hal ini karena tubuh kita beristirahat dari segala macam
makanan atau minuman yang tidak sehat serta dibatasi agar tidak banyak makan
berlebihan.

d) Melatih diri membiasakan istiqomah beribadah

Puasa ada yang wajib dan sunnah. Jika dilakukan secara terus menerus maka akan
menambah keistiqomahan kita dalam beribadah serta melaksanakan perintah-perintah
Allah lainnya.

e) Latihan Mengontrol Hawa Nafsu

Ketika sedang menjalankan ibadah puasa, alangkah baiknya menghabiskan waktu untuk
mengerjakan hal-hal positif yang dapat menciptakan kebaikan dan kebahagiaan dunia
serta akhirat. Puasa pun dapat menjadi benteng bagi diri untuk mencegah melakuka
perbuatan maksiat. Selama berpuasa, kita diminta untuk menjaga hawa nafsu dan
melindungi diri dari godaan setan.

DAFTAR PUSTAKA
Aditya, R. (2022). 10 Hikmah Puasa Ramadhan, Salah Satunya sebagai Penyucian Jiwa dan
Lailatul Qadar. https://www.suara.com/news/2022/03/24/074946/10-hikmah-puasa-
ramadhan-salah-satunya-sebagai-penyucian-jiwa-dan-lailatul-qadar?page=all. Diakses
pada tanggal 5 September 2022.

Ananda. (2022). Syarat Wajib Puasa, Rukun, Pelaksanaan, dan Macam Puasa Sunah.
(https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/best-seller/syarat-wajib-puasa/
amp/). Di akses pada tanggal 5 September 2022.

Kastolani. (2022). 21 Hikmah Puasa Ramadhan, Hadist dan Arti serta Keutamaan.
https://www.inews.id/lifestyle/muslim/hikmah-puasa-ramadhan-hadits-dan-
arti#google_vignette . Diakses pada tanggal 5 September 2022.

Zuhdi, M. N., Sumaji, M. A. (2008). Masalah Puasa. Indonesia: Penerbit Tiga Serangkai.

Anda mungkin juga menyukai