Anda di halaman 1dari 26

PESANTREN

RAMADHAN
1444 H
SMP NEGERI 1
MARTAPURA BARAT
IBADAH PUASA

Ditinjau dari hukumnya, puasa dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:


• Puasa wajib seperti puasa ramadhan, puasa kifarah, puasa qadla, serta puasa nazar
• Puasa sunnah. Macam – Macam Puasa Sunnah seperti puasa enam hari Syawal, puasa
Arafah, puasa Tasu’a dan Asyura, puasa ayyamul bidh, puasa Senin Kamis, puasa Daud,
dan sebagainya.
• Puasa makruh seperti mengkhususkan bulan Rajab untuk berpuasa, mengkhususkan hari
Jum’at untuk berpuasa
• Puasa haram, seperti puasa pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha dan puasa pada hari
tasyrik.
PENGERTIAN PUASA
RAMADHAN
Puasa Ramadhan merupakan pelaksanaan dari Rukun Iman yang keempat yang telah
diperintahkan oleh Allah SWT kepada seluruh hamba-Nya yang beriman.
Allah telah berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 183, yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
PENGERTIAN PUASA
RAMADHAN
Selain ayat 183, dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 185 juga tampak sekali tentang kewajiban bagi umat muslim
dalam menjalankan puasa Ramadhan
“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu,
barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat inggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada
bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa),
sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan
tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS. Al Baqarah:
185)
PENGERTIAN PUASA
RAMADHAN
Jadi, dari Firman Allah SWT di atas bisa disimpulkan bahwa melaksanakan puasa Ramadhan adalah wajib
hukumnya, dimana hal tersebut adalah bentuk pertanggungjawaban manusia kepada penciptanya secara
langsung serta kegiatan yang menyangkut aspek hablum minallah.

Akan tetapi, dengan menjalankan puasa Ramadhan juga memiliki keterkaitan yang begitu erat di antara
manusia satu dengan manusia lainnya, seperti timbulnya rasa simpatik serta rasa kebersamaan, timbulnya
semangat untuk saling tolong menolong, dan masih banyak lagi. Selain itu, puasa merupakan salah satu
bentuk ketentuan Allah yang harus dijalankan oleh setiap mukmin, dimana dalam syariat islam tujuan
berpuasa adalah untuk meningkatkan kualitas ketakwaan kita.
RUKUN PUASA
RAMADHAN
Adapun rukun puasa Ramadhan antara lain
• Niat
Niat dan doa di bulan Ramadhan merupakan tahapan penting dalam menjalankan puasa Ramadhan
maupun ibadah-ibadah lainnya. Dimana, hal tersebut merupakan Persiapan Puasa Ramadhan yang
dilakukan sebelum melaksanakan puasa maupun jenis ibadah lainnya.
Dalam sebuah Hadist yang diriwayatkan oleh Jamaah, Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam
bersabda, yang artinya:
“Sesungguhnya amal tergantung dari niat, dan setiap manusia hanya memperoleh apa yang
diniatkannya.”
RUKUN PUASA
RAMADHAN
Niat Doa Puasa Ramadhan diucapkan sebelum fajar tiba. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh 5
orang perawi dari Hafsah.
Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda:
“Barang siapa tidak berniat berpuasa sebelum fajar, tak ada puasa baginya.”
RUKUN PUASA
RAMADHAN
2. Menahan diri dari kegiatan makan, minum, bersetubuh, maupun hal-hal lainnya yang dapat
membatalkan puasa
Allah telah berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 187, yang artinya:
“Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri kamu. Mereka adalah pakaian
bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu,
karena itu Allah mengampuni dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa
yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang
hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu
campuri mereka, ketika kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu
mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa.”
syarat puasa ramadhan

SYARAT WAJIB PUASA

SYARAT SAH PUASA


syarat WAJIB puasa
Yang dimaksudkan dengan syarat wajib berpuasa yaitu apabila seseorang telah tiba pada
masa tertentu, maka ia wajib melaksanakan ibadah tersebut. Adapun syarat wajib puasa
adalah:
• Berakal, artinya puasa diwajibkan bagi mereka yang waras dalam berfikir sebagai
seorang manusia. Dengan kata lain tidak gila, tidak sadarkan diri (koma)
• Kuat mengerjakan puasa, artinya apabila seseorang sedang dalam keadaan sakit
yang apabila dengan berpuasa akan mendatangkan beban kepada dirinya seperti
penyakit yang ia derita semakin parah atau sesorang yang sedang dalam perjalanan
jauh (seorang musafir) maka ia tidak diwajibkan untuk berpuasa.
syarat WAJIB puasa

• Baligh, artinya puasa diwajibkan bagi mereka yang telah mencapai usia baligh

disisi syarak. Adapun tanda seseorang yang bisa dikatakan baligh antara lain

adalah:

• Ihtilam (keluar air mani baik dalam keadaan sadar maupun sedang bermimpi).

• Tumbuhnya bulu pada kemaluan.

• Pada wanita terdapat dua tanda khusus yakni datangnya haid serta kehamilan.
syarat SAH puasa

• Islam, artinya puasa Ramadhan telah disyariatkan bagi umat Islam, dan bukan bagi

orang-orang yang kafir.

• Mumayiz, artinya mampu membedakan yang baik dan yang tidak baik.

• Suci dari Haid dan nifas bagi kaum wanita, artinya jika seorang wanita sedang dalam

keadaan haid maupun nifas, maka ia tidak diperbolehkan untuk berpuasa, akan tetapi ia

wajib menggantikannya di lain hari sebanyak puasa yang telah ia tinggalkan di bulan

tersebut.
Hal-hal yang memperbolehkan untuk berbuka puasa (tidak
berpuasa)

Dalam perjalanan jauh

Mereka yang sedang dalam perjalanan jauh atau bepergian dengan ukuran yang boleh mengerjakan shalat

qashar dan tujuan dari bepergian tersebut adalah tidak untuk kemaksiatan. Mereka yang mengalami hal

tersebut memiliki kewajiban untuk mengqada puasanya di lain hari.

Kita bisa melihat dalilnya dari cuplikan Firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 184, Allah SWT telah

berfirman, yang artinya:

“(Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam

perjalanan (lalu dia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada

hari-hari yang lain.”


Hal-hal yang memperbolehkan untuk berbuka puasa (tidak
berpuasa)

Berusia Lanjut

Mereka yang tidak kuat berpuasa karena sudah tua dan tidak memungkinkan bagi mereka untuk

menjalankan ibadah tersebut. Orang-orang seperti itu tidak diwajibkan untuk mengqadlanya, akan tetapi ia

diwajibkan untuk mengeluarkan fidyah jikalau ia mampu mengeluarkannya.

Kita bisa melihat dalilnya dari cuplikan Firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 184, Allah SWT telah

berfirman, yang artinya:


“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah,
(yaitu), memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan,
maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Hal-hal yang memperbolehkan untuk berbuka puasa (tidak
berpuasa)

Dalam Keadaan Sakit

Mereka yang sedang dalam keadaan sakit dan bisa sembuh lagi. Bagi orang-orang seperti ini, terdapat kewajiban

untuk menqadla puasanya dikemudian hari setelah ia sembuh, akan tetapi jika ia tidak dapat mengqadlanya, ma ia

berkewajiban untuk membayar fidyah jika ia mampu.

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, Al-Baihaqi, Rasulullah Sholallahu Alaihi

Wassalam bersabda, yang artinya:


“Maka ditetapkanlah kewajiban puasa bagi setiap orang yang mukim dan sehat dan diberi rukhsah (keringanan)
untuk orang yang sakit dan bermusafir dan ditetapkan cukup memberi makan orang miskin bagi orang yang sudah
sangat tua dan tidak mampu puasa.”
Hal-hal yang memperbolehkan untuk berbuka puasa (tidak
berpuasa)

Wanita Menyusui dan Hamil

Bagi mereka terdapat kewajiban untuk mengqadha puasa di kemudian hari atau dengan cara membayar fidyah.

Beberapa ulama menyatakan bahwa bagi wanita hamil dan menyusui selain kewajiban membayar fidyah, maka ia

wajib mengganti puasanya di lain hari.

Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda, yang artinya:


“Wanita yang hamil dan wanita yang menyusui apabila khawatir atas kesehatan anak-anak mereka, maka boleh
tidak puasa dan cukup membayar fidyah memberi makan orang miskin “ (HR. Abu Dawud).
SUNAH-SUNAH DALAM
BERPUASA
• Sahur yang hendaknya dilakukan pada akhir malam meskipun hanya dengan seteguk air saja. Hal ini dilakukan

dengan tujuan agar menjadi kekuatan bagi mereka yang berpuasa. Sebaiknya sahur diakhiri sebelum terbitnya

fajar. Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda, yang artinya:

“Sahur itu suatu berkah. Maka janganlah kamu meninggalkannya, walaupun hanya dengan meneguk seteguk
air, karena sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas orang yang bersahur.” [HR. Ahmad]
SUNAH-SUNAH DALAM
BERPUASA
• Menyegerakan untuk berbuka puasa apabila telah nyata benar waktu terbenam matahari. Dan sangat

dianjurkan bagi mereka yang berpuasa untuk berbuka puasa dengan kurma atau makanan yang manis-manis,

atau juga bisa dengan air saja. Dalam sebuah hadist,Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassalam bersabda, yang

artinya:
“Apabila seseorang diantara kalian berbuka, maka hendaklah ia berbuka dengan korma. Jika ia tidak
memperoleh korma, hendaklah ia berbuka dengan air, karena air itu bersih dan membersihkan.” [HR. Abu
Dawud dan At-Tirmidzi dari Sulaiman bin ‘Amir]
SUNAH-SUNAH DALAM
BERPUASA
• Membaca Niat Buka Puasa. Adapun niat do’a berbuka puasa yang sering kita dengar adalah “Allahumma laka

shumtu wa bika amantu wa ‘alaa rizqika afthartu birahmatika ya arhamarrohimin.”Yang artinya:“Ya Allah bagi

Engkau aku berpuasa dan dengan Engkau beriman aku dengan rezeki Engkau aku berbuka dengan rahmat

Engkau wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang.”


SUNAH-SUNAH DALAM
BERPUASA
• Berhati-hati dalam perkataan (menjaga lisan) serta bertaubat agar tidak terjatuh dalam perbuatan

kemaksiatan

• Memperbanyak kegiatan beribadah seperti membaca, menghayati, serta mengamalkan Alqur’an.

• Melaksanakan shalat tarawih pada malam hari serta shalat-shalat malam seperti tahajud dan

shalat witir.

• Beri’tikaf di dalam masjid untuk mengharapkan Malam Lailatul Qadar.

• Meninggalkan Hal-Hal yang Membatalkan Puasa.


hal-hal yang membatalkan puasa
• Makan dan minum disiang hari secara sengaja. Lalu bagaimana jika tidak sengaja? Dalam sebuah hadist,
Rasulullah Sholallahu alaihi Wassalam bersabda, yang artinya “Barangsiapa yang terlupa, sedang dia dalam
keadaan puasa, kemudian ia makan atau minum, maka hendaklah ia sempurnakan puasanya. Hal itu karena
sesungguhnya Allah hendak memberinya karunia makan dan minu.”
• Muntah yang dilakukan dengan sengaja, sedangkan jika hal tersebut tidak sengaja dilakukan, maka puasanya
dianggap masih sah. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi, rasulullah
Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda, yang artinya “Barangsiapa yang muntah dengan tidak sengaja, padahal
ia sedang puasa, maka tidak wajib qadha (puasanya tetap sah), sedang barangsiapa yang berusaha sehinggga
muntah dengan sengaja, maka hendaklah ia mengqadha (puasanya batal)”
hal-hal yang membatalkan puasa

• Terbersit niat untuk berbuka puasa di siang hari

• Bersetubuh atau melakukan hubungan badan secara disengaja di siang hari. Hal ini selain membatalkan

puasa, juga ia juga wajib menjalankan puasa selama 60 hari secara terus menerus.
• Mendapatkan haid di siang hari pada saat masih berpuasa.
hal-hal yang diperbolehkan selama berpuasa

• Menyiramkan air ke atas kepala di siang hari yang disebabkan oleh rasa haus maupun karena udara yang

sangat panas. Hal yang sama juga berlaku pada kegiatan menyelam kedalam air pada siang hari, selama
dalam melakukannya kita tidak menelan air tersebut secara sengaja.
• Melakukan Mandi Wajib atau mandi junub setelah adzan subuh berkumandang.
• Berhijamah disiang hari. Hijamah adalah proses membuang darah kotor yang bertoksin dan beracun yang

berbahaya, dari tubuh badan kita melalui permukaan kulit.


hal-hal yang diperbolehkan selama berpuasa

• Menggauli, menciumi, serta mencumbu istri di siang hari tetapi tidak sampai bersetubuh.
• Menghirup air ke dalam hidung (beristiyak) terutama pada saat sedang berwudlu, dengan catatan tidak

terlalu kuat pada saat melakukannya.


• Mencicipi makanan pada saat memasak.
• Disuntik pada siang hari.
hikmah puasa bulan ramadhan

• Melatih kesabaran
• Membentuk akhlaqul karimah
• Dapat mengembangkan nilai-nilai sosial
• Memperbaiki kondisi fisik dan kesehatan
• Menumbuhkan rasa syukur dalam diri setiap insan
• Meningkatkan ketaqwaan dalam diri seseorang
• Membersihkan diri dari dosa-dosa yang pernah dilakukan
• Membiasakan pola hidup hemat dan cermat.
terima kasih
atas
perhatiannya

Edited by Chandra Mei Rizza,

Anda mungkin juga menyukai