Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah pandangan hidup yang seimbang dan terpadu didesain untuk mengantarkan
kebahagiaan manusia melalui peningkatan kebutuhan melalui kebutuhan-kebutuhan moral
dan persaudaraan antar masyarakat.1 Hal ini dapat tercermin dalam ibadah misalnya puasa
dan zakat.
Yang mendorong penulisan makalah ini adalah adalah niat untuk memberikan
peringatan kepada kaum muslimin yang masih meremehkan puasa dan zakat, mereka banyak
yang tidak menjalankan atau menunaikan puasa dan juga tidak mengeluarkan zakat
sebagaimana cara yang telah disyariatkan atau ditentukan, meski perkara ini besar dam
merupakan salah satu dari lima rukun Islam dimana bangunan Islam tidak akan tegak
tanpanya. "Islam dibangun di atas lima landasan/rukun : syahadat bahwa tiada Tuhan selain
Allah dan Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa ramadhan
dan haji ". Ini menunjukkan bahwa puasa dan zakat merupakan bagian penting dalam
kehidupan umat Islam.

Kewajiban puasa dan zakat pada umat muslim adalah diantara kebaikan Islam yang
paling menonjol dan perhatiannya urusan para pemeluknya. Namun banyak umat muslim
yang tidak menjalani ataupun menunaikannya karena kepentingan duniawi. Seperti puasa
banyak dikalangan umat muslin yang tidak menjalani ataupun menunaikannya, sedangkan
puasa merupakan kewajiban bagi umat Islam yang hanya setahun sekali dijalani atau
ditunaikan tetapi banyak umat muslim yang tidak mengerjakannya begitupun dengan zakat
banyak umat muslim yang tidak menunaikannya ataupun kikir maupun pelit untuk
mengeluarkan sedikit hartanya untuk menolong orang-orang yang mebutuhkan diluar sana.
Ataupun didalam kitab Sunnah serta ijma telah menunjukkan kewajibannya, barang siapa
yang mengingkari kewajibannya maka ia adalah fakir dan murtad dari Islam dan harus
diminta agar bertaubat, jika tidak bertaubat dibunuh, dan barang kikir dengan dengan enggan
mengeluarkan zakat atau mengurangi sesuatu darinya maka ia termasuk orang-orang zhalim
yang berhak atas sangsi dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bersedekah/berzakat tidak akan
membuat kita miskin sebab membantu orang lain adalah sikap mulia yang disukai oleh Allah
Subhanallahu wa Ta'ala.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian puasa dan Sebutkan macam-macam puasa ?


2. Apa pengertian Zakat dan Sebutkan jenis-jenis zakkat ?
3. Jelaskan Tentang Pendistribusian Zakat !
C. Tujuan

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang puasa dan zakat.


b. Untuk lebih mengetahui secara dalam tentang puasa dan zakat.
c. Untuk mengetahui macam-macam puasa dan zakat.

1
Misbahuddin.E-Commerce dan Hukum Islam.(Makassar:Alauddin University Press,2012) cet ke-2.h.1-2
1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa dan Macam-macam Puasa

1.Pengertian Puasa

Pengertian puasa secara etimologis puasa berarti menahan Allah Subhanahu wa


Ta'ala. Sabda Rasulullah :

ِ َ‫ َوغَاب‬: ‫صلَّى اهل ُل َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُوْ ُل اِ َذااَ ْقبَ َل اللَّ ْي ُل َواَ ْدبَ َرا لنَّهَا ُر‬
‫ت ال َّش ْمسُ فَقَ ْد اَ ْفطَ َر‬ َ ‫ى‬َّ ِ‫ْت النَّب‬
ُ ‫ع َِن ا ْب ِن ُع َم َرقَا َل َس ِمع‬
‫الصَّاِئ ُم رواه البخارى و مسلم‬

Dari Ibnu Umar Ia berkata : " saya telah mendengar nabi Muhammad Shalallahu
alaihi wa salam bersabda " apabila malam datang siang lenyal dan matahari sudah
terbenam maka sesungguhnya telah datang waktu berbuka bagi orang yang berpuasa" ".
( HR. Bukhari dan Muslim ).

Sedangkan secara terminologi puasa terdapat dalam Subul Al-Salam, para ulama
Fiqih mengartikan puasa sebagai berikut :

‫ك‬ َ ‫وع َويَ ْتبَ ُع َذلِل‬


ُ ‫ك اإلِ ْم َسا‬ ِ : ‫ع فِ ْي النَّهَا‬ ِ ‫األكل َوال َّشرْ ب َو ْال ِج َما‬
ِ ْ‫ع َو َغي ِْرها َ ِم َّما َو َر َد بِ ِه ال ّشر‬ ِ ‫ك َع ِن‬ ُ َ ‫اَلصِّيا َ ُماإلِ ْمسا‬
َ ْ‫رط َم ْخصُو‬
‫ص ٍة‬ ٍ ْ‫ص ًوص بِ ُشرُو‬ ْ ْ ْ
ٍ ‫كآلم ال َمحْ َر ِم ِر َعلَي ال َوح ِد ال َم ْش ُر َو ال َم ْكرُوْ ِه يف َو ْق‬
ُ ‫ت َم ْخ‬ ْ
ِ ‫ث َو َغي ِْرهَا ِمنَ ال‬ ِ َ‫ع َِن اللَّ ْغ ِو وال َّرف‬

" Puasa adalah menahan dari makan, minum dan lain-lainnya, sepanjang hari
menurut ketentuan Syara', disertai dengan menahan diri dari perkataan yang sia-sia,
perkataan yang kotor dan lainnya baik yang diharamkan maupun yang dimakhruhkan
pada yang telah ditetapkan pula." 2

Dalam Islam puasa adalah rukun Islam yang ketiga yang wajib dilaksanakan
seorang muslim yang mukallaf, bentuknya dengan menahan diri dari segala yang
membatalkannya mulai daru terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Dan wajib
dilakukan sesuai dengan syarat, rukun dan larangan yang telah ditentukan.

Secara Syara' dalam kitab Qorin dijelaskan bahwa puasa adalah menahan diri dari
sesuatu yang membatalkan puasa dengan niat tertentu, mulai dari terbitnya fajar sampai
tenggelamnya matahari.

Adapun puasa dalam bahasa Arab disebut As-saum dan As-Siyam yang berarti
menahan diri. Maksudnya menahan diri dari makan dan minum serta perbuatan yang
membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sampai tenggelamnya matahari. Umat Islam
juga dikehendaki untuk menahan diri dari perbuatan yang tidak baik dan kata-kata
kotor.

Terdapat dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala tentang puasa yaitu :

َ‫ب َعلَى الَّ ِذ ْينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُوْ ن‬


َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬ َ ِ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ال‬

2
Hasan Saleh.Kajian Fiqih Nabawi dan Fiqih Kontemporer.(Jakarta:Rajawali Pers,2008) h.174-175
2
" Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa " (Q.S Al-
Baqarah:183)

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian puasa adalah menahan diri dari segala
sesuatu seperti makan, minum dan perbuatan-perbuatan yang tidak baik yang dapat
membatalkan puasa ataupun merupakan kewajiban seorang muslim untuk
menjalani/menunaikan puasa, yang mulai pada terbit fajar sampai terbenamnya
matahari.

2.Macam-Macam Puasa
Puasa dalam syariat Islam ada dua macam yaitu shalat wajib dan Sunnah. Puasa
wajib ada tiga macam, puasa yang terikat dengan waktu ( puasa ramadhan selama
sebulan ), puasa yang wajib karena ada illat seperti puasa sebagai kafarat dan puasa
seseorang yang mewajibkan pada dirinya sendiri yaitu puasa nazar.
Menurut para ahli fiqih puasa yang ditetapkan syariat ada empat macam yaitu :
a. Puasa Fardhu
Puasa Fardhu adalah puasa yang harus dilaksanakan berdasarkan
ketentuan syari'at Islam. Yang termasuk kedalam puasa Fardhu yaitu :
a) Puasa Bulan Ramadhan

Puasa Ramadhan dilakukan atas perintah Allah Subhanahu wa


Ta'ala dalam Qur'an surah Al-Baqarah ayat 183 yang artinya : " Wahai
orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa ".

Orang yang wajib berpuasa ramadhan adalah orang yang


baligh, sehat jasmani dan rohani dan bukan musafir.
b) Puasa Kafarat
Puasa Kafarat adalah puasa penebusan yang dikarenakan
pelanggaran terhadap suatu hukum atau kelalaian dalam
melaksanakan suatu kewajiban, sehingga mengharuskan seorang
mukmin mengerjakannya supaya dosanya diampuni. Seperti
Apabila dengan sengaja membatalkan puasanya dalam bulan
Ramadhan tanpa ada halangan yang telah ditetapkan, ia harus
membayar kafarat dengan berpuasa lagi sampai genap 60 hari.
c) Puasa Nazar
Puasa Nazar adalah adalah puasa yang tidak diwajibkan oleh
Allah, begitu juga tidak disunnahkan oleh Rasulullah Shalallahu
Alaihi wa Salam melainkan manusia sendiri yang telah
menetapkannya bagi dirinya sendiri untuk membersihkan
(Tazkiyatun Nafs) atau mengadakan janji pada dirinya sendiri
bahwa apabila Allah menganugerahkan keberhasilan dalam suatu
pekerjaan, maka ia akan berpuasa selama beberapa hari.
Mengerjakan puasa nazar ini sifatnya wajib. Hari-hari nazar yang
ditetapkan apabila tiba, maka berpuasa pada hari-hari tersebut jadi

3
wajib atasnya dan apabila dia pada hari-hari itu sakit atau
mengadakan perjalanan maka ia harus meng-qadha pada hari-hari
lain dan apabila tengah berpuasa nazar batal puasanya maka ia
bertanggung jawab mengqadhanya.
b. Puasa Sunnah
Puasa Sunnah adalah puasa yang apabila dikerjakan mendapat pahala
dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa. Adapun puasa Sunnah antara
lain :
a) Puasa 6 Hari di Bulan Syawal
Bersumber dari Abu Ayyub Anshari r.a. Sesungguhnya
Rasulullah bersabda yang artinya : " Barangsiapa yang berpuasa
pada bulan Ramadhan, kemudian dia mengusulkannya dengan
berpuasa enam hari pada bulan Syawal, maka seakan-akan
berpuasa selama setahun ". ( HR. Muslim )
b) Puasa Tengah Bulan ( 13-14 & 15 )
Puasa tengah bulan atau ayyamul bidh adalah puasa Sunnah
yang dikerjakan pada pertengahan bulan. Namun waktunya
berdasarkan kalender Islam atau Qomariah dan tidak bisa
ditentukan menggunakan kalender yang biasa ditemukan atau
kalender masehi.
c) Puasa Hari Senin dan Kamis
Puasa Senin Kamis yaitu puasa yang dikerjakan pada hari
Senin dan Kamis ataupun puasa Senin dan Kamis adalah ibadah
Sunnah yang jarang ditinggalkan Rasulullah selama hidupnya.
Rasulullah : Rasulullah memperbanyak puasa pada hari Senin
dan Kamis, kemudian beliau berkata : " Sesungguhnya amal-amal
itu dilaporkan setiap hari Senin dan Kamis, Maka Allah
Subhanahu wa Ta'ala mengampuni setiap muslim kecuali mereka
yang saling memutus tali persaudaraan. ( HR. Ahmad ).

d) Puasa Arafah ( 9 Zulhijjah atau haji )


Puasa Arafah yaitu puasa yang dikerjakan pada hari
kesembilan dari bulan Zulhijjah yang dikerjakan umat muslim.
Yang pelaksanaannya bertepatan pada waktu jamaah haji beribadah
wukuf di Padang Arafah. Waktu ini sangatlah istimewa karena
merupakan puncak tertinggi ibadah bagi mereka yang menunaikan
ibadah haji, tetapi bagi mereka yang tidak melaksanakannya dapat
tetap merasakan esensi yang sama dengan menunaikan puasa
Arafah.
Dari Abu Qatadah Nabi Shalallahu alaihi wa salam bersabda "
Puasa hari Arafah itu menghapuskan dosa dua tahun, satu tahun
yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang".
e) Puasa 9 dan 10 Muharram
Puasa 9 Muharram atau puasa tasua sedangkan pada 10
Muharram disebut puasa Asyura. Dari Salim, dari ayahnha berkata

4
Rasulullah bersabda : " Hari Asyura ( 10 Muharram ) itu jika
seseorang menghendaki puasa, maka berpuasalah pada hari itu ".
f) Puasa Nabi Daud as. ( Satu hari Berpuasa satu hati berbuka )
Bersumber dari Abdullah bin Amar ra. dia berkata :
Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya puasa
yang paling disukai oleh Allah swt. ialah puasa Nabi Daud as.
sembahyang yang paling di sukai oleh Allah ialah sembahyang
Nabi Daud as. Dia tidur sampai tengah malam, kemudian
melakukan ibadah pada sepertiganya dan sisanya lagi dia gunakan
untuk tidur kembali, Nabi Daud berpuasa sehari dan tidak
berpuasa sehari".
Mengenai masalah puasa Daud ini, apabila selang hari puasa
tersebut masuk pada hari Jum’at atau dengan kata lainmasuk puasa
pada hari Jum’at, hal ini dibolehkan. Karena yang dimakruhkan
adalah berpuasa pada satu hari Jum’at yang telah direncanakan
hanya pada hari itu saja.
g) Puasa Bulan Rajab, Sya'ban dan Pada Bulan-bulan Suci
Dari Aisyah r.a berkata : Rasulullah shalallahu alaihi wa
salam berpuasa sehingga kami mengatakan: beliau tidak berbuka.
Dan beliau berbuka sehingga kami mengatakan: beliau tidak
berpuasa. Saya tidaklah melihat Rasulullah saw. Menyempurnakan
puasa sebulan kecuali Ramadhan. Dan saya tidak melihat beliau
berpuasa lebih banyak daripada puasa di bulan Sya’ban
(HR.Bukhori dan Muslim).3
c. Puasa Makruh
a) Puasa hari Jum'at
Puasa hari Jum'at hukumnya makruh apabila puasa itu
dilakukan secara tersendiri. Artinya hanya mengkhususkan hari
Jumat saja berpuasa.
Dari Abu Hurairah ra. Berkata : saya pernah mendengar nabi
Muhammad Shalallahu alaihi wa salam, bersabda : " Janganlah
kamu berpuasa pada hari Jum'at melainkan bersama satu hari
sebelumnya atau sesudahnya ".
b) Puasa sehari atau dua hari sebelum Ramadhan
Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi Muhammad Shalallahu alaihi
wa salam beliau bersabda: “Janganlah salah seorang dari kamu
mendahului bulan Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari,
kecuali seseorang yang biasa berpuasa, maka berpuasalah hari
itu.
d. Puasa Haram
Puasa Haram yaitu puasa yang apabila dilakukan maka berdosa. Puasa
yang diharamkan tersebut antara lain :
a) Puasa pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
b) Puasa pada hari tasyrik yaitu hari ke 11, 12 & 13 bulan Zulhijjah.
Kecuali untuk dam ( sebagai ganti dari menyembelih kurban ).
3
Hafidz Ibnu.Bulughul Maram.(Semarang:Karya Putra Toha) h.143
5
c) Puasa dhar ( Puasa tiap hari tanpa buka ). Hadist Rasulullah
shalallahu alaihi wa salam : " Tidak dinamakan puasa orang yang
berpuasa terus menerus ". ( HR. Bukhari ).

Adapun hikmah ataupun keutamaan berpuasa adalah dapat menghapus dosa dan juga
dapat menyehatkan badan fisik maupun mental. Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam
bersabda : " Berpuasalah kamu niscaya kamu akan sehat ".

Adapun Rukun Puasa menurut mayoritas fiqih yaitu :

a) Niat.
b) Menahan diri dari hak yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sampai
terbenam matahari.

Sedangkan syarat puasa terbagi menjadi dua yaitu syarat wajib puasa dan syarat sah
puasa :

Syarat wajib yaitu syarat yang menyebabkan seseorang agar dia wajib melaksanakan
puasa, syarat wajib puasa meliputi :

a. Beragama Islam.
b. Baligh.
c. Mampu ( Kuat berpuasa ) dan bermukim ( menetap).

Sedangkan syarat sah puasa meliputi :

a) Niat bersih dari Haid dan nifas.


b) Terhindar dari segala yang membatalkan puasa.

B. Pengertian Zakat dan Macam-macam Zakat

1.Pengertian Zakat
Kata zakat diambil dari bahasa Arab yaitu zakka-yuzakki-tazkiyatan-Zakatan
yang artinya mensucikan. Selain itu zakat juga berarti barakah ( keberkahan ),
taharah ( kebersihan ) dan shalah ( keberadaan dan amal saleh ). Adapun menurut
istilah zakat merupakan penunaian hak yang diwajibkan atas harta tertentu yang
dipertuntukkan bagi orang tertentu, yang kewajibannya didasari oleh haul ( batas
waktu satu tahun ) dan nisab ( batas maksimum ). Al-Hafidz Ibnu Hajar
mendefinisikan zakat adalah memberikan sebagian dari harta yang sejenisnya yang
sudah sampai nisab selama setahun dan diberikan kepada orang yang berhak
menerimanya ( mustahik zakat ) yang bukan keturunan Bani Hasyim dan Bani
Mutalib.
Menurut hukum Islam ( Syara' ) zakat adalah memberikan sebagian harta
tertentu kepada orang tertentu menurut syarat-syarat yang telah ditentukan.4
Didalam rukun Islam, zakat termasuk rukun Islam yang keempat. Karena
termasuk salah satu rukun Islam, zakat hukumnya wajib. Selain itu zakat memiliki
peran yang sangat penting bagi umat Islam. Oleh begitu pentingnya kedudukan zakat
sehingga zakat didalam Al-Qur'an selalu disebut sejajar

4
Amir Syarifuddin.Garis-garis Besar Fiqih.(Bogor:Kencana,2003) h.37
6
dengan kata shalat dan itulah yang menjadi dasar kewajiban zakat.
Perhatikan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala berikut :
ٌ ْ‫ت َواَقَا ُموا الص َّٰلوةَ َو ٰاتَ ُوا ال َّز ٰكوةَ لَهُ ْم اَجْ ُرهُ ْم ِع ْن َد َربِّ ِه ۚ ْم َواَل َخو‬
‫ف َعلَ ْي ِه ْم َواَل‬ ّ ٰ ‫اِ َّن الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َو َع ِملُوا ال‬
ِ ‫صلِ ٰح‬
َ‫هُ ْم يَحْ َزنُوْ ن‬
Artinya : " Sungguh Orang-orang yang beriman mengerjakan kebajikan,
melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala dari sisi
Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati ".
( Q.S Al-Baqarah, 2:277 ).

2.Jenis-jenis Zakat
Zakat dibagi menjadi dua jenis yaitu zakat fitra dan zakat mal :
a) Zakat Fitrah
Zakat fitrah yaitu zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim,
baik laki-laki maupun perempuan, besar kecil, merdeka maupun hamba
sahaya.5 Yang dikeluarkan sebelum memasuki hari Raya Idul Fitri atau
tepatnya sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri. Jumlah zakat yang
dikeluarkan sebanyak 2,5 kg dan 3,5 liter makanan pokok masyarakat
setempat.
Adapun syarat wajib zakat fitrah yaitu :
1. Beragama Islam.
2. Lahir dan hidup sebelum terbenam matahari pada penghabisan
bulan Ramadhan.
3. Mempunyai kelebihan harta dari keperluan makanan untuk
dirinya sendiri dan wajib dinafkahi, baik manusia atau
binatang, pada malam hari raya dan siang harinya. Yang tidak
mempunyai kelebihan seperti itu, maka boleh menerima dari
orang lain sehingga ia dapat membayar zakat dan mempunyai
persediaan makanan.

Adapun waktu zakat fitrah yaitu :

a. Waktu mubah, awal bulan Ramadhan sampai hari


oenghabisan Ramadhan.
b. Waktu wajib, mulai terbenamnya matahari diakhir bulan
Ramadhan.
c. Waktu Sunnah, sesudah shalat subuh sebelum sholat Idul
Fitri.
d. Waktu makruh, sesudah shalat Idul Fitri tetapi sebelum
terbenam matahari pada hari raya Idul Fitri.
e. Waktu haram, sesudah terbenam matahari pada hari raya Idul
Fitri.

b) Zakat Mal ( Harta )

5
Sayyid Sabiq.Fiqih Sunnah.(Bandung:Al-Ma'rif,1997) h.126
7
Zakat mal adalah membersihkan harta yang dimiliki dengan cara
memberikannya kepada orang-orang yang menerimanya dengan kadar dan
syarat-syarat yang telah ditentukan agama. Ataupun zakat mal adalah zakat
kekayaan yang harus dikeluarkan dalam jangka waktu satu tahun sekali
yang sudah memenuhi nishab mencakup pertanian, uang, emas, perak, hasil
perkebunan, hasil pertambangan, hasil peternakan, mobil dan sebagainya.6
Adapun syarat wajib zakat mal yaitu :
1. Islam.
2. Merdeka ( bukan budak ).
3. Hak milik yang sempurna.
4. Telah mencapai nisab.
5. Masa memiliki sudah sampai satu tahun/haul selain tanaman dan
buah-buahan.
6. Lebih dari kebutuhan pokok.
7. Bebas dari hutang.

Adapun orang yang berhak menerima zakat yaitu fakir, miskin, 'amil, muallaf, Hamba
Sahaya, Gharimin, Fi Sabilillah, Musafir.

Adapun hikmah zakat yaitu dapat mensucikan diri dari dosa, memurnikan jiwa,
( menumbuhkan akhlak mulia, murah hati, peka terhadap rasa kemanusiaan ), serta mengikis
sifat Bakhil ( kikir ) dan serakah ataulun menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan
Islam yang terdiri dari Prinsip-prinsip yaitu ummatan Wahidan ( umat yang satu ), musawah (
persamaan derajat dan kewajiban ), ukhuwah Islamiyyah ( persaudaraan Islam ) dan Takaful
ijti'ma ( tanggung jawab bersama ) dan juga menjadi unsur penting dalam mewujudkan
keseimbangan dalam distribusi harta ( social distribution ) dan keseimbangan tanggung
jawab individu dalam masyarakat.

C. Pendistribusian Zakat

Pendistribusian zakat merupakan penyaluran atau pembagian dana zakat kepada mereka
yang berhak. Distribusi zakat mempunyai sasaran dan tujuan. Sasaran di sini adalah pihak-
pihak yang diperbolehkan menerima zakat, sedangkan tujuannya adalah meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam bidang perekonomian, serta bidang lain, sehingga dapat
memperkecil kelompok masyarakat kurang mampu, dan pada akhirnya akan meningkatkan
kelompok muzaki.

Inovasi pendistribusian untuk pendayagunaan zakat dapat dikategorikan dalam empat


bentuk berikut :7

1. Distribusi bersifat "konsumtif tradisional" yaitu zakat dibagikan kepada mustahik


untuk dimanfaatkan secara langsung, seperti zakat fitrah yang diberikan kepada fakir
miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat mal yang dibagikan
kepada para korban bencana alam. Pola pendistribusiannya dapat diarahkan kepada

6
Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba'ly.Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan Syariah.(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2006)
h.3

7
Arif Mufraini.Akuntasi dan Manajemen Zakat.(Jakarta:Kencana,2012) h.153-154
8
pemenuhan kebutuhan pokok yang dapat meningkatkan gizi, seperti
mendistribusikan susu berkualitas tinggi, madu, vitamin, dan sebagainya.
2. Distribusi bersifat "konsumtif kreatif" yaitu zakat diwujudkan dalam bentuk lain dari
barangnya semula, seperti diberikan dalam bentuk alat-alat sekolah, beasiswa, dan
lainnya atau bantuan sarana ibadah seperti mukena, sajadah, sarung, dan sebagainya.
3. Distribusi bersifat "produktif tradisional" dimana zakat diberikan dalam bentuk
barang-barang produktif seperti kambing, sapi, alat cukur, alat pertukangan dan lain
sebagainya. Pemberian dalam bentuk ini akan dapat menciptakan suatu usaha yang
membuka lapangan kerja bagi fakir miskin.
4. Distribusi dalam bentuk "produktif kreatif" yaitu zakat diwujudkan dalam bentuk
permodalan baik untuk membangun proyek sosial. Misalnya untuk pembangunan
sekolah, tempat ibadah, sarana kesehatan atau menambah modal pedagang
pengusaha kecil.

Ada dua pendekatan yang digunakan dalam pendistribusian zakat ini. Pertama:
Pendekatan secara parsial. Dalam hal ini ditujukan kepada orang miskin dan lemah serta
dilaksanakan secara langsung dan bersifat insidental. Dengan cara ini masalah kemiskinan
mereka dapat diatasi untuk sementara. Pendekatan ini sesuai dengan distribusi zakat yang
bersifat konsumtif. Kedua: Pendekatan secara struktural. Cara seperti ini lebih mengutamakan
pemberian pertolongan secara berkesinambungan yang bertujuan agar mustahik zakat dapat
mengatasi masalah kemiskinan dan diharapkan nantinya mereka menjadi muzaki. Sedangkan
pendekatan struktural, lebih kearah distribusi bersifat produktif.

Pendistribusian dana zakat setidak-tidaknya menangani empat pekerjaan berikut ini:

1. Mendata dan meneliti mutashik yang ada mulai dai jumlah rumah tangga dan
anggota keluarga masing-masing rumah tangga.
2. Mendata dan meneliti ragam kebutuhan Mustahik yang terdaftar sekaligus menyusun
skala prioritasnya.
3. Membagi dana kepada masing-masing Mustahik dengan asas keadilan dan
pemerataan dan senantiasa berpedoman kepada skala prioritas.
4. Mengupayakan agar pendistribusian tidak hanya terbatas pada pola konsumtif murni
tetapi sebagian dengan pola konsumtif kreatif.
5. Menyerang bagian masing-masing Mustahik dengan cara mengantarkan ketempat
mereka masing-masing, bukan justru memanggil para Mustahik kekantor organisasi
pengelola zakat.

BAB III

PENUTUP

9
A. Kesimpulan

puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu seperti makan, minum dan perbuatan-
perbuatan yang tidak baik yang dapat membatalkan puasa ataupun merupakan kewajiban
seorang muslim untuk menjalani/menunaikan puasa, yang mulai pada terbit fajar sampai
terbenamnya matahari.

Adapun macam-macan puasa yaitu :

1. Puasa Fardhu
2. Puasa Sunnah

Zakat yaitu memberikan sebagian harta tertentu kepada orang tertentu menurut syarat-
syarat yang telah ditentukan.

Adapun jenis zakat yaitu :

1. Zakat Fitrah
2. Zakat mal

Pendistribusian zakat yaitu penyaluran atau pembagian zakat kepada yang berhak.

4 kategori Pendistribusian yaitu :

1. Konsumtif tradisional
2. Konsumtif kreatif
3. Produktif tradisional
4. Produktif tradisional

B. Saran

Penulis menyadari masih banyak kesalahan dalam penyusunan maupun penulisan


makalah ini, penulis memohon kritik dan saran untuk memperbaiki hasil makalah yang
penulis buat, dan juga diharapkan mampu memberi pengetahuan tentang Puasa, Zakat fitrah,
Zakat mal dan Pendistribusian Zakat".

DAFTAR PUSTAKA

Misbahuddin.E-Commerce dan Hukum Islam.(Makassar:Alauddin University Press,2012) cet ke-2

10
Hasan Saleh.Kajian Fiqih Nabawi dan Fiqih Kontemporer.(Jakarta:Rajawali Pers,2008)

Hafidz Ibnu.Bulughul Maram.(Semarang:Karya Putra Toha)

Amir Syarifuddin.Garis-garis Besar Fiqih.(Bogor:Kencana,2003)

Sayyid Sabiq.Fiqih Sunnah.(Bandung:Al-Ma'rif,1997)

Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba'ly.Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan Syariah.(Jakarta:PT.Raja Grafindo
Persada,2006)

Arif Mufraini.Akuntasi dan Manajemen Zakat.(Jakarta:Kencana,2012)

11

Anda mungkin juga menyukai