Anda di halaman 1dari 9

Nama : Risma Syahviva

NIM : 2130303017
MK : Hadis Ibadah

Puasa

A. Pengertian Puasa
Secara umum, puasa merupakan salah satu kegiatan yang dinilai sebagai kegiatan
sukarela yang dilaksanakan dengan cara menahan diri dari makanan, minuman atau juga
bisa keduanya, perilaku buruk, dan semua hal yang memiliki potensi untuk membatalkan
puasa tersebut selama masih dalam periode pelaksanaan puasa tersebut.
Sedangkan menurut agama islam, puasa disebut dengan Shaum yang berasal dari Bahasa
Arab : ‫ صوم‬merupakan ibadah yang bersifat wajib untuk dilaksanakan ketika bulan
Ramadhan telah tiba. Ibadah ini juga dilaksanakan selama satu bulan penuh lalu akan ditutup
dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri. Puasa sendiri merupakan terjemahan dari istilah
aslinya yang berasal dari Bahasa Arab, yaitu kata Shaum. Kata tersebut secara Bahasa
memiliki arti mencegah atau menahan.

B. Dasar Hukum Puasa


Allah SWT. Memerintahkan hambanya untuk beribadah kepada-Nya. Pada bulan
Ramadhan Allah SWT. mewajibkan pada umat-Nya yang beriman untuk menjalankan
ibadah puasa. Sebagaimana dalam firman Allah SWT. surat al-Baqarah ayat 183:

‫ب َعلَى الَّ ِذيْ َن ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّ ُق ْو َن‬ ِ


َ ‫ام َك َما ُكت‬
ِ
ُ َ‫ب َعلَْي ُك ُم الصي‬
ِ ِ َّ
َ ‫ٓاٰيَيُّ َها الذيْ َن ٓا َمنُ ْوا ُكت‬
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (Q.S Al-Baqarah
183).

Berdasarkan ayat di atas dipertegas bahwa Allah SWT. mewajibkan puasa kepada hamba
hamba-Nya yang beriman, sebagaimana Dia telah mewajibkan kepada para pemeluk agama
sebelum mereka. Dia telah menerangkan sebab diperintahkannya puasa dengan menjelaskan
faedahfaedahnya yang besar dan hikmah-hikmahnya yang tinggi, yaitu mempersiapkan jiwa
orang yang berpuasa untuk mempercayai derajat yang takwa kepada Allah SWT dengan
meninggalkan keinginan-keinginan yang dibolehkan demi mematuhi perintah-Nya dan demi
mengharapkan pahala dari sisi-Nya, supaya orang mukmin termasuk golongan orang-orang
yang bertakwa kepada-Nya yang menjauhi larangan-larangan-Nya.

C. Jenis – Jenis Puasa


Dalam agama islam, ibadah puasa dibagi menjadi dua hukum, yaitu jenis puasa dengan
hukum wajib dan yang kedua adalah jenis puasa dengan hukum Sunnah.
1. Puasa Wajib
Puasa wajib merupakan jenis puasa yang harus dilaksanakan oleh umat muslim.
Apabila seorang umat muslim berhasil melaksanakan puasa jenis ini maka ia akan
mendapatkan pahala. Sebaliknya apabila seorang umat muslim tidak melaksanakan puasa
jenis ini maka ia akan mendapatkan dosa atau ganjaran. Berikut ini daftar puasa yang
termasuk dalam puasa wajib.
 Puasa Ramadhan
 Puasa yang disebabkan karena bernazar
 Puasa denda atau kafarat
 Puasa ganti atau qadha

2. Puasa Sunnah
Puasa Sunnah merupakan jenis puasa yang apabila dikerjakan maka akan
mendapatkan pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak mendapat dosa dan pahala.
Berikut ini daftar puasa yang termasuk dalam puasa Sunnah.
 Puasa senin kamis tiap minggu
 Puasa Sunnah enam hari yang dilaksanakan pada bulan Syawal, kecuali saat hari
raya Idul Fitri.
 Puasa sunah arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah untuk umat muslim yang tidak
melaksanakan ibadah haji.
 Puasa Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah untuk umat muslim yang tidak
melaksanakan ibadah haji.
 Puasa Daud atau sehari puasa besoknya tidak, puasa ini dilaksanakan untuk
meneladani puasa miliki Nabi Daud.
 Puasa Tasu’a pada tanggal 9 Muharram.
 Puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram.
 Puasa Yaumul Bidh, sekitar tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan.
 Puasa Nisfu Sya’ban dilaksanakan pada pertengahan bulan Sya’ban.
 Puasa Asyhurul Hurum yang dilakukan pada bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah,
Muharram, dan bulan Rajab.

D. Syarat-Syarat dan Rukun Puasa


A. Syarat – Syarat Puasa
Umat muslim dalam menjalankan ibadah puasa pastilah memiliki beberapa syarat-
syarat wajib menurut syariat islam yang harus terpenuhi. Syarat wajib ibadah puasa
menurut syariat islam terdiri dari :
 Beragama Islam dan beriman kepada Allah SWT.
 Sudah baligh atau sudah cukup umur.
 Memiliki kondisi akal yang sehat dan waras.
 Keadaan rohani dan jasmani yang sehat.
 Bukan termasuk musafir yang sedang melakukan perjalanan panjang dan jauh.
 Dalam keadaan yang suci dari hadas besar.
 Memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk melaksanakan puasa..
 Dapat membedakan yang mana yang baik dan buruk (mumayyiz)
 Memiliki pengetahuan mengenai waktu diterimanya puasa.

B. Rukun Puasa
Ibadah puasa dalam agama islam memiliki beberapa rukun puasa yang diambil dari
syariat islam, diantaranya :
 Islam
 Membaca niat
 Menahan serta mengontrol diri
E. Hal-hal yang Membatalkan Puasa
Ibadah puasa dalam agama islam memberikan beberapa hal yang dapat membatalkan
puasa menurut syariat puasa dalam agama islam, diantaranya :
1. Makan, minum atau memasukkan benda dengan sengaja ke dalam lubang atau rongga
tubuh,
2. Melakukan kegiatan seksual,
3. Menyengajakan muntah,
4. Menyengajakan keluarnya air mani,
5. Tiba-tiba haid atau nifas,
6. Kehilangan akal (gila atau tiba-tiba pingsan),
7. Keluar dari agama islam dan memeluk agama lain (murtad).
Ada beberapa hal-hal yang membatalkan puasa apabila dilakukan dengan tidak sengaja
maka tidak akan batal batal puasanya, seperti tidak sengaja makan atau minum.

F. Jenis-jenis Orang yang Membatalkan Puasa


Dalam pelaksanaan ibadah puasa ini tentunya ada umat yang akan melakukan pembatalan
puasa baik dikarenakan situasi atau memang tidak dibolehkan berpuasa, diantaranya :
1. Orang yang wajib mengqadha
 Tidak berpuasa karena sakit (ada harapan pulih),
 Seorang musafir atau berpergian jauh dengan jarak minimal 89 km dari rumah,
 Wanita yang sedang hamil,
 Ibu-ibu yang sedang fase menyusui anak,
 Wanita yang sedang haid atau nifas,
 Seseorang yang tidak sengaja membatalkan puasanya.

Orang-orang tersebut diberi kesempatan untuk boleh tidak melakukan puasa, namun
mereka harus menggantinya dengan berpuasa dilain hari sebanyak jumlah puasa yang
ditinggalkannya.

2. Orang yang tidak wajib mengqadha, namun wajib fidyah


 Tidak berpuasa karena sakit (tidak ada harapan pulih) dan
 Orang tua yang sudah tidak mampu menjalankan puasa.
Orang-orang tersebut ialah orang yang tidak berpuasa dan tidak diwajibkan untuk
menggantinya, namun mereka diwajibkan untuk membayar fidyah (memberi makan
fakir miskin di hari ia tidak berpuasa).
3. Orang yang wajib mengqadha dan melaksanakan kafarat
Bagi umat muslim yang membatalkan puasa dengan cara bersetubuh harus
menggantinya dengan mengqadha puasa tersebut disertai dengan melakukan kafarat.
Kafarat sendiri berarti memerdekakan atau membebaskan hamba sahaya yang mukmin.
Jika tidak ada yang bisa dimerdekakan maka seorang muslim tadi diperintahkan untuk
berpuasa selama dua bulan berturut-turut. Apabila dia tetap tidak bisa, maka dia
diperintahkan untuk memberi makan orang miskin dengan jumlah yang ditentukan yaitu
sebanyak 60 orang miskin, dengan masing-masing mendapatkan 576 gram bahan
makanan pokok.

G. Hadis – Hadis tentang Puasa


1. Keutamaan Puasa
“Dari Ibnu Abbas r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Datanglah seorang Badui
kepada Nabi saw seraya katanya: Saya telah melihat hilal. Beliau bersabda: Maukah
kamu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah? Ia berkata: Ya. Nabi SAW bersabda :
Maukah kamu bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah? Ia berkata: Ya.
Bersabdalah Nabi saw: Hai Bilal, umumkanlah kepada semua orang supaya mereka
besok berpuasa.” [HR. Ibnu Hibban, Ad-Daruquthni, Al-Baihaqi, dan Al-Hakim].

2. Larangan puasa dahr

ٍ ‫ث َع ْن يُونُس َع ْن ابْ ِن ِش َه‬


ُ ‫ب ُُيَ ِد‬ َِّ ‫ت َعب َد‬ ِ َّ‫ح َّدثَِِن أَبو الط‬
‫اب ح و‬ َ
ٍ ‫اَّلل بْ َن َو ْه‬ ْ ُ ‫ال ََِس ْع‬
َ َ‫اه ِر ق‬ ُ َ
ٍ ‫ب أَ ْخبَ رِِن يُونُس َع ْن ابْ ِن ِش َه‬
‫اب أَ ْخبَ َرِِن َس ِعي ُد بْ ُن‬ ُ َ ٍ ‫َح َّدثَِِن َح ْرَملَةُ بْ ُن َُْي ََي أَ ْخبَ َرََن ابْ ُن َو ْه‬
َِّ ‫َن َعب َد‬ َّ ‫ب َوأَبُو َسلَ َمةَ بْ ُن َع ْب ِد‬
‫ول‬ َ ِ‫ال أُ ْخ‬
ُ ‫ِب َر ُس‬ ِ ‫اَّلل بْ َن َع ْم ِرو بْ ِن ال َْع‬
َ َ‫اص ق‬ ْ َّ ‫الر ْْحَ ِن أ‬ ِ َّ‫سي‬
َ ‫ال ُْم‬
‫ال‬ ُ ‫ار َما ِع ْش‬
َ ‫ت فَ َق‬ َ ‫َّه‬
َ ‫وم َّن الن‬ ُ ‫وم َّن اللَّْي َل َوََل‬
َ ‫َص‬ ُ ‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم أَنَّهُ يَ ُق‬
َ ُ‫ول ََلَق‬ َّ ‫صلَّى‬ َِّ
َ ‫اَّلل‬
َِّ ‫ول‬
‫اَّلل‬ َ ‫ْت لَهُ قَ ْد قُلْتُهُ َٰي َر ُس‬ َ ِ‫ول َذل‬
ُ ‫ك فَ ُقل‬ ُ ‫ت الَّ ِذي تَ ُق‬
َ ْ‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم آن‬
َّ ‫صلَّى‬ َِّ ‫ول‬
َ ‫اَّلل‬ ُ ‫َر ُس‬

‫ص ْم َوأَفْ ِط ْر َو ََْن َوقُ ْم‬ َ ِ‫يع َذل‬


ُ َ‫ك ف‬
ِ َ َّ‫َو َسلَّ َم فَِإن‬
ُ ‫ك ََل تَ ْستَط‬ ‫اَّللُ َعلَْي ِه‬
َّ ‫صلَّى‬ َِّ ‫ول‬
َ ‫اَّلل‬ ُ ‫ال َر ُس‬
َ ‫فَ َق‬

ِ ‫ك ِمثْل‬
َّ ‫صيَ ِام‬
َ َ‫الد ْه ِر ق‬ ِ ِ َّ ‫ص ْم ِم ْن‬
ِ َ‫الش ْه ِر ثَََلثَةَ أ ََّٰيٍم فَِإ َّن ا ْْل‬
‫ْت‬
ُ ‫ال قُل‬ ُ َ ‫سنَةَ ب َع ْش ِر أ َْمثَاِلَا َوذَل‬
َ ُ ‫َو‬

‫ض َل ِم ْن‬
َ ْ‫يق أَف‬ ِ ‫ْت فَِإِِن أ‬
ُ ‫ُط‬ ُ ‫ال قُل‬ ِ ْ ‫ص ْم يَ ْوًما َوأَفْ ِط ْر يَ ْوَم‬
َ َ‫ْي ق‬ ُ ‫ال‬ َ ِ‫ض َل ِم ْن ذَل‬
َ َ‫ك ق‬ َ ْ‫يق أَف‬ ِ ‫فَِإِِن أ‬
ُ ‫ُط‬

َّ ‫ام َد ُاو َد َعلَْي ِه‬


‫الس ََلم َو ُه َو أَ ْع َد ُل‬ ِ َ ِ‫ال صم ي وما وأَفْ ِطر ي وما و َذل‬ َِّ ‫ول‬ َ ِ‫َذل‬
ُ َ‫ك صي‬ َ ً ْ َ ْ َ ً ْ َ ْ ُ َ َ‫اَّلل ق‬ َ ‫ك َٰي َر ُس‬

‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ََل‬


َّ ‫صلَّى‬ َِّ ‫ول‬
َ ‫اَّلل‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ ِ‫ض َل ِم ْن ذَل‬
َ َ‫ك ق‬ َ ْ‫يق أَف‬ ِ ‫ت فَِإِِن أ‬
ُ ‫ُط‬ ِ
َ َ‫الصيَ ِام ق‬
ُ ‫ال قُ ْل‬

ُ ‫اَّللُ َع ْن ُه َما ََلَ ْن أَ ُكو َن قَبِل‬


‫ْت الث َََّلثَةَ ْاَل ََّٰي َم‬ َّ ‫ض َي‬ ِ
ِ ‫اَّلل بْن َعم ٍرو ر‬
َ ْ ُ َّ ‫ال َع ْب ُد‬ َ ِ‫ض َل ِم ْن َذل‬
َ َ‫ك ق‬ َ ْ‫أَف‬
ِ ‫َّي ِم ْن أ َْهلِي وَم‬
‫ال‬ ََّ ِ‫ب ل‬ ِ َّ ‫اَّلل صلَّى‬
َ ‫اَّللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم أ‬
ُّ ‫َح‬ ِ ُ ‫ال رس‬
َ َّ ‫ول‬ ُ َ َ َ‫الَِِّت ق‬
َ
Artinya : “Telah menceritakan kepadaku Abu Thahir ia berkata, saya mendengar Abdullah
bin Wahb menceritakan dari Yunus dari Ibnu Syihab -dalam riwayat lain- telah
menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya telah mengabarkan kepada kami
Ibnu Wahb telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab telah
mengabarkan kepadaku Sa'id bin Al Musayyab dan Abu Salamah bin
Abdurrahman bahwa Abdullah bin Amru bin Ash ia berkata; Disampaikan kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ada seseorang mengatakan,
"Sesungguhnya aku akan shalat sepanjang malam dan puasa setiap hari selama
hidupku." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bertanya kepadaku:
"Benarkah kamu yang mengatakan hal itu?" Jawabku, "Benar, sayalah yang telah
mengatakannya ya Rasulullah." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Kamu tidak akan sanggup melakukannya. Maka berpuasalah sehari
dan berbukalah sehari. Kamu tidur dan kamu juga shalat, dan berpuasalah tiga
hari dalam setiap bulan, sebab tiap-tiap satu kebaikan akan dilipatgandakan
pahalanya menjadi sepuluh, dan itulah contoh puasa sepanjang masa." Abdullah
berkata, "Sesungguhnya aku sanggup lebih dari itu." Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Kalau begitu, berpuasalah satu hari dan berbukalah dua
hari." Abdullah berkata, "Aku masih sanggup lebih dari itu ya Rasulullah." Beliau
bersabda: "Kalau begitu, berpuasalah satu hari dan berbukalah satu hari. Yang
demikian itu adalah puasa Dawud 'Alaihis salam. Dan itulah puasa yang paling
seimbang." Abdullah berkata lagi; "Aku masih sanggup lebih dari itu." Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada lagi puasa yang lebih utama dari
itu." Maka Abdullah bin Amru pun berkata, "Kalaulah kuterima, puasa tiga hari
seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam padaku,
tentulah akan lebih kusukai daripada keluarga dan hartaku." (HR. Muslim : 1962).

3. Arayyan bagi yang berpuasa


ِ ‫ال ح َّدثَِِن أَبو حا ِزٍم َعن س ْه ٍل ر‬ ٍ ِ
َّ ‫ض َي‬
ُ‫اَّلل‬ َ َ ْ َ ُ َ َ َ‫َح َّدثَنَا َخال ُد بْ ُن ََمْلَد َح َّدثَنَا ُسلَْي َما ُن بْ ُن بِ ََل ٍل ق‬
ِ ُ ‫ال لِ َّن ِِف ا ْْلَن َِّة ََب ًَب يُ َق‬
َ َ‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
َّ ‫صلَّى‬ ِ ِ‫َع ْنهُ َع ْن الن‬
ُ‫الرَّٰي ُن يَ ْد ُخ ُل م ْنه‬
َّ ُ‫ال لَه‬ َ ‫َّب‬

‫ومو َن ََل يَ ْد ُخ ُل‬ ِ َّ ‫ال أَيْن‬ ِ ِ ِ ِ َّ


ُ ‫الصائ ُمو َن فَ يَ ُق‬ َ ُ ‫َح ٌد غَْي ُرُه ْم يُ َق‬
َ ‫الصائ ُمو َن يَ ْوَم الْقيَ َامة ََل يَ ْد ُخ ُل م ْنهُ أ‬
ِ ِ ِ
َ ‫َح ٌد غَْي ُرُه ْم فَِإذَا َد َخلُوا أُ ْغل َق فَ لَ ْم يَ ْد ُخ ْل م ْنهُ أ‬
‫َحد‬ َ ‫م ْنهُ أ‬
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Khalid bin Mukhallad telah menceritakan
kepada kami Sulaiman bin Bilal berkata, telah menceritakan kepada saya Abu
Hazim dari Sahal radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang
pada hari qiyamat tidak akan ada orang yang masuk ke surga melewati pintu itu
kecuali para shaimun (orang-orang yang berpuasa). Tidak akan ada seorangpun
yang masuk melewati pintu tersebut selain mereka. Lalu dikatakan kepada
mereka; Mana para shaimun, maka para shaimun berdiri menghadap. Tidak akan
ada seorangpun yang masuk melewati pintu tersebut selain mereka. Apabila
mereka telah masuk semuanya, maka pintu itu ditutup dan tidak akan ada
seorangpun yang masuk melewati pintu tersebut."(HR. Bukhari : 1763).
‫اب َع ْن ُْحَْي ِد‬ ٌ ِ‫ال َح َّدثَِِن َمال‬
ٍ ‫ك َع ْن ابْ ِن ِش َه‬ َ َ‫يم بْ ُن ال ُْم ْن ِذ ِر ق‬
َ َ‫ال َح َّدثَِِن َم ْع ٌن ق‬ ِ ِ
ُ ‫َح َّدثَنَا لبْ َراه‬
َ َ‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
‫ال َم ْن‬ َّ ‫صلَّى‬ َِّ ‫ول‬ َّ ‫اَّللُ َع ْنهُ أ‬
َّ ‫ض َي‬ َّ ‫بْ ِن َع ْب ِد‬
ِ ‫الر ْْحَ ِن َعن أَِِب ُهريْ رةَ ر‬
َ ‫اَّلل‬ َ ‫َن َر ُس‬ َ ََ ْ

‫اَّلل َه َذا َخ ْي ٌر فَ َم ْن َكا َن ِم ْن أ َْه ِل‬


َِّ ‫اب ا ْْلن َِّة ٰي َعب َد‬
ْ َ َ ِ ‫ي م ْن أَبْ َو‬
ِ ‫ود‬
ِ َِّ ‫يل‬
َ ُ‫اَّلل ن‬ ِ ِ‫ْي ِِف َسب‬
ِ ْ ‫أَنْ َف َق َزْو َج‬

ِ ‫ب ا ْْلِه‬ ِ ِ ِ ِ ِ َّ ‫ب‬ ِ ‫الص ََلةِ ُد ِعي ِم ْن ََب‬


‫اد َوَم ْن َكا َن‬ َ ِ ‫الص ََلة َوَم ْن َكا َن م ْن أ َْه ِل ا ْْلِ َهاد ُدع َي م ْن ََب‬ َ َّ

‫الص َدقَ ِة‬


َّ ‫ب‬ِ ‫الص َدقَ ِة ُد ِعي ِم ْن ََب‬
َّ ِ
‫ل‬ ‫َه‬
ْ ‫أ‬ ‫ن‬
ْ
ِ ‫الرَّٰي ِن ومن َكا َن‬
‫م‬ ْ َ َ َّ ِ ‫الصيَ ِام ُد ِعي ِم ْن ََب‬
‫ب‬ ِ ‫ِمن أ َْه ِل‬
ْ
َ َ

َ ‫اَّلل َما َعلَى َم ْن ُد ِع َي ِم ْن تِل‬


‫ْك‬ َِّ ‫ول‬َ ‫ت َوأ ُِمي َٰي َر ُس‬
َ ْ‫اَّللُ َع ْنهُ ِِبَِِب أَن‬ ِ ‫ال أَبو ب ْك ٍر ر‬
َّ ‫ض َي‬ َ َ ُ َ ‫فَ َق‬

َ َ‫اب ُكلِ َها ق‬


‫ال نَ َع ْم َوأ َْر ُجو أَ ْن تَ ُكو َن‬ َ ‫َح ٌد ِم ْن تِل‬
ِ ‫ْك ْاَلَبْ َو‬ ٍ ‫ضر‬
َ ‫ورة فَ َه ْل يُ ْد َعى أ‬
ِ ِ ‫ْاَلَب و‬
َ ُ َ ‫اب م ْن‬ َْ
‫ِم ْن ُه ْم‬
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Al Mundzir berkata, telah
menceritakan kepada saya Ma'an berkata, telah menceritakan kepada saya Malik
dari Ibnu Syihab dari Humaid bin 'Abdur Rahman dari Abu Hurairah radliallahu
'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang
menginfaqkan dua jenis (berpasangan) dari hartanya di jalan Allah, maka dia akan
dipanggil dari pintu-pintu surga; (lalu dikatakan kepadanya): "Wahai 'Abdullah,
inilah kebaikan (dari apa yang kamu amalkan). Maka barangsiapa dari kalangan
ahlu shalat dia akan dipanggil dari pintu shalat dan barangsiapa dari kalangan ahlu
jihad dia akan dipanggil dari pintu jihad dan barangsiapa dari kalangan ahlu
shiyam (puasa) dia akan dipanggil dari pintu ar-Rayyan dan barangsiapa dari
kalangan ahlu shadaqah dia akan dipanggil dari pintu shadaqah". Lantas Abu
Bakar Ash-Shidiq radliallahu 'anhu: "Demi bapak dan ibuku (sebagai tebusan)
untukmu wahai Rasulullah, demi ayah dan ibuku, jika seseorang dipanggil
diantara pintu-pintu yang ada, itu sbeuah kepastian, namun apakah mungkin
seseorang akan dipanggil dari semua pintu?". Beliau shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab: "Benar, dan aku berharap kamu termasuk diantara mereka."(HR.
Bukhari : 1764).

‫ال َح َّدثَِِن أَبُو َحا ِزٍم َع ْن َس ْه ِل بْ ِن‬ ٍ ‫ح َّدثَنَا س ِعي ُد بن أَِِب مرََي ح َّدثَنَا ُُمَ َّم ُد بن مطَ ِر‬
َ َ‫ف ق‬ ُ ُْ َ َ َْ ُ ْ َ َ

‫ب‬ ِ ٍ ‫ال ِِف ا ْْلن َِّة ََثَانِيةُ أَب و‬


َ َ‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
َّ ‫صلَّى‬ ِ ِ‫اَّللُ َع ْنهُ َع ْن الن‬ ِ ‫س ْع ٍد ر‬
َّ ‫ض َي‬
ٌ ‫اب في َها ََب‬ َْ َ َ َ ‫َّب‬ َ َ
‫الصائِ ُمو َن‬
َّ ‫الرَّٰي َن ََل يَ ْد ُخلُهُ لََِّل‬
َّ ‫س َّمى‬
َ ُ‫ي‬
Artinya : “Telah bercerita kepada kami Sa'id bin Abu Maryam telah bercerita kepada kami
Muhammad bin Mutharrif berkata telah bercerita kepadaku Abu Hazim dari Sahal
bin Sa'ad radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Di
surga ada delapan pintu, diantaranya ada yang dinamakan pintu ar-Rayyan yang
tidak akan memasukinya kecuali orang-orang yang berpuasa." (HR. Bukhari :
3017).

Anda mungkin juga menyukai