Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DASAR DASAR BERPUASA


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Fiqh
Dosen Pengampu: Bp. Muhammad Ulin Nuha, M.S.I

Disusun Oleh:
Ummu Salamah (1802016066)
Neli Amalia Fadlilah (1802016067)
Cahyo Tubagus (1802016068)
Hilda Allayya Khansa (1802016069)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Puasa merupakan rukun islam yang keempat ,dimana kaum muslim wajib
melakukannya ,ketika tidak memiliki halangan .Shiyam dan Shoum menurut bahasa adalah
imsak(menahan).Dan menurut istilah Syara’yaitu menahan dari segala sesuatu yang
membatalkan puasa,disertai dengan niat yang telah ditentukan .puasa memiliki berbagai
keistimewaan terutama pada puasa ramadhan ,dalam kitab fathul qorib dituturkan banyak
kesunahan dalam puasa,misal mendahulukan berbuka,kewajiban berpuasa itu di wajibkan kepada
umat islam sebagai perwujudan tegaknya pondasi agama islam .kewajiban berpuasa islam ini
dibuktikan dengan firman allah dalam surah Al-baqarah ayat 183 yang artinya :
َ‫ن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعل َّ ُك ْم تَتَّقُون‬Hْ ‫ين ِم‬
Hَ ‫ب َعلَى ال َّ ِذ‬
َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ال‬ Hَ ‫ ال َّ ِذ‬H‫يَا أَيُّهَا‬
َ ِ‫ين آ َمنُوا ُكت‬

’’hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana yang diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Kemudian dengan amalan tersebut kita bisa memperbaiki hawa nafsu kita sedikit demi
sedikit dan mempelajari dan mengamalkan ibadah-ibadah yang di ajarkan oleh nabi Muhammad
SAW.
Dalam makalah ini kita akan membahas fardhunya puasa kesunahan puasa,hari yang
diharamkan dan di makruhkan untuk puasa, dan bagaimana hikmah jika kita menjalakan puasa.
maka dengan adanya pembahasan ini kita akan mengetahui apakah yang sebenarnya yang
dinamakan puasa.
B. Tujuan Penulisan

Kami sebagai pemakalah membuat makalah ini dengan harapan untuk mengetahui
dan memahami bagaimana tata cara berpuasa. Serta dengan terselesainya menyusun
makalah ini karena kami memenuhi tugas dari Bapak Ulin Nuha dalam mata kuliah “Ilmu
Fiqh” dengan judul “Dasar Dasar Berpuasa”.
C. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian, Dasar, Syarat dan Rukun Puasa ?
2. Apa hal yang Membatalkan Puasa ?
3. Subutkan macam-macam Puasa dan adab menjalankan puasa ?
4. Apa tujuan dan hikmah yang terkandung dalam Puasa ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Puasa
Menurut bahasa puasa berarti “menahan diri”.Menurut syara’ ialah menahan diri dari
segala sesuatu yang membatalkanya dari mula terbit fajar hingga terbenam matahari, karena
perintah Allah semata mata, serta disertai niat dan syarat-syarat tertentu.
Sedangkan arti shaum menurut istilah syariat adalah menahan diri pada siang hari
dari hal-hal yang membatalkan puasa, disertai niat oleh pelakunya, sejak terbitnya fajar
sampai terbenamnya matahari. Artinya , puasa adalah penahanan diri dari syahwat perut dan
syahwat kemaluan, serta dari segala benda konkret yang memasuki rongga dalam tubuh
(seperti obat dan sejenisnya), dalam rentang waktu tertentu yaitu sejak terbitnya fajar kedua
(yaitu fajar shadiq) sampai terbenamnya matahari yang dilakukan oleh orang tertentu yang
dilakukan orang tertentu yangmemenuhi syarat yaitu beragama islam, berakal, dan tidak
sedang dalam haid dan nifas, disertai niat yaitu kehendak hati untuk melakukan perbuatan
secara pasti tanpa ada kebimbangan , agar ibadah berbeda dari kebiasaan1

Allah SWT berfirman:

َ‫ب َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ َ ِ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكت‬
َ ِ‫ب َعلَ ْي ُك ْم الصِّ يَا ُم َك َما ُكت‬

Artinya :“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah
diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa”.
(Al-Baqarah:183)2

B.Dasar Hukum Puasa


1. Al-Quran
Ibadah puasa diwajibkan kepada setiap muslim pada setiap bulan ramadhan.sebagaimana telah
dijelaskan dalam Firman Allah yang berbunyi :

‫ياايها الذ ين امنو ا كتب عليكم الصيا م كما كتب عل الذ ين من قبلكم لعلكم تتقو ن‬

1
DRS. H. Moh. Rifa’I, 1978, Fikih Islam Lengkap, Semarang, Pt. Karya Toha Putra hlm 322
2
Departemen Keagamaan RI, 2004, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung, Penerbit Jabal hlm 28
Artinya : “ Wahai orang yang beriman , diwajibkan kepada mu berpuasa sebagaimana telah
diwajibkan kepada umat sebelum mu agar kamu betaqwa “ (QS. Al-Baqarah:183)
2 .As-Sunnah
Sedangkan dasar pensyariatan puasa berdasarkan Sunnah Nabi SAW adalah hadist Nabi
Muhammad SAW :

‫شها د ة ان ال اله اال‬: ‫ قل ر سو هللا بني اال سال م علي خمس‬:‫عن ابن عمر قال‬
‫هللا و ان محمدا رسو ل هللا واقا م الصال ة وا يتا ء الز كا ة و الحخ و صو م‬
‫ر مضا ن‬
Artinya: “ Dari Ibn Umar berkata: Bahwa Rasulullah bersabda Islam dibangun atas lima ,
syahadat bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan
shalat , menunaikan zakat, pergi haji dan puasa ramadhan.” ( HR.BUKHARI DAN MUSLIM )

Hadist di atas menegaskan bahwa puasa di bulan Ramadhan hukumnya adalah wajib.
Sedangkan puasa lainnya yang hukumnya wajib adalah berbeda dengan kewajiban puasa
Ramadhan, misalnya puasa kaffaroh, namun puasa ini pada dasarnya bukan kewajiban, kecuali
bagi mereka yang melanggar aturan tertentu yang telah ditetapkan.

3. Al-Ijma’
Seluruh ulama, sepanjang zaman telah ijma’ ( sepakat ) atas kewajiban puasa Ramadhan.
Bagi tiap muslim yang memenuhi syarat wajib puasa. Mereka juga bersepakat bahwa orang yang
mengingkari kewajiban puasa di bulan Ramadhan berarti dia telah keluar dari agama islam.3

C. Syarat dan Rukun Puasa


a). Syarat wajib Puasa
1. Islam
Orang yang bukan Islam (kafir) tidak syah puasanya, jika demikian pula orang murtad.
2. Baligh

3
Abdul Hamid, 1987, Tuntunan Puasa Lengkap, Semarang, Penerbit Toha Putra hlm 4-6
Balighnya seorang laki-laki yaitu yang sudah mimpi basah dan sedangkan balighnya
seorang perempuan ketika sudah mengalami haid.
3. Berakal
4. Mampu atau kuat
Yang dimaksud mampu yaitu orang yang sehat walafiat
5. Mumayyiz
Mengerti dan mampu membedakan yang baik dengan yang tidak baik.
6. Tidak musafir.
7. Suci dari pada darah haid, nifas dan wiladah.
Bagi wanita diwajibkan puasa selama mereka tidak haid, jika mereka sedang haid, nifas,
dan wiladah tidak diwaibkan berpuasa, tetapi diwajibkan mengerjakan qadha sebanyak
puasa yang ditinggalkan setelah selesai bulan puasa.
b). Rukun Puasa
1. Niat dalam hati pada malam hari yang wajib menertentukan niat didalam puasa fardhu
seperti puasa ramadhan dan bacaan niat yang sempurna puasa ramadhan yaitu

‫ان ه ِذ ِه ال َّسنَ ِة هلِل ِ تَ َعالَى‬


َ ‫ض‬ ِ ْ‫ص ْو َم َغ ٍد َع ْن أَ َدا ِء فَر‬
َ ‫ض َشه ِْر َر َم‬ ُ ‫ن ََوي‬
َ ‫ْت‬

2. menahan dari makan dan minum meskipun yang dimakan dan diminum itu hanya sedikit
dalam keadaan sengaja,jika seorang makan karena lupa atau memang tidak
tahu(bodoh)maka tidak batal puasanya.
3. Menahan bersetubuh dengan sengaja.sedangkan jika dalam keadaan lupa maka hukumnya
seperti halnya orang yang makan karena lupa.
4. Menahan muntah-muntah,jika muntah-muntahnya itu wajar(tidak dipaksakan)maka tidak
membatalkan puasanya.4

D. Hal hal yang Membatalkan Puasa


Syeikh Muhammad bin Qosim al Gozhi dalam kitab Fathul Qorib menyebutkan bahwa
yang termasuk dalam hal hal yang membatalkan puasa adalah:

4
Syeikh Muhammad bin Qosim al Ghozi, Fathul Qorib, Surabaya hlm 25
1. Segala hal yang masuk ke lubang tubuh dengan sengaja pada lubang yang menganga
2. Atau masuk ke lubang yang tidak menganga seperti masuk ke otak sebab luka. Artinya
orang yang berpuasa harus menjaga betul dari masuknya benda pada tempat yang
disebut lubang
3. Huqnaf. Yakni memasukkan obat melalui kemaluan atau anus
4. Menyengaja muntah. Jika tidak sengaja maka puasanya tidak batal
5. Menyengaja bersetubuh. Jika tidak sengaja maka puasanya tidak batal
6. Keluar mani
7. Haid, nifas, gila, atau murtad. Jika ditengah puasa terjadi demikian , maka puasannya
batal5

E. Macam macam dan Adat Berpuasa

 Macam macam Puasa


1. Puasa Wajib
a.Puasa pada bulan ramadhan
Puasa pada bulan ramadhan hukumnya wajib bagi semua orang muslim yang sudah
baligh ,tidak gila,tidak haid,dan tidak nifas(Habis melahirkan).
b.Puasa kafarat(puasa denda)
Puasa karena membayar karena membayar kafarat seperti puasa 3hari setelah
melanggar sumpah atas nama Allah.
C.Puasa nadzar
Orang yang bernadzar akan berpuasa apabila tujuannya tercapai,maka ia wajib
berpuasa apabila yang diinginkannya terkabul.6
2. Puasa Sunah
Puasa sunah dilakukan untuk beribadah kepada Allah selain puasa wajib.puasa sunah
disebut juga puasa nafilah.Adapan puasa yang disunnahkan menurut ijma’(Kesepakatan)
ulama yaitu:
a. Puasa Dawud

5
Ibid, Syeikh Muhammad bin Qosim Al-Ghozi hlm 26
6
Muh.Rustam,.M. Ag, Fikih Ibadah Kontemporer,2015, hlm 135-138
b. Puasa 3 hari setiap bulan
c. Puasa pada hari senin dan kamis
d. puasa 6 hari pada bulan syawal
e. puasa Arafah
f. puasa pada tanggal 8 dzulhijjah bagi jamaah haji dan yang lain
g. puasa hari tasu’a dan hari asyura’ yaitu hari ke-9 dan 10 bulan muharram
h. puasa bulan syaban

3. Puasa Makruh
Puasa makruh ada 3 yaitu:
a. puasa pada hari jumat.kecuali apabila kelanjutan dari puasa pada hari sebelumnya.
b. puasa pada hari sabtu dan hari minggu.kecuali kelanjutan dari puasa hari pada
hari sebelumnya.
c. puasanya orang yang sakit,mufasir,orang hamil,ibu menyusui,orang tua apabila
dikhawatirkan membahayakan kesehatannya.
4. Puasa Haram
Puasa yang diharamkan yaitu:
(a) Istri puasa tanpa sepengetahuan dari suami,atau suami tahu tapi tidak
mengijinkan.
(b) Puasa pada hari syak atau meragukan,yaitu hari ke-30 dari bulan syaban.
(c) Puasa pada hari raya idul fitri dan idul adha
(d) Puasa pada hari tasyriq
(e) Puasa wanita haid atau nifas
5. Puasa mubah
Puasa mubah adalah puasa yang tidak termasuk kedalam kategori
wajib,sunah,haram,dan makruh7.

 Adab Berpuasa
Adab orang menjalankan ibadah puasa antara lain :
a. Mengakhirkan waktu sahur

7
Ibid, Muh.Rustam.,M. Ag, Fikih Ibadah Kontemporer,2015 hlm 138
b. Menyegerakan berbuka puasa
c. Bedo’a ketika berbuka dan puasa
d. Menahan diri dari perbuatan sia-sia dan tercela
e. Bersiwak
f. Banyak berderma dan mempelajari al-qur’an
g. Sungguh-sungguh beribadah dalam sepuluh hari ramadhan.8

F. Tujuan dan Hikmah Berpuasa


 Tujuan berpuasa
1). Mencegah diri dari dusta
2). Iman dan introspeksi
3).Perisain dari dosa untuk berbuat
4).Rangsangan untuk berbuat kebaikan
5).Pahala memberi makan untuk berbuka puasa9

 Hikmah berpuasa
1) Untuk rasa syukur kepada Allah Karunia yang ten dirilah diberikan kepada hamba-
Nya
2) untuk membiasaka dalam bersabar dan uji
3) menanamkan Rasa cinta kasih sesama manusia ,terutama terhadap orang-or
ang miskin,yg menderita kelaparan dan kesengsaraan

BAB III
8
Syekh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Fatih, 2004, Fikih Sunnah sayyid sabiq, Jakarta, Pustaka Al-Kautsar hlm.248
9
Ibid, Syeikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Fatih hlm 250
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puasa adalah salah satu rukun islam maka dari itu wajiblah bagi kita melaksanakan puasa
dengan ikhlas tanpa paksaan dan mengharap imbalan dari orang lain. Jika kita berpuasa dengan
niat mendapat imbalan dari orang lain, maka puasa kita tidak ada artinya. Maksudnya ialah kita
hanya mendapatkan rasa lapar dan haus dan tidak mendapat pahala dari yang kita kerjakan.
Puasa ini wajib bagi seluruh umat islam sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang
sebelum kita. Sebagaimana firman allah yang artinya: “wahai orang-orang yang beriman
diwajibkan atas kamu yang puasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertaqwa” QS .al-Baqarah
Berpuasalah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah dibuat oleh Allah swt. Allah
telah memberikan kita banyak kemudahan untuk mengerjakan ibadah puasa ini, jadi jika kita
berpuasa sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah kami sebutkan diatas, kita sendiri akan
merasakan betapa indahnya berpuasa dan betapa banyak faidah dan manfaat yang kita dapatkan
dari berpuasa ini. Maka dari itu jangan lah sekali meninggalkan puasa, karena puasa ini
mempunyai banyak nilai ibadah. Mulai dari langkah, tidur dan apapun pekerjaan yang berpuasa
itu adalah ibadah.
DAFTAR ISI
Al-Ghozi, Syeikh Muhammad bin Qosim. 2004. Fathul Qorib. Surabaya
Hamid, Abdul. 1987. Tuntunan Puasa Lengkap. Semarang: Karya Toha Putra
Rustam, Muh. 2015. Fiqih Ibadah Kontemporer. Semarang: CV.Karya Abadi Jaya
Al-Fatih, Syekh Sulaiman Ahmad Yahya. 2004. Fikih Sunnah Sayyid Sabiq. Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar
RI, Departemen Agama. 2004. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: Penerbit Jamal

Anda mungkin juga menyukai