Anda di halaman 1dari 3

Jadi pengertian Fiqih muamalah : hukum-hukum yang berkaitan dengan tindakan

manusia dalam persoalan keduniaan, misalnya dalam persoalan jual beli, hutang piutang, kerja sama
dagang, perserikatan, kerja sama dalam penggarapan tanah, dan sewa menyewa.

Fiqih Muamalah adalah pengetahuan tentang kegiatan atau transaksi yang berdasarkan
hukum-hukum syariat, mengenai perilaku manusia dalam kehidupannya yang diperoleh dari dalil-dalil
islam secara rinci. Ruang lingkup fiqih muamalah adalah seluruh kegiatan muamalah manusia
berdasarkan hukum-hukum islam yang berupa peraturan-peraturan yang berisi perintah atau larangan
seperti wajib,sunnah,haram,makruh dan mubah.hokum-hukum fiqih terdiri dari hokum-hukum yang
menyangkut urusan ibadah dalam kaitannya dengan hubungan vertical antara manusia dengan Allah
dan hubungan manusia dengan manusia lainnya.[2]

CABANG Cabang Imu Fiqih

Al Fiqh adalah sekumpulan hukum syariy yang wajib dipegangi oleh setiap muslim dalam
kehidupan praktisnya. Hukum-hukum ini mencakup urusan pribadi maupun sosial, meliputi:

1. Al Ibadah: yaitu hukum yang berkaitan dengan shalat, haji dan zakat dan puasa. Yang
biasanya dimulai dengan penjelasakan tentang masalah Thoharah yang diawali dengan
penjelasan tentang air, najis, bersuci dari hadats kecil dan besar, hal-hal yang
membatalkannya dan bejana-bejana yang boleh digunakan dan yang tidak boleh
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Al Ahwal asy Syahsiyyah: yaitu hukum yang berkaitan dengan keluarga sejak awal
sampai akhir, yang biasanya dimulai dengan penjelasan tentang pernikahan, kemudian
perceraian, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan keluarga.
3. Al Muamalat: yaitu hukum yang berkaitan dengan hubungan antar manusia satu dengan
yang lain seperti hukum akad jual beli, sewa menyewa, hak kepemilikan, dan lain-lain.
4. Al Ahkam As Sulthaniyah: yaitu hukum yang berkaitan dengan hubungan negara dan
rakyat, hokum-hukum peradilan dan mekanisme peradilan yang sesuai dengan hukum-
hukum Islam serta contoh-contoh kasus dan pemecahannya.
5. Ahakmus silmi wal harbi: yaitu yang mengatur hubungan antar Negara, hukum-hukum
yang berhubungan dengan jihad dan lain-lain

Sesungguhnya kompleksitas fiqh Islam terhadap masalah-masalah ini dan sejenisnya


menegaskan bahwa Islam adalah jalan hidup yang tidak hanya mengatur agama tetapi juga
mengatur negara.
Cabang-Cabang Ilmu Fiqh

Apa cabang-cabang ilmu yang terkandung dalam ilmu Fiqh?

Ilmu Fiqh merangkumi beberapa bahagian besar iaitu:-

1) TAHARAH

berkaitan dengan soal kebersihan dan menyucikan diri dan tempat.

2) IBADAH

iaitu hukum-hakam yang menyentuh hubungan manusia dengan Tuhan.

Ia merangkumi SOLAT, PUASA, ZAKAT, HAJI dan sebagainya.

3) MUNAKAHAT

Hukum-hakam tentang kekeluargaan yang merangkumi perkahwinan, perceraian,


perwarisan, nafkah dan sebagainya.

4) MUAMALAT

Hukum-hakam tentang harta seperti jual-beli, sewa-menyewa, gadaian, jaminan dan


sebagainya.

5) JENAYAT

Hukum-hakam tentang jenayah dan hukuman; merangkumi penetapan perkara-perkara yang


terlarang dan hukuman-hukumannnya, cara-cara menetapkan/mensabit kesalahan-kesalahan
jenayah dan perlaksanaan hukuman terhadapnya.

4 Cabang Ilmu Fikih


Cabang Pertama : Fikih Ibadah

Ulama mendahulukan bagian ini karena ibadah adalah perkara yang paling penting dalam
kehidupan. Karena tujuan itulah manusia diciptakan. Bagian ini mencakup pembahasan bab
thaharah, shalat, zakat, puasa dan haji.

Cabang Kedua : Fikih Nikah


Diantara kebutuhan manusia adalah menyalurkan syahwatnya. Nikah merupakan sarana terbesar
untuk mewujudkan hal tersebut. Nikah dibutuhkan oleh manusia. Karena pentingnya
pembahasan ini, ulama meletakkan Fikih Nikah setelah Fikih Ibadah. Bagian ini mencakup bab
Nikah, Talak, Lian, Zhihar, dan yang berhubungan dengan keempat hal tersebut.

Cabang Ketiga : Fikih Muamalat

Sebagian ulama ada yang mendahulukan Fikih Muamalat sebelum Fikih Nikah. Alasannya
karena pembahasan Fikih Muamalat berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia yang
membutuhkan makanan dan minuman. Setelah kenyang, barulah muncul syahwat dan keinginan
untuk menyalurkannya. Bagian ini membahas tentang Jual Beli, Sewa-menyewa, Mudharabah
dan lainnya.

Cabang Keempat : Fikih Jinayat

Setelah syahwat bangkit, potensi untuk menyimpang semakin besar. Karena itulah manusia
membutuhkan pembahasan tentang Fikih Jinayat. Bagian ini mencakup Bab Qisas, Rajam,
Cambuk, dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai