Dalam
membuat latar belakang sebenarnya hanya ada dua kata kunci umum yaitu, ada
masalah dan di carikan solusi. Yang membuat banyak dan panjang latar belakang
Landasan
Yuridis adalah landasan yang isinya tentang Peraturan atau UU yang mendukung,
seperti UU tentang system pendidikan nasional dan masih banyak aturan lainnya.
Landasan
Empiris adalah landasan yang berisi data-data nyata yang ada di lapangan,
seperti data nilai siswa, data usia siswa, data latar belakang keluarga siswa,
Teoritis adalah landasan yang isinya teori-teori yang mendukung argument yang
kamu berikan. Ya speeti pendapat ahli tentang pengertian suatu hal, atau solusi
suatu hal. Yang ini yang penting ambilnya dari buku, gitu aja.
Terakhir
dilakukan dan sekiranya cocok dan dapat mendukung argument kamu tentang solusi
Setelah
saya tuliskan. Ingat jangan malas, karena sesungguhnya yang membuat kita lama
atau sulit untuk menyelesaikan skripsi kita adalah kemalasan itu hehe,
Untuk
lebih memudahkan kawan-kawan dalam membuat Latar belakang, berikut ini sudah
tersebut.
Contoh
Latar Belakang Proposal Skripsi
Dewasa ini bangsa Indonesia sedang
berupaya meningkatkan sumber daya manusia. Hal tersebut dilakukan dengan
meningkatkan kecerdasakan sumber daya manusia. Hal tersebut juga tidak lepas
usaha untuk dapat bersaing di era globalisasi. Upaya mencerdaskan manusia
Indonesia dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya
mencerdaskan manusia Indonesia, juga
telah jelas dituangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003, pasal 3 yang menyebutkan bahwa.
Pendidikannasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. (Sisdiknas No 20 tahun 2003).
Undang-undang
tersebut menyebutkan bahwa yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
dan
membentuk watak serta menceradaskan kehidupan bangsa adalah pendidikan
nasional. Oleh sebab itu pendidikan nasional harus mempunyai kualitas yang
baik, sehingga mampu untuk mencapai fungsi dan tujuan dari pendidikan di
Indonesia. SementaraUndang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 juga
menyebutkan bahwa:
Undang-Undang
tersebut juga dengan jelas menyampaikan bahwa yang menjadi tujuan nasional
adalah berkembangnya potensi peserta didik. Peserta didik disini adalah siswa
yang ada di sekolah dan potensi yang dimaksut adalah kemampuan-kemampuan
yang
dimiliki oleh siswa.
Mengingat pada
fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional tersebut maka jelas bahwa diharapkan
melalui pendidikan nasional sumber daya manusia indonesia menjadi sumber
daya
manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dengan negara-negara lain.
Artinya
kita akan melihat manusia indonesia yang berintelektual, manusia Indonesia yang
berkarakter dan dapat berprestasi untuk bersaing di dunia.
Kualitas
pendidikan salah satunya ditentukan olehsuasana kondusif
dalam proses belajar. Suasana kondusif sangat mempengaruhi kondisi peserta
didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.Menurut Rianto
(2007:1), tingkat keberhasilan pembelajaran amat ditentukan oleh kondisi yang
terbangun selama pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang semakin kondusif,
maka
tingkat keberhasilan peserta didik dalam belajarnya akan semakin tinggi dan
sebaliknya.Lebih lanjut
kondusifitas proses belajar di kelas juga dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam
mengajar. Kemapuan guru dalam memfasilitasi perserta didik dalam belajar
meliputi kemampuan guru dalam menyajikan pembelajaran, menggali kemampuan
siswa
dan mengembangkan potensi dari siswa.
Sementara dari
hasil wawancara dengan guru kelas yaitu Ibu Anjar S.Pd menyampaikan bahwa
konsentrasi belajar siswa memang tidak lama, konsentrasi maksimal siswa hanya
mencapai 10-15 menit dalam awal proses pembelajaran selebihnya kurang
optimal.
Siswa juga kurang antusias dalam belajar sehingga kurang mampu memahami
materi.
Kondisi-kondisi
yang terjadi di sekolah tersebut adalah kelemahan dalam proses pembelajaran
yang perlu segera diatasi. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah
dengan meningkatkan minat siswa dalam belajar. Untuk itu penggunaan media
pembelajaran dapat membantu untuk mengatasi minat siswa dan konsentrasi
siswa
dalam proses belajar. Lebih lanjut penggunaan media dalam proses belajar juga
dijelaskan olehHamalik (1986) dalam Arsyad (2013: 19)
mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi
dan
rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis
terhadap siswa. pendapat dari Hamalik tersebut menjalaskan bahwa untuk
menginkatkan.
Media papan lempar terbuat dari bahan kayu dan bergambarkan poin-poin, bisa
berbentuk kotak atau bulat. Pemanfaatan media papan lempar dilakukan dengan
siswa melemparkan mata jarum atau anak panah ke arah papan lemparyang
bergambarkan poin soal yang akan dijawab oleh siswa itu sendiri. Dengan media
ini diharapkan memberikan manfaat kepada proses pembelajaran yang
meningkatkan
keaktifan siswa, memotivasi siswa, meningkatkan fokus dari siswa serta yang
terakhir
yaitu meningkatkan hasil belajar dari siswa.
Atas dasar
pembahasan di atas maka penulis mencoba untuk mengetahui keefektifan
penerapan
media papan lempar terhadap hasil belajar siswa. yang kemudian menjadi
bahwan
analsisi skripsi dengan judul “Penerapan Media Papan Lempar Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negri Jomblang 01Kota Semarang Tahun
2015/2016”