Anda di halaman 1dari 7

Langkah-Langkah dan

Contoh Membuat Latar


Belakang Proposal Skripsi
Langkah-langkah membuat latar belakang proposal
skripsi.
1. Menemukan Masalah di lingkungan
anda (jangan Langsung Buat Judul). Dalam membuat skripsi, karya
ilmiah atau melakukan penelitian hal yang dicari pertama kali bukanlah JUDUL.
Yup..sering kali, banyak mahasiswa yang ketika diminta untuk membuat skripsi
langsung pusing dengan menentukan JUDUL terlebih dahulu. Ya seperti saya
dulu,. Jadi ketika kita membuat Skripsi kemudian kita membuat judul terlebih
dahulu maka yang sulit adalah menemukan masalah yang ada, membuat latar
belakangnya, menemukan data awalnya. Akan bagus jika kita mau mencari data
yang sesuai
dengan judul kita, lah kalau tidak mau hehehe CELAKA di akhir episode nanti.
Maka sangat penting untuk mengikuti alur yang sudah ada yaitu dengan
menemukan
masalah. Masalah adalah kondisi yang tidak
di harapkan. Sementara pendapat lain lebih jelas mengungkapkan bahwa
masalah
dalam penelitian adalah terjadinya ketimpangan antara harapan dan kondisi yang
ada. Misal dalam kelas di harapkan rata-rata nilai siswa di kelas 5 di atas KKM
pada mata pelajaran matematika, tapi pada keadaanya ternaya nilai rata-rata
siswa di kelas di bawah KKM. Maka itu dapat di sebut sebagai masalah.
2. Mencari data pendukung. Setelah kamu menemukan masalah
yang kamu cari maka langkah selanjutnya yaitu menemuka data-data pendukung
yang
menunjukan bahwa terjadi masalah di kelas kamu. Data-data pendukung tersebut
dapat berupa, hasil nilai siswa atau juga hasil wawancara dan mungkin hasil
observasi pengamatan di kelas. Alangkah baiknya data seperti hasil nilai siswa
dan hasil wawancara dengan wali kelas di masukan di sini. Karena akan
memperkuat argument kmau yang menunjukan masalah yang sedang terjadi di
kelas.
3. Mencari Solusi dari
Masalah yang telah di tentukan. Namamnya juga penelitian,
tujuannya yaitu menemukan ilmu pengetahuan baru, menguji ilmu pengetahuan
yang
telah ada, atau mengembangkan pengetahuan yang ada. Ketika ada masalah
maka
langkah selanjutnya yaitu mencari solusi dari masalah tersebut. Setelah kita
menemukan masalah seperti pada langkah pertama dan kedua, maka selanjutnya
kita
di hadapkan untuk mencari solusi. SOlusi yang kita berikan harus berlandaskan
oleh teori-teori yang sudah ada. An akan lebih kuat biasanya jika di dukung
oleh penelitian-penelitian terdahulu. Maka untuk mencari solusi, carilah
referensi teori-teori tentang metode, model, atau media yang dapat mengaatasi
masalah pembelajaran yang sebelumnya telah di temukan.
4. Menyimpulkan sebagai hipotesis
sementara bahwa Solusi yang diberikan dapat mengatasi masalah. Langkah
terakhir setelah kamu
menuliskan masalah, mencantumkan data-data pendukung, dan menentukan
solusi
yang di dukung oleh teori-teori serta penelitian terdahulu adalah menuliskan
kesimpulan. Kesimpulan di latar belakang adalah kesimpulan yang melandasai
kamu
melakukan penelitian ini. Seperti contoh berikut “Berdasarkan penjelasan di
atas maka dari itu peneliti memilih untuk meneliti pengaruh dari metode make a
match pada pembelajaran matematika kelas 5 SD batur semarang”.

Dalam

membuat latar belakang sebenarnya hanya ada dua kata kunci umum yaitu, ada

masalah dan di carikan solusi. Yang membuat banyak dan panjang latar belakang

adalah data-data pendukungnya. Mulai dari Landasan Yuridis, Landasan Empiris,

Landasan Teoritis, dan Penelitian Terdahulu.

Landasan

Yuridis adalah landasan yang isinya tentang Peraturan atau UU yang mendukung,

seperti UU tentang system pendidikan nasional dan masih banyak aturan lainnya.

Landasan

Empiris adalah landasan yang berisi data-data nyata yang ada di lapangan,

seperti data nilai siswa, data usia siswa, data latar belakang keluarga siswa,

hasil wawancara, hasil pengamatan dan lain sebagainya.


Landasan

Teoritis adalah landasan yang isinya teori-teori yang mendukung argument yang

kamu berikan. Ya speeti pendapat ahli tentang pengertian suatu hal, atau solusi

suatu hal. Yang ini yang penting ambilnya dari buku, gitu aja.

Terakhir

yaitu penelitian terdahulu, merupakan hasil dari penelitian yang telah

dilakukan dan sekiranya cocok dan dapat mendukung argument kamu tentang solusi

yang kamu tawarkan. Carilah pada jurnal-jurnal tertentu. Di Internet juga

banyak hasil jurnal penelitian.

Setelah

kamu memahami tentang langkah-langkah untuk membuat latar belakang, maka

langkah terpenting adalah segera kerjakan sesuai langkah-langkah yang sudah

saya tuliskan. Ingat jangan malas, karena sesungguhnya yang membuat kita lama

atau sulit untuk menyelesaikan skripsi kita adalah kemalasan itu hehe,

pengalaman saya si begitu.

Untuk

lebih memudahkan kawan-kawan dalam membuat Latar belakang, berikut ini sudah

saya siapkan contoh latar belakang yang memuat keseluruhan langkah-langkah

tersebut.

Contoh
Latar Belakang Proposal Skripsi
Dewasa ini bangsa Indonesia sedang
berupaya meningkatkan sumber daya manusia. Hal tersebut dilakukan dengan
meningkatkan kecerdasakan sumber daya manusia. Hal tersebut juga tidak lepas
usaha untuk dapat bersaing di era globalisasi. Upaya mencerdaskan manusia
Indonesia dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan.  Upaya
mencerdaskan manusia Indonesia, juga
telah jelas dituangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003, pasal 3 yang menyebutkan bahwa.

Pendidikannasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. (Sisdiknas No 20 tahun 2003).

Undang-undang
tersebut menyebutkan bahwa yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
dan
membentuk watak serta menceradaskan kehidupan bangsa adalah pendidikan
nasional. Oleh sebab itu pendidikan nasional harus mempunyai kualitas yang
baik, sehingga mampu untuk mencapai fungsi dan tujuan dari pendidikan di
Indonesia. SementaraUndang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 juga
menyebutkan bahwa:

Pendidikannasional bertujuan untuk


berkembangnya potensi peserta didik untuk menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokkratis dan bertanggung jawab.

Undang-Undang
tersebut juga dengan jelas menyampaikan bahwa yang menjadi tujuan nasional
adalah berkembangnya potensi peserta didik. Peserta didik disini adalah siswa
yang ada di sekolah dan potensi yang dimaksut adalah kemampuan-kemampuan
yang
dimiliki oleh siswa.

Mengingat pada
fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional tersebut maka jelas bahwa diharapkan
melalui pendidikan nasional sumber daya manusia indonesia menjadi sumber
daya
manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dengan negara-negara lain.
Artinya
kita akan melihat manusia indonesia yang berintelektual, manusia Indonesia yang
berkarakter dan dapat berprestasi untuk bersaing di dunia.

Namun dewasa ini pendidikan di


Indoenesia berada pada tingkat yang rendah. Dikutip DetikNews.com (2014)
disebutkan bahwa hasil survei dari PISA (Program
for International Student Assesment) tahun 2012 memperlihatkan bahwa negara
Indonesia berada diperingkat rendah. Negara yang paling rendah dalam peringkat
ini adalah Peru dan Indonesia. Lebih lanjut dikutip dari MetrotvNews.com (2013)
disampaikan bahwa tingkat membaca pelajar Indonesia menempati urutan ke-61
dari
65 negara anggota PISA. Indonesia hanya mengumpulkan skor membaca 396
poin.
Untuk literasi matematika, pelajar Indonesia berada di peringkat 64 dengan skor
375. Adapun skor literasi sains berada di peringkat 64 dengan skor 382.
Sedangkan dikutip dari Kompas.com (2012) disebutkan bahwa hasil research dari
Firma Pendidikan Pearson
sistem pendidikan Indoensia berada di posisi terbaFwah bersama Meksiko dan
Brazil. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat pendidikan di Indonesia
masihlah rendah dan jauh dibandingkan dengan negara-negara lain.
Kondisi tersebut
jelas menunjukan bahawa terjadinya ketimpangan yaitu anatar harapan dengan
kenyataan. Harapan dari adanya pendidikan nasional yaitu mampu
mengembangkan
kualitas sumber daya manusia, sehingga dapat bersaing di era global dengan
negara-negara lain. Namun kondisi yang terjadi adalah sebaliknya, pendidikan
nasional belum mampu secara maksimal mengembangkan manusia indonesia
yang mampu
bersaing di era global. Ketimpangan tersebut menjadikan adanya masalah yaitu
kualitas pendidikan nasilan yang masih kurang.

Kualitas
pendidikan salah satunya ditentukan olehsuasana kondusif
dalam proses belajar. Suasana kondusif sangat mempengaruhi kondisi peserta
didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.Menurut Rianto
(2007:1), tingkat keberhasilan pembelajaran amat ditentukan oleh kondisi yang
terbangun selama pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang semakin kondusif,
maka
tingkat keberhasilan peserta didik dalam belajarnya akan semakin tinggi dan
sebaliknya.Lebih lanjut
kondusifitas proses belajar di kelas juga dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam
mengajar. Kemapuan guru dalam memfasilitasi perserta didik dalam belajar
meliputi kemampuan guru dalam menyajikan pembelajaran, menggali kemampuan
siswa
dan mengembangkan potensi dari siswa.

Oleh sebab itu


untuk menginkatkan kualitas dari pendidikan nasional dapat dilakukan oleh guru
dengan meningkatkan kemampuannya dalam memfasilitasi peserta didik dalam
proses
pembelajaran. Menurut Rusman (2015: 21) “pembelajaran merupakan suatu
sistem,
yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya”. Komponen-komponen yang saling berhubungan dalam pembelajaran
yaitu
tujuan, materi, media dan strategi pembelajaran. Maka dengan kemampuan guru
mengorganisir pembelajaran dengan baik, dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik.
Namun, kondisi
yang terjadi di sekolah, tidak sepenuhnya terjadi seperti yang diharapkan yaitu
terjadinya proses pembelajaran yang terorganisir dengan baik. Sebaliknya yang
terjadi adalah kurang optimalnya proses belajar mengajar yang terdapat di
sekolah.  Dari pengamatan yang dilakukan
oleh penulis pada proses belajar siswa dikelas IVSD 
Jomblang 01 Kota Semarang 
ditemukan kondisi-kondisi sebagaimana berikut yaitu, kurangnya minat
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa kesulitan untuk memahami
materi yang disampaikan oleh guru serta hasil belajar siswa, dimana sebanyak 22
anak tidak mampu untuk mencapai nilai KKM pelajaran matematika.

Sementara dari
hasil wawancara dengan guru kelas yaitu Ibu Anjar S.Pd menyampaikan bahwa
konsentrasi belajar siswa memang tidak lama, konsentrasi maksimal siswa hanya
mencapai 10-15 menit dalam awal proses pembelajaran selebihnya kurang
optimal.
Siswa juga kurang antusias dalam belajar sehingga kurang mampu memahami
materi.

Kondisi-kondisi
yang terjadi di sekolah tersebut adalah kelemahan dalam proses pembelajaran
yang perlu segera diatasi. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah
dengan meningkatkan minat siswa dalam belajar. Untuk itu penggunaan media
pembelajaran dapat membantu untuk mengatasi minat siswa dan konsentrasi
siswa
dalam proses belajar. Lebih lanjut penggunaan media dalam proses belajar juga
dijelaskan olehHamalik (1986) dalam Arsyad (2013: 19)
mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi
dan
rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis
terhadap siswa. pendapat dari Hamalik tersebut menjalaskan bahwa untuk
menginkatkan.

Penjelasan diatas menjelaskan bahwa


media mampu untuk membangkitkan keinginan dan minat serta motivasi dan
menrangsang siswa dalam belajar. Maka dengan begitu utnuk mengatasi masalah
dalam proses pembelajaran, penggunaan media ini dapat membantu
menyelesaikan
masalah tersebut. Menurut Arsyad (2013: 3) “media dalam proses belajar
mengajar
cendrung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau electronis untuk
menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal”.
Pengertian dari Arsyad menekankan media adalah alat yang digunakan untuk
menyusun kembali informasi visual atau verbal yang memudahkan siswa
menerima
pesan. Media menjadi alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan informasi.
Mempermudah peserta didik dalam menyerap informasi yang disampaikan oleh
guru.

Mengingat kembali pada permasalahan


dalam proses pembelajaran dan mengingat bahwa media mampu untuk
membantu
menyelesaikan masalah tersebut, maka penulis hendak meneliti pengaruh dari
penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar. media yang hendak
penulis
teliti dalam hal ini adalah media papan lempar.

Media papan lempar terbuat dari  bahan kayu dan bergambarkan poin-poin, bisa
berbentuk kotak atau bulat. Pemanfaatan media papan lempar dilakukan dengan
siswa melemparkan mata jarum atau anak panah ke arah papan lemparyang
bergambarkan poin soal yang akan dijawab oleh siswa itu sendiri. Dengan media
ini diharapkan memberikan manfaat kepada proses pembelajaran yang
meningkatkan
keaktifan siswa, memotivasi siswa, meningkatkan fokus dari siswa serta yang
terakhir
yaitu meningkatkan hasil belajar dari siswa.

Atas dasar
pembahasan di atas maka penulis mencoba untuk mengetahui keefektifan
penerapan
media papan lempar terhadap hasil belajar siswa. yang kemudian menjadi
bahwan
analsisi skripsi dengan judul “Penerapan Media Papan Lempar Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negri Jomblang 01Kota Semarang Tahun
2015/2016”

Anda mungkin juga menyukai