Anda di halaman 1dari 28

Ari Aji Astuti

Disampaikan pada acara


JR UNS
Ska, 11 Mei 2017
 Ramadhan, secara harfiah berasal dari kata
“ramadha”, artinya “membakar”. Dinamakan
demikian, karena pada masa lalu cuaca di bulan
itu sangat panas, sehingga apabila orang berjalan
di tengah gurun pasir tanpa alas kaki, kakinya
bisa hangus terbakar.
 Ramadhan dimaknai “membakar”, karena
pahala orang yang melaksana kan puasanya
dengan benar, berarti telah membakar dosa-
dosanya yg lalu, sabda Rasul :
‫ذَ ْن ِبه‬ ‫غ ِف َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن‬
ُ ‫سابًا‬ ْ ‫ان إِي َمانًا َو‬
َ ِ‫احت‬ َ ‫ض‬ َ ‫َم ْن‬
َ ‫صا َم َر َم‬
“Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan
dengan keimanan dan ihtisab, niscaya diampuni
Allah segala dosa-dosanya yang terdahulu”. (HR.
Muttafaq `alaih)
 Ramadhan pada awal sejarahnya disebut
bulan “musim panas” , sebab pada masa
pra-Islam kalender yang berlaku mengikuti
sistem qamariah (perjalanan bulan) .
 Akan tetapi nama-nama bulannya
mengikuti keadaan musim (peredaran
matahari) dan kondisi yang terjadi di
semenanjung Arabia.
 Sehingga setelah melewati kurun waktu
tertentu, Ramadhan tidak jatuh pada titik
musimnya lagi.
 Hikmahnya penduduk Muslim di berbagai
belahan dunia mengalami puasa dg
pergiliran musim yang berbeda. (Sumber dari
catatan : (ADEQ) muhammad danial bin ahmad di 01:10 )
 Persiapan Menjelang Ramadhan :

1.I’dad Ruhi Imani(persiapan ruh keimanan).


 Berdoa : “Ya Allah, berikanlah kepada kami
keberkahan pada bulan Rajab dan Sya’ban,
serta sampaikanlah kami kepada Ramadhan.”
 Tidak
melakukan berbagai maksiat dan
kedzhaliman sejak sebelum Ramadhan .
 Puasa sunnah Sya’ban: Aisyah ra. berkata:
“Saya tidak melihat Rasulullah SAW
menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan
Ramadan. Dan saya tidak melihat dalam satu
bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada
bulan Sya’ban.” (HR Muslim).
 Banyak berinteraksi dengan al-Qur’an.
2.I’dad Jasadi (persiapan fisik).

 Untuk memasuki Ramadhan kita sebaiknya


menyiapkan fisik yang lebih kuat dg cara :
 @ Menjaga kesehatan
 @ Membiasakan diri melatih fisik dengan :
 # Puasa sunnah.
 # Biasa bangun malam (qiyamul-lail).
3. I’dad Maali ( persiapan harta )

 untuk melipat gandakan sedekah,zakat dan


infaq.
 Karena pada bln Ramadhan disediakan
peluang yang banyak untuk bersedekah.

4. I’dad Fikri wa Ilmi


(persiapan intelektual dan keilmuan).
 Membaca berbagai buku dan menghadiri majlis
ilmu tentang Ramadhan.

 Menghafal ayat-ayat dan doa-doa yang terkait,


atau menguasai berbagai masalah dalam fiqh
puasa.
1.Shiyam (puasa)
 Shaum atau shiyam bermakna menahan (al-imsaak),
dan menahan itulah aktifitas inti dari puasa.
 Menahan makan dan minum serta segala macam yang
membatalkannya dari mulai terbit fajar sampai
tenggelam matahari dengan diiringi niat.
2. Berinteraksi dengan Al-Quran
Berinteraksi dalam arti hidup dalam naungan Al-
Qur’an baik secara :
 tilawah (membaca), tadabbur (memahami),
hifzh(menghafalkan), tanfiidzh (mengamalkan),ta’liim
(mengajarkan) tahkiim (menjadikannya sebagai
pedoman).
 Rasulullah saw . bersabda:

ُ‫علّ َمه‬ َ ‫َخ ْي ُر ُك ْم َم ْن تَعَلّ َم القُ ْر‬


َ ‫آن َو‬
Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an
dan yang mengajarkannya
3.Qiyam Ramadhan (Shalat Terawih)

Qiyam Ramadhan diisi dengan sholat malam atau yang


biasa dikenal dengan sholat tarawih. Rasulullah saw.
bersabda:
‫غ ِف َر لهُ ما ت َق ّد َم ِم ْن ذَ ْن ِب ِه‬
ُ ً ‫سابا‬ ْ ً ‫ضان إيمانا‬
َ ِ‫واحت‬ َ ‫"من قا َم َر َم‬
“ Barang siapa yang melakukan qiyam Romadon dengan
penuh iman dan perhitungan/taqwa, maka diampuni
dosanya yang telah lau” (Muttafaqun ‘aliahi)

4.Memperbanyak Dzikir, Do’a dan Istighfar


Diantara aktifitas yang sangat penting dan bernilai
tinggi, namun ringan dilakukan oleh umat Islam
adalah memperbanyak dzikir, do’a dan istighfar.

 QS Al Baqoroh 186 diletakkan diantara ayat2 perintah


shiyam
Do’a orang-orang yang berpuasa sangat mustajab, maka
perbanyaklah berdo’a untuk kebaikan dirinya dan umat
Islam yang lain, khususnya yang sedang ditimpa kesulitan
dan musibah.
Do’a dan istighfaar pada saat mustajab adalah:
@ Saat berbuka :
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- ia berkata:
“Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda:
'Tiga orang yang doa mereka tidak ditolak; orang yang
berpuasa sehingga ia berbuka, imam yang adil, dan
doa orang yang terzhalimi akan diangkat Allah SWT
di atas awan dan dibuka untuknya pintu-pintu langit,
dan Allah SWT berfirman: 'Demi izzahku, sungguh
Aku akan mendolongmu walaupun setelah beberapa
saat'”. (H. R. Ahmad dan At-Tirmidzi, dan ia berkata: “Hadits ini
hasan”.

@ Sepertiga malam terakhir, yaitu ketika Allah SWT.


turun ke langit dunia dan berkata: Siapa yang bertaubat ?
Siapa yang meminta ? Siapa yang memanggil, sampai
waktu shubuh (HR Muslim)
@ Istighfar pada waktu sahur.

Allah Ta’ala berfirman:


Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang
lebih baik dari yang demikian itu?" Untuk orang-orang
yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka
ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai;
mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai)
istri-istri yang disucikan serta keridaan Allah: Dan Allah
Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Yaitu) orang-
orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami
telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan
peliharalah kami dari siksa neraka,"(yaitu) orang-orang
yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang
menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang
memohon ampun di waktu sahur (3:15-17).
@ setelah menunaikan sholat Shubuh
sampai terbit matahari.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits:


“Barangsiapa shalat Fajar berjama’ah di
masjid, kemudian tetap duduk berdzikir
hingga terbit matahari, lalu sholat dua
rakaat, maka seakan-akan ia mendapat
pahala haji dan umrah dengan
sempurna, sempurna dan sempurna “
(HR At-Tirmidzi)
5. Shodaqoh, Infak dan Zakat
Rasulullah saw. adalah orang yang paling pemurah dan
dibulan Ramadhan beliau lebih pemurah lagi.
Kebaikan Rasulullah saw. di bulan Ramadhan melebihi
angin yang berhembus karena begitu cepat dan
banyaknya. Dalam sebuah hadits disebutkan :

‫أفضل الصدقة صدقة رمضان‬


“ Sebaik-baiknya sedekah yaitu sedekah di bulan
Ramadhan”(HR Al-Baihaqi, Alkhotib dan At-Turmudzi)

Dan salah satu bentuk shodaqoh yang dianjurkan


adalah memberikan ifthor (santapan berbuka
puasa) kepada orang-orang yang berpuasa.
Seperti sabda beliau :
ً ‫صائِ ِم شيئا‬ ْ ‫ص ِم ْن‬
ّ ‫أج ِر ال‬ َ ‫أجر ِه‬
ُ ُ‫غ ْي َر أنّهُ ال يَ ْنق‬ َ ً ‫“من ف ّط َر صائِما‬
ِ ‫كان لهُ مثْ ُل‬
(HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah).
6.Menuntut Ilmu dan Menyampaikannya

7. Umrah

Rasulullah SAW bersabda kepada seorang wanita dari


Anshor yang bernama Ummu Sinan : “Agar apabila
datang bulan Ramadhan, hendaklah ia melakukan
umrah, karena nilainya setara dengan haji bersama
Rasulullah saw. (HR.Bukhari dan Muslim).

8. Mencari Lailatul Qadar


 Rasulullah bersabda:“ Carilah di sepuluh terakhir bulan
Ramadhan, dan carilah pada hari kesembilan, ketujuh
dan kelima. Saya berkata, wahai Abu Said engkau lebih
tahu tentang bilangan. Abu said berkata :Betul . Apa yang
dimaksud dengan hari kesembilan, ketujuh dan kelima.
Berkata: Jika sudah lewat 21 hari, maka yang kurang 9
hari, jika sudah 23 yang kurang 7 dan jika sudah lewat 25
yang kurang 5 “
(HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Al-baihaqi)
Ketika mendapatkan lailatul qadar, Rasulullah
saw. mengajarkan kita untuk membaca doa
berikut:
ِّ‫ى‬
ِ ‫ع‬ ُ ‫ب ْالعَ ْف َو فَا ْع‬
َ ‫ف‬ َ ‫اللَّه َّم إنَّ َك‬
ُ ‫عفُ ٌو ت ُ ِح‬
9.Itikaf
 I’tikaf adalah puncak ibadah di bulan Ramadhan.
 ُ‫شدَّ ِمئْزَ َره‬ َ ‫سلَّ َم ِإذَا دَ َخ َل ْالعَ ْش ُر‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ َِّّ‫صل‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ي‬
ُّ ‫ان الىَّ ِب‬
َ ‫َك‬
َ َ‫َوأ َ ْحيَا لَ ْيلَهُ َوأ َ ْيق‬
‫ظ أ َ ْهلَه‬
“Rasulullah saw ketika memasuki sepuluh hari
terakhir menghidupkan malam harinya,
membangunkan keluarganya dan mengencangkan
ikat pinggangnya” (HR Bukhari dan Muslim).
10.Menjaga Keseimbangan antara Ibadah dan
urusan yang lain
Yg mendapat keringanan di bln
Ramadhan:
Ada 4 golongan:
 ‫فمن كان منكم مريضا أو على سفر فعدة من أيام أخر وعلى الذين يطيقونه‬
‫فدية طعام مسكين فمن تطوع خيرا فهو خير له وأن تصوموا خير لكم إن‬
‫كنتم تعلمون‬
Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau
dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu
pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang
berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.
Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan
kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan
berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.(
QS.2:184).

1.Orang sakit yang berbahaya baginya jika berpuasa


2.Orang bepergian yang boleh mengqashar shalat
(81km) .
3.Orang yang tidak kuat berpuasa karena tua
atau sakit yang tidak ada harapan sembuh.

 Bolehtidak berpuasa dan harus Membayar


fidyah (memberi makan seorang miskin untuk
setiap hari yang di tinggalkan nya ) senilai : 1
mud = 675 gr. / 0,688 ltr. (Demikian kata Ibnu
Abbas menurut riwayat Al-Bukhari. Lihat kitab Tafsir Ibnu
Katsir, 1/215).

4.Wanita hamil dan wanita menyusui :

 Sebagian besar ulama berpandangan bahwa


wanita yang hamil boleh tidak berpuasa pada
siang hari bulan ramadhan dan menggantinya di
hari yang lain.
 Apabila tidak berpuasanya karena kondisi
fisiknya yang lemah dan tidak kuat berpuasa,
sebagian besar ulama berpandangan bahwa
ia berkewajiban mengqadha puasa tersebut
di hari lain atau ketika mampu, dan tidak
berkewajiban membayar fidyah.
 Adapun apabila wanita yang hamil atau
menyusui dan mampu berpuasa, lalu ia tidak
berpuasa karena khawatir terhadap
kesehatan anaknya saja, ia berkewajiban
mengqadha dan membayar fidyah.
 Para ulama hanafiah berpendapat cukup
dengan mengqadha saja.
 Menurut Ibnu Abbas, sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Abu Dawud.(kitab Ar
Raudhul Murbi', 1/124):

 Jikakhawatir atas kesehatan anaknya,


boleh bagi mereka tidak berpuasa dan
harus meng-qadha serta membayar
fidyah (memberi makan seorang miskin
untuk setiap hari yang ditinggalkan ).

 Adapun jika khawatir atas kesehatan


diri mereka sendiri, maka mereka boleh
tidak puasa dan harus mengqadha saja.
 Para ulama Kontemporer, seperti : DR Yusuf Al-
Qardhawi, DR Wahabah Zuhaili, Syaikh Utsaimin dan
Syaikh Abdul Aziz bin Baz bahwa wanita yang hamil
atau menyusui berkewajiban untuk mengqadha puasa
yang ditinggalkan.
 Sedangkan fidyah, pada dasarnya hanya berlaku
untuk orang yang tidak ada harapan untuk berpuasa,
misalnya : orang tua yang tidak mampu berpuasa
atau orang yang sakit menahun.
 Oleh karena itu, DR Yusuf Al-Qardhawi berpendapat
bagi wanita yang tidak memungkinkan lagi untuk
mengqadha karena melahirkan dan menyusui secara
berturut-urut sampai beberapa tahun, ia bisa
mengganti qadhanya dengan fidyah. Hal ini karena
ada illat (alasan hukum) tidak ada kemampuan lagi
untuk mengqadha semuanya. Tetapi, selama masih
bisa mengqadha dan memungkinkan, maka kewajiban
mengqadha itu tetap ada.
Yang dilarang puasa:

Wanita haid dan wanita nifas:


 Mereka tidak boleh berpuasa dan wajib
mengqadha di har yang lain. Jika ia tetap
berpuasa, maka tidak sah puasanya dan
berdosa.

 Aisyah radhiallahu 'anha berkata: "Jika kami


mengalami haid, maka diperintahkan untuk
mengqadha puasa dan tidak diperintahkan
menggadha shalat." (Hadits Muttafaq 'Alaih).
Saat menjelang Ramadhan :
 1. Kurang melakukan persiapan di bulan Sya’ban.
Dalam hadits Bukhari dan Muslim, dari Aisyah
Radhiallaahu ‘anha berkata :”Saya tidak pernah
melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh selain di
bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah melihat
beliau banyak berpuasa selain di bulan Sya’ban.”
 2. Menganggap Ramadhan seperti bulan-bulan yg
lain

Saat Ramadhan :
1. Berbuka puasa tanpa udzur
Barangsiapa yang berbuka puasa satu hari pada bulan Ramadhan
tanpa ada udzur dan tidak pula karena sakit maka puasa setahun
pun tidak akan dapat mencukupinya walaupun ia mampu
berpuasa (HR Tirmizi, Abu Daud dan Ibnu Majah) Hadits ini jg
diriwayatkan Bukhari dengan mu'allaq dalam shahih-nya (4/160-
Fathul Bari) tanpa sanad.
Dari Abu Umamah Al-Bahili Radhiyallahu 'anhu, ia
berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda : Ketika aku tidur, datanglah
dua orang pria kemudian memegang dua lenganku ,
dan membawaku ke satu gunung yang kasar (tidak
rata), keduanya berkata, "Naik". Aku katakan, "Aku
tidak mampu". Keduanya berkata, 'Kami akan
memudahkanmu'. Akupun naik hingga sampai ke
puncak gunung, ketika itulah aku mendengar suara
yang keras. Akupun bertanya, 'Suara apakah ini?'.
Mereka berkata, 'Ini adalah teriakan penghuni neraka'.
Kemudian keduanya membawaku, ketika itu aku
melihat orang-orang yang digantung dengan kaki di
atas, mulut mereka rusak/robek, darah mengalir dari
mulut mereka. Aku bertanya, 'Siapa mereka?'
Keduanya menjawab, 'Mereka adalah orang-orang yang
berbuka sebelum halal puasa mereka. [Riwayat An-Nasa'i dalam Al-
Kubra sebagaimana dalam Tuhfatul Asyraf 4/166 dan Ibnu Hibban (no.1800-zawaidnya) dan
Al-Hakim 1/430 dari jalan Abdurrahman bin Yazid bin Jabir, dari Salim bin 'Amir dari Abu
Umamah. Sanadnya Shahih]
 *sumber : http://www.almanhaj.or.id/ (dengan sedikit tambahan-pen)
Pasca Ramadhan :
 Menganggap Idul Fitri sbg hari kebebasan.
 Khalifah Umar ibn Abdul Aziz memerintahkan seluruh rakyatnya
supaya mengakhiri puasa dengan memperbanyak istighfar dan
memberikan sadaqah, karena istighfar dan sadaqah dapat
menambal yang robek-robek atau yang pecah-pecah dari
puasa. Menginjak hari-hari
berlalunya Ramadhan, mestinya kita semakin sering melakukan
muhasabah (introspeksi) diri.

 Gemar bicara sia-sia dan dusta.


“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta perbuatan
Az-Zur, maka Allah tidak membutuhkan perbuatan orang yang
tidak bersopan santun, maka tiada hajat bagi Allah padahal dia
meninggalkan makan dan minumnya.” (HR Bukhari dari Abu
Hurairah)

 Tidak lagi bersemangat melakukan amaliyah Ramadhan,


seperti tilawah, memperbanyak amalan sunnah, beramal
shaleh, memutus silaturahim, dll
 Mempertahankan Semangat Ramadhan:
 Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar,
sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga)
orang yang telah tobat beserta kamu dan janganlah
kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan (11:112).
 Silaturahim:
ُ‫ط لَه‬ َّ ‫سلَّ َم قَا َل َم ْن أَ َح‬
َ ‫ب أَ ْن يُ ْب‬
َ ‫س‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ َِّّ‫صل‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو َل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ع ْن أَن َِس ب ِْن َما ِلكٍ أ َ َّن َر‬َ 
)‫ص ْل َر ِح ََهُ (رواه البخاري ومسلم‬ ِ َ‫سأ َ لَهُ فِي أَثَ ِر ِه فَ ْلي‬
َ ‫فِي ِر ْزقِ ِه َويُ ْى‬
 Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw.
bersabda, ”Barangsiapa ingin dilapangkan baginya
rezekinya dan dipanjangkan untuknya umurnya
hendaknya ia melakukan silaturahim.” (Bukhari dan
Muslim).
 Dari Uqbah bin Amir, dia berkata:”Rasulullah SAW
bersabda: “Wahai Uqbah, bagaimana jika
kuberitahukan kepadamu tentang akhlaq penghuni
dunia dan akherat yang paling utama? Hendaklah
engkau menyambung hubungan persaudaraan
dengan orang yang memutuskan
denganmu,hendaklah engkau memberi kepada
orang yang tidak mau memberimu dan maafkanlah
orang yang telah menzalimimu”(HR. Ahmad, Al
Hakim, dan Al Baghawy).

 Shoum syawal :

‫صيَ ِام الدَّ ْه ِر‬ َ ‫ضانَ ث ُ َّم أَتْبَعَهُ ِستًّا ِم ْن‬


ِ ‫ش َّوا ٍل َكانَ َك‬ َ ‫ام َر َم‬
َ ‫ص‬َ ‫ َم ْن‬
 “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian
berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia
berpuasa seperti setahun penuh” (HR. Muslim no.
1164).
 Iklhas
 Istiqomah : "Amal yang paling dicintai Allah adalah yang terus menerus
(kontinyu) meskipun sedikit" (HR. Bukhari dan Muslim)
 Memahami manfaat ibadah :
 Shalat mencegah perbuatan keji dan munkar (29:45)
 Shoum :Dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- ia berkata:
Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- beliau bersabda: “Pada
bulan Ramadhan umatku diberi lima hal yang tidak pernah
diberikan kepada umat sebelumnya; bau tidak sedap mulut orang
yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah SWT daripada minyak
misik, para malaikat memintakan pengampunan untuk mereka
sehingga mereka berbuka, setiap hari Allah SWT mempercantik
surga, kemudian berfirman: “hampir-hampir para hamba-Ku yang
shalih mendapati berbagai beban dan rasa sakit, dan akhirnya
mereka sampai kepadamu (surga), para syetan dibelenggu,
sehingga mereka tidak mampu mencapai sesuatu yang di luar
Ramadhan mereka mampu mencapainya, dan pada akhir
Ramadhan Allah SWT memberikan pengampunan, ditanyakan
kepada Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- apakah malam
yang dimaksud adalahlailatul qadar? Beliau -shallallahu 'alaihi wa
sallam menjawab: bukan, akan tetapi, setiap pekerja jika telah
menyelesaikan kerjanya niscaya akan diberikan upahnya secara
penuh”. (H. R. Ahmad).
 Banyak berdo’a
 “Allahumma ‘ainnii ‘ala dzikrika wa syukrika wa
husni ibaadatik. Ya Allah, tolong saya untuk
senantiasa dalam kondisi dzikir mengingat-Mu.
Tolong saya untuk selalu mensyukuri nikmat-
nilmat-Mu. Dan tolong saya untuk memperbaiki
peibadatnku kepada-Mu.”
 Membuat target
 Membangun sikap muroqobatullah
‫وهللا أعلم بالصواب‬
‫وجزاك هللا خيرا كثيرا‬

Anda mungkin juga menyukai