Khutbah Pertama
َقْد َج اَء ُك ْم َر َمَض اُن َش ْهٌرُم َب اَر ٌك اْف َت َر َض ُهللا َع َلْي ُك ْم ِص َي اَم ُه ُتْف َت ُح َف ْي ِه أْب َو اُب اْلَج َّن ِة
َو ُيْغ َلُق َفْي ِه أْب َو اُب اْلَج ِح ْي ِم َو ُتَغ ًّل َف ْي َه الَّش َي اَط ْيُن َفْي ِه َلْي َلٌة َخ ْيٌر ِم ْن أْل ِف َش ْه ٍر
Artinya: “Telah datang bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka
Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Saat itu pintu-
pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan
pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari
seribu bulan.” (HR. Ahmad).
Bulan Ramadan juga adalah anugerah dan nikmat yang agung
yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad
SAW. Di dalamnya terdapat keutamaan- keutamaan dan hikmah khusus
yang diberikan Allah kepada hambanya yang ikhlas dan tulus
menjalankan ibadah puasa, serta ibadah-ibadah lainnya. Di Bulan
Ramadhan, juga muslim diwajibkan berpuasa pada siang hari dan
melakukan qiyamul lail pada malam hari. Dalil diwajibkannya puasa di
Bulan Ramadhan termaktub dalam Al Quran, Surat Al Baqarah Ayat
183. Allah SWT berfirman:
َم ْن َص اَم َر َمَض اَن ِإيَم اًن ا َو اْح ِتَس اًبا ُغ ِفَر َلُه َم ا َتَق َّد َم ِم ْن َذ ْن ِبِه
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a., Nabi SAW bersabda: “Siapa yang
melaksanakan puasa Ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan,
maka diampuni dosanya yang telah berlalu”. (Hadis Shahih, riwayat al-
Bukhari: 37 dan Muslim: 1266).
َشۡہ ُر َر َمَض اَن ٱَّلِذ ٓى ُأنِز َل ِفيِه ٱۡل ُقۡر َء اُن ُه ً۬د ى ِّللَّن اِس َو َب ِّي َن ٰـ ٍ۬ت ِّم َن ٱۡل ُهَد ٰى
ۡل
َو ٱ ُفۡر َقا ِۚن
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil).”(Q.S. Al-Baqarah: 185)
َو َنَفَع ِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْي ِه ِمَن ْاآلَياِت، َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْل َع ِظ ْي ِم
َفاْس َتْغ ِفُرْو ُه ِإّن ُه ُه َو اْل َغ ُفْو ُر الّر ِحْيم, َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا،َو الِّذ ْك ِر اْلَح ِكْيم
Melalui mimbar yang mulia ini, al-Faqir ingin mengajak, khususnya kepada
pribadi al-Faqir dan umumnya kepada jamaah Salat Jum’at siang hari ini: Marilah!
Kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt dengan mematuhi perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya.
Alhamdulillah, kita dipertemukan lagi dengan bulan Ramadan, walaupun
puasa tahun ini kita masih dalam suasana pandemi Covid-19. Marilah kita
renungkan salah satu sabda Rasulullah Saw: “Puasalah di bulan melatih
kesabaran, yakni bulan Ramadan” (Shum syahr al-shabr Ramadhan). Jika salah
satu hikmah berpuasa adalah melatih kesabaran, maka terlebih lagi berpuasa
dalam situasi pandemi seperti saat ini.
Kita benar-benar ditempa untuk menjadi manusia yang lebih banyak
bersabar dalam menjalankan perintah agama di satu sisi, dan mengahadapi ujian
hidup di sisi lainnya. Dalam ajaran Islam, sabar adakalanya berhubungan dengan
ketentuan takdir Allah, seperti kita sabar menghadapi situasi sekarang ini. Sabar
juga ada kalanya berhubungan dengan upaya sekuat tenaga untuk bertahan dan
tidak goyah menghadapi rayuan setan yang membujuk manusia agar melanggar
perintah Allah dan Rasul-nya. Termasuk sabar pula adalah sabar menjalankan
perintah dan beribadah untuk menggapai ridha-Nya Allah Swt, sebagaimana kita
sabar di dalam menjalankan puasa di bulan Ramadan.
Puasa adalah menahan sekaligus meredam hasrat dan hawa nafsu yang
terdapat dalam diri manusia. Pada saat seseorang berpuasa dapat dipastikan
dirinya sedang bersabar dari segala hal yang dapat membatalkan puasanya,
seperti makan, minum, berhubungan badan suami-istri semenjak terbit fajar
hingga terbenamnya matahari. Seseorang yang berpuasa pada dasarnya sedang
berada di puncak kesabaran yang tidak ada bandingannya, baik di dunia maupan
kelak ketika berhadapan langsung dengan Allah Swt pada hari kiamat.
Rasulullah Saw pernah berwasiat kepada para sahabatnya, di antaranya Abu
Umamah supaya membiasakan berpuasa. Sebab, tidak ada yang menyamai
keagungan ibadah puasa. Begitu agungnya ibadah puasa, hingga Abu Hudzaifah
pernah meriwayatkan dari Rasulullah Saw tentang sebuah hadits yang artinya:
“Barang siapa ditutup usianya (meninggal dunia) dalam kondisi menjalankan
puasa, maka dia masuk surga.”
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah Swt
ٰٓي َاُّيَه ا اَّلِذ ْي َن ٰا َم ُنوا اْس َت ِع ْي ُنْو ا ِبالَّصْب ِر َو الَّص ٰل وِةۗ ِاَّن َهّٰللا َمَع الّٰص ِبِر ْي َن
153. Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.