Anda di halaman 1dari 9

Khutbah Jumat Menyambut Bulan Ramadhan 2023

Khutbah Pertama

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Setelah bertahmid memuji Allah sebagai wujud syukur kita


kepada Allah atas segala nikmat-Nya yang diberikan kepada kita,
Setelah salawat dan salam kita haturkan kepada Allah teruntuk
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan umatnya, Izinkanlah khatib
menyampaikan wasiat takwa, terkhusus untuk pribadi khatib sendiri
dan umumnya untuk jamaah sidang Jumat yang dimuliakan Allah. “Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-
benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam. Jamaah Jumat yang
dirahmati Allah Tanpa terasa, Bulan Sya’ban sudah memasuki fase
terakhir. Itu artinya tinggal beberapa hari lagi akan kedatangan tamu
agung, tamu istimewa yang dinanti-nantikan kedatangannya oleh
setiap orang yang beriman. Dialah bulan suci Ramadhan, bulan penuh
berkah. Bulan Ramadhan adalah bulan penuh kemuliaan dan
keberkahan.

Imam Ahmad dalam haditsnya menyebutkan bahwa pintu surga akan


dibuka dan pintu neraka akan ditutup ketika bulan Ramadhan.

‫َقْد َج اَء ُك ْم َر َمَض اُن َش ْهٌرُم َب اَر ٌك اْف َت َر َض ُهللا َع َلْي ُك ْم ِص َي اَم ُه ُتْف َت ُح َف ْي ِه أْب َو اُب اْلَج َّن ِة‬

‫َو ُيْغ َلُق َفْي ِه أْب َو اُب اْلَج ِح ْي ِم َو ُتَغ ًّل َف ْي َه الَّش َي اَط ْيُن َفْي ِه َلْي َلٌة َخ ْيٌر ِم ْن أْل ِف َش ْه ٍر‬
Artinya: “Telah datang bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka
Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Saat itu pintu-
pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan
pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari
seribu bulan.” (HR. Ahmad).
Bulan Ramadan juga adalah anugerah dan nikmat yang agung
yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad
SAW. Di dalamnya terdapat keutamaan- keutamaan dan hikmah khusus
yang diberikan Allah kepada hambanya yang ikhlas dan tulus
menjalankan ibadah puasa, serta ibadah-ibadah lainnya. Di Bulan
Ramadhan, juga muslim diwajibkan berpuasa pada siang hari dan
melakukan qiyamul lail pada malam hari. Dalil diwajibkannya puasa di
Bulan Ramadhan termaktub dalam Al Quran, Surat Al Baqarah Ayat
183. Allah SWT berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasmu berpuasa


sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelummu agar kamu
bertakwa”. (QS. al-Baqarah, 2:183).

Rasulullah SAW bersabda:

‫َم ْن َص اَم َر َمَض اَن ِإيَم اًن ا َو اْح ِتَس اًبا ُغ ِفَر َلُه َم ا َتَق َّد َم ِم ْن َذ ْن ِبِه‬

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a., Nabi SAW bersabda: “Siapa yang
melaksanakan puasa Ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan,
maka diampuni dosanya yang telah berlalu”. (Hadis Shahih, riwayat al-
Bukhari: 37 dan Muslim: 1266).

Maka, marilah kita perbanyak doa kepada Allah Subhanahu Wa


Ta’ala, semoga Allah memberkahi kita di bulan Rajab yang telah lalu
dan Syaban saat ini, serta diberi kesempatan untuk bisa menemui
bulan suci Ramadhan.
‫َالَّلُهَّم َس ِّلْمنِـي ِإَلى َر َمَض اَن َو َس ِّلْم ِلـي َر َمَض اَن َو َت َس َّلْم ُه ِمِني ُم َت َقَّب ًال‬

“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan


antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan
Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)

Bulan Ramadhan adalah bulan kita bermunajat kepada Allah.


Maka marilah kita perbanyak doa kepada Allah, dalam berbagai
kesempatan. Sehingga saat Ramadhan tiba, waktu-waktu istimewa
yang mustajab, tidak kita lewatkan begitu saja tanpa munajat kepada
Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Untuk memohon dan mengadukan
segalanya kepada Allah. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‌ۖ ‫َو َذ ا َس َأَلَك ِع َب اِدى َع ِّن ى َف ِّن ى َق‬


‫يٌب ُأِج يُب َد ۡع َو َة ٱلَّد اِع ِإَذ ا َد َع ا ۖ‌ِن َفۡل َي ۡس َت ِج يُبوْا‬ ‫ِإ ِر‬ ‫ِإ‬
‫ِلى َو ۡل ُيۡؤ ِم ُنوْا ِبى َلَع َّلُهۡم َي ۡر ُشُد وَن‬

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,


maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Sebagai wujud kesungguhan kita menyambut tamu istimewa ini
dan sebagai bukti keseriusan kita dalam memuliakannya, tentunya
kita harus mempersiapkan segala sesuatunya, jauh-jauh hari sebelum
kedatangannya.
Menjelang bulan Ramadhan, umat Muslim bisa membekali dirinya
dengan ilmu-ilmu yang tentang Ramadhan. Misalnya, belajar kembali
mengenai masalah hukum, tata cara, dan berbagai aturan syariat
berpuasa di bulan Ramadhan. Selain itu, bisa juga mempelajari tentang
keutamaan-keutamaan yang bisa diraih di bulan Ramadhan. Sebagai
umat Islam, kita semestinya termasuk orang yang berlomba-lomba
untuk mendapatkan kebaikan di dalamnya. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” (QS.
Al-Muthaffifin:26) Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

‫ُرَّب َص اِئٍم َح ُّظ ُه ِم ْن ِص َياِمِه الُجْو ُع َو الَع َط ُش‬

“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak


mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.”
(H.R. Al-Hakim)

Selanjutnya yakni merutinkan untuk membaca Alquran. Sebab,


Bulan Ramadhan juga disebut Bulan Alquran karena membacanya di
bulan suci ini pahalanya dilipatgandakan.

‫َشۡہ ُر َر َمَض اَن ٱَّلِذ ٓى ُأنِز َل ِفيِه ٱۡل ُقۡر َء اُن ُه ً۬د ى ِّللَّن اِس َو َب ِّي َن ٰـ ٍ۬ت ِّم َن ٱۡل ُهَد ٰى‬
‫ۡل‬
‫َو ٱ ُفۡر َقا ۚ‌ِن‬
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil).”(Q.S. Al-Baqarah: 185)

Yang terakhir mengondisikan anak dan istri kita agar bersiap


menyambut Ramadhan. Sebab, Bulan Ramadhan adalah kesempatan
kita menguatkan kedekatan dengan keluarga.

‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْي ِه ِمَن ْاآلَياِت‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْل َع ِظ ْي ِم‬
‫ َفاْس َتْغ ِفُرْو ُه ِإّن ُه ُه َو اْل َغ ُفْو ُر الّر ِحْيم‬,‫ َأُقْو ُل َق ْو ِلْي َه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا‬،‫َو الِّذ ْك ِر اْلَح ِكْيم‬

Materi Khutbah Jumat Menyambut Ramadhan 2023


# Khutbah Pertama

Kaum muslimin yang berbahagia.

Melalui mimbar yang mulia ini, al-Faqir ingin mengajak, khususnya kepada
pribadi al-Faqir dan umumnya kepada jamaah Salat Jum’at siang hari ini: Marilah!
Kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt dengan mematuhi perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya.
Alhamdulillah, kita dipertemukan lagi dengan bulan Ramadan, walaupun
puasa tahun ini kita masih dalam suasana pandemi Covid-19. Marilah kita
renungkan salah satu sabda Rasulullah Saw: “Puasalah di bulan melatih
kesabaran, yakni bulan Ramadan” (Shum syahr al-shabr Ramadhan). Jika salah
satu hikmah berpuasa adalah melatih kesabaran, maka terlebih lagi berpuasa
dalam situasi pandemi seperti saat ini.
Kita benar-benar ditempa untuk menjadi manusia yang lebih banyak
bersabar dalam menjalankan perintah agama di satu sisi, dan mengahadapi ujian
hidup di sisi lainnya. Dalam ajaran Islam, sabar adakalanya berhubungan dengan
ketentuan takdir Allah, seperti kita sabar menghadapi situasi sekarang ini. Sabar
juga ada kalanya berhubungan dengan upaya sekuat tenaga untuk bertahan dan
tidak goyah menghadapi rayuan setan yang membujuk manusia agar melanggar
perintah Allah dan Rasul-nya. Termasuk sabar pula adalah sabar menjalankan
perintah dan beribadah untuk menggapai ridha-Nya Allah Swt, sebagaimana kita
sabar di dalam menjalankan puasa di bulan Ramadan.
Puasa adalah menahan sekaligus meredam hasrat dan hawa nafsu yang
terdapat dalam diri manusia. Pada saat seseorang berpuasa dapat dipastikan
dirinya sedang bersabar dari segala hal yang dapat membatalkan puasanya,
seperti makan, minum, berhubungan badan suami-istri semenjak terbit fajar
hingga terbenamnya matahari. Seseorang yang berpuasa pada dasarnya sedang
berada di puncak kesabaran yang tidak ada bandingannya, baik di dunia maupan
kelak ketika berhadapan langsung dengan Allah Swt pada hari kiamat.
Rasulullah Saw pernah berwasiat kepada para sahabatnya, di antaranya Abu
Umamah supaya membiasakan berpuasa. Sebab, tidak ada yang menyamai
keagungan ibadah puasa. Begitu agungnya ibadah puasa, hingga Abu Hudzaifah
pernah meriwayatkan dari Rasulullah Saw tentang sebuah hadits yang artinya:
“Barang siapa ditutup usianya (meninggal dunia) dalam kondisi menjalankan
puasa, maka dia masuk surga.”
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah Swt

Bersabar merupakan sikap terpuji. Orang yang bersabar kedudukannya tinggi di


hadapan Allah Swt. Mereka yang sabar adalah sangat dekat dengan Allah Swt dan
dijanjikan akan mendapatkan balasan pahala yang tidak terhingga. Allah Swt
berfirman dalam QS. Al-baqarah ayat 15:

‫ٰٓي َاُّيَه ا اَّلِذ ْي َن ٰا َم ُنوا اْس َت ِع ْي ُنْو ا ِبالَّصْب ِر َو الَّص ٰل وِةۗ ِاَّن َهّٰللا َمَع الّٰص ِبِر ْي َن‬
153. Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.

Imam al-Thabari dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa yang dimaksud


kalimat Allah bersama orang-orang yang bersabar adalah bahwa Allah akan
menjadi penolong orang yang sabar, Allah juga yang menanggung mereka, dan
Allah meridai apa yang dikerjakan mereka orang yang sabar. Hal ini sebagaimana
perkataan orang: Hai kamu! Lakukanlah sebab aku bersamamu. Maksud
ungkapan “aku bersamamu” adalah aku akan menolongmu dan membantumu!
Dengan demikian apabila kita bersabar di bulan Ramadan sekarang ini, maka kita
jangan pernah khawatir. Sebab, Allah selalu bersama kita dan Allah juga yang
akan menolong orang-orang yang berpuasa. Allah Swt juga berfirman di dalam
QS Az-Zumar ayat 10:
10. Katakanlah (Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman!
Bertakwalah kepada Tuhanmu.” Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini
akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang
bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.

Lafal “as-shobirun” dalam ayat ini menurut Imam al-Qurthubi dalam


tafsirnya adalah merujuk kepada orang-orang yang berpuasa. Hal ini cukup
beralasan sesui dengan firman Allah dalam hadits qudsi yang berbunyi;
“as-shaumu li wa ana ajzi bihi” (puasa adalah untuk Aku dan Aku juga yang
akan membalasnya).

Pengertinnya bahwa secara umum pembalasan selalu setimpal dengan


perbuatan, upah selalu menyesuaikan dengan pekerjaan. Akan tetapi, logika
kepantasan itu tidak berlaku dalam urusan berpuasa yang memerlukan kesabaran
ekstra. Tidak seperti pahala ibadah biasa, khusus pahala berpuasa tidak dapat
dimatematikan. Hanya Allah Swt yang berhak menentukan balasan pahala untuk
orang-orang yang berpuasa. Oleh sebab itu beruntunglah kita umat Islam mau
bersabar menjalan ibadah puasa Ramadan.
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia
Sebagai umat Islam yang tinggal di Indonesia, selain kita berpuasa untuk
melatih diri menjadi orang yang sabar juga dalam rangka memperbanyak syukur
kepada Allah Swt. Syukur dalam arti ikhlas menjalankan ibadah karena Allah,
cinta kepada Allah, takut terhadap Allah disertai mengharap rida-Nya Allah, serta
banyak berzikir menyebut nama Allah.
Rasa syukur itu harus selalu kita pupuk sekalipun dua kali bulan Ramadan
ummat Islam menjalani ibadah puasa dan lainnya masih dalam masa pandemi
Corona. Namun kali ini tampaknya di Indonesia prosedurnya lebih longgar
dengan diijinkanya salat berjamaah, Salat Tarawih dan sebagainya di masjid-
masjid maupun di mushalla yang berada di zona hijau dan kuning, dengan
keharusan penerapan protokol kesehatan secara ketat dan pembatasan kapasitas
tempat. Beruntunglah ummat Islam di Indonesia sebab kesempatan ini tidak
didapati oleh semua umat Islam di Indonesia.
Jadi, masyarakat Indonesia yang beragama Islam dan berada di zona hijau
dan kuning, tahun ini patut bersyukur. Sebab, diberikan kelonggaran beribadah di
bulan puasa melebihi apa yang diterima oleh penduduk di negara Islam lainnya.
Wujud syukur itu kita buktikan dengan menjalankan puasa di siang harinya dan
mendirikan shalat sunnah tarawih di waktu malamnya, serta memperbanyak
amalan sunnah, seperti memperbanyak tadarrus al-Quran, beri’tikaf, bersedekah,
dan lain sebagainya. Ingat, semua dilakukan tetap dengan menerapkan protokol
kesehatan ketat dan membatasi kapasitas tempat agar bisa saling menjaga jarak.
Rasulullah Saw bersabda: “Man shama Ramadana imanan wahtisaban ghufira
lahu ma taqaddama min dzanbihi” (Barangsiapa berpuasa di siang harinya
Ramadan dengan keimanan dan keikhlasan maka akan diampuni dosa-dosanya
yang terdahulu).
Rasulullah Saw juga bersabda: "Man qama Ramadana imanan wahtisaban ghufira
lahu ma taqaddama min dzanbihi” (Barangsiapa mendirikan shalat di waktu
malamnya Ramadan dengan keimanan dan keikhlasan maka akan diampuni dosa-
dosanya yang terdahulu).

Mudah-mudahan Allah Swt senantiasa menjaga kita, melindungi keluarga


kita, agar tetap sehat, aman, dan tentram dalam menunaikan ibadah puasa dan
ibadah-ibadah sunnah lainnya di bulan yang sangat mulia ini. Kita berharap
semoga dosa-dosa kita diampuni oleh Allah Swt.

Anda mungkin juga menyukai