Anda di halaman 1dari 6

Transkrip Materi Kultum Ramadhan: Kata-Kata

Ramadhan Terakhir
Maasyiral Musilimin Rahimakumullah..

Lihat juga: Kumpulan Ceramah Ramadhan Singkat dan Praktis

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala atas semua limpahan nikmat
dan karunia-Nya. Alhamdulillah kita saat ini menghitung hari-hari menunggu kedatangan
satu anugerah terbesar yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita yang
mungkin ini kesempatan terakhir kita bertemu dengannya, yaitu Syahru Ramadhan Al-
Mubarak, bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan, musim kebaikan yang dipilih
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mungkin merupakan kesempatan terakhir kita bisa
mendapatkan sebanyak-banyaknya rahmat dan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫َو َر ُّبَك َيْخ ُلُق َم ا َيَش اُء َو َيْخ َتاُرۗ َم ا َك اَن َلُهُم اْلِخ َيَر ُة‬
“Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dia-lah yang menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan
Dia memilih dan tidak ada pilihan bagi manusia.” (QS. Al-Qashash[28]: 68)

Allah memilih waktu lebih diutamakan-Nya dibandingkan waktu yang lain, Allah
memilih tempat lebih dimuliakan dibandingkan tempat yang lain, manusia lebih
dimuliakan satu dibandingkan yang lain. Dipilih dengan taufiq-Nya. Dan Allah
Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kemuliaan musim yang diturunkan padanya berbagai
macam nikmat, rahmat, karunia, keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah
jadikan bulan Ramadhan lebih mulia dibandingkan bulan-bulan yang lainnya. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

‫َش هُر َر َم ضاَن اَّلذي ُأنِزَل فيِه الُقرآُن ُهًد ى ِللّناِس َو َبِّيناٍت ِم َن الُهدٰى‬
‫َو الُفرقاِن‬
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil)” (QS. Al Baqarah:185)

Alhamdulillah, kita dimudahkan untuk (dengan keimanan kita) mengetahui keutamaan


dan kemuliaan yang besar dibulan ini. Diantara kemuliaan yang terbesar karena pada
waktu itu diturunkannya Al-Qur’an sebagai nikmat terbesar yang Allah Subhanahu wa
Ta’ala anugerahkan pada manusia. Dengan sebab inilah Ramadhan dipilih sebagai bulan
dilaksanakannya ibadah puasa yang merupakan rukun Islam.

Makanya setiap orang yang beriman bergembira menyambutnya. Bahkan mempersiapkan


diri sebelum kedatangannya, mempersiapkan imannya. Berharap kepada Allah supaya
dibulan ini dia mendapatkan banyak keutamaan yang menjadi bekal bagi dirinya untuk
berjalan diatas keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dibulan-bulan selanjutnya sampai
dia menghembuskan nafas yang terakhir bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Makanya para ulama Salaf (orang-orang yang shalih sebelum kita), mereka
mempersiapkan diri jauh-jauh hari sebelumnya untuk menyambut bulan Ramadhan dan
bahkan berdo’a kepada Allah agar dipertemukan dengan bulan penuh kemuliaan ini.

Al-Imam Ibnu Rajab Al-Hambali Rahimahullah Ta’ala menukil dari salah seorang ulama
terdahulu Al-Mu’alla bin Al-Fadhl yang mengatakan:

‫كانوا يدعون هللا تعالى ستة أشهر أن يبلغهم رمضان يدعونه ستة‬
‫أشهر أن يتقبل منهم‬
“Dulunya orang-orang yang shalih, para ulama Salaf, selalu berdo’a kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala enam bulan sebelum datang bulan Ramadhan (setengah tahun
sebelum datang bulan Ramadhan). Mereka berdo’a kepada Allah supaya Allah
mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Setelah itu berakhir Ramadhan enam
bulan berikutnya mereka berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar amal mereka
diterima oleh Allah.”

Jadi perhatian mereka sepanjang tahun adalah mempersiapkan (setengah tahun dan
setengah tahun berikutnya berdo’a agar diterima), luar biasa. Inilah perhatian orang yang
beriman kepada musim kebaikan yang Allah syariatkan.

Ketika disetiap saat Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan rahmat-Nya kepada manusia,
maka dibulan yang dipilihNya dibulan Ramadahan musim kebaikan besar, Allah
limpahkan dengan sekian banyak kebaikan. Makanya orang yang tidak mendapatkan
kebaikan dibulan Ramadhan adalah orang-orang yang pantas dido’akan kecelakaan.
Sebagaimana do’a yang pernah disampaikan oleh Malaikat Jibril yang diaminkan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dalam sebuah hadits yang shahih ketika
Rasulullah Shallallahu ‘Ailihi wa Sallam bersabda:

‫َو َرِغ َم َأْنُف َر ُج ٍل َد َخ َل َع َلْيِه َر َم َض اَن ُثَّم اْنَس َلَخ َقْبَل َأْن ُيْغ َفَر َلُه‬
“Celakalah seorang hamba yang berjumpa dengan bulan Ramadhan, kemudian
Ramadhan berakhir dalam keadaan belum diampuni dosa-dosanya.” (Shahih Sunan At-
Tirmidzi)

Kalau bukan dibulan Ramadhan hamba itu memperbaiki dirinya, lantas kapan dia akan
memperbaiki diri? Kalau disaat-saat kebaikan banyak turun dia tidak mendapatkannya,
maka kapan dia akan mendapatkan kebaikan itu untuk dirinya?

Oleh karena itu setiap Muslim yang memikirkan keselamatan dirinya, hendaknya dia
ingat Ramadhan yang akan datang, mungkin kesempatan terakhir bagi dirinya.

Ingat! Kedatangan bulan Ramadhan, Allah Subhanahu wa Ta’ala syariatkan adalah untuk
melatih diri kita, mendidik diri kita dengan taufik Allah, dengan kebaikan-kebaikan yang
Allah jadikan didalamnya keberkahan-keberkahannya, supaya keimanan kita kuat untuk
menjalani hari-hari selanjutnya.

Karena Ramadhan setelah berakhir, tentu kebaikan seorang Muslim tidak berakhir.
Makanya keberkahan yang Allah turunkan dibulan Ramadhan bukan ditujukan untuk
orang itu menjadi ahli ibadah yang musiman (hanya bertakwa dibulan Ramadhan) atau
rajin beribadah dibulan Ramadhan, setelah berakhir Ramadhan juga berakhir ibadahnya,
tidak demikian.

Salah seorang ulama terdahulu Asy-Syibli, juga dinukil oleh Imam Ibnu Rajab Al-
Hambali pernah ditanya, “Mana yang lebih utama, bulan Rajab atau bulan Sya’ban?”

Beliau mengetahui maksud penanya. Maka beliau menjawab dengan jawaban yang
meluruskan kesalahpahaman. Beliau mengatakan dengan jawaban yang berbeda dari
pertanyaan:

‫كن ربانيا وال تكن شعبانيا‬


“Jadilah kamu seorang hamba Rabbani (yang selalu beribadah kepada Allah bukan
musiman, bukan dibulan Sya’ban, bukan dibulan Rajab), bukan Sya’bani (yang hanya
beribadah dibulan Sya’ban atau waktu tertentu)

Jadilah kamu Rabbani (orang yang selalu menjadi hamba Allah di setiap saat). Jadi,
Ramadhan ditujukan untuk melatih agar kita dibulan-bulan selanjutnya tetap semangat
dalam beribadah.

Makanya juga InsyaAllah ucapan yang terkenal dari salah seorang ulama Ahlus
Sunnah yang ketika ditanya tentang orang-orang yang hanya semangat beribadah dibulan
Ramadhan kemudian (ketika) berakhir Ramadhan berakhir pula semangat ibadah mereka,
maka beliau mengatakan:

‫ﺑﺌﺲ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻻ ﻳﻌﺮﻓﻮﻥ ﻪﻠﻟﺍ ﺇﻻ ﻓﻲ ﺭﻣﻀﺎﻥ‬


“Seburuk-buruk kaum adalah mereka yang tidak mengenal Allah kecuali hanya dibulan
Ramadhan saja.”

Mereka adalah seburuk-buruk manusia, seburuk-buruk kaum, yang mereka tidak


mengenal hak Allah Subhanahu wa Ta’ala kecuali dibulan Ramadhan saja.

Inilah pelajaran penting. Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan rahmatNya yang sempurna
menjadikan sebab kebaikan besar dibulan ini. Mungkin dengan kelemahan iman kita,
tidak bisa meraih banyak kebaikan dibulan-bulan lain. Allah berikan kesempatan dibulan
Ramadhan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala syariatkan untuk memudahkan kita meraih
ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ُك ِتَب َع َلْيُك ُم الِّص َياُم َك َم ا ُك ِتَب َع َلى اَّلِذ يَن ِم ن َقْبِلُك ْم‬
﴾١٨٣﴿ ‫َلَع َّلُك ْم َتَّتُقوَن‬
“Wahai orang-orang yang beriman telah, diwajibkan bagi kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan bagi orang-orang sebelum kamu agar kamu bisa meraih ketakwaan” (QS. Al
Baqarah[2]:185)

Oleh karena itulah kaum Muslimin Rahimakumullah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa


Sallam memberikan kabar gembira dengan kedatangan bulan Ramadhan dihadapan para
Sahabatnya. Menunjukkan orang yang beriman mesti gembira menyambutnya. Dan
konsekuensi dia gembira, dia senang, mesti dia mempersiapkan diri sebaik-baiknya
sebelum kedatangannya. Termasuk seperti apa yang dilakukan oleh mereka-mereka para
ulama Salaf yang berdo’a sebelum kedatangannya. Mohon kepada Allah agar
dipertemukan dengan bulan ini, dalam keadaan hati kita dipenuhi dengan iman. Dijadikan
kita bisa mendapatkan keberkahannya.

Abu Hurairah Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu berkata, “Rasulullah Shallallah ‘Alaihi wa


Sallam bersabda memberi kabar gembira kepada para Sahabat:
‫ ُتْفَتُح‬، ‫ اْفَتَرَض ُهَّللا َع َلْيُك ْم ِص َياَم ُه‬، ‫ َش ْهٌر ُمَباَر ٌك‬، ‫َقْد َج اَء ُك ْم َر َم َض اُن‬
، ‫ َو ُتَغ ُّل ِفيِه الَّش َياِط يُن‬، ‫ َو ُتْغَلُق ِفيِه َأْبَو اُب اْلَجِح يِم‬، ‫ِفيِه َأْبَو اُب اْلَج َّنِة‬
‫ َقْد ُح ِر َم‬، ‫ َم ْن ُح ِر َم َخْيَر َها‬، ‫ِفيِه َلْيَلٌة َخ ْيٌر ِم ْن َأْلِف َش ْهٍر‬
“Sungguh akan datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah
mewajibkan atas kalian berpuasa dibulan ini. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-
pintu neraka ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang
lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka
sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad, Shahih)

Ini makna kegembiraan. Pintu-pintu kebaikan dibuka, berarti kesempatan bagi orang-
orang yang semangat beramal untuk mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Menetapkan dirinya meraih surga bahkan tingkatan yang tinggi di surga-Nya Allah
Subhanahu wa Ta’ala.

Kemudian bagi orang-orang yang selama ini kurang dalam beramal atau banyak berbuat
dosa, tidak kurang gembiranya dia. Karena dibulan Ramadhan ditutup pintu-pintu neraka.
Kesempatan untuk dia diampuni dosa-dosanya, dibebaskan namanya dari catatan
penghuni neraka yang seharusnya dengan amalnya dia pantas masuk neraka, dengan
keberkahan bulan Ramadhan dibebaskan dia dari api neraka. Ini yang disebutkan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits shahih yang lainnya:

‫ َو َذ ِلَك ِفي ُك ِّل َلْيَلٍة‬، ‫َو ِهَّلِل ُعَتَقاُء ِم َن الَّناِر‬


“Allah akan memilih orang-orang yang dibebaskanNya dari api neraka dibulan
Ramadhan dan itu terjadi disetiap malam bulan Ramadhan” (HR. Tirmidzi)

Dan setan-setan dibelenggu. Artinya dia tidak leluasa menggoda manusia sebagaimana
dia leluasas dibulan-bulan sebelumnya. Dibelenggu dalam arti yang sebenarnya sehingga
dia tidak bebas menggoda. Maksudnya dibulan itu kebaikan-kebaikan, motivasi berbuat
baik dalam hati manusia demikian besar. Kemudian keinginan berbuat buruk menjadi
kecil. Ini adalah salah satu nikmat dan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

‫ِإَذ ا َك اَن َأَّو ُل َلْيَلٍة ِم ْن َش ْهِر َر َم َض اَن ُص ِّفَد ِت الَّش َياِط يُن َو َم َر َد ُة اْلِج ِّن‬
‫َو ُغ ِّلَقْت َأْبَو اُب الَّناِر َفَلْم ُيْفَتْح ِم ْنَها َباٌب َو ُفِّتَح ْت َأْبَو اُب اْلَج َّنِة َفَلْم ُيْغَلْق‬
‫ِم ْنَها َباٌب َو ُيَناِد ى ُم َناٍد َيا َباِغ َى اْلَخْيِر َأْقِبْل َو َيا َباِغ َى الَّش ِّر َأْقِص ْر َو ِهَّلِل‬
‫ رواه البخاري ومسلم والترمذي‬.‫ُعَتَقاُء ِم َن الَّناِر َو َذ ِلَك ُك َّل َلْيَلٍة‬
‫واللفظ له‬
“Apabila awal bulan Ramadhan telah tiba, para setan dan jin-jin yang durhaka
dibelenggu. Pintu-pintu neraka ditutup dan tidak satupun dibuka. Pintu-pintu surga
dibuka dan tidak satupun ditutup. Dan ada penyeru yang berkata: “Wahai pencari
kebaikan bergegaslah! wahai pencari keburukan berhentilah…!” Dan pada setiap
malamnya Allah membebaskan sebagian hamba-Nya dari api neraka. (HR. Al Bukhkari,
Muslim, Tirmidzi dan ini adalah teks riwayat At-Tirmizi)

Ini keberkahan yang agung, ini adalah Taufik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam hati
seorang hamba untuk semangat berbuat kebaikan dan mengurangi keburukan-keburukan
yang dulu biasa dilakukannya.

Kesempatan ini tentu tidak bisa kita jamin akan berulang pada diri kita. Maka
manfaatkanlah sebaik-baiknya bulan Ramadhan yang akan datang ini yang sebentar lagi
kita akan bertemu dengannya. Belum terlambat kita berdo’a agar dimudahkan bertemu
dengan bulan Ramadhan untuk mendapatkan sebesar-besarnya karunia dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala.

Jadikanlah Ramadhan yang akan kita hadapi ini mungkin sebagai Ramadhan terakhir
bagi kita agar kita bersungguh-sungguh mempersiapkan diri, memperbanyak mengambil
sebab-sebab rahmat dan keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan itu bagi kita semua. Semoga Allah
Subhanahu wa Ta’ala menetapkan kita sebagai hamba-hamba yang selalu mendapatkan
sebab-sebab untuk menyempurnakan hidayah, keimanan dan ketakwaan kita kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Demikianlah, semoga bermanfaat dan mohon maaf atas segala kesalahan dan
kekurangan.

▬▬•◇✿◇•▬▬

https://ngaji.id/klik/27

Anda mungkin juga menyukai