Anda di halaman 1dari 39

2

Menurut Sahabat `Ubadah ibn ash-Shamit (ra), memasuki bulan Ramadhan,


Nabi (saw) biasa berdoa,

ً َ ُ ّ ُ َ ّ َ َ ّ
‫ا� َﺳ ِﻠ ْﻤ ِ� ِإﻰﻟ َر َم َﻀﺎن َو َﺳ ِﻠ ْﻢ ِﻲﻟ َر َم َﻀﺎن َو� َﺴ ِﻠ ْﻤﻪ ِﻣ ِ ّ� ُﻣﺘَﻘ َّﺒﻼ‬
Allāhumma sallimnī ilā Ramadhāna wa sallim lī Ramadhāna
wa tusallimhu minnī mutaqabbalan.

“Ya Allah, selamatkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan selamatkanlah Ramadhan
kepadaku dan terimalah ia bagiku sebagai (amalan) yang diterima.”
Daftar Isi

halaman
Rahmat Allah bagi Umat Muhammad (saw) di Bulan Ramadhan 4
Doa Menyambut Datangnya Bulan Ramadhan 8
Hikmah Ramadhan (1) 12
Hikmah Ramadhan (2) 13
Hikmah Ramadhan (3) 14
Adab Berbuka Puasa 15
Shalat Tarawih 17
Ayat-Ayat yang Dibaca dalam Shalat Tarawih 19
Doa untuk Syuhada Badar 23
Mengenai Laylatul Qadar 24
Adab Laylatul Qadar 27
Adab I’tikaf 29
Doa Perpisahan dengan Bulan Ramadhan 34
Takbir Ied 37 3
Rahmat Allah bagi Umat Muhammad (saw) di Bulan Ramadhan
Khotbah Jumat Dr. Nour Kabbani
Fenton, Michigan; Sabtu, 17 April 2020

َ ْ ُ ْ َ ٰ َ ُ ْ َ ِّ ٰ َ ِّ َ َ َّ ِّ ً ُ ُ َ ْ ُ ْ َ ُ ٓ َّ َ َ َ َ ُ ْ َ
◌ۚ ‫ﺎن‬ِ ‫ﺖ ﻣﻦ ٱلﻬﺪى وٱﻟﻔﺮﻗ‬ ٍ ‫ﺎس و�يﻨ‬ ِ ‫ﻧﺰل ِ�ﻴ ِﻪ ٱﻟﻘﺮءان ﻫﺪى ﻟﻠﻨ‬ ِ ‫ﺬﻟى أ‬ِ ‫ﺷﻬﺮ رمﻀﺎن ٱ‬
َ‫ﻰﻠﻋ َﺳ َﻔﺮ ﻓَ ِﻌ َّﺪ ٌة ِّﻣ ْﻦ َ�ﻳَّﺎمٍ أُ َﺧﺮ‬ ٰ َ َ ْ َ ً َ َ َ َ َ ۖ ُ ْ ُ َ ْ َ َ ْ َّ ُ ُ َ ‫َ� َﻤﻦ َﺷﻬ‬
ٍ ‫و‬ ‫أ‬ ‫ﺎ‬ ‫�ﻀ‬‫ﺮ‬ِ ‫م‬ ‫ن‬ ‫ﺎﻛ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ ‫و‬ ◌ ‫ﻪ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﺼ‬ ‫ﻴ‬ ‫ﻠ‬ ‫ﻓ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﻬ‬ ‫لﺸ‬ ‫ٱ‬ ‫ﻢ‬ �‫ﻨ‬ ‫ﻣ‬
ِ ‫ﺪ‬ ِ
َ ْ ُ ْ ْ َ ْ
ََٰ �
‫ﻰﻠﻋ‬ َ َّ ‫ﺮﺒوا ۟◌ ٱ‬ ُ ِّ ‫ﺮﺴ َو ِ ُﺘﻟﻜﻤﻠﻮا ۟◌ ٱﻟﻌ َّﺪ َة َو ِ ُﺘﻟﻜ‬
ِ ِ
َ ْ ‫� ُﻢ ٱﻟ ُﻌ‬
ُ ُ ُ َ َ ْ ُ ُ ُ ُ َّ ُ ُ ۗ
ِ‫◌ ﻳ ِﺮ�ﺪ ٱ� ﺑِ�ﻢ ٱﻟيﺮﺴ وﻻ ﻳ ِﺮ�ﺪ ﺑ‬
َ ُ ْ َ ُ َّ َ ُ َ
‫َﻣﺎ ﻫ َﺪﯨٰ� ْﻢ َوﻟ َﻌﻠ� ْﻢ �ﺸﻜ ُﺮون‬
Syahru ramadhānalladzī unzila fīhi ‘l-qur`ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim mina ‘l-hudā wa
‘l-furqān, fa man syahida mingkumu ‘sy-syahra falyashum-h, wa mang kāna marīdhan au
`alā safarin fa `iddatum min ayyāmin ukhar, yurīdullāhu bikumu ‘l-yusra wa lā yurīdu
bikumu ‘l-`usra wa litukmilu ‘l-`iddata wa litukabbirullāha `alā mā hadākum wa la`allakum
tasykurūn (Surat al-Baqarah, 2:185)

Assalamu`alaykum warahmatullaahi ta`aala wabarakatuh,

Wahai Mukmin, wahai orang-orang yang beriman! Mubarak! Insya Allah bulan suci
Ramadhan akan datang pada hari Kamis atau Jumat depan, insya Allah. Kita akan 4
memulainya dengan ibadah di bulan suci Ramadhan, yakni Tarawih dan shiyam. Semoga
Allah (swt) memberi kekuatan bagi umat untuk memikul beban di bulan ini.

Syahru Ramadhan. Bulan ini adalah bulan yang sulit. Bulan ini adalah bulannya hidayah.
Saya membaca di Surat al-Baqarah ayat 185, Allah (swt) menjelaskan tentang bulan
Ramadhan. Dia mengatakan, alladzī unzila fīhil-qur`ānu hudal lin-nāsi, di bulan ini
diturunkan petunjuk ke Hadirat Ilahiah-Nya. Al-Qur’anul Kariim adalah huda, petunjuk bagi
manusia, petunjuk bagi makhluk kepada Penciptanya. Jalan bagi makhluk mencapai
Penciptanya adalah melalui Al-Qur’an suci, tidak ada jalan lain. Al-Qur’an menegaskan apa
yang telah dibawa oleh risalah sebelumnya dan ia dilengkapi dengan jalan yang paling mudah
dan paling cepat.

Jadi di bulan ini, bulan Ramadhan, dan itulah sebabnya ia disebut Ramadhan, ia berasal dari
kata Ramdha. Ramdha artinya ketika terik matahari membakar bumi. Itu artinya wahai
manusia, kalian akan berada di bawah panas yang terik. Di bulan Ramadhan, terik matahari,
artinya terik dari nuur. Kalian akan berada di bawah nuur dan naar di bulan Ramadhan.
Kalian akan berada di bawah panas dari nuur, Nuur Ilaahi. Nuur Ilaahi tersebut adalah jalan
turunnya al-Qur’an, itulah sebabnya ia disebut Ramadhan, ia membakar, dan kalian akan
terbakar.

Para Awliyaullah mengatakan bahwa nafs atau ego terbakar dengan cahaya, dengan nuuril
haqq di bulan Ramadhan. Itulah yang terjadi pada ego. Cahaya Ilahiah bersinar padanya
melalui petunjuk dari al-Qur’an suci. Petunjuk itu sampai ke bumi, sampai pada kalian,
ardhu ‘n-nafs, ego. Ini adalah makna spiritual, makna rohaniah. Tentu saja ada makna
secara fisik. Kita percaya padanya, az-zhahir, makna secara fisik, tetapi juga ada makna
batiniah. Dan ini adalah salah satu makna yang dikatakan oleh Awliyaullah. Allah (swt)
membimbing ego melalui cahaya Qur’an ke Hadirat Ilahiah-Nya.

Barang siapa yang menyaksikan--itu artinya ada sesuatu yang harus disaksikan di bulan
Ramadhan, dan itu adalah Maqamul Wahdah, syuhuudi maqaamil wahdah. Di bulan
Ramadhan, ketika ego kalian terbakar dengan nuuril haqq, dan ia dibimbing oleh cahaya al-
Qur’an suci, dan sang Imam, Rasulullah (saw), ego itu akan menyaksikan sesuatu, ia akan
terbakar lalu lenyap, itu adalah Maqamil Wahdah, artinya hanya Allah (swt) yang harus
disaksikan, itulah sebabnya kita katakan, “Laa ilaaha illaAllaah, laa mawjuuda illa Allaah,
laa ma`buda illa Allaah,” itu adalah Maqaamu ‘t-Tawhiid. Jadi lakukanlah yang terbaik di
bulan Ramadhan, untuk mengikuti apa yang dibawa oleh Syari`ah, yang telah dibawa oleh
Rasulullah (saw); dan secara rohaniah Syekh kalian akan membimbing kalian kepada nuurul
haqq ke Hadirat Ilahiah-Nya.

fa man syahida mingkumu ‘sy-syahra falyashum-h, orang yang dapat menjadi saksi, dapat
melihat, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, artinya kalian berpuasa dari perkataan
yang bukan haqq, dari segala perbuatan yang bukan haqq, sehingga tidak ada lagi kebatilan,
segala sesuatunya adalah haqq, dan ini adalah jalan yang tersembunyi, jalan batin, yang juga
harus ditempuh oleh seorang Muslim; bukan hanya yang zhahir saja kalian berpuasa dan
shalat, tidak! Tetapi ada juga jalan batin. Insya Allah kita akan mencapainya, nuurul haqq,
nuur Allah (swt).

Rasulullah (saw) bersabda bahwa Allah (swt) akan mengampuni dosa-dosa kalian, jika kalian
menghindari dosa-dosa besar, Dia akan mengampuni dosa-dosa kalian dari Jumat ke Jumat
5
berikutnya. Alhamdulillah, dari Jumat ke Jumat berikutnya dosa-dosa kita diampuni bila
kalian mendirikan shalat dan menjauhi dosa-dosa besar; juga dari Ramadhan ke Ramadhan
berikutnya dan di antara kelima waktu shalat. Ini adalah jalan-jalan bagi Rahmat Allah dan
Ampunan-Nya untuk sampai kepada kita. Jadi jagalah shalat lima waktu kalian, jagalah
Ramadhan kalian, dan jagalah Jumat kalian.

Dan saya akan membacakan sebuah Hadits dari Jabir (ra). Rasulullah (saw) bersabda, “Allah
(swt) telah mengaruniai umatku, yaitu kita, ummatu Muhammad (saw), suatu kehormatan
untuk menjadi seorang pengikut Rasulullah, khatami ‘n-Nabiyyiin (saw), tidak ada
kehormatan lain yang melebihinya. Itu adalah kehormatan terbesar. Mengapa kalian masih
mencari yang lain?

Ketika risalah yang sempurna telah datang, mengapa kalian masih mencari risalah yang lain?
Ketika Nabi yang sempurna telah datang, dan Rasul terakhir telah datang, mengapa kalian
masih mencari yang lain? Mengapa kalian masih mencari orang yang lain, mencari filsuf
yang lain dan orang-orang palsu lainnya? Ketika seseorang yang sempurna telah datang dan
ketika risalah yang sempurna telah datang dan ketika kitab yang sempurna telah datang, maka
mencari ketidaksempurnaan adalah sesuatu yang tidak masuk akal. Oleh sebab itu, maka
tinggallah. Tinggallah sebagai pengikut Rasulullah (saw).

Beliau (saw) bersabda, “Para pengikutku telah diberikan lima perkara yang tidak pernah
diberikan kepada umat terdahulu. Hal pertama yang diterima oleh umatku tetapi tidak pernah
diberikan kepada umat lainnya adalah malam pertama dari Syahru Ramadhan, ketika nuurul
haqq mulai terwujud pada diri kalian, pada hati kalian, pada ego kalian, pada sisi lahir dan
batin kalian, di bulan yang terik tersebut.
Allah (swt) akan memandang diri kalian, dan siapa pun yang telah dipandang oleh Allah
(swt), ia tidak akan pernah dihukum. Jadi malam pertama dari Syahru Ramadhan adalah
penting. Berusahalah agar kalian mendapatkannya dengan benar, dengan sebaik-baiknya.
Kita bukanlah seorang astronom, kita tidak mempunyai teleskop. Kita hanya mengikuti saja,
ketika mereka mengatakan bahwa bulan telah terlihat, maka kita mulai berpuasa. Kita adalah
orang yang lemah.

Hal kedua yang dikaruniakan kepada umatku adalah bahwa napas mereka di penghujung hari
lebih manis daripada wanginya kesturi. Karena dengan mulut itu, kalian tidak berbohong
sepanjang hari; dengan mulut itu, kalian tidak berbuat curang sepanjang hari; dengan mulut
itu kalian tidak melakukan gosip sepanjang hari. Mulut itu, lisan itu dalam keadaan suci
sepanjang hari, sehingga tentu saja ia akan lebih manis daripada wangi kesturi.

Bila kita tidak berpuasa, kita sudah membuat gosip sejak pagi hingga sore hari, sehingga bau
itu muncul. Malaikat mencium bau busuk dari gosip tersebut. Jadi ketika kita berpuasa, kita
tidak melihat apa-apa kecuali yang haqq. Wangi dari amal baik lisan kalian lebih manis
daripada wangi kesturi di Hadirat Ilahi.

Hal ketiga adalah bahwa para malaikat akan memintakan ampun bagi kalian setiap hari, siang
dan malam di bulan Ramadhan. Inilah yang dikaruniakan kepada para pengikut Rasulullah
(saw). Jangan tinggalkan risalah beliau, kalian tidak akan mendapatkan karunia ini. Kalian
hanya akan mendapat kerikil. Allah (swt) mengirimkan permata kepada Rasulullah (saw).
Jangan menjadi orang-orang yang bodoh dengan mengumpulkan kerikil-kerikil tersebut.

Jadi, pertama Allah (swt) akan memandang kalian pada malam pertama di bulan Ramadhan,
6
yang kedua, amal dari mulut dan lisan kalian akan menjadi lebih manis daripada wangi
kesturi, dan Allah berfirman bahwa di Surga kalian akan diberi minuman di mana yang
menjadi segelnya adalah kesturi. Itu artinya amal kalian, lisan kalian akan lebih manis
daripada minuman tersebut. Jadi yang kedua, amal dari mulut dan lisan kalian lebih manis
daripada wangi yang dimiliki Surga. Ketiga, malaikat akan diminta untuk memohonkan
ampunan bagi kalian, wahai manusia, siang dan malam.

Hal keempat, Allah (swt) memerintahkan Surga untuk mempersiapkan diri mereka,
menghiasi diri mereka untuk hamba-hamba-Nya. “Mereka akan segera mendapat kebebasan
dari kesulitan mereka di dunia dan masuk ke rumah-Ku, ke Daar-Ku.” Jadi jangan takut!
“Oh mungkin aku akan mati hari ini, mungkin aku akan mati besok atau lusa.” Mintalah
kepada Allah (swt) agar memanjangkan umur kalian untuk mencapai Ramadhan. Itulah
sebabnya Rasulullah (saw) selalu mengingatkan kita, “Allaahumma baariklanaa fii Rajaba
wa Sya`bana wa ballighnaa Ramadhan,” “Sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan yaa
Rabbii, sehingga Engkau dapat memandang kami, sehingga para Malaikat dapat membacakan
istighfar untuk kami, sehingga Surga dapat menghiasi diri mereka untuk kami, dan agar amal
kami lebih manis daripada apa pun di Surga.

Dan yang kelima, pada malam terakhir di bulan Ramadhan--itu artinya kalian telah berpuasa
sepanjang bulan--jangan lewatkan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang, mereka
melewatkan di sini, mereka melewatkan di sana, tidak! Jika kalian mampu, maka
berpuasalah. Ketika malam terakhir tiba, Allah (swt) akan menyirami mereka dengan
Rahmat-Nya, Ampunan-Nya dan Cinta-Nya. Sebagian orang mengatakan, “Yaa Rasulallah,
engkau menyebutkan malam terakhir, apakah hal itu berarti Laylatul Qadar?” Rasulullah
(saw) menjawab, “Tidak, tetapi pekerjaan itu akan dibayarkan pada akhir bulan.” Jadi pada
malam terakhir bulan Ramadhan, Allah (swt) akan mengampuni semua dosa.

Jadi, ini adalah hal-hal yang zhahir, sedangkan sisi batinnya adalah ketika kalian meraih
fana. Ketika diri kalian lenyap, hanya haqq yang muncul, itu adalah fana. Ketika orang
melihat kalian, mereka hanya melihat nuurul haqq pada diri kalian. Nuun, huruf pertama dari
an-Nuur. Rasulullah (saw) adalah Nuur. Ketika orang-orang melihat kalian, mereka akan
melihat nuurul haqq, tidak ada lagi diri kalian. Yang ada hanyalah nuurul haqq, dan itulah
yang kita cari melaui bimbingan para Awliyaullah, bimbingan Grandsyekh kita dan
bimbingan Rasulullah (saw). Kita berusaha untuk mencari hal tersebut, di mana ketika orang
melihat diri kalian, mereka melihat nuurul haqq. Dan itulah yang lihat pada diri Mursyid
kita.

Semoga Allah (swt) menjaga kita untuk senantiasa berada di jalur mereka. Semoga Allah
(swt) membuat kita sampai ke bulan Ramadhan, insya Allah kita dapat meraih kehormatan
dari Allah (swt), kita semua insya Allah. Semoga Allah (swt) memberi kalian umur panjang,
memberi kita semua umur panjang. Jika kita sakit, semoga Allah (swt) menyingkirkan
penyakit itu, menghilangkan kesulitan itu, dan menjadikan ummatu Muhammad, umat yang
diberkahi, umat yang diampuni, umat yang mendapat kehormatan mengikuti Nabi mereka,
Rasulullah (saw).

(doa)

7
َ َ َ َ ْ َ ُ َْ ْ
‫إِﺳﺘِﻘﺒﺎل ﺷﻬ ِﺮ رمﻀﺎن‬
Doa Menyambut Datangnya Bulan Ramadhan

ْ‫الﺮﺟﻴﻢ‬ َّ َ
َّ ‫الﺸﻴْ َﻄﺎن‬ ُ ُ َ
ِ ِ ِ ‫ﷲ ِﻣﻦ‬
ِ ‫أﻋﻮذ ﺑِﺎ‬
A`ūdzubillāhi mina ‘sy-syaythāni ‘r-rajīm
Aku berlindung kepada Allah (‫ )ﷻ‬dari godaan setan yang terkutuk
َّ ‫الﺮ ْﻤﺣٰﻦ‬
‫الﺮ ِﺣﻴْ ِﻢ‬ َّ ‫ﷲ‬ِ ‫�ا‬
ِ
Bismillāhi ‘r-Raḥmāni ‘r-Raḥīm
Dengan menyebut nama Allah (‫ )ﷻ‬Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
َ َ ََ َْ َ َ ً ْ ََ ً ًَْ َ َْ
‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ رمﻀﺎن‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra Ramadhān
Salam dan selamat datang wahai bulan Ramadhan
ْ ُْ َ ْ َ َ ً ْ َ َ ً ْ َ ً َ ْ َ
‫آن‬
ِ ‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ اﻟﻘﺮ‬ 8
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘l-Qur'ān
Salam dan selamat datang wahai bulan Quran

ُّ َ ْ َ َ ً ْ ََ ً ًَْ َ َْ
‫ﻮر‬
ِ ‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ اﻨﻟ‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘n-Nūr
Salam dan selamat datang wahai bulan (yang penuh) cahaya
َ ْ ْ َْ َ َ ً ْ ََ ً ًَْ َ َْ
ِ ‫ﻹﺟ ِﺘﻤ‬
‫ﺎع‬ ِ ‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ ا‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘l-Ijtimā`
Salam dan selamat datang wahai bulan pertemuan

َ َ ُْ َ ْ َ َ ً ْ َ َ ً ْ َ ً َ ْ َ
‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ اﻟﻔﻘﺮا ِء‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘l-Fuqarā'
Salam dan selamat datang wahai bulannya kaum miskin
ْ ُ ُّ َ َ ْ َّ َ ْ َ َ ً ْ ََ ً ًَْ َ َْ
‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ اﺘﻟﻮ� ِﺔ والﺮﺟﻮ ِع‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘t-Tawbati wa ‘l-Rujū`
Salam dan selamat datang wahai bulan tobat dan kembali
ُ ُ ْ َ َ ُّ َ ْ َ َ ً ْ َ َ ً ْ َ ً َ ْ َ
‫ﻮف‬
ِ ‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ اﺪﻟﺎﻋ ِء و الﻮﻗ‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘d-Du`ā'i wa ‘l-Wuqūf
Salam dan selamat datang wahai bulan doa dan wuquf (permohonan)
َ َ ُّ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ ً ْ َ َ ً ْ َ ً َ ْ َ
‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ اﻟﻔﻘﺮا ِء والﻀﻌﻔﺎ ِء‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘l-Fuqarā'i wa ‘dh-Dhu`afā'
Salam dan selamat datang wahai bulannya kaum miskin dan lemah
َ ْ ْ َْ َ َ ً ْ ََ ً ًَْ َ َْ
‫ﺎن‬
ِ ‫ﻹﺣﺴ‬ ِ ‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ ا‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘l-Iḥsān
Salam dan selamat datang wahai bulan Ihsan
َ ُ ْ َْ َ َ ً ْ ََ ً ًَْ َ َْ
‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ اﻟﻌﺼﺎ ِة‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘l-`Ushāt
Salam dan selamat datang wahai bulannya para pendosa
ََ ْ َ َْ ْ َْ َ َ ً ْ ََ ً ًَْ َ َْ
‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ اﻟﻔﻮ ِزو اﻟﻔﻼ ِح‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘l-Fawzi wa ‘l-Falāḥ 9
Salam dan selamat datang wahai bulan kemenangan dan keberhasilan
ْ َّ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ ً ْ َ َ ً ْ َ ً َ ْ َ
‫ﻴﺢ‬
ِ ‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ الﻤﻨﺎﺟﺎ ِة واﻟتﺴ ِب‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘l-Munājāti wa ‘t-Tasbīḥ
Salam dan selamat datang wahai bulan munajat dan pensucian
َ ْ ْ َ َ ْ َّ َ ْ َ َ ً ْ َ َ ً ْ َ ً َ ْ َ
‫اﻹرﺷﺎ ِد‬ِ ‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ اﺪﻟﻋﻮ ِة و‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘l-Da`wati wa ‘l-Irsyād
Salam dan selamat datang wahai bulan dakwah (seruan) dan bimbingan
َِ‫اﻟﺮﺘاو�ْﺢ َواﻟْﻘﻴﺎم‬ ً ْ ََ ً ًَْ َ َْ
َ َّ ‫ﻼ ﻳَﺎ َﺷ ْﻬ َﺮ‬
ِ ِ ِ ‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬ‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘l-Tarāwīḥa wa ‘l-Qiyām
Salam dan selamat datang wahai bulan tarawih dan qiyam (berdiri)
َ َْ َ َ َ ْ َْ َ َ ً ْ ََ ً ًَْ َ َْ
‫ﻳﻞ‬
ِ ‫ﻴﺢ واﻟﻘﻨﺎ ِد‬
ِ �‫ﺎ‬
ِ ‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ الﻤﺼ‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘l-Mashābīḥa wa ‘l-Qanādīl
Salam dan selamat datang wahai bulan lentera-lentera dan segala cahaya
ُ ُ ْ َ َ َ ْ َْ َ َ ً ْ ََ ً ًَْ َ َْ
‫ﻮز‬
ِ ‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ اﺨﻟﺰاﺋِ ِﻦ واﻟﻜﻨ‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘l-Khazā'ini wa ‘l-Kunūz
Salam dan selamat datang wahai bulan kantong dan harta karun
َ َّ َ َ َ َْ َ ْ َ َ ً ْ َ َ ً ْ َ ً َ ْ َ
ِ‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ الﻤﻼﺋِ� ِﺔ والﺴﻼم‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘l-Malā'ikati wa ‘s-Salām
Salam dan selamat datang wahai bulan malaikat-malaikat dan keselamatan
ُ ُّ َ َ ْ ْ َْ َ َ ً ْ ََ ً ًَْ َ َْ
‫ﻮر‬
ِ ‫ﺎر والﺴﺤ‬ِ ‫ﻹ�ﻄ‬ِ ‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ ا‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘l-Ifthāri wa ‘l-Suḥūr
Salam dan selamat datang wahai bulan buka (puasa) dan sahur
َ َ ْ َ ُْ ْ َ َ ً ْ َ ً ْ َ ً َ ْ َ
‫ﺐ‬ َ َ َ
ِ ‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ الﻤ ِﺜ� ِة واﻷﺻ‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘l-Mutsīrati wa ‘l-Ashab
Salam dan selamat datang wahai bulan persemaian dan tuli dari segala dosa
َ َ ُّ َ ْ َ َ ً ْ َ َ ً ْ َ ً َ ْ َ
‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ الﻀﻌﻔﺎ ِء‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘dh-Dhu`afā' 10
Salam dan selamat datang wahai bulan kaum yang lemah
َ َ ْ َ ْ َ ْ َْ َ َ ً ْ ََ ً ًَْ َ َْ
‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ اﻷﺟ ِﺮ واﺠﻟﺰا ِء‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘l-Ajri wa ‘l-Jazā'
Salam dan selamat datang wahai bulan pembayaran kembali dan pemberian pahala
ِّ ‫الﺼ ْﺮﺒ َو‬
َِ‫الﺼﻴﺎم‬ ً ْ ََ ً ًَْ َ َْ
َّ ‫ﻼ ﻳَﺎ َﺷ ْﻬ َﺮ‬
ِ ‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬ‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘sh-Shabri wa ‘sh-Shiyām
Salam dan selamat datang wahai bulan sabar dan puasa
َ َ َّ َ ْ َ َ ً ْ َ َ ً ْ َ ً َ ْ َ
‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ الﺴﻌﺎد ِة‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘s-Sa`ādah
Salam dan selamat datang wahai bulan penuh kegembiraan
َ ْ ْ َْ َ َ ً ْ ََ ً ًَْ َ َْ
‫ﺎح‬
ِ ‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ ال ِﻤﻔﺘ‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘l-Miftāḥ
Salam dan selamat datang wahai bulan kunci
َ ْ َ ْ َْ َ ْ َ َ ً ْ َ َ ً ْ َ ً َ ْ َ
‫ﺎل‬
ِ ‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ الﻮﺻ ِﻞ وال ِﻮﺻ‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘l-Washli wa ‘l-Wishāl
Salam dan selamat datang wahai bulan penyatuan dan pertemuan kembali
ً ْ ََ ً ًَْ َ َْ
َّ‫ﻼ ﻳَﺎ َﺷ ْﻬ َﺮ الْﻮ َداد َوال ْ َﻤ َﺤﺒﺔ‬
ِ ِ ِ ‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬ‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Syahra ‘l-Wadādi wa ’l-Maḥabbah
Salam dan selamat datang wahai bulan persahabatan dan cinta
ُ ُّ َ ِّ َ َ ً ْ َ َ ً ْ َ ً َ ْ َ
‫ﻮر‬
ِ ‫مﺮﺣﺒﺎ أﻫﻼ وﺳﻬﻼ ﻳﺎﺳﻴﺪ الﺸﻬ‬
Marḥaban ahlan wa sahlan yā Sayyida ‘sy-Syuhūr
Salam dan selamat datang wahai penghulu dari semua bulan
ُ ْ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ْ ُْ َْ َ َ َ ََ ْ ُ ْ ََْ ََْ َ َ ْ َ ْ َْ َْ
‫ وﻻ �ﺸﻜﻮ‬، ‫ ﻓﺎرض �ﻨﺎ‬، ‫ان‬
ِ ‫لﻢ �ﻌ ِﺮف ﻗﺪرك ولﻢ �ﻔﻆ ﺣﺮﻣﺘﻚ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ اﻟﻐﻔﺮ‬
‫ﺎن‬ ‫ﺴ‬َ ‫الﺮ ْﻤﺣٰﻦ َو ُ� ْﻦ َﺷﺎﻫ ًﺪا َﻨﻟَﺎ ﺑﺎﻟْ َﻔ ْﻀﻞ َواْﻹ ْﺣ‬
َّ َ َّ
‫ﻰﻟ‬‫ِﻣﻨﺎ ِإ‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
lam na`rif qadraka wa lam naḥfazh ḥurmataka yā Syahra ‘l-Ghufrān
Kami belum memperlakukanmu sesuai dengan kebesaran nilaimu
Tidak pula mensucikanmu, wahai bulan pengampunan
11
fa ardhi `annā wa lā tasykū minnā ila ‘r-Raḥmān
Namun demikian, ridhalah terhadap kami, jangan salahkan kami di hadapan Yang Maha
Pengasih

wa kun syāhidan lanā bi fadhli wa ‘l-iḥsān


Dan bersaksilah untuk kami dengan kebaikan dan ihsan!
… Hikmah Ramadhan…

Wahai Muslim, Mukmin! Bulan ini adalah bulan Ramadhan dan dalam bahasa Arab kita
ucapkan, "Ramadhan Kariim, Ramadhan yang baik." Kariim berasal dari al-karam al-ilahi,
Kebaikan Ilahi. Itu artinya bulan Ramadhan adalah bulan berkah, bulan untuk saling
membantu. Ini adalah bulan di mana setiap amal baik ada di bulan ini. Dan agar Allah (swt)
membantu kita untuk mengingat-Nya, Dia menjadikan kita berpuasa di bulan itu. Karena bila
kalian berpuasa, kalian akan mengingat Tuhan dan kalian akan mengingat betapa besar
nikmat yang Dia berikan sepanjang tahun; di mana kalian bisa makan dan minum kapan saja
siang dan malam. Tetapi di bulan ini kalian tidak dapat makan dan minum kecuali pada
waktu-waktu tertentu saja agar dapat merasakan apa yang dirasakan oleh fakir miskin. 12

Nama Ramadhan berasal dari kata ramadha, yang artinya melepaskan atau menghapus.
Ramadhan adalah bulan di mana Allah menghapuskan dosa-dosa dari hamba-hamba-Nya.
Dia memberi ganjaran sebagaimana Dia memberi kepada mereka. Dan sebagaimana Allah
menjadikan Jumat sebagai hari terbaik dalam seminggu, Dia juga menjadikan Ramadhan
sebagai bulan terbaik sepanjang tahun.

Wahai Muslim! Ada orang-orang yang kelaparan, dan ada orang-orang yang tidak
mempunyai rumah, dan itu menjadi tanggung jawab kita semua, dan ini juga menjadi
tanggung jawab utama dari pemimpin dan orang-orang yang mempunyai wewenang untuk
memastikan agar tidak ada orang yang kelaparan.

…Shaykh Hisham Kabbani…


…Hikmah Ramadhan…

Ka`b al-Ahbaar (ra), seorang Tabi` yang terkenal mengatakan bahwa Allah (swt)
mewahyukan kepada Sayyidina Musa (as), 13

"Wahai Musa! Di bulan Ramadhan Aku mengilhami Langit dan Bumi, serta pepohonan dan
binatang untuk beristighfaar bagi orang-orang yang menjalankan puasa di bulan
Ramadhan." (Hilyat al-Awliya al-Isfahani)

“Aku tidak akan menolak doa orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, jika ia
meminta Aku akan mengabulkannya!” Jadi mintalah kepada Allah (swt) apa yang kalian
inginkan, sebelum ia berakhir! Semoga Allah memberi kita berkah Ramadhan. Saya
mengangkat Ahadits ini untuk menunjukkan kepada kita betapa beruntungnya kita di mana
Allah akan memberi kita rahmat pada sepuluh hari pertama, ampunan pada sepuluh hari
kedua dan kebebasan dari Api Neraka pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Allah
mengatakan bahwa setiap amal baik yang kalian lakukan adalah hasanah dan Allah akan
melipatgandakannya mulai dari satu hingga 700 kali lipat, karena "Puasa adalah untuk-Ku
dan Aku akan memberi ganjaran untuknya."

Semoga Allah (swt) mengaruniai kita keberkahan dan pahala dari bulan Ramadhan.

…Shaykh Hisham Kabbani…


…Hikmah Ramadhan…

Dikatakan bahwa jika seseorang menyalakan sebatang lilin di bulan Ramadhan, pada Hari
Perhitungan Allah akan memberinya sepuluh lilin dari Bayt al-Ma`muur, bukannya lilin fisik,
tetapi Dia akan memberikan sepuluh pelangi cahaya yang indah dari Asmaul Husna wal
Shifaat-Nya sebagai sebuah donasi untuk menunjukkan Kemurahan-Nya atas sebatang lilin di
bulan Ramadhan, jadi jika kalian menyalakan 30 batang lilin, kalian akan meraih
keberhasilan, kalian akan diberi hasanaat selama 30 hari dikalikan 10 sehingga menjadi 300
hasanaat dari dalam Bayt al-Ma`muur yang tidak diketahui oleh siapa pun!

14

…Shaykh Hisham Kabbani…

Adalah sunnah untuk tetap membuat bulan Ramadhan terang dengan menyalakan lilin.
Untuk menghidupkan sunnah tersebut, Mawlana Shaykh Nazim biasa menyalakan lilin di
rumahnya selama bulan Ramadhan, bahkan ketika sudah ada lampu-lampu di rumahnya.
Adab Berbuka Puasa
oleh Dr. Gibril Haddad

Puasa berakhir pada saat matahari terbenam, dan dalam bahasa Arab, istilahnya disebut
ifthar. Itu merupakan waktu yang sangat menyenangkan dan menyegarkan setelah mengalami
haus dan lapar di siang hari. Biasanya kita berbuka dengan kurma dan banyak juga budaya
yang membuka dengan sup ringan dengan roti atau makanan lainnya. Berbuka puasa segera
disusul dengan salat Maghrib. Di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, berbuka puasa
dilakukan secara bersama-sama di masjid dan rumah-rumah.

Adab berbuka puasa sesuai dengan tuntunan Nabi (saw) adalah dengan tiga buah ruthab
(kurma basah), atau tamr (kurma kering), atau (bila tidak mendapati kurma) beliau minum
seteguk air, menyebutkan nama Allah, menggunakan tangan kanan, dan dimulai dengan doa
bahwa puasa yang kita lakukan adalah untuk Allah dan kita berbuka dengan rezeki dari-Nya,
dan memohon dukungan Allah dalam berpuasa, salat malam, merendahkan pandangan, dan
menjaga lisan selama di bulan Ramadhan.

Doa pada saat berbuka puasa adalah doa yang mustajab.

Kedua doa berikut ini harus dibaca setelah berbuka puasa:

ُ‫ت َو َ� ر ْزق َِك أَ ْ� َط ْرت‬ َ َ َّ ُ ّ َ


ُ ‫ك ُص ْم‬ ‫اللهم ل‬
ِ
15
Allaahumma laka shumtu wa `alaa rizqika afthartu
Ya Allah! Untuk-Mu aku berpuasa, dan dengan rezeki-Mu, aku berbuka puasa.
[Abu Dawud]

ْ َ�‫ت ا‬
َ ‫ج ُر إ ْن َش‬
ُ�‫اء ا‬ ُ ُ ُ ْ َّ َ ْ َ ُ َ َّ َ َ َ
َ ‫وق َو َ� َب‬ ‫ت العر‬
ِ ِ ‫ذهب الظمأ وا�تل‬
Dzahaba ‘zh-zhamaa’u wab tallatil `uruuqu wa tsabata ‘l-ajru Insyaa-Allah
Telah hilang rasa haus, urat-urat nadi telah basah dan pahala telah ditetapkan - Insya-Allah.
[Abu Dawud]

Nabi (saw) bersabda,

"Barang siapa yang berpuasa, ia mendapat dua kebahagiaan. Ia berbahagia ketika berbuka
puasa, dan ia akan berbahagia karena puasanya itu ketika bertemu dengan Tuhannya."
[Sahih Muslim]

"Jika malam tiba dari sisi ini (timur) dan muncul siang hari dari sisi ini (barat) dan matahari
telah terbenam, maka berbukalah orang yang berpuasa."
[Bukhari dan Muslim]

"Berbukalah dengan kurma, atau dengan air karena itu adalah suci."
[Abu Dawud dan Tirmidzi]
Rasulullah (saw) bersabda,

"Umatku akan senantiasa berada dalam kebaikan sepanjang mereka segera berbuka puasa
ketika tiba waktunya." [Muslim]

Mengisi perut dengan berbagai makanan setelah puasa adalah tidak baik dan tidak
menyehatkan.

Nabi (saw) bersabda,

“Cukuplah bagi seorang anak Adam (manusia) untuk mendapatkan luqaymat (=antara 3
sampai 9 suap) yang dapat menegakkan tulang belakangnya, dan jika ia harus mengisi
[perutnya] lebih banyak, maka cukuplah sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air, dan
sepertiga untuk udara.”

Untuk menghormati masjid, dan mereka yang memenuhinya baik dari golongan manusia, jin
dan malaikat, maka hindari memakan makanan yang dapat menyebabkan bau napas tidak
segar (seperti bawang putih dan bawang merah), serta makanan yang menyebabkan sendawa
dan menimbulkan gas.

16
َ َ َ َ ُ ْ َ َّ َ
‫او�ﺢ ِﻲﻓ رمﻀﺎن‬
ِ ‫اﻟﺮﺘ‬
Shalat Tarawih

َ ْ َ ْ َ ٌ َّ ُّ ُ َ َ
‫ﺎت‬
ٍ ‫ ر�ﻌ‬٤ ‫ أو‬٢ ‫ﺻﻼة الﺴﻨﺔ‬
Shalat Sunnah 2 atau 4 rakaat
َ ْ ُ َ َ
‫ﺻﻼة اﻟ ِﻌﺸﺎ ِء‬
4 rakaat Fardhu Isya
ُ َّ ْ َ ْ ُ َّ ُ ََْ َْ َ َ ََْ
‫� الﺴﻨﺔ اﺒﻟﻌ ِﺪﻳﺔ‬ ِ ‫و�ﻌﺪﻫﺎ ر�ﻌﺘ‬
2 rakaat Sunnah
َ‫َ�ﻨْﻮي اَلْﺼﻴَﺎم‬
ِ ِ
‫ﷲ‬ ِ ‫ﺢ‬ َ َ ‫ َر ْ� َﻌﺎت َﺻ َﻼة‬٢٠�ِّ ‫ﺖ ا َ ْن ا ُ َﺻ‬
ْ�‫اﻟﺮﺘاو‬ ُ ْ�‫ ﻧَ َﻮ‬:‫اﻟﺮﺘاو�ْﺢ ﻗَﺎﺋ ًﻼ‬
َ َ ‫ُ� َّﻢ َ�ﻨْﻮي ل ِ َّﺼ َﻼة‬
ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ
َ
َ�ْ ‫ﻟﻌﺎلﻤ‬ ْ ٰ ََ
َ ‫ﺎﻰﻟ َر ِّب ا‬
ِ ‫�ﻌ‬ 17
Niat Puasa
Niat untuk melakukan puasa keesokan harinya, disusul dengan niat untuk melaksanakan
Shalat Tarawih (20 rakaat).

Nawaynā an nashūma yawma ghadin al-Aḥad min syahri Ramadhān al-Mubārak


fardhan `alaynā nashūmu imānan waḥtisāban wa insyā Allāhu sanushbihu mina
‘sh-shā’imīn
Kami berniat untuk berpuasa pada hari esok (Ahad dst.) di bulan Ramad‫ا‬an yang
penuh berkah, diwajibkan atas kami untuk berpuasa (di dalamnya) dengan penuh iman
dan ikhlas dan insya Allah kami akan memasuki Subuh (esok hari) sebagai orang-
orang yang berpuasa.
Catatan:
untuk hari-hari yang lain, Al-Aḥad (Minggu) diganti dengan lain:
al-Itsnayn (Senin), ats-Tsalātsah (Selasa), al-Arba`ah (Rabu), al-Khamīs (Kamis),
al-Jumu`ah (Jumat) dan as-Sabt (Sabtu)
َ َ ْ َ َّ َ َ ْ ْ ََْ ُ َْْ َ �َ ‫ َر‬٤‫ﻞﻛ‬ ِّ ُ َ ْ َ َ
:‫ات أو ﻗﻞ‬
ٍ ‫ﺮ‬ ‫م‬ ٣‫ص‬ ِ ‫ﻼ‬ ‫ﺧ‬ ‫اﻻ‬
ِ ‫ة‬‫ر‬ ‫ﻮ‬ ‫ﺳ‬ ‫أ‬‫ﺮ‬ ‫ﻗ‬ ‫ا‬
ِ ‫ﺎت‬
ٍ ‫ﻌ‬ ‫و �ﻌﺪ‬
ْ ْ ُ ُ َ ََ َ ْ َْْ ُ َُ َ ّ َ ُْ ُ ُ َ
،‫اﷲ ذو اﻟ َﻌ ْﺮ ِش ال َﻤ ِﺠﻴْ ِﺪ‬ ‫ﺐ ِﻲﻓ اﻟ ِﻘﻴﺎمِ �ﻌﺎﻰﻟ‬ ِ ‫ﻠ‬‫ﻗ‬‫ال‬‫ﻮر‬ ‫ﻧ‬ ‫و‬ ِ‫ﺎم‬‫ﻴ‬ ‫الﺼ‬
ِ ‫ﻲﻓ‬
ِ ‫ﻰﺟ‬ ‫ِﻟﻘﺎء اﷲ ﻳﺮ‬
َ ْ َ َ ِّ َ ُ ْ َ ُ َ ْ َ ُّ َ َ ُ ُ َ ََ َ َّ ُ َ َ َ َ ْ ُ َ َّ َ
�‫ ا‬.‫ اﻨﻟ ِﻲﺒ �ﺸﻔﻊ لِﻤﻦ ﻳﺼ� ﻋﻠﻴﻪ‬،‫�ﺢ أﺛﺎﺑ�ﻢ اﷲ‬ ِ ‫اﻟﺮﺘ ِو‬
‫الﺼﻼة اﺠﻟﺎ ِﻣﻌﺔ ﺻﻼة ا‬
َ ُ ْ ُ َ َ َّ َ ْ َ ُ َ ْ َ َّ َ َُ َ َ َ َ َّ َ ُ َ ِّ َ َ َ ّ َ
َ‫ﻚ ِﻣﻦ‬ ‫ ا�َ ِإﻧﺎ �ﺴﺄلﻚ اﺠﻟﻨﺔ و�ﻌﻮذ ِﺑ‬.‫آل َﺳ ِﻴّ ِﺪﻧﺎ � َّﻤ ٍﺪ‬
ِ ‫ﻰﻠﻋ‬ ‫ﺻ ِﻞ ﻰﻠﻋ ﺳﻴ ِﺪﻧﺎ �ﻤ ٍﺪ و‬
‫ﺎر‬ َّ
ِ ‫اﻨﻟ‬
Setiap selesai empat rakaat, duduk dan membaca Surat Al-Ikhlash 3 kali diikuti dengan doa:

Liqā’ullāh yurjā fī ‘sh-shiyām wa nūru ‘l-qalbi fi ‘l-qiyām, ta`āla ‘l-Allāhu dzul-`Arsyi


‘l-majīd, ash-Shalātu ‘l-jāmi`ah Shalātu ‘t-tarāwīḥi atsabakumu’l-Lāh. An-nabī
yasyfa`u liman yushalli `alayh. Allāhumma shalli `alā Sayyidinā Muḥammadin wa `alā
āli Sayyidinā Muḥammadin. Allāhumma innā nas’aluka ‘l-jannah wa na`udzu bika
mina ‘n-nār.

Perjumpaan dengan Allah diharapkan dalam berpuasa dan cahaya kalbu ada di dalam
qiyam (shalat). Maha Tinggi Allah yang mempunyai Arasy yang mulia. Shalat tarawih
berjamaah. Semoga Allah membalas kalian dengan pahala. Nabi (‫ )ﷺ‬memberi syafaat
kepada orang yang berselawat kepadanya. Ya Allah, limpahkanlah selawat atas junjungan
kami Nabi Muhammad (‫ )ﷺ‬dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad (‫)ﷺ‬. Ya
Allah, kami memohon Surga dan berlindung kepada-Mu dari Neraka.
َ َْ ْ َ َّ ُ َ َ
(‫ﺎت‬
ٍ ‫ ر�ﻌ‬٢٠) ‫او� ِﺢ‬
ِ ‫ﺻﻼة اﻟﺮﺘ‬
Shalat Tarawih (20 rakaat, 2-2)
َ َْ ْ ْ ُ َ َ
(‫ﺎت‬
ٍ ‫ ر�ﻌ‬٣) ‫ﺻﻼة ال ِﻮﺗ ِﺮ‬ 18

Shalat Witir (3 rakaat)


َ َ َّ َ ُ َ َ َ
. . . ‫ﻮﻨﻟﺎ الﺼﻠﻮات‬
ِ ‫ﻰﻠﻋ رﺳ‬
Lalu dibaca: `alā Rasūlina ‘sh-Shalawāt
ُ َّ َ َ
‫الﺮ ُﺳﻮل‬ ‫آﻣﻦ‬
Dilanjutkan dengan awrad Shalat Isya seperti biasanya, termasuk ayat Āmana ‘r-Rasūl
َُ ََْ
‫ﺎﺤﺗﺔ‬
ِ ‫اﻟﻔ‬
Al-Fātiḥah
Ayat-Ayat yang Biasa Dibaca dalam Shalat Tarawih
oleh Mawlana Syekh Nazim Al-Haqqani

Rakaat Ayat

ْ ُ ٰ َ َ َ َ َ ۡ ۡ َ ْ ٓ ُ َ ۡ َ َ َّ ْ ُ َّ ْ ُ َ َ َ َّ َ ُّ َ َ
1
‫���ها ٱ�ِين ءامنوا ٱ�قوا ٱ� وٱ�تغوا إِ�هِ ٱلو ِسيلة و� ِهدوا‬ ٰٓ
َ ۡ ُ ُ َّ َ
‫ِ� َسبِيلِهِۦ ل َعل� ۡم �فل ِ ُحون‬
Yaa ayyuhal ladziina aamanuut taquullaaha wabtaghuu ilayhil wasiilata wa
jaahiduu fii sabiilihi la’allakum tuflihuun [5:35]

َّ ْ ُ َّ َ ْ ُ َ َ ْ ُ َ َ ْ ُ ۡ ْ ُ َ َ َ َّ َ ُّ َ ٰٓ َ
َ�‫ٱ‬ ‫���ها ٱ�ِين ءامنوا ٱص ِ�وا وصابِروا ورابِطوا وٱ�قوا‬
2

َ ُ ۡ ُ ۡ ُ َّ َ َ
‫لعل�م �فلِحون‬
Yaa ayyuhal ladziina aamanuush biruu wa shabiruu wa raabituu wat-
taquullaha la ‘allakum tuflihuun [3:200]

ً َ ۡ َ َ ُ َّ َ َ ۡ َ َ َ َ ۡ َ َ ۡ َ ۡ َ َ َ ُ ُ ۡ ُ َ َ َّ َ
ۚ ‫ر�نا � ت ِزغ قلو�نا �عد إِذ هديتنا وهب �ا مِن �نك ر�ة‬
3
19

َ َ‫ك أ‬
ُ‫نت ٱل ۡ َو َّهاب‬ َ َّ
‫إِن‬
Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaytanaa wahablanaa min
ladunka rahmatan innaka antal wahhaab [3:8]

ُ ۡ ُ َ َ َّ َّ َ ۡ َ َّ ۡ َ َّ ُ َ َ َّ ٓ َ َّ َ
ِ �‫ر�نا إِنك جامِع ٱ‬
‫اس ِ�و ٖ� � ر�ب �ِي �هِ إِن ٱ� � �لِف‬
4

َ َ ۡ
‫يعاد‬ ‫ٱل ِم‬
Rabbanaa innaka jaami’un naasi liyawmin laa rayba fiihi innallaaha laa
yukhliful mii’aad [3:9]

ۡ‫�ز َعلَ ۡيهِ َما َعن ِ ُّتم‬


ٌ ‫� ۡم َعز‬ُ ُ َ ۡ ّ ٞ ُ َ ۡ ُ َٓ َ ۡ ََ
‫س‬
ِ ‫لقد جاء�م رسول مِن أنف‬
5
ِ
ٞ‫حيم‬ َّ ٞ ُ َ َ ۡ ُۡ ُ َۡ َ ٌ َ
ِ ‫ح ِر�ص علي�م بِٱلمؤ ِمنِ� رءوف ر‬
Laqad jaa-akum rasuulum min anfusikum ‘aziizun ‘alayhi maa ‘anittum
hariishun ‘alaykum bil mu’miniina ra-ufur rahiim [9:128]
6
ُ ۡ�َّ ‫� َ�ٓ إ َ� ٰ َه إ َّ� ُه َو َعلَ ۡيهِ تَ َو‬
ُّ‫تۖ َو ُه َو َرب‬ ُ َّ ‫� ٱ‬
َ ۡ‫فَإن تَ َو َّل ۡوا ْ َ� ُق ۡل َحس‬
ۖ ِ ِ ِ ِ
َ ۡ ۡ َ ۡ
‫ٱلعر ِش ٱلع ِظي ِم‬
Fain tawallaw faqul hasbiyallaahu laa ilaaha illaa huwa ‘alayhi tawakkaltu
wahuwa rabbul ‘arsyil ‘azhiim [9:129]

ۡ َ ۡ َ َ ۡ ُ َ ۡ َّ َ َ ٰ َ ۡ َّ ُ ُ َ ٰ َ َّ َ
�‫أق ِ ِم ٱلصلوة ِ�لوكِ ٱلشم ِس إِ� غس ِق ٱ� ِل وقرءان ٱلفج ِر‬
7

ٗ ُ ۡ َ َ َ ۡ َ ۡ َ َ ۡ ُ َّ
‫إِن قرءان ٱلفج ِر �ن مشهودا‬
Aqimish shalaata liduluukisy syamsi ilaa ghasaqil layli wa qur-aanal fajri
inna qur-aanal fajri kaana masyhuudaa [17:78]

َ ُّ َ َ َ َ ۡ َ َ ٰٓ َ َ َ َّ ٗ َ َ
ٗ‫ك َم َقام ا‬ ۡ َّ َ َ َ ۡ َّ َ َ
�‫ومِن ٱ� ِل �تهجد بِهِۦ ناف ِلة لك ع� أن �بعثك ر‬
8

ٗ ۡ َّ
‫� ُمودا‬
Wa minal layli fatahajjad bihi naafilatal laka ‘asaa ay-yab’atsaka rabbuka 20
maqaamam mahmuudaa [17:79]

َ ۡ َ ۡ َ َ ُۡ ۡ ۡ ََ ۡ َ َ ۡ ُ ۡ ۡ َ ّ َّ ُ َ
‫صد ٖق وٱجعل‬ِ ‫صد ٖق وأخ ِرج ِ� �رج‬
ِ ‫خل ِ� مدخل‬ ِ ‫ب أد‬
ِ ‫وقل ر‬
9

ٗ��‫ص‬ َّ ٗ ٰ َ ۡ ُ َ ُ َّ ّ
ِ ‫ِ� مِن �نك سل� ان ن‬
Wa qur-rabbi ad-khilnii mud-khala sidqiw wa akhrijnii mukhraja sidqiw
waj’al li mil-ladunka sulthaanan nashiiraa [17:80]
ٗ ُ َ َ َ َ ٰ َ ۡ َّ ُ ٰ َ ۡ َ َ َ َ ُّ َ ۡ َ ٓ َ ۡ ُ َ
10
‫وق‬
‫وقل جاء ٱ�ق وزهق ٱل� ِطل ۚ إِن ٱل� ِطل �ن زه ا‬
Wa qul jaaa al haqqu wazahaqal baathilu innal baathila kaana zahuuqaa
[17:81]
11 ُ‫� َو َ� يَز�د‬
َ ِ ‫ لّ ِلۡ ُم ۡؤ ِمن‬ٞ‫�ة‬
َ ۡ ‫ َو َر‬ٞ ‫� ُل م َِن ٱلۡ ُق ۡر َءان َما ُه َو ش َفآء‬
ِ ّ َ �ُ ‫َو‬
ِ ِ ِ
ٗ‫� إ َّ� َخ َسارا‬ َ ‫ٱل�ٰلِم‬
ِ
َّ
ِ
Wa nunazziluu minal qur-aani maa huwa syifaaa-uw-warahmatul
lilmu’miniina wa laa yaziiduzh zhaalimiina illaa khasaaraa [17:82]
َّ ُ َّ َ َ
ُّ�‫ٱل‬ َ َ َ َ َ َ ۡ َ َٰ ۡ ََ َ ۡ َ َۡ َٓ
‫�ا ِ�انِبِهِۦ �ذا مسه‬
ٔ ‫ٱ��� ِن أعرض و‬ ِ � ‫�ذا ��عمنا‬
12

ٗ ُ َ َ َ
‫وس‬
‫� ا‬ ٔ ‫�ن‬
Wa idzaa an’amnaa ‘alaal insaani a’radha wa na-aa-bijaa nibihi wa idzaa
massahusy syarru kaana ya-uu-saa [17:83]
َ َ ُ ُّ َ َ َ ٰ َ َ ُ َ ۡ َ ّٞ ُ ۡ ُ
13
ٰ‫� ۡم أ ۡعلَ ُم ب ِ َم ۡن ُه َو أ ۡه َدى‬ َ
‫ا�تِهِۦ فرب‬
ِ ‫قل � �عمل � ش‬
ٗ َ
�‫سبِي‬
Qul kulluy-ya’malu ‘alaa syaakilatihi farabbukum a’lamu biman huwa
ahdaa sabiilaa [17:84]

ُ ُ َ َ ُ ُ َ َ ُ َ َ ً ۡ َ َ َ َ ٓ َ ٓ ُ ُ ۡ َ ٓ َ َّ
‫�ا أن �قول �ۥ �ن �يكون‬ٔ ‫إِ�ما أمرهۥ إِذا أراد ش‬
14

Innamaaa amruhuu idzaa araada syay-an ay-yaquula lahuu kun fayakuun


[36:82]

15 َ ُ َ ۡ َ �
‫� ٖء ��ۡهِ ت ۡر َج ُعون‬
ُّ ُ ُ َ َ
‫وت‬‫ك‬ ‫ل‬‫م‬ ‫ِۦ‬ ‫ه‬ َِ � ‫�ٰ َن َّٱ�ِي‬
‫د‬ ‫ي‬ َ ‫فَ ُس ۡب‬
ِ ِ 21

Fa subhaanalladzi biyadihi malakuutu kulli syay-iw-wa ilayhi turja’uun


[36:83]

َ ۡ ۡ َ َٰ َۡ ُ َ ّ َ ُ ۡ َ َ ۡ َ َ َ َ ۡ َ َ ۡ َ ُّ ُ
16
ِ
٢٧ ‫ٱ�كرام‬ ٰ
ِ ‫ و�ب� وجه ر�ِك ذو ٱ�� ِل و‬٢٦ ‫ان‬ ٖ ‫� من عليها ف‬
َ ّ َ ُ َ ُ َّ َٓ َ ّ َ َ
ِ ‫فبِأ ِي ءا�ءِ ر�ِ�ما ت� ِذب‬
٢٨ ‫ان‬
Kullu man ‘alayha faan. Wayab-qaa wajhu rabbika dzuul jalaali wal
ikraam. Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan [55:26-28]
ۡ
ّ‫ فَبأَي‬٢٩ ‫� يَ ۡو� ُه َو � َشأن‬ َّ ُ َ ۡ َ َ َ َّ
� ِ �‫ت وٱ‬
‫�ض‬ ٰ ٰ
ِ ��‫�لهۥ من ِ� ٱلس‬
َ ُ َُ َۡ
ٔ �
ِ ٍ
17
ِ ِ ٖ
َ َ َّ َ ُّ َ ۡ ُ َ ُ ُ ۡ َ َ َ ّ َ ُ َ ُ َّ َٓ َ
٣١ ‫ سنفرغ ل�م �يه ٱ�ق� ِن‬٣٠ ‫ان‬ ِ ‫ءا�ءِ ر�ِ�ما ت� ِذب‬
َ ّ َ ُ َ ُ َّ َٓ َ ّ َ َ
ِ ‫فبِأ ِي ءا�ءِ ر�ِ�ما ت� ِذب‬
‫ان‬
Yas-aluhuu man fis-samaawaati wal ardhi kulla yaw-min huwa fii sya’nin.
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan. Sanaf-rughu lakum
ayyuhaats tsaqalan. Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz -dzibaan [55:29-
32]
َ َۡ ۡ ْ ُ ُ َ َ ۡ ُۡ ََ ۡ ۡ َ ّ ۡ َ َ َۡ َ
ِ‫�س إ ِ ِن ٱستطعتم أن تنفذوا مِن أ�طار‬ ِ ‫ٱ� ِن و‬
ِ �‫ٱ‬ ِ �‫�ٰمع‬
18

ّ‫ فَبأَي‬٣٣ ‫ون إ َّ� � ُسلۡ َ�ٰن‬


َ ُ ُ َ َْ ُ ُ َ َ ۡ َ َ َ َّ
ِ ِ ٖ ِ ِ ‫�ض فٱنفذ ۚوا � تنفذ‬ ِ �‫ت وٱ‬ ِ ٰ �ٰ�‫ٱلس‬
َ ّ َ ُ َ ُ َّ َٓ َ
ِ ‫ءا�ءِ ر�ِ�ما ت� ِذب‬
٣٤ ‫ان‬
Yaa ma’syaral jinni wal insi inis tatha’tum an-tanfudzuu min aqthaaris
samaawaati wal ardhi fanfudzuu laa tanfudzuuna illa bisulthaanin. Fabi-
ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan [55:33-34]

َ ۡ ۡ َ ۡ ُّ َ َ ُ َّ َ ٰ َ ٓ َ ُّ َ ۡ ُ َ ۡ ُ َّ َ َ َ َ
‫�ت�ٰ� ٱ� ٱلملِك ٱ�ق ۖ� إِ�ه إِ�هو رب ٱلعر ِش ٱلك ِر� ِم‬
19

Fata’aalallaahul malikul haqqu laa ilaaha illaa huwa rabbul ‘arsyil kariim
[23:116]
ُ‫ح َسابُهۥ‬ َ َّ َ ُ َ َ َ ۡ ُ َ َ َ َ ً ٰ َ َّ َ َ ُ ۡ َ َ َ
20
ِ ‫ومن يدع مع ٱ� ِ إِ�هاءاخر � بر�ٰن �ۥ بِهِۦ فإِ�ما‬
ۡ‫ٱر َحم‬
ۡ ‫ٱغفِ ۡر َو‬ۡ ّ َّ ُ َ َ ُ ٰ َ ۡ ُ ۡ ُ َ ُ َّ ٓ ّ َ َ
‫ب‬
ِ ‫ وقل ر‬١١٧ ‫عِند ر�ِهِۚۦ إِنهۥ � �فلِح ٱل�فِرون‬
َ َّ ُ ۡ َ َ ََ
١١٨ �ِ�ِ ٰ �‫وأنت خ� ٱل‬ 22
Wa may yad’u ma’allaahi ilaahan aakhara laa burhaana lahu bihi fa-
innamaa hisaabuhuu ‘inda rabbihi innahuu laa yuflihul kaafiruuna wa qur-
rabbigh fir warham wa anta khayrur raahimiin [23:117-118]
Doa untuk Ash-haab al-Badr, para Syuhada Badar yang menjadi
Pahlawan Kita

Perang Badar yang terjadi pada tanggal 17 Ramadhan merupakan titik balik dalam sejarah
Islam. Ini merupakan pertempuran pertama antara yang haqq, yaitu para pengikut Sayyidina
Muhammad ‫ﷺ‬, dengan yang batil yang merupakan orang-orang kafir dipimpin oleh Abu
Jahal dan Abu Lahab, yang mewakili seluruh orang kafir. Mereka tahu bahwa Sayyidina
Muhammad ‫ ﷺ‬adalah seorang Rasul, tetapi karena ujub dan takabur, kedua sifat yang
menghancurkan seluruh perilaku baik manusia--mereka menjadi orang-orang yang kafir,
sebagaimana Allah ‫ ﷻ‬berfirman,

َّ
ُ‫إِن الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَم‬
Agama dalam pandangan Allah adalah Islam (yaitu tunduk pada Kehendak-Nya). (QS 3:19)

Itu merupakan titik balik antara yang haqq dan batil, sebagaimana Allah ‫ ﷻ‬berfirman,

ً ُ َ َ َ َ َ ْ َّ ُ َ ْ َ َ َ َ ُّ َ ْ ُْ
‫َوقل َجاء ا�ق وزهق ا�اطِل إِن ا�اطِل �ن زهوقا‬
Dan katakanlah (wahai Muhammad), "Kebenaran telah datang dan kebatilan telah lenyap.”
(QS 17:81)

Kebatilan akan dihancurkan sepenuhnya karena Allah tidak menyukainya. Pikiran para
Sahabat hanya satu, yaitu menyerahkan seluruh kehendaknya kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dan 23
dari Nabi kepada Allah ‫ﷻ‬. Kita berusaha untuk berserah diri kepada mursyid kita,
sebagaimana Allah ‫ ﷻ‬berfirman,

َ َ ُّ َ
‫ِ� ق ْو ٍ� ها ٍد‬
ِ ‫ول‬
Dan bagi setiap kaum ada orang yang memberi petunjuk. (QS 13:7)

313 SAHABAH / 313 AWLIYA ALLAH

Semoga Allah memberkahi 313 Ash-haab al-Badr yang begitu kuat imannya kepada Allah
dan mencintai Nabi ‫ !ﷺ‬Semoga kita dapat memuliakan mereka dengan menceritakan kisah
keberanian mereka dan menjadikan mereka tetap hidup dari generasi ke generasi. Semoga
Allah juga memberkahi 313 Awliya yang mewarisi ilmu surgawi dari mereka. Bi hurmati 'l-
habiib bi hurmati 'l-Fatihah.

…Shaykh Hisham Kabbani…


Mengenai Laylatul Qadr
As-Sayyid Mawlana Syekh Nazim Adil al-Haqqani
Peckham Mosque, London mengenai Laylat ul-Qadr Ramadhan 1415 (Feb-Mar 1995)

Malam hari adalah waktu yang Allah `azza wa jalla tunjuk untuk pencapaian berkah dan
kekuatan spiritual. Allah mengatakan kepada Kekasih-Nya di dalam kitab suci al-Qur’an:
Bangunlah (untuk salat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya). [73:2]

Allah memerintahkan Nabi (saw) untuk menghabiskan sebagian besar malam dalam ibadah
untuk mempersiapkan kalbunya bagi turunnya Qur’an yang luar biasa. Ibadah di malam hari
ini merupakan jalan bagi Nabi (saw) untuk naik dan mencapai lebih banyak kekuatan. Para
Sahabat bergabung bersamanya untuk melakukan salat malam dan mereka pun diangkat
maqam dan spiritualitasnya.

Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di


waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.
[73; 5-6]

Laylat al-Qadr adalah malam suci. Semua malam di bulan Ramadhan adalah malam yang
suci, tetapi Laylat al-Qadr adalah malam yang paling suci di bulan ini. Ia juga merupakan
malam paling suci di antara malam-malam lainnya di sepanjang tahun. Ia hanya datang
setahun sekali dan Allah mengaruniakan malam suci ini, Malam Kemuliaan kepada hamba-
Nya yang paling mulia, paling terhormat dan paling dicintai, Sayyidina Muhammad (saw). 24
Mengenai malam ini, Allah (swt) berfirman:

Dengan Nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


Sesungguhnya Kami telah menurunkannya [Al-Qur’an] pada Malam Kemuliaan.
Dan tahukah kamu apakah Malam Kemuliaan itu?
Malam Kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk
mengatur segala urusan.
Malam itu penuh kesejahteran hingga terbit fajar.
[Quran, Surat ke-97]

"Malam Kemuliaan (Night of Power)" adalah terjemahan yang aneh untuk "Laylat al-Qadr"
tetapi itu memberi makna yang baik untuknya, yaitu: barang siapa yang ingin mendapat
berkah dari malam suci ini, ia harus mempunyai kekuatan sempurna dalam kehidupan
spiritualnya. Seseorang dapat mencapai kekuatan sempurna melalui malam ini karena
nilainya lebih dari seribu bulan ibadah. Setiap ibadah yang dilakukan meningkatkan
kekuatan kekuatan spiritual manusia dan di malam ini ibadah apa pun yang dilakukan akan
dinilai sebagai seribu bulan ibadah pada malam-malam lainnya. Itu merupakan kekuatan
yang dipadatkan. Allah, Yang Mahakuasa menjadikannya sebagai malam yang perkasa,
dengan meletakan kekuatan yang sangat hebat di dalamnya, dan menjadikannya lebih perkasa
di bandingkan malam-malam lainnya. Allah (swt) berfirman bahwa ia lebih berharga
daripada seribu bulan ibadah. Itu artinya Allah (swt) menganugerahkan kekuatan yang luar
biasa dahsyat pada malam itu.
Itu adalah malam yang perkasa yang sangat dihormati dan mempunyai nilai tinggi di Sisi
Allah (swt). Begitu perkasanya sehingga dikatakan bahwa ia adalah malam yang paling
perkasa, Malam Kemuliaan. Allah (swt) menempatkan kekuatan untuk hamba-hamba-Nya
untuk lebih mendekati Hadirat Ilahiah-Nya. Dalam waktu singkat, kekuatan dahsyat itu
membusanai orang-orang yang beribadah di malam ini sehingga mereka mampu menembus
seluruh langit dan mencapai Hadirat Ilahi.

Pada malam ini orang akan berada dalam level yang berbeda. Tidak diragukan lagi bahwa
kita akan berada di level terendah, jadi kita berharap di malam ini untuk mencapai
kehormatan dan pencerahan yang dianugerahkan di dalamnya. Ketika kita mencapai level
yang lebih tinggi dan karena itu juga merupakan malam suci di langit, kita akan mulai
merasakan sesuatu [dari tajali kekuatan besar] pada malam itu. Siapa pun yang berada pada
level spiritual yang tinggi, ia pasti hadir di Hadirat Ilahi Rabbi di malam ini.

Penampakannya itu akan terjadi dalam waktu detik, barangkali dalam waktu satu detik.
Barangkali satu detik adalah satu unit waktu yang besar [jika dibandingkan] dengan saat itu.
Ia bisa saja lebih dari satu detik atau bahkan kurang dari itu, itu adalah waktu yang sangat
singkat ketika tajali dari Hadirat Ilahi tampak pada ciptaan. Ketika tajali itu tampak, tidak
ada lagi yang berdiri di seluruh langit dan bumi. Segala sesuatunya bersujud, merendahkan
diri mereka untuk bersujud untuk saat itu. Tajali dari Kekuatan Ilahiah—Cahaya Ilahi—itu
muncul, dan siapa pun yang telah mempersiapkan diri dan mereka juga yang telah diundang
untuk menghadiri penampakan tajali itu akan melihatnya dan mereka semuanya bersujud.
Segala sesuatu akan bersujud pada saat itu: semua bintang—bahkan semut, gajah, jerapah,
bahkan anjing—pada malam itu mereka tidak tidur, tetapi mereka bersegera untuk bersujud
ketika merasakan tajali Ilahiah itu. Semua pepohonan—bahkan gedung-gedung menunduk
25
untuk sujud dan kemudian bangkit kembali ke posisi semula. Hal ini disebutkan di dalam
kitab suci al-Qur’an:

Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang ada di langit dan di bumi, baik
dengan kemauan sendiri atau terpaksa dan (sujud pula) bayangannya di waktu pagi dan
petang. [ar-R`ad, 13: 15]

dan

Apakah kamu tidak mengetahui bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit dan di
bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohon, binatang-binatang yang melata dan
sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan
azab atasnya. Dan barang siapa yang dihinakan Allah, maka tidak seorang pun yang
memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. [al-Hajj, 22: 18]

Semoga Allah mengampuni kita karena kita adalah para pendosa. Setiap beberapa menit,
bahkan setiap beberapa detik kita melakukan begitu banyak dosa, jadi kita memerlukan
ampunan Allah demi hamba yang paling mulia, Sayyidina Muhammad (saw). Malam yang
paling suci dianugerahkan kepadanya dari Tuhannya. Di dalamnya segala kekuatan
membusanainya, segala cahaya meneranginya dan seluruh malaikat mendatanginya.
Malaikat Jibril (as) datang kepadanya, dan beliau (saw) dibusanai dengan kehormatan yang
tak terhingga pada malam suci ini. Para malaikat memohon pengampunan [dari Allah untuk
manusia] demi junjungan seluruh manusia (Sayyid al Basyar), kepada Pemilik seluruh
makhluk (Rabb al-Ka'inat).
Demi kehormatan ini, semoga Allah mengampuni kita dan menghilangkan kondisi buruk
kita. Semoga Allah mengubah kondisi kita dari yang buruk menjadi baik dan mengubah
segala sesuatu dalam diri kita untuk-Nya. Semoga kita menjadi hamba yang baik, hamba
yang patuh, hamba yang dicintai, dihormati, hamba terpuji. Berusahalah untuk menjadi
hamba seperti itu. Untuk itu, ikutilah dengan rendah hati untuk beribadah pada malam itu
sebagaimana Nabi kita tercinta (saw) mengarahkan kepada kita:

"Barang siapa yang melakukan salat nawafil di Malam Kemuliaan, karena keyakinan dan
mengharapkan pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni."
[Bukhari and Muslim]

Sekarang saya akan melakukan Salat ul-tasabih, untuk mengekspresikan sedikit pujian dari
sisi kita untuk mengagungkan Tuhan kita, Allah (swt). Pengagungan kepada Allah (swt)
dalam Salat ul-tasabih terdiri dari empat rakaat yang di dalamnya kita mengagungkan Allah
dengan membaca tasbih 300 kali: Subhanallahi wal hamdulillahi wa la ilaha illa Allahu wa
Allahu Akbar. Semoga Allah (swt) mengagungkan hamba-Nya yang paling mulia dan paling
dicintai, Sayyidina Muhammad (saw), dan semoga rahmat dari Samudra Rahmat-Nya yang
tak terhingga tercurah pada kalian dan tercurah pada anak cucu kita dan tercurah kepada para
leluhur kita, tercurah ke seluruh timur dan barat, dan semoga berkah itu juga tercurah ke
seluruh utara dan selatan, seluruh samudra dan benua.

Allah Allah...Karim Allah...Aziz Allah...Subhan Allah...Sulthan Allah.

Wahai Tuhan kami, Engkaulah satu-satunya Sulthan. Angkatlah pekerjaan di jalan-Mu dan
hancurkan pekerjaan orang-orang kafir yang destruktif dan jahat yang merusak manusia dan
26
seluruh makhluk ciptaan-Mu, kirimkanlah seorang Sultan yang mempunyai wewenang dari
Hadirat Ilahiah-Mu.

Bi hurmat al habiib wa bi hurmat al fatihah.


ْ َْ ُ َ َْ ُ َٰ
‫ادب ﻴﻟﻠﺔ ٱﻟﻘﺪ ِر‬
Adab Laylatu ‘l-Qadar

ُ َّ ّ َ
:‫ا ِﻨﻟﻴﺔ‬
ََْ ُ ْ ُ ََ َََْ ْ ُ ََ َ َ ْ ْ ُ ََْ َْ ََْ ْ ُ ََْ
، ‫ ﻧﻮ�ﺖ اﻟﻌﺰﻟﺔ‬، ‫ ﻧﻮ�ﺖ اﺨﻟﻠﻮة‬،‫ﻹﻋ ِﺘﺎﻜف‬ ِ ‫ﻧﻮ�ﺖ ا‬، �‫ﻧﻮ�ﺖ اﻷر� ِﻌ‬
ْ َ َ َ َ ََ َ ُ ُّ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ
‫ﷲ �ﻌﺎﻰﻟ ِﻲﻓ ﻫﺬا الﻤﺴ ِﺠ ِﺪ‬
ِ ِ ، ‫ ﻧﻮ�ﺖ الﺴﻠﻮك‬، ‫لﺮ�ﺎﺿﺔ‬ ِ ‫ﻧﻮ�ﺖ ا‬
Niat:
Nawaytu ‘l-arba’īn, nawaytu ‘l-`itikāf, nawaytu ‘l-khalwah, nawaytu ‘l-`uzlah, nawaytu
‘r-riyādhah, nawaytu ‘s-sulūk, lillāhi ta`āla fī hadza ‘l-masjid (atau fī hadza ‘l-jāmi`)

Aku berniat 40 (hari mengasingkan diri), aku berniat untuk beritikaf, aku berniat khalwat,
aku berniat mendisiplinkan (ego), aku berniat mengadakan perjalanan di jalan Allah (‫)ﷻ‬,
demi Allah (‫ )ﷻ‬di masjid ini.
َ ْ َ ْ َ ٌ َّ ُّ ُ َ َ
‫ﺎت‬
ٍ ‫ ر�ﻌ‬٤ ‫ أو‬٢ ‫ﺻﻼة الﺴﻨﺔ‬
Shalat Sunnah 2 atau 4 rakaat
َ ْ ُ َ َ
27

‫ﺻﻼة اﻟ ِﻌﺸﺎ ِء‬


4 rakaat Fardhu Isya
ُ َّ ْ َ ْ ُ َّ ُ ََْ َْ َ َ ََْ
‫� الﺴﻨﺔ اﺒﻟﻌ ِﺪﻳﺔ‬ ِ ‫و�ﻌﺪﻫﺎ ر�ﻌﺘ‬
2 rakaat Sunnah
َ َّ ُ َ ٰ
‫اﻟﻄ ِﺮ�ْﻘ ِﺔ‬ ‫ادب‬
Adab Tarekat
َ َْ َ َّ ‫َﺻ َﻼ ُة‬
ْ�‫اﻟﺮﺘاو‬
(‫ﺎت‬
ٍ ‫ﻌ‬ �‫ر‬ ٢٠) ‫ﺢ‬
ِ ِ
Shalat Tarawih (20 rakaat, 2-2)

‫ﺎت‬‫ﻌ‬َ �ْ ‫َﺻ َﻼ ُة اﻟتَّ َﺴﺎ�ﻴْﺢ ا َ ْر َ� ُﻊ َر‬


ٍ ِ ِ
Shalat Tasbih 4 rakaat
‫ﺎن‬َ‫ﻜﺮ َر ْ� َﻌﺘ‬
ْ ُّ ُ َ َ
ِ ِ ‫ﺻﻼة الﺸ‬
Shalat Syukur
َ َْ ْ ْ ُ َ َ
(‫ﺎت‬
ٍ ‫ ر�ﻌ‬٣) ‫ﺻﻼة ال ِﻮﺗ ِﺮ‬
Shalat Witir (3 rakaat)
ْ ّ َ َ َ َ َ َْ ُ ْ َ
‫ﺧﺘﻢ اﺨﻟﻮاﺟﺎﻜ ِن ﻣﻊ ا ِﺬﻟﻛ ِﺮ‬
Khatm Khwajagan

Menghabiskan malam dengan membaca Alquran dan mengamalkan awrad

Selama dalam keadaan terjaga, dianjurkan untuk melakukan salat antara 20 sampai 100
rakaat dengan membaca Al-Fatihah dan ayat pertama dan kedua dari Surat Al-Baqarah dan
seterusnya (rakaat berikutnya, setelah Fatiha dibaca ayat 1-2 Surat Ali Imran dst).

Keesokan harinya dianjurkan untuk bersedekah sebagai tanda bersyukur kepada Allah (swt)
dan untuk memperbaiki puasa yang telah dilakukan. Bagikan sedekah itu kepada umat
Rasulullah (saw), pengikut tarekat, fakir miskin dan orang-orang yang memerlukannya.

28
Adab I'tikaf

Pada hari sebelum 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, pada waktu Ashar, berniatlah untuk
melakukan I’tikaf atas nama diri sendiri, para leluhur, dan anak-anak kita. Mintalah
dukungan kepada Rasulullah (saw), Grandsyekh `Abdullah Daghestani (q), Mawlana Syekh
Nazim al-Haqqani (q), dari Mawlana Syekh Hisyam Kabbani (q) dan para awliya.
Hadiahkan pahalanya (ihda) kepada Nabi (saw), ahlul bait, para awliya, Grandsyekh,
Mawlana Syekh Nazim (q), Mawlana Syekh Hisyam (q) dan kemudian orang-orang yang
kalian inginkan.

Pengantar
I’tikaf di masa Nabi (saw) dilakukan pada 10 hari terakhir, yang paling penting adalah
memisahkan diri dari suami atau istri kalian. Itu adalah hal utama dalam I’tikaf, yakni bahwa
kalian tidak melakukan hubungan (suami-istri) pada saat kalian berada dalam I’tikaf. Dan
itulah sebabnya mereka biasanya pergi ke masjid karena tidak ada tempat lain untuk
melakukannya di hadapan Nabi (saw). Sekarang ini, orang-orang bisa juga melakukan I’tikaf
di rumah. Kalian dapat melakukannya di ruangan yang terpisah dari suami atau istri kalian.
Itulah I’tikaf. Kalian memutuskan untuk memasuki suatu latihan yang berat di mana kalian
ingin selalu berada di Hadirat Ilahi, bukan di dunia. 29

I’tikaf adalah sebuah langkah sebelum khalwat, jadi ia melatih kita untuk mampu berada
dalam khalwat selama 40 hari, kalian ingin berada di Hadirat Ilahi, itulah sasaran kalian.
Berada bersama Allah (swt) dan Nabi-Nya (saw).

Syekh kalian akan memberikan beberapa awrad untuk dilakukan agar kalian dapat mencapai
semacam pembersihan atau pengkilapan diri kalian yang membuat kalian mampu di masa
depan, jika kalian terus melakukan itikaf, itu akan membuat kalian mampu meraih suatu
pemahaman yang benar tentang khalwat. I’tikaf sangat penting karena ia akan membawa
kalian dalam perjalanan tersebut.

`Akafa dalam bahasa Arab berarti `akafa `ala shay adalah berpaling menuju ke arah itu atau
ke sana, menuju sesuatu dan menjaganya tanpa perubahan, terus-menerus secara konstan
(istiqamah) melakukannya. Kalian mengatakan `aakiftu ākul ath-thamr, aku memutuskan
untuk selalu memakan kurma. `Akafa adalah melakukan sesuatu terus-menerus, secara
konstan dan non stop.

Jadi I’tikaf selama 10 hari adalah memutuskan untuk berpaling menuju Allah (swt) selama 10
hari ini dan menjauh dari segala hal yang mengganggu atau memutuskan segala hubungan
dengan yang lain, selain dengan Hadirat Ilahi ini.
Jadi para Sahabat biasanya tinggal di dalam masjid, tetapi bila ada sesuatu yang penting yang
mengharuskan mereka pulang ke rumah, mereka melakukannya, karena itu bukanlah khalwat
sepenuhnya. Jika mereka ingin mandi, mereka pergi lalu kembali lagi. Yang paling penting
adalah tidak berhubungan dengan istri atau istri dengan suami, hubungan antar suami istri.

Dalam I’tikaf, mereka boleh makan apa saja, tidak ada batasan. Dalam khalwat kalian hanya
boleh memakan sejenis makanan, yaitu lentil. Orang-orang dalam I’tikaf akan menyibukkan
diri selama 10 hari terakhir dengan berbagai ibadah siang dan malam. Mereka harus
memahami betul bagaimana melindungi diri mereka dari semua bisikan setan yang negatif di
telinga mereka.

Pertama sedapat mungkin, mereka tidak berbicara dengan orang lain. Kalaupun mereka dapat
bicara, sesuatu tentang Islam dibolehkan. Dalam I’tikaf, kalian boleh mendengarkan ceramah,
mengajukan pertanyaan, mendengarkan hadis, tetapi itu harus ditujukan untuk tujuan non
duniawi, tidak perlu bicara tentang pergi ke supermarket, atau, “Mainan apa yang akan
kubelikan untuk anakku?” Yang menjadi fokus adalah Allah (swt) dan Nabi-Nya (saw).

Kalian memulainya sebelum Maghrib, bagi wali Allah 24 jam dimulai pada saat Maghrib.

Jadi, jika kalian memutuskan untuk pergi, kalian pergi 2 jam sebelum Maghrib, ambil wudu
dengan niat melakukan I’tikaf, lalu kalian masuk dan duduk di sana, dan mulai melakukan
awrad yang diberikan kepada kalian, awrad normal yang diberikan kepada setiap orang
adalah membaca satu hingga 3 juz Alquran sehari, jika mereka bisa membaca Alquran. Jika
mereka tidak bisa membaca Alquran, mereka dapat membaca artinya. Lalu bacalah Dalail al- 30
Khayrat setiap hari satu juz. Jika mereka tidak bisa membacanya, mereka dapat membaca
shalawat Nabi (saw) 100 kali sebagai pengganti Dalail al-Khayrat. Dan jika mereka tidak bisa
membaca Alquran, mereka dapat membaca qul huwa Allahu ahad 100 kali dan 3 juz sama
dengan 300 kali qul huw Allahu ahad.

Instruksi
Mulai pada hari pertama, ambillah wudu di zawiyah, lakukan adab tarekat, dilanjutkan
dengan Salat Maghrib berjamaah, setelah itu lanjutkan membaca adab hingga Isya.

Niat:

Nawaytu ‘l-arba’in, nawaytu ‘l-`itikaf, nawaytu ‘l-khalwah, nawaytu ‘l-`uzlah, nawaytu ‘r-
riyadhah, nawaytu ‘s-suluk, lillahi ta’ala fii haadzal-masjid (atau fii haadzal-jaami`)

Aku berniat 40 (hari mengasingkan diri), aku berniat untuk beritikaf, aku berniat khalwat, aku
berniat mendisiplinkan (ego), aku berniat mengadakan perjalanan di jalan Allah (swt), demi
Allah di masjid ini.
Zikir Harian:

Allah, Allah, 5.000 kali dalam hati (khafi), 5.000 kali bersuara (jahar); dibaca hingga 48.000
atau 74.000 kali.

Shalawat: Allaahumma shalli `alaa Muhammadin wa `alaa aali Muhammadin wa sallim,


2.500 hingga 24.000 kali.

La ilaha ill-Allah, 1.000 kali

Subhaanallah wa bihamdihi subhaanallah il-`Azhiim, astaghfirullah 100 kali.

Astaghfirullah al-`Azhiim wa atuubu ilayh, 100 kali.

Subuuhun qudduusun rabbunaa wa rabb ul-malaaikati war-ruh, 100 kali.

Bismillaahir rahmaanir rahiim, dzaalika taqdiirul-`aziiz il- `aliim, 100 kali.

Alhamdulillah, 100 kali.

Syukran lillaah, 100 kali.

Subhaanallaah, 100 kali.

Allaahu akbar, 100 kali.

Hasbunallah wa ni`mal wakiil, 100 kali. 31

La hawla wa la quwatta illa billahil `Aliyyil `Azhiim, 100 kali.

1 juz Alquran atau Surat al-Ikhlash 100 kali.

1 hizib (bab) Dalail al-Khayrat atau selawat 100 kali.

Dalam melakukan semua awrad berusahalah untuk bermeditasi merenungkan maknanya.

Prosedur Harian

Hari dimulai pada saat Maghrib. Ambillah wudu 2 jam sebelum Maghrib, lalu bacalah awrad
sebelum matahari terbenam. Setelah Salat Maghrib berjamaah, lanjutkan pembacaan awrad
harian hingga Isya, dan dilanjutkan kembali setelah Salat Isya.

Bangunlah sebelum Subuh, kira-kira pukul 2 dini hari, lalu lakukan Salat Wudu dan Salat
Tahajjud. Sambil menunggu yang lain, bacalah laa ilaha ill-Allah 1.000 kali, Surat al-Ikhlash
1.000 kali, dan awrad lainnya seperti yang telah disebutkan di atas. Bagilah bacaan-bacaan itu
dalam set yang terdiri dari 100.

Bila kalian selesai satu set, lanjutkan dengan set berikutnya.

Misalnya: lakukan zikir, laa ilaha ill-Allah 100 kali,


lalu al-Ikhlash 100 kali,

Subhaanallah wa bihamdihi subhaanallah il-`Azhiim, astaghfirullah 100 kali, Astaghfirullah


al-`Azhiim wa atuubu ilayh 100 kali,

Subuuhun qudduusun rabbunaa wa rabb ul-malaaikati war-ruh 100 kali, Bismillaahir


rahmaanir rahiim, dzaalika taqdiirul-`aziiz il- `aliim 100 kali,

Alhamdulillah 100 kali,

Syukran lillaah 100 kali,

Subhaanallaah 100 kali,

Allaahu akbar 100 kali,

Hasbunallah wa ni`mal wakiil 100 kali,

kemudian La hawla wa la quwatta illa billahil `Aliyyil `Azhiim 100 kali.

Lalu bila masih ada waktu, bacalah:

Ya Shamad, 500 kali

Astaghfirullah, 500 kali dengan niat bahwa sejak hari Allah (swt) menciptakan hingga kini 32
Allah (swt) akan mengampuni kalian.

Astaghfirullah, 500 kali dengan niat bahwa sejak hari ini hingga Yawmil Hisab, Allah (swt)
akan melindungi kalian.

Alhamdulillah, 500 kali bersyukur bahwa Allah (swt) telah menciptakan kalian sebagai Umat
Nabi (saw) dan membuat kalian menjadi murid Syekh Nazim (q).

Alhamdulillah, 500 kali bersyukur bahwa Allah (swt) tidak menciptakan kalian sebagai umat
(nabi-nabi) yang lain.

Lalu jika kalian mempunyai waktu, lakukan awrad yang telah saya sebutkan, selalu
hubungkan hati kalian dengan Mawlana Syekh Nazim (q), yang kita sebut rabitha dan
muraqaba kepada Mawlana Syekh Nazim (q). Rabitha dan muraqabah harus selalu ditujukan
kepada Mawlana Syekh Nazim (q). Hari demi hari kalian akan menjumpai suatu pergumulan
hebat dalam diri kalian, berusaha untuk membuat kalian pergi dan oleh karenanya akan
sangat sulit bagi kalian untuk duduk.

Kalian dapat duduk di makam dan melakukannya di sana.

Bagi yang ingin melaksanakannya sebagian, ia dapat melakukannya mulai dari Ashar ke
Maghrib, Maghrib ke Isya dan sejak dini hari hingga Subuh.
Bagi yang ingin melaksanakannya secara penuh, ia harus melakukannya selama 24 jam,
dengan istirahat 5-6 jam.

Tunggu jemaah yang lainnya untuk melaksanakan Salat Najat, Syukur dan Tasbih.

Lalu lakukan Salat Subuh berjamaah, lengkap dengan awradnya dan lanjutkan dengan awrad
masing-masing hingga Salat Isyraq.

Setelah Salat Isyraq, boleh beristirahat hingga pukul 10 atau lebih, lalu bangun untuk
melaksanakan Salat Dhuha 8 rakaat.

Kemudian lanjutkan membaca awrad mulai dari 5.000, 5.000 Allah, Allah hingga 48.000 atau
74.000, shalawat 2.500 kali dan seterusnya.

Peraturan
Tidak ada pantangan untuk makanan, apa saja boleh. Makan sahur dan buka puasa dilakukan
bersama-sama.

Semua salat harian dilakukan secara berjamaah, yang dilakukan sendiri-sendiri adalah ketika
mereka menyelesaikan seluruh salat, mereka lalu melakukan semua adab zikir, membaca
Alquran dan Dalail Khayrat masing-masing. Setelah menyelesaikan semua awrad, mereka
boleh melanjutkannya dengan awrad apa saja yang ada dalam Guidebook (Buku Panduan) 33
Tarekat Naqsybandi.

Yang terpenting adalah tidak boleh melakukan hubungan suami-istri.


َ َ َ َ ْ َ ُ ََ ُ َ ُ
‫دﺎﻋء وداع ﺷﻬ ِﺮ رمﻀﺎن‬
Doa Perpisahan dengan Bulan Ramadhan

ْ‫الﺮﺟﻴﻢ‬ َّ َ
َّ ‫الﺸﻴْ َﻄﺎن‬ ُ ُ َ
ِ ِ ِ ‫ﷲ ِﻣﻦ‬
ِ ‫أﻋﻮذ ﺑِﺎ‬
A`ūdzubillāhi mina ‘sy-syaythāni ‘r-rajīm
Aku berlindung kepada Allah (‫ )ﷻ‬dari godaan setan yang terkutuk
َّ ‫الﺮ ْﻤﺣٰﻦ‬
‫الﺮ ِﺣﻴْ ِﻢ‬ َّ ‫ﷲ‬ِ ‫�ا‬
ِ
Bismillāhi ‘r-Raḥmāni ‘r-Raḥīm
Dengan menyebut nama Allah (‫ )ﷻ‬Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
َ َ ْ ْ َ َ ُ َ َْ ُ َ َْ
‫ﺎن‬ َ
ِ ‫الﻮداع الﻮداع ﻳﺎ ﺷﻬﺮ اﻷﻣ‬
Al-wadā` al-wadā` yā Syahra ‘l-Amān
Mohon pamit wahai bulan aman
ْ ُْ َ ْ َ َ ُ َ َْ ُ َ َْ
‫آن‬
ِ ‫الﻮداع الﻮداع ﻳﺎ ﺷﻬﺮ اﻟﻘﺮ‬
Al-wadā` al-wadā` yā Syahra ‘l-Qur'ān
34
Mohon pamit wahai bulan Qur’an

َ ْ ُ َ ْ َ َ ُ َ َْ ُ َ َْ
‫ان‬
ِ ‫الﻮداع الﻮداع ﻳﺎ ﺷﻬﺮ اﻟﻐﻔﺮ‬
Al-wadā` al-wadā` yā Syahra ‘l-Ghufrān
Mohon pamit wahai bulan pengampunan
َ ْ ْ َ ْ َ َ ُ َ َْ ُ َ َْ
‫ﺎن‬
ِ ‫اﻹﺣﺴ‬ ِ ‫الﻮداع الﻮداع ﻳﺎ ﺷﻬﺮ‬
Al-wadā` al-wadā` yā Syahra‘l-Iḥsān
Mohon pamit wahai bulan ihsan
ْ َ َْ َ ْ َ َ ُ َ َْ ُ َ َْ
‫او� ِﺢ‬
ِ ‫الﻮداع الﻮداع ﻳﺎ ﺷﻬﺮ اﻟﺮﺘ‬
Al-wadā` al-wadā`yā Syahra‘l-Tarāwīḥ
Mohon pamit wahai bulan tarawih

‫ﺎ�ﻴْ ِﺢ‬‫ﺴ‬َ َ‫اع ﻳَﺎ َﺷ ْﻬ َﺮ اﻟْت‬


ُ َ َْ ُ َ َْ
‫الﻮداع الﻮد‬
ِ
Al-wadā` al-wadā`yā Syahra‘t-Tasābīḥ
Mohon pamit wahai bulan pensucian
ََ ْ َ ُ َ ْ ُ َ ْ
‫ال َﻮداع ال َﻮداع ﻳَﺎ ﺷﻬ َﺮ اﻟﻘﻨﺎ ِدﻳْ ِﻞ‬
Al-wadā` al-wadā` yā Syahra‘l-Qanādīl
Mohon pamit wahai bulan segala cahaya
ُ َ َْ ُ َ َْ
ّ ‫اع ﻳَﺎ َﺷ ْﻬ َﺮ‬
َِ‫الﺼﻴﺎم‬
ِ ‫الﻮداع الﻮد‬
Al-wadā` al-wadā` yā Syahra‘sh-Shiyām
Mohon pamit wahai bulan puasa
ْ ْ َ ُ َ ْ ُ َ ْ
ِ‫ال َﻮداع ال َﻮداع ﻳَﺎ ﺷﻬ َﺮ اﻟ ِﻘﻴَﺎم‬
Al-wadā` al-wadā` yā Syahra‘l-Qiyām
Mohon pamit wahai bulan qiyam (berdiri)

َ َ ُْ َ ْ َ َ ُ َ َْ ُ َ َْ
‫الﻮداع الﻮداع ﻳﺎ ﺷﻬﺮ اﻟﻔﻘﺮا ِء‬
Al-wadā` al-wadā` yā Syahra‘l-Fuqarā'
Mohon pamit wahai bulannya kaum miskin
َ ْ ْ َ َ ُ َ َْ ُ َ َْ
َ‫اﻷ ْ�ﺘ‬
ِ‫ﺎم‬ ‫الﻮداع الﻮداع ﻳﺎ ﺷﻬ َﺮ‬
Al-wadā` al-wadā` yā Syahra ‘l-Aytām 35
Mohon pamit wahai bulannya anak yatim
َ َّ َ ْ ْ َ ْ َ َ ُ َ َْ ُ َ َْ
‫الﻮداع الﻮداع ﻳﺎ ﺷﻬﺮ اﻟ ِﻌﺘ ِﻖ واﻨﻟﺠﺎ ِة‬
Al-wadā` al-wadā` yā Syahra ‘l-`Itqi wa ‘n-Najāh
Mohon pamit wahai bulan pembebasan (merdeka) dan keselamatan
ْ ُ ْ ْ َ ْ ُ ْ َّ َ َ َ َ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ ُ َ َ ْ
‫آن‬
ِ ‫اﺬﻟي أﻧ ِﺰل ِ�ﻴ ِﻪ اﻟﻘﺮ‬
ِ ‫الﻮداع الﻮداع ﻳﺎ ﺷﻬﺮ رمﻀﺎن‬
Al-wadā` al-wadā` yā Syahra Ramadhāna ‘l-ladzī unzila fīhi ‘l-Qur’ān
Mohon pamit wahai bulan Ramadhan yang di dalamnya diturunkannya al-Qur’an
ْ ّ ْ َ ْ َ َ ُ َ َْ ُ َ َْ
‫ﺮﺒ َواﻟ َﻌ ِﻄ َّﻴ ِﺔ‬
ِ ِ ‫الﻮداع الﻮداع ﻳﺎ ﺷﻬﺮ اﻟ‬
Al-wadā` al-wadā` yā Syahra ‘l-Birri wa ‘l-`Athiyah
Mohon pamit wahai bulan bakti dan pemberian
ُ ْ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ْ ُْ َْ َ َ َ ََ ْ ُ ْ ََْ ََْ َ َ ْ َ ْ َْ َْ
‫ وﻻ �ﺸﻜﻮ‬، ‫ ﻓﺎرض �ﻨﺎ‬، ‫ان‬
ِ ‫لﻢ �ﻌ ِﺮف ﻗﺪرك ولﻢ �ﻔﻆ ﺣﺮﻣﺘﻚ ﻳﺎ ﺷﻬﺮ اﻟﻐﻔﺮ‬
َ ْ ْ َ ْ َ ْ َ َ ً َ ْ ُ َ ٰ ْ َّ َ َّ
‫ﺎن‬
ِ ‫ﻹﺣﺴ‬ ِ ‫ِﻣﻨﺎ ِإﻰﻟ الﺮﻤﺣ ِﻦ و�ﻦ ﺷﺎ ِﻫﺪا ﻨﻟﺎ ﺑِﺎﻟﻔﻀ ِﻞ وا‬
lam na`rif qadraka wa lam naḥfazh ḥurmataka yā Syahra ‘l-Ghufrān
Kami belum memperlakukanmu sesuai dengan kebesaran nilaimu
Tidak pula mensucikanmu, wahai bulan pengampunan

fa ardhi `annā wa lā tasykū minnā ila ‘r-Raḥmān


Namun demikian, ridhalah terhadap kami, jangan salahkan kami di hadapan Yang Maha
Pengasih

wa kun syāhidan lanā bi fadhli wa ‘l-iḥsān


Dan bersaksilah untuk kami dengan kebaikan dan ihsan!

36
‫ﺗ�ﺒ� ات اﻟﻌﻴﺪ‬
Takbīratu ‘l-`Īd
ّ َ ُ ‫أ�ﺮﺒ اﷲ‬ُ ‫أ�ﺮﺒ اﷲ‬
ُ ‫اﷲ‬
‫ﻪﻟ إﻻ اﷲ‬ ‫أ�ﺮﺒ ﻻ إ‬
ُ ‫أ�ﺮﺒ اﷲ‬
‫أ�ﺮﺒ و ﷲ اﺤﻟَﻤﺪ‬ ُ ‫اﷲ‬
Allāhu akbar x3 Lā ilāha illa Allāh
Allāhu akbar x2 wa li llāhi ‘l-ḥamd
Allah Maha Besar (3 kali) tiada Tuhan kecuali Allah
Allah Maha Besar (2 kali) dan segala puji bagi Allah
(diulangi 2-3 kali)
َ ُ َ َ ُ
‫اﷲ أ�ﺮﺒ ﻛﺒ�ا واﺤﻟﻤﺪ ﷲ ﻛﺜ�ا‬
َ ً َ ُ
َ ُ‫ﺒﺤﺎن اﷲ ﺑ‬
‫�ﺮة و أﺻﻴﻼ‬ ‫وﺳ‬
Allāhu akbar kabīrā, wa ‘l-ḥamdulillāhi katsīra
Wa subḥāna Allāhi bukratan wa ashīla
Allah Maha Besar dan segala puji yang melimpah bagi Allah

ّ َ
Mahasuci Allah di pagi hari dan sore hari
َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ 37
‫ و ﻧﺮﺼ ﻋﺒﺪه‬، ‫ ﺻﺪق وﻋﺪه‬، ‫ وﺣﺪه‬، ‫ﻻ إ ﻪﻟ إﻻ اﷲ‬
َ ْ َ ْ َ َ ُ
‫ﺰاب َوﺣﺪه‬ ‫وأ َﻋ َّﺰ ﺟﻨﺪه وﻫﺰم اﻷﺣ‬
Lā ilāha illa Allāh, waḥdah, shadaqa wa`dah, wa nashara `abdah
Wa a`azza jundahu wa hazama ‘l-aḥzāba waḥdah
Tidak ada Tuhan kecuali Allah, sendiri
Dia memenuhi janji-Nya dan memberikan kejayaan kepada hamba-Nya
Dan memperkuat bala tentaranya

َّ ُ َ ّ َ
dan mengalahkan Ahzab sendiri

‫ وﻻ ﻧﻌﺒﺪ إﻻ إﻳﺎه‬، ‫ﻻ إ ﻪﻟ إﻻ اﷲ‬


َ َ َ ْ َ ّ َُ َ ْ
‫� ِﻠﺼ� ﻪﻟ ا ِﺪﻟﻳﻦ ولﻮ ﻛ ِﺮه الﻜـﺎﻓِﺮون‬
Lā ilāha illa Allāh, wa lā na`budu illa iyah
Mukhlisīna lahuddina walaw kariha ‘l-kāfirūn
Tidak ada Tuhan kecuali Allah, sendiri
Dan kami tidak beribadah melainkan kepada-Nya
Bahkan jika orang-orang kafir tidak menyukainya
ّ
، ‫ﺳﻴّ ِﺪﻧﺎ �ﻤﺪ‬
ِ ‫آل‬ ‫وﻰﻠﻋ‬ ، ‫�ﻤﺪ‬ ‫ﻧﺎ‬‫ﺪ‬ِ
ّ‫ﺻﻞ َﻰﻠﻋ ﺳﻴ‬
ِ ِ �‫ا‬
، ‫ﺳﻴّ ِﺪﻧﺎ �ﻤﺪ‬
ِ ِ‫أﻧﺼﺎر‬ ‫ﻰﻠﻋ‬ ‫و‬ ، ‫�ﻤﺪ‬ ‫ﻧﺎ‬ ‫ﺪ‬ ِ
ّ‫وﻰﻠﻋ أﺻﺤﺎب ﺳﻴ‬
ِ ِ
ً َ � ‫ و ﻰﻠﻋ ُذر ﻳَّﺔ ﺳﻴّﺪﻧﺎ �ﻤﺪ و ﺳﻠّ ْﻢ‬، ‫و ﻰﻠﻋ أزواج ﺳﻴّﺪﻧﺎ �ﻤﺪ‬
‫ﺴﻠﻴﻤﺎ ﻛﺜ�ا‬ ِ ٍ ِِ ِ ِِ ِ
Allāhumma shalli `alā Sayyidinā Muḥammad
Wa `alā āli Sayyidinā Muḥammad
Wa `alā ash-ḥābi Sayyidinā Muḥammad
Wa `alā anshāri Sayyidinā Muḥammad
Wa `alā azwāji Sayyidinā Muḥammad
Wa `alā dzuriyyati Sayyidinā Muḥammadin
Wa sallim taslīiman katsīra

Ya Allah, kirimkanlah berkah kepada junjungan kami, Nabi Muhammad (saw)


Dan kepada keluarga Nabi Muhammad (saw)
Dan kepada para sahabat Nabi Muhammad (saw)
Dan kepada para penolong Nabi Muhammad (saw)
Dan kepada istri-istri Nabi Muhammad (saw)
Dan kepada keturunan Nabi Muhammad (saw)
Dan berikanlah keselamatan yang melimpah

38
Majelis Naqsybandi Haqqani Indonesia

Jl. Warung Jati Barat Raya No.9C Rt.012/09


Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan 12740
Telp: 021-79199468
Seluler: 0816-295-313
Facebook: Naqshbandi Haqqani
Instagram: @haqqaniindonesia dan @sufilive_id
Twitter:@Haqqanindonesia 39
www.naqsybandi.com

Anda mungkin juga menyukai