Anda di halaman 1dari 8

Khutbah Jum’at: Meraih Malam Lailatul

Qadar
Materi khutbah ini menjelaskan tentang keutamaan malam Lailatul Qadar dan bagaimana cara
kita mempersiapkan diri untuk meraihnya. Sebagai malam yang lebih mulia dari seribu bulan,
momen agung ini menjadi incaran setiap Muslim ketika berjumpa dengan Ramadhan.

Khutbah I

‫ َو َأْش َهُد َأْن اَّل‬، ‫ َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َتاِبِع ْيِه َع َلى َم ِّر الَّز َم اِن‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى ُمَحَّمٍد َس ِّيِد َو َلِد َع ْدَناَن‬، ‫الَحْم ُد ِهّٰلِل اْلَم ِلِك الَّد َّياِن‬
‫ َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذ ْي َك اَن َقُه‬، ‫ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َلُه اْلُم َنـَّز ُه َع ِن اْلِج ْس ِم َّيِة َو اْلِج َهِة َو الَّز َم اِن َو اْلَم َك اِن‬
‫ُل‬ ‫ُخ‬
‫اْلُقْر آُن َأَّم ا َبْعُد‬،
‫ ِإَّن اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو اَّلِذ يَن َهاُدوا َو الَّنَص اَر ٰى‬: ‫ اْلَقاِئِل ِفي ِكَتاِبِه اْلُقْر آِن‬، ‫ َفإِّني ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِس ي ِبَتْقَو ى ِهللا الَم َّناِن‬، ‫ِعَباَد الَّرْح ٰم ِن‬
‫َو الَّصاِبِئيَن َم ْن آَم َن ِباِهَّلل َو اْلَيْو ِم اآْل ِخ ِر َو َع ِمَل َص اِلًحا َفَلُهْم َأْج ُر ُهْم ِع ْنَد َر ِّبِهْم َو اَل َخ ْو ٌف َع َلْيِه ْم َو اَل ُهْم َيْح َز ُنوَن‬

Ma’asyiral muslimīn a’azzakumullāh.


Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri
khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada
Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari
segala yang dilarang dan diharamkan.

Jamah yang dimuliakan Allah.


Betapa banyak anjuran amal ibadah yang dianjurkan untuk umat Muslim selama Ramadhan. Dari
mulai amalan-amalan sunnah saat bukan puasa dan sahur, bertadarus Al-Qur’an, melaksanakan
shalat tarawih, dan lain sebagainya. Salah satu anjuran utama yang terdapat pada bulan agung ini
adalah meraih malam Lailatul Qadar. Allah swt dalam Al-Qur’an secara tegas menyampaikan
bahwa momen sakral Lailatul Qadar,

‫ِإَّنا َأْنَز ْلَنُه ِفى َلْيَلِة اْلَقْد ِر * َو َم ا َأْد َر اَك َم ا َلْيَلُة اْلَقْد ِر * َلْيَلُة اْلَقْد ِر َخْيٌر ّم ْن َأْلِف َشْهٍر * َتَنَّز ُل اْلَم َلِئَك ُة َو اْلُّر وُح ِفْيَها ِبِإْذ ِن َر ِبِّهْم ِّم ْن ُك ِّل‬
‫َأْم ٍر * َس اَل ٌم ِهَى َح َّتى َم ْطَلِع اْلَفْج ِر‬.

Artinya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar. Tahukah


kamu apakah Lailatulqadar itu? Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam
itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.
Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.” (QS Al-Qadar [97]: 1-5)

Berkaitan dengan ini, Imam Malik dalam al-Muwattha meriwayatkan satu hadits,

‫ِإَّن َر ُسْو َل ِهللا ُأِر َي َأْع َم اَر الَّناِس َقْبَلُه َأْو َم ا َش اَء ُهللا ِم ْن َذ ِلَك َفَك َأَّنُه َتَقاَصَر َأْع َم اَر ُأَّمِتِه َأْن اَل َيْبُلُغ ْو ا ِم َن اْلَع َمِل ِم ْثَل اَّلِذ ْي َبَلَغ َغْيُر ُهْم‬
‫ َفَأْع َطاُه ُهللا َلْيَلَة اْلَقْد ِر َخْيًرا ِم ْن َأْلِف َشْهٍر‬، ‫َفْي ُطْو ِل اْلُع ْم ِر‬.
Artinya, “Sesungguhnya Rasulullah diperlihatkan umur-umur manusia sebelumnya (yang relatif
panjang) sesuai dengan kehendak Allah, sampai (akhirnya) usia-usia umatnya semakin pendek
(sehingga) mereka tidak bisa beramal lebih lama sebagaimana umat-umat sebelum mereka
karena panjangnya usia mereka, maka Allah memberikan Rasulullah Lailatul Qadr yang lebih
baik dari seribu bulan“. (Imam Malik, al-Muwattha: juz I, h. 321)

Hanya saja, kepastian kapan malam agung ini terjadi belum ada yang bisa memprediksi, apakah
di awal Ramadhan, pertengahannya, atau di penghujung bulan. Jika kita umpamakan, malam
Lailatul Qadar bagaikan permata sangat indah yang tersimpan di tempat sangat tersembunyi.
Semua orang menginginkannya, tetapi hanya bisa memprediksi keberadaannya. Dalam satu
hadits terkait malam Lailatul Qadar, Rasulullah saw bersabda,

‫ِإَّن َهَذ ا الَّشْهَر َقْد َحَض َر ُك ْم َوِفيِه َلْيَلٌة َخْيٌر ِم ْن َأْلِف َشْهٍر َم ْن ُح ِرَم َها َفَقْد ُح ِر َم اْلَخْيَر ُك َّلُه َو َال ُيْح َر ُم َخْيَر َها ِإاَّل َم ْح ُروٌم‬.

Artinya, "Sesungguhnya bulan ini (Ramadhan) telah datang kepada kalian. Di dalamnya terdapat
satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja yang terhalangi dari (meraih)nya,
sungguh ia telah terhalangi dari semua kebaikan. Dan tidak ada yang terhalangi (darinya),
kecuali orang yang memang terhalangi dari kebaikan.” (HR Ibnu Majah)

Ma’asyiral muslimīn a’azzakumullāh.


Meskipun kedatangan malam Lailatul Qadar dirahasiakan, akan tetapi para ulama berusaha
(berijtihad) untuk memprediksi kapan malam mulia tersebut jatuh. Kita bisa mengacu pada
pendapat-pendapat yang mereka kemukakan, kendati pada akhirnya kita juga berkesimpulan
bahwa terjadinya malam Lailatul Qadar tetap menjadi misteri karena tidak bisa diprediksi
ketepatannya seratus persen.

Jika kita himpun, ada banyak sekali ragam prediksi para ulama tentang jatuhnya malam Lailatul
Qadar. Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani sendiri menjelaskan setidaknya ada 45 pendapat terkait
waktu terjadinya malam mulia tersebut. Hanya saja, dari sekian pendapat yang ada ia
berkesimpulan bahwa argumen yang paling kuat adalah yang mengatakan terjadi pada tanggal-
tanggal ganjil di bulan Ramadhan.

Sementara Imam Syafi’i lebih spesifik lagi berpendapat bahwa tanggal 21 dan 23 Ramadhan
lebih potensial terjadi malam Lailatul Qadar. Sedangkan mayoritas ulama termasuk Syekh
Nidzamuddin an-Naisaburi berpendapat pada 27 Ramadhan. (Ibnu Hajar al-‘Asqalani, Fatḥul
Bārī: juz V, h. 463)

Menurut Imam Fakruddin ar-Razi, hikmah dirahasiakannya malam Lailatul Qadar adalah supaya
umat muslim bersungguh-sungguh melakukan ibadah selama satu bulan Ramadhan penuh untuk
meraih malam istimewa tersebut. Jangan sampai kita lengah satu hari saja. Tentu kita tidak
menginginkan malam Lailatul Qadar jatuh saat kebetulan kita sedang malas beribadah.
(Fakhruddin ar-Razi, Mafātīḥul Ghaib, 1981: juz XXXII, h. 28)

Senada dengan ar-Razi, Syekh Nidzamuddin an-Nasibasuri dalam tafsirnya Gharāibul Qur’ān wa
Raghāibul Furqān menyampaikan,
‫اْلِح ْك َم ُة ِفي ِإْخ َفاِء َلْيَلِة اْلَقْد ِر ِفي اَّللَياِلي َك اْلِح ْك َم ِة ِفي ِإْخ َفاِء َو ْقِت الَو َفاِة َو َيْو ِم اْلِقَياَم ِة َح َّتى َيْر َغ َب اْلُم َك َّلُف ِفي الَّطاَعاِت َو َيِزْيَد ِفي‬
‫اِال ْج ِتَهاِد َو اَل َيَتَغاَفَل َو اَل َيَتَك اَسَل َو اَل َيَّتَك َل‬.

Artinya, “Hikmah dirahasiakannya malam Lailatul Qadar di antara malam-malam bulan


Ramadhan adalah seperti dirahasiakannya kematian dan hari kiamat. Sehingga manusia dengan
penuh suka cita menjalankan ibadah, lebih bersungguh-sungguh, tidak lalai, tidak bermalas-
malasan, dan tidak lesu.” (Nidzamuddin an-Naisaburi, Gharāibul Qur’ān wa Raghāibul Furqān,
2015: juz VI, h. 537)

Ma’asyiral muslimīn a’azzakumullāh.


Kendati malam Lailatul Qadar tidak bisa kita pastikan kapan terjadinya, selain mengikuti
prediksi para ulama, kita juga bisa memprediksi kedatangannya dengan mengamati kondisi alam
yang terjadi. Berikut adalah beberapa ciri-ciri malam Lailatul Qadar dilihat dari gejala alam
berdasarkan beberapa hadits Nabi.

Pada pagi harinya sinar matahari tidak terlalu panas dan cuaca terasa sejuk. Hal ini berdasarkan
hadits riwayat Imam Muslim.

Malam harinya langit terlihat bersih, tidak terdapat awan, suasana terasa tenang dan sunyi, udara
juga tidak dingin tidak pula panas.

Dalam hadits lain Rasulullah juga bersabda,

‫َلْيَلُة الَقَد ِر َلْيَلٌة َسْم َح ٌة َطَلَقٌة اَل َح اَر ًة َو اَل َباِرَد ًة ُتْص ِبُح الَش ْم ُس َص ِبْيَح ُتَها َضِع ْيَفٌة َحْمَر اُء‬

Artinya, “Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas,
juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan tampak
kemerah-merahan.” (HR Ath-Thayalisi dan Al Baihaqi)

Hanya saja, prediksi berdasarkan gejala alam tersebut tidak bisa dijadikan acuan untuk bisa
meraih malam Lailatul Qadar. Ibnu Hajar al-‘Atsqalani sendiri menegaskan bahwa ciri-ciri gejala
alam tersebut akan tampak setelah malam Lailatul Qadar-nya, bukan sebelum atau saat sedang
terjadi sehingga kita bisa mempersiapkan diri sebelum tepat kedatangannya. (Ibnu Hajar
al-‘Asqalani, Fatḥul Bārī: juz IV, h. 260).

Pada akhirnya kita berkesimpulan bahwa malam Lailatul Qadar tidak bisa diprediksi kapan
tepatnya. Kita hanya bisa berusaha dan berikhtiar dengan memperbanyak ibadah selama satu
bulan Ramadhan dengan harapan bisa meraih malam istimewa ini.

Ma’asyiral muslimīn a’azzakumullāh.


Demikianlah khutbah singkat yang bisa khatib sampaikan. Semoga Ramadhan tahun ini dan
tahun-tahun berikutnya kita diberi kesempatan oleh Allah swt untuk meraih malam yang lebih
utama dari seribu bulan ini. Amin.
‫َأُقْو ُل َقْو ِلْي ٰهَذ ا َو َأْسَتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم ‪َ ،‬فاْسَتْغ ِفُرْو ُه‪ِ ،‬إَّنُه ُهَو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَحْم ُد ِهلل َو َكَفى‪َ ،‬و ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد اْلُم ْص َطَفى‪َ ،‬و َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْهِل اْلَو َفا‪َ .‬أْش َهُد َأْن اَّل إلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك‬
‫َلُه‪َ ،‬و َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه‬
‫َأَّم ا َبْعُد‪َ ،‬فَيا َأُّيَها اْلُم ْس ِلُم ْو َن ‪ُ ،‬أْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِس ْي ِبَت َو ى ِهللا ا َعِلِّي ا َعِظ ْيِم َو اْعَلُم ْو ا َّن َهللا َم َر ُك ْم ِب ْم ٍر َع ِظ ْيٍم ‪َ ،‬م َر ُك ْم ِبالَّص اَل ِة َو الَّس اَل ِم‬
‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْق‬
‫َع َلى َنِبِّيِه اْلَك ِرْيِم َفَقاَل ‪ِ :‬إَّن َهللا َو َم اَل ِئَك َتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي ‪َ ،‬يا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْس ِليًم ا‪َ ،‬الّٰل ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا‬
‫ُمَحَّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َباِر ْك َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا‬
‫ّٰل‬
‫ُمَحَّمٍد َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم ‪ِ ،‬فْي اْلَع اَلِم ْيَن ِإَّنَك َحِم ْيٌد َمِج ْيٌد ‪َ .‬ال ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت‬
‫واْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت اَأْلْح َياِء ِم ْنُهْم َو اَأْلْم َو اِت‪ ،‬اللهم اْدَفْع َع َّنا اْلَباَل َء َو اْلَغاَل َء َو اْلَو َباَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْنَك َر َو اْلَبْغ َي َو الُّسُيْو َف‬
‫اْلُم ْخ َتِلَفَة َو الَّشَداِئَد َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن ‪ِ ،‬م ْن َبَلِد َنا َهَذ ا َخاَّص ًة َوِم ْن ُبْلَداِن اْلُم ْس ِلِم ْيَن َعاَّم ًة‪ِ ،‬إَّنَك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد ْيٌر‬
‫ِعَباَد ِهللا‪ ،‬إَّن َهللا َيْأُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْيَتاِء ِذ ي اْلُقْر َبى وَيْنَهى َع ِن الَفْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو الَبْغ ِي ‪َ ،‬يِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن ‪َ .‬فاذُك ُروا‬
‫َهللا اْلَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َبُر‬
Khutbah Jumat: Menyambut Lailatul Qadar
Khutbah I
‫ َو َأْش َهُد َأْن اَّل‬، ‫ َو َعلى آِله َو َص ْح ِبه َو َتاِبِع ْيِه َعلى َم ِّر الَّز َم اِن‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َعلى ُمَحَّمٍد َس ِّيِد َو َلِد َع ْدَناَن‬، ‫َاْلَحْم ُد ِهّٰلِل اْلَم ِلِك الَّد َّياِن‬
‫ َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذ ْي َك اَن ُه‬، ‫ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َده اَل َش ِر ْيَك َلُه اْلُم َنـَّز ُه َع ِن اْلِج ْس ِم َّيِة َو اْلِج هِة َو الَّز َم اِن َو اْلَم َك اِن‬
‫َق‬‫ُل‬ ‫ُخ‬
‫ ِإَّن اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو اَّلِذ يَن َهاُدوا‬: ‫ اْلَقاِئِل ِفي ِكَتاِبِه اْلُقْر آِن‬، ‫ َفإِّني ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِس ي ِبَتْقَو ى ِهللا الَم َّناِن‬، ‫ِعَباَد الَّرْح ٰم ِن‬،‫اْلُقْر آُن َأَّم ا َبْعُد‬
‫َو الَّنَص اَر ٰى َو الَّصاِبِئيَن َم ْن آَم َن ِباِهّلل َو اْلَيْو ِم اآْل ِخ ِر َو َع ِمَل َص اِلًحا َفَلُهْم َأْج ُر ُهْم ِع ْنَد َر ِّبِهْم َو اَل َخ ْو ٌف َع َلْيِه ْم َو اَل ُهْم َيْح َز ُنوَن‬

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah


Pertama sekali marilah kita bersyukur ke hadirat Allah yang telah memberikan berjuta
kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid
yang mulia ini.

Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu addinul Islam. Semoga
kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang
mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah


Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu
berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha
menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu
memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selau dalam keimanan dan
ketakwaan kepada-Nya. Amin.

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah


Pada khutbah kali ini khatib ingin menyampaikan judul Menyambut Lailatul Qadar. Ada satu
malam yang sangat baik dan penuh keberkahan di salah satu malam di malam-malam Ramadhan.
Malam tersebut malam yang nilainya lebih baik dibanding 1000 bulan. Jika melakukan kebaikan
dimalam tersebut akan mendapat kebaikan senilai lebih dari 1000 bulan. Malam itu disebut
malam lailatul qadar. Allah berfirman:

‫ِإَّنا َأْنَز ْلنُه ِفى َلْيَلِة اْلَقْد ِر * َو َم ا َأْد َر اَك َم ا َلْيَلُة اْلَقْد ِر * َلْيَلُة اْلَقْد ِر َخْيٌر ِّم ْن َأْلِف َشْهٍر * َتَنَّز ُل اْلَم الِئَك ُة َو الُّر وُح ِفْيَها ِبِإْذ ِن َر ِبِّهْم ِّم ْن‬
‫ُك ِّل َأْم ٍر * َس اَل ٌم ِهَى َح ّتى َم ْطَلِع اْلَفْج ِر‬

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada lailatul qadar. Tahukah
kamu apakah lailatul qadar itu? Lailatul qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada
malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua
urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.” (QS Al-Qadar: 1-5)

Kemudian kapan terjadinya lailatul qodar? Secara pasti kapan terjadinya, hanya gambaran-
gambaran saja yang disampaikan oleh Nabi. Di antaranya adalah bahwa lailatul qadar akan hadir
pada 10 malam terkahir di bulan Ramadhan. Ada juga hadist yang mengatakan bahwa malam
lailatul qadar akan hadir pada tanggal ganjil di malam 10 terakhir sebagaimana hadits Imam
Bukhari:

‫َتَح َّرْو ا َلْيَلَة اْلَقْد ِر ِفى اْلِو ْتِر ِم َن اْلَع ْش ِر اَألَو اِخ ِر ِم ْن َر َم َض اَن‬

“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR
Bukhari)

Lalu apa yang dapat dilakukan agar dapat memperoleh kebaikan-kebaikan lailatul qadar. Ada
beberapa hal yang dapat dilakukan, di antaranya adalah:

Pertama, amalkan ibadah Shalat Tarawih


Shalat Tarawih adalah shalat yang dilakukan setelah Shalat Isya’ pada Bulan Ramadhan. Shalat
Tarawih hanya ada pada Bulan Ramadhan.
Rasulullah bersabda:

‫ ِإْيَم اًنا َو اْح ِتَس اًبا ُغ ِفَر َلُه َم ا َتَقَّد َم ِم ْن َذْنِبِه‬، ‫َم ْن َقاَم َلْيَلَة اْلَقْد ِر‬

Artinya: “Siapa yang mengerjakan shalat pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan
dan mengharapkan ridha Allah, maka dosa-dosanya yang terdahulu diampuni” (HR Bukhari,
Muslim, Nasa’i, Tirmidzi dan Ahmad, dari Abu Hurairah ra)

Kedua, berlama-lama iktikaf di masjid


Iktikaf adalah berdiam di masjid dengan niat ibadah, sehingga iktikaf harus diniatkan bukan asal
masuk masjid dan duduk, yakni niat untuk melakukan iktikaf. Iktikaf boleh kapan saja dilakukan
dan di masjid mana pun. Mengingat iktikaf ini dalam rangka menyongsong malam lailatul qadar,
maka sebaiknya dilakukan pada Ramadahan di malam 10 yang terakhir agar kemungkinannya
akan mendapatkan malam lailatul qadar, malam yang penuh keberkahan dan lebih baik dari 1000
bulan. Hal ini dilakukan oleh Nabi ketika sampai pada Ramadhan, sebagaimana haditsnya:

‫ اْلَتِم ُسوا) َلْيَلَة اْلَقْد ِر‬: ‫ َتَح َّروا (َوِفي ِر َو اَيٍة‬: ‫ َو َيُقوُل‬، ‫َك اَن َر ُسوُل هللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ُيَج اِو ُر ِفي اْلَع ْش ِر اَأْلَو اِخ ِر ِم ْن َر َم َض اَن‬
‫ِفي اْلِوْتِر ِم َن اْلَع ْش ِر اَأْلَو اِخ ِر ِم ْن َر َم َض اَن‬

Artinya: "Rasulullah saw beriktikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, dan beliau
mengatakan, carilah lailatul qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dari bulan
Ramadhan." (HR Bukhari dari Aisyah ra)

Ketiga, perbanyak membaca Al-Qur’an


Al-Qur’an salah maknanya adalah bacaan, mengandung maksud bahwa Al-Qur’an bacaan utama
dari umat Islam di samping akan mendapat pahala yang banyak ketika membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar. Al-Qur’an juga merupakan hudan atau petunjuk bagi manusia yang ingin
mendapatkan kehidupan yang bahagia duni dan akhirat.
Mengingat pentingnya membaca Al-Qur’an, maka hendaklah membacanya dengan baik. Apalagi
dalam rangka menyambut atau menyongsong malam lailatul qadar. Di samping itu berharap, Al-
Qur’an menjadi penolong kelak di akhirat, sebagaimana hadits Nabi:

‫اْقَر ُؤوا الُقْر آَن فإَّنه َيْأتي َيوَم الِقياَم ِة َش ِفيًعا َألْص حاِبِه‬

“Bacalah Al-Qur’an, sungguh Al-Qur’an akan datang di hari kiamat menjadi penolong bagi
yang membaca dan mempelajarinya.” (HR Muslim)

Keempat, perbanyak berdzikir kepada Allah


Berdzikir adalah mengingat Allah, mengingat akan Dzat-Nya, mengingat kebesara-Nya,
mengingat kekuasaan-Nya, mengingat kasih sayang-Nya, mengingat akan siksa-Nya, dan
seterusnya. Berdzikir kepada Allah di mana saja yang dibolehkan dan kapan saja. Bisa sambil
berdiri, duduk, dan lainnya. Oleh karena itu, menjadi penting umat Islam berdzikir kepada Allah,
apalagi dalam rangka menyambut malam lailatul qadar.

Berdzikir kepada Allah juga akan menjadikan seseorang dapat memperoleh ketenangan dalam
hati dan pikirannya, sehingga akan dapat menjalani hidup dengan nyaman dan tentram, akhirnya
ibadah pun bisa mencapai kekhusyukan. Allah berfirman:

‫اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َو َتْطَم ِٕىُّن ُقُلْو ُبُهْم ِبِذ ْك ِر ِهّٰللاۗ َااَل ِبِذ ْك ِر ِهّٰللا َتْطَم ِٕىُّن اْلُقُلْو ُب‬

’’(yaitu) Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.'' (QS Ar-Ra’du: 28)

Kelima, perbanyak berdoa kepada Allah


Doa merupakan jembatan atau wasilah seorang hamba mengadu atau meminta sesuatu kepada
Tuhannya, Allah swt. Sebagai umat Islam jangan sampai tidak berdoa kepada Allah.

Dalam rangka menggapai malam lailatul qadar, malam yang penuh keberkahan, apa dan
bagaimana doa yang dipanjatkan kepada Allah?
Rasulullah bersabda:

‫َع ْن َعاِئَشَة َقاَلْت ُقْلُت َيا َر ُسوَل ِهَّللا َأَر َأْيَت ِإْن َع ِلْم ُت َأُّى َلْيَلٍة َلْيَلُة اْلَقْد ِر َم ا َأُقوُل ِفيَها َقاَل ُقوِلى الَّلُهَّم ِإَّنَك َع ُفٌّو ُتِح ُّب اْلَع ْفَو َفاْعُف‬
‫َع ِّنى‬

’’Dari Aisyah –radhiyallahu anha-, ia berkata, Aku pernah bertanya pada Rasulullah sallallahu
alaihi wasallam, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah
lailatul qadar, lantas apa doa yang mesti ku ucapkan?” Jawab Rasul sallallahu alaihi wasallam,
Berdoalah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (Ya Allah, Engkau Maha
‫‪Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya‬‬
‫)‪maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku).” (HR Tirmidzi No 3513 dan Ibnu Majah No 3850‬‬

‫‪Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bermanfaat dan mendapatkan malam lailatul qadar.‬‬
‫‪Amin.‬‬

‫َباَر َك ُهّللا ِلْى َو َلُك ْم ِفى اْلُقْر آِن اْلَعِظ ْيِم ‪َ .‬و َنَفَعِنْي َو ِاَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن ْاَالَياِت َو الِّذْك ِر اْلَحِكْيِم ‪َ .‬و َتَقَّبَل ِم ِّنى َو ِاَّياُك ْم ِتَال َو َته ِاَّنه ُهَو الَّس ِم ْيُع‬
‫اْلَعِلْيِم‬

‫‪Khutbah II‬‬
‫َاْلَحْم ُد ِهلل َو َكَفى‪َ ،‬و ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َعلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد اْلُم ْص َطَفى‪َ ،‬و َعلى آِله َو َأْص َح اِبه َأْهِل اْلَو َفا‪َ .‬أْش َهُد َأْن اَّل إلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َده اَل َش ِر ْيَك‬
‫َلُه‪َ ،‬و َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه َأَّم ا َبْعُد‪َ ،‬فَيا َأُّيَها اْلُم ْس ِلُم ْو َن ‪ُ ،‬أْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِس ْي ِبَتْقَو ى ِهللا اْلَعِلِّي اْلَعِظ ْيِم َو اْعَلُم ْو ا َأَّن َهللا‬
‫َأَم َر ُك ْم ِبَأْم ٍر َع ِظ ْيٍم ‪َ ،‬أَم َر ُك ْم ِبالَّص اَل ِة َو الَّس اَل ِم َعلى َنِبِّيِه اْلَك ِرْيِم َفَقاَل ‪ِ :‬إَّن َهللا َو َم اَل ِئَك َتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي ‪َ ،‬يا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا‬
‫ّٰل‬
‫َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْس ِليًم ا‪َ ،‬ال ُهَّم َص ِّل َعلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َعلى آِل َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َعلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َعلى آِل َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم‬
‫َو َباِر ْك َعلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َعلى آِل َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َك َم ا َباَر ْك َت َعلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َعلى آِل َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم ‪ِ ،‬فْي اْلَع اَلِم ْيَن ِإَّنَك َحِم ْيٌد‬
‫ّٰل‬
‫َمِج ْيٌد ‪َ .‬ال ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت واْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت اَأْلْح َياِء ِم ْنُهْم َو اَأْلْم َو اِت‪َ ،‬الّلُهَّم اْدَفْع َع َّنا اْلَباَل َء َو اْلَغاَل َء َو اْلَو َباَء‬
‫َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْنَك َر َو اْلَبْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َتِلَفَة َو الَّشَداِئَد َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن ‪ِ ،‬م ْن َبَلِد َنا هَذ ا َخ اَّص ًة َوِم ْن ُبْلَداِن اْلُم ْس ِلِم ْيَن‬
‫‪َ.‬عاَّم ًة‪ِ ،‬إَّنَك َعلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد ْيٌر‪َ .‬ر َّبَنا آِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َحَس َنًة َوِفي اآلِخَرِة َحَس َنًة َوِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‬
‫ِعَباَد ِهللا‪ ،‬إَّن َهللا َيْأُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْيَتاِء ِذ ي اْلُقْر بى وَيْنهى َع ِن الَفْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو الَبْغ ِي ‪َ ،‬يِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن ‪َ .‬فاذُك ُروا‬
‫َهللا اْلَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َبُر‬

Anda mungkin juga menyukai