ِإ َّن ٓا َأ نَزۡلَٰنُه ِفي َلۡيَلٖة ُّم َٰبَرَكٍۚة ِإ َّن ا ُكَّنا ُمنِذِريَن ِفيَها ُيۡف َرُق ُكُّل َأ ۡمٍر َحِكيٍم َأ ۡمٗرا ِّمۡن ِعنِدَنۚٓا ِإ َّن ا ُكَّنا ُمۡر ِس ِليَن
2. Kemuliaan.
Malam tersebut adalah malam mulia tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih
sebagai malam turunnya Al-Quran. Penggunaan Qadar yang merujuk pada kemuliaan dapat
dijumpai pada surat Al-An’am (6): 91 yang berbicara tentang kaum musyrik: Mereka itu
tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa
Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada masyarakat.
َوَم ا َقَدُروْا ٱلَّل َه َح َّق َقۡدِرِهٓۦ ِإ ۡذ َقاُلوْا َم ٓا َأ نَزَل ٱلَّل ُه َعَل َبَشٖر ِّمن َشۡيٖۗء ُقۡل َمۡن َأ نَزَل ٱۡلِك َٰتَب ٱَّلِذي
ٰى
َجٓاَء ِبِهۦ ُموَس ُنوٗرا َوُهٗدى ِّللَّن اِۖس َتۡجَعُلوَنُهۥ َقَراِطيَس ُتۡب ُدوَنَها َوُتۡخُف وَن َكِثيٗرۖا َوُعِّلۡمُتم َّم ا َلۡم َتۡعَلُمٓو ْا
ٰى
]91: [ الأنعام٩١ َأ نُتۡم َوَلٓا َءاَبٓاُؤُكۖۡم ُقِل ٱلَّل ُۖه ُثَّم َذۡرُهۡم ِفي َخۡوِضِهۡم َيۡلَعُبوَن
“91. Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di
kala mereka berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia”. Katakanlah:
“Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan
petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-
berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya,
padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak
mengetahui(nya)?” Katakanlah: “Allah-lah (yang menurunkannya)”, kemudian (sesudah
kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam
kesesatannya. [Al An’am:91]”
3. Sempit.
Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke
bumi, seperti yang ditegaskan dalam surat Al-Qadr. Penggunaan Qadar untuk
melambangkan kesempitan dapat dijumpai pada surat Ar-Ra’d (13) ayat 26: Allah
melapangkan rezeki yang dikehendaki dan mempersempit (bagi yang dikehendaki-Nya)
٢٦ عٞ ٱلَّل ُه َيۡبُسُط ٱلِّرۡزَق ِلَمن َيَشٓاُء َوَيۡقِدُۚر َوَفِرُحوْا ِبٱۡل َحَيٰو ِة ٱلُّد ۡنَيا َوَما ٱۡل َحَيٰو ُة ٱلُّد ۡنَيا ِفي ٱۡلٓأ ِخَرِة ِإ َّل ا َمَٰت
]26:[ الّرعد
“26. Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki.
Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding
dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). [Ar Ra’d:26]”
Lailatul Qadar dapat juga kita artikan sebagai malam pelimpahan keutamaan yang
dijanjikan oleh Allah kepada umat islam yang berkehendak untuk mendapatkan bagian dari
pelimpahan keutamaan itu. Keutamaan ini berdasarkan nilai Lailatul Qadar sebagai malam
yang lebih baik dari seribu bulan.
Keistimewaan Lailatul Qadar
Ada beberapa keutamaan Lailatul Qadar berdasarkan tafsiran para ulama terhadap surat Al-
Qadr (97) ayat 1-5, yaitu:
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. [Al
Qadr:1]
3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. [Al Qadr:3]
]4: [ الـقدر٤ َأ ۡلِف َشۡهٖر َت َّزَن ُل ٱۡلَمَٰٓلِئَكُة ِإِب ۡذِن َرِّبِهم ِّمن ُكِّل َأ ۡمٖر
4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya
untuk mengatur segala urusan. [Al Qadr:4]
]5: [ الـقدر٥ َس َٰلٌم ِهَي َحَّت َمۡطَلِع ٱۡلَفۡج ِر
ٰى
5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. [Al Qadr:5]
َمْن َقاَم َلْيَلَة اْلَقْدِر ِإ يَماًنا َواْحِتَساًبا ُغِفَر َلُه َما َتَقَّد َم ِمْن َذْنِبِه
“Barangsiapa yang menghidupkan lailatul qadar dengan shalat malam atas dasar iman
dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan
diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901 dan Muslim no. 760).
2. Malaikat turun pada malam tersebut membawa keberkahan dan rahmat.
Allah Ta’ala berfirman,
]4: [ الـقدر٤ َت َّزَن ُل ٱۡلَمَٰٓلِئَكُة ِإِب ۡذِن َرِّبِهم ِّمن ُكِّل َأ ۡمٖر
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya
untuk mengatur segala urusan”. [Al Qadr:4]
Malaikat ketika malam penuh kemuliaan tersebut turun ke muka bumi. Itu menandakan
bahwa malam tersebut banyak keberkahan. Malaikat setiap kali turun tentu membawa
keberkahan dan rahmat. Sebagaimana malaikat membawa keberkahan ketika
mendatangi halaqoh ilmu. Sampai-sampai mereka meletakkan sayapnya karena ridho
pada penuntut ilmu.
Sedangkan yang dimaksud dengan “ar-Ruh” dalam surat Al Qadr adalah malaikat
Jibril. Penyebutan Jibril di situ adalah penyebutan khusus setelah sebelumnya
disebutkan mengenai malaikat secara umum.
Sedangkan maksud “min kulli amr” dalam ayat tersebut adalah bahwa ketika itu datang
keselamatan atau kesejahteraan untuk setiap urusan (perkara).
3. Setan tidak bisa bertingkah jahat pada malam Lailatul Qadar
Allah Ta’ala berfirman,
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah ”, [Ad Dukhan:4]
5. Keselamatan dan rahmat bagi yang menghidupkan Lailatul Qadar di
masjid
Asy Sya’bi berkata mengenai ayat,