Oleh Saldinata, SE
(Sekretaris PD IKADI Kota Prabumulih, Sumatera Selatan)
KHUTBAH PERTAMA
A
Hadirin rahimakumullah!
lhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. Dengan berkat
rahmat, hidayah serta inayah-Nya, kita dapat menunaikan ibadah shalat
Jum’at pada tanggal 27 Sya’ban 1445 H. Terhitung mulai hari ini, insya Allah 3
X 24 jam ke depan kita akan menunaikan ibadah puasa di Ramadhan. Ketika bulan
Ramadhan tiba, kita disunnahkan menyambutnya dengan ungkapan, “Marhaban Yaa
Ramadhan, Selamat Datang Bulan Ramadhan.”
ٗ َا إاا ِّص ُدن ۡماإ َّتَلا َا ُدد َاه ۚ َاام َااا َا َال ٰوىا َا ِّصت َاك َا
ى٧١اح ۡح ٗ ا َّت ۡ ِ ِّص اا ِ ِ ِ ِ ِ
„Tidak ada seorangpun diantara kamu yang tidak mendatangi neraka. Hal itu
sudah menjadi ketentuan Allah swt.“ Ketika saya teringat firman Allah ini, saya
menangis dan membayangkan apakah kita nanti dapat berjumpa di surga atau
tidak?
Hadirin rahimakumullah!
Para ulama ketika menafsirkan surat Maryam ayat 71 tersebut, berpendapat
bahwa setiap manusia, termasuk orang yang beriman akan mampir dan singgah di
neraka. Ada yang sebentar saja. Ada yang satu hari. Ada yang satu tahun. Ada yang
Hadirin rahimakumullah!
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu hikmah kaum
muslimin diperintahkan berpuasa Ramadhan adalah agar menjadi orang-orang yang
bertaqwa. Dengan nilai taqwa itulah, kaum muslimin akan diselamatkan Allah swt
dari panasnya api neraka.
Pertanyaannya kemudian, bagaimana sikap kita sebagai orang yang beriman
menghadapi bulan suci Ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi? Apakah perasaan
kita biasa-biasa saja, ataukah tidak peduli sama sekali?
Sungguh merugi jika Ramadhan datang menghampiri kita, namun pada diri
seorang muslim tidak terpancar rasa gembira dan kerinduan. Padahal jutaan orang
yang sudah meninggal dunia terkubur tanah, menangis dan memohon kepada Allah
agar dihidupkan kembali untuk mencari bekal amal shaleh di dunia.
!
َّتاح ْل َا َااه ُد َا !ى َّتاح ْل َا َااه ُد َا
“Ketakwaan itu di sini! Ketakwaan itu di sini!” (Saat itu Rasulullah sambil menunjukkan
jarinya ke arah dada beliau).
Sekali lagi, marilah kita bersihkan hati. Sebab, hati ibarat generator penggerak
setiap tindakan dan perbuatan seseorang. Baik-buruk perbuatan manusia sangat
tergantung pada dari kualitas hatinya, sebagaimana sabda Rasulullah saw:
Pada kesempatan yang lain, Rasulullah saw juga menjelaskan bahwa Allah swt
menilai manusia dari kualitas hati dan amalannya.
Hadirin rahimakumullah!
Demikianlah khutbah Jum’at ini kami sampaikan. Mudah-mudahan dengan
penyampaian materi khutbah ini, kita akan dibimbing Allah swt untuk selalu berada
dalam pangkuan Ridho-Nya, sehingga hati selalu bersih dan siap lahir batin
menyambut bulan suci Ramadhan. Aamin Yaa Robbal 'alamin.
َاب َا َاكاهللاا يا َا َاا ُدن ْلمافيا ْلا ُد ْل آاا ْلا َا ظ مااا َا َان َاف َا نيا َا إ َّتً ُدل ْلماب َا ا ها َا َا
اآلاً ِ تا ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ْل ذل ا ْل َا ِ ن مااا َا َاث َا َّتج َا ا ِّصنيا َا ْل ن ْلم ِ اث َا َاث ُدهاإ َّتن ُده ُداه َا ا َّت
ُد َا ِّص ْل
اص ِ ُديا ا َا ِ ُدىم ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ا