Anda di halaman 1dari 4

Bulan ramadhan ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu, pada pertama bahwa terdapat 10 malam

pertama di bulan ramadhan adalah bagian malam yang penuh dengan rahmat, kedua bahwa
pada 10 malam kedua di bulan ramadhan adalah bagian malam yang penuh dengan
maghfirah, dan ketiga pada 10 malam terakhir adalah malam penuh dengan ampunan atau
malam penghindaran diri dari siksa api neraka juga terdapat terdapat pula malam Lailatul
Qadar.

Menurut Quraish Shihab, kata Qadar (‫ )قدر‬sesuai dengan penggunaannya dalam ayat-ayat Al
Qur’an dapat memiliki tiga arti yakni [Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al Qur’an]:

1. Penetapan dan pengaturan.

Lailat Al-Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia.
Penggunaan Qadar sebagai ketetapan dapat dijumpai pada surat Ad-Dukhan (44) ayat 3-5 :

‫ِإَّنٓا َأنَز ۡل َٰن ُه ِفي َلۡي َلٖة ُّم َٰب َر َك ٍۚة ِإَّنا ُكَّنا ُم نِذ ِر يَن ِفيَها ُيۡف َر ُق ُك ُّل َأۡم ٍر َحِكيٍم َأۡم ٗر ا ِّم ۡن ِع نِد َنۚٓا ِإَّنا ُكَّنا ُم ۡر ِسِليَن‬

“sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya
Kami-lah yang memberi peringatan.4. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh
hikmah,5. (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang
mengutus rasul-rasul”

2. Kemuliaan.

Malam tersebut adalah malam mulia tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai
malam turunnya Al-Quran. Penggunaan Qadar yang merujuk pada kemuliaan dapat dijumpai
pada surat Al-An’am (6): 91 yang berbicara tentang kaum musyrik: Mereka itu tidak
memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah
tidak menurunkan sesuatu pun kepada masyarakat.

‫َو َم ا َقَدُروْا ٱَهَّلل َح َّق َقۡد ِرِهٓۦ ِإۡذ َقاُلوْا َم ٓا َأنَز َل ٱُهَّلل َع َلٰى َبَش ٖر ِّم ن َش ۡي ٖۗء ُقۡل َم ۡن َأنَز َل ٱۡل ِكَٰت َب ٱَّلِذ ي َج ٓاَء ِبِهۦ ُم وَس ٰى ُنوٗر ا َو ُهٗد ى ِّللَّناِۖس‬
[ ٩١ ‫َتۡج َع ُلوَن ۥُه َقَر اِط يَس ُتۡب ُدوَنَها َو ُتۡخ ُفوَن َك ِثيٗر ۖا َو ُع ِّلۡم ُتم َّم ا َلۡم َتۡع َلُمٓو ْا َأنُتۡم َو ٓاَل َء اَبٓاُؤ ُك ۖۡم ُقِل ٱُۖهَّلل ُثَّم َذۡر ُهۡم ِفي َخۡو ِض ِه ۡم َيۡل َع ُبوَن‬
]91:‫األنعام‬

“91. Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala
mereka berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia”. Katakanlah:
“Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan
petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai,
kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, padahal
telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya)?”
Katakanlah: “Allah-lah (yang menurunkannya)”, kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al
Quran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya. [Al
An’am:91]”

3. Sempit.
Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang
ditegaskan dalam surat Al-Qadr. Penggunaan Qadar untuk melambangkan kesempitan dapat dijumpai pada
surat Ar-Ra’d (13) ayat 26: Allah melapangkan rezeki yang dikehendaki dan mempersempit (bagi yang
dikehendaki-Nya)

]26:‫ [ الّرعد‬٢٦ ‫ع‬ٞ ‫ٱُهَّلل َيۡب ُس ُط ٱلِّر ۡز َق ِلَم ن َيَشٓاُء َو َيۡق ِد ُۚر َو َفِر ُحوْا ِبٱۡل َح َيٰو ِة ٱلُّد ۡن َيا َوَم ا ٱۡل َح َيٰو ُة ٱلُّد ۡن َيا ِفي ٱٓأۡلِخَر ِة ِإاَّل َم َٰت‬

“26. Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira
dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah
kesenangan (yang sedikit). [Ar Ra’d:26]”

Lailatul Qadar dapat juga kita artikan sebagai malam pelimpahan keutamaan yang dijanjikan oleh Allah
kepada umat islam yang berkehendak untuk mendapatkan bagian dari pelimpahan keutamaan itu.
Keutamaan ini berdasarkan nilai Lailatul Qadar sebagai malam yang lebih baik

Keistimewaan Lailatul Qadar

Ada beberapa keutamaan Lailatul Qadar berdasarkan tafsiran para ulama terhadap surat Al-Qadr (97) ayat
1-5, yaitu:

]1:‫ [ الـقدر‬١ ‫ِإَّنٓا َأنَز ۡل َٰن ُه ِفي َلۡي َلِة ٱۡل َقۡد ِر‬

1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. [Al Qadr:1]

]2:‫ [ الـقدر‬٢ ‫َوَم ٓا َأۡد َر ٰى َك َم ا َلۡي َلُة ٱۡل َقۡد ِر‬

2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? [Al Qadr:2]

]3:‫ [ الـقدر‬٣ ‫ر ِّم ۡن‬ٞ ‫َلۡي َلُة ٱۡل َقۡد ِر َلۡي َلُة ٱۡل َقۡد ِر َخ ۡي‬

3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. [Al Qadr:3]
‫َٰٓل‬
]4:‫ [ الـقدر‬٤ ‫َأۡل ِف َش ۡه ٖر َتَنَّز ُل ٱۡل َم ِئَك ُة ِبِإۡذ ِن َر ِّبِه م ِّم ن ُك ِّل َأۡم ٖر‬

4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk
mengatur segala urusan. [Al Qadr:4]

]5:‫ [ الـقدر‬٥ ‫َس َٰل ٌم ِهَي َح َّتٰى َم ۡط َلِع ٱۡل َفۡج ِر‬

5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. [Al Qadr:5]

1. Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan

Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud lebih baik dari seribu bulan adalah
malam Lailatul Qadar lebih baik dari 1000 bulan, yaitu untuk amalan, puasa, dan shalat
malam yang dilakukan ketika itu lebih baik dari seribu bulan
Mujahid juga berkata bahwa lailatul qadar itu lebih baik dari 1000 bulan yang tidak terdapat
lailatul qadar. Pendapat ini juga menjadi pendapat Qotadah bin Da’amah dan Imam Syafi’i.
(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 609).

Jika ibadah dalam lailatul qadar sama dengan ibadah di seribu bulan lamanya, maka ada
keutamaan mendirikan shalat malam ketika itu sebagaimana disebutkan dalam hadits
muttafaqun ‘alaih, dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫َم ْن َقاَم َلْيَلَة اْلَقْد ِر ِإيَم اًنا َو اْح ِتَس اًبا ُغ ِفَر َلُه َم ا َتَقَّد َم ِم ْن َذْنِبِه‬

“Barangsiapa yang menghidupkan lailatul qadar dengan shalat malam atas dasar iman dan
mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR.
Bukhari no. 1901 dan Muslim no. 760).

2. Malaikat turun pada malam tersebut membawa keberkahan dan rahmat.

Allah Ta’ala berfirman,


‫َٰٓل‬
]4:‫ [ الـقدر‬٤ ‫َتَنَّز ُل ٱۡل َم ِئَك ُة ِبِإۡذ ِن َر ِّبِه م ِّم ن ُك ِّل َأۡم ٖر‬

“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk
mengatur segala urusan”. [Al Qadr:4]

Malaikat ketika malam penuh kemuliaan tersebut turun ke muka bumi. Itu menandakan
bahwa malam tersebut banyak keberkahan. Malaikat setiap kali turun tentu membawa
keberkahan dan rahmat. Sebagaimana malaikat membawa keberkahan ketika mendatangi
halaqoh ilmu. Sampai-sampai mereka meletakkan sayapnya karena ridho pada penuntut ilmu.

Sedangkan yang dimaksud dengan “ar-Ruh” dalam surat Al Qadr adalah malaikat Jibril.
Penyebutan Jibril di situ adalah penyebutan khusus setelah sebelumnya disebutkan mengenai
malaikat secara umum.

Sedangkan maksud “min kulli amr” dalam ayat tersebut adalah bahwa ketika itu datang
keselamatan atau kesejahteraan untuk setiap urusan (perkara).

3. Setan tidak bisa bertingkah jahat pada malam Lailatul Qadar

Allah Ta’ala berfirman,

]5:‫ [ الـقدر‬٥ ‫َس َٰل ٌم ِهَي َح َّتٰى َم ۡط َلِع ٱۡل َفۡج ِر‬

“Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”. [Al Qadr:5]

Yang dimaksud di sini adalah pada malam tersebut penuh dengan keselamatan. Mujahid berkata bahwa
setan tidak bisa melakukan kejelekan atau mengganggu manusia pada malam tersebut. (Lihat Tafsir Al
Qur’an Al ‘Azhim, 7: 610)
Ibnu Zaid dan Qotadah berkata bahwa pada malam lailatul qadar hanya ada kebaikan saja, tidak ada
kejelekan hingga terbit fajar. (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 611).

4. Pada malam tersebut ditetapkan takdir, ajal dan rezeki

Ketika menafsirkan ayat terakhir, Ibnu Katsir membawakan perkataan Qotadah dan ulama lainnya
bahwasanya pada lailatul qadar diatur berbagai macam urusan. Ketika itu ajal dan berbagai rezeki
ditetapkan. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam ayat lainnya:

]4:‫ [ الدخان‬٤ ‫ِفيَها ُيۡف َر ُق ُك ُّل َأۡم ٍر َحِكيٍم‬

“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”, [Ad Dukhan:4]

5. Keselamatan dan rahmat bagi yang menghidupkan Lailatul Qadar di masjid

Asy Sya’bi berkata mengenai ayat,

]5:‫ [ الـقدر‬٥ ‫َس َٰل ٌم ِهَي َح َّتٰى َم ۡط َلِع ٱۡل َفۡج ِر‬

“Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”. [Al Qadr:5]

Yaitu bahwa keselamatan dan malaikat datang pada malam tersebut bagi ahli masjid, itu
berlangsung hingga datang fajar (Shubuh).

Anda mungkin juga menyukai