Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Para hadiri jemaah yang diberi rahmat Allah.

Di antara momentum yang berharga di bulan Ramadan adalah terdapat malam Nuzulul Qur'an
dan Lailatul Qadar. Keduanya merupakan ruang bersejarah yang menentukan kehidupan kita di
dunia selanjutnya.

Hal ini disebabkan lantaran keduanya berhubungan langsung dengan proses turunnya Al
Qur'an sebagai petunjuk dan pedoman hidup umat manusia. Sebagaimana ditegaskan dalam
Al-Qur'an surah Al Baqarah ayat 185,

‫ُأ‬
ِ ‫ت م َِن ْال ُهدَى َو ْالفُرْ َق‬
‫ان‬ ِ ‫ان الَّذِي ْن ِز َل فِي ِه ْالقُرْ آنُ هُدىً لِل َّن‬
ٍ ‫اس َو َب ِّي َنا‬ َ ‫ض‬َ ‫َش ْه ُر َر َم‬

Artinya: "Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi
manusia serta penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan juga sebagai pembeda (antara
yang hak dan yang bathil)."

Baca juga:
5 Keistimewaan Malam Lailatul Qadar, Muslim Sudah Tahu?
Baca juga:
Kapan Malam Lailatul Qadar 2023? Ini Waktunya Menurut Nabi SAW
Akan tetapi permasalahannya, seringkali kita salah paham mengenai keterangan antara Nuzulul
Qur'an dan Lailatul Qadar, bahkan bisa jadi saling tumpang tindih antar keduanya. Jika
demikian, lantas apakah perbedaan Nuzulul Qur'an dengan Lailatul Qadar?

Untuk menjawab hal ini ada baiknya kita merujuk pendapat Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu
bahwa Al Qur'an diturunkan oleh Allah dari Lauh Mahfuz ke Baitul Izzah pada malam Lailatul
Qadar secara keseluruhan. Dan kemudian Allah menurunkannya secara berangsur-angsur
kepada nabi besar Muhammad saw untuk pertama kalinya pada malam 17 Ramadan di Gua
Hira melalui perantara malaikat Jibril.

Dengan demikian malam Nuzulul Qur'an yang diperingati umat muslim di Indonesia pada
malam tanggal 17 Ramadan merujuk pada kali pertama Al-Qur'an diturunkan secara berangsur
kepada Rasulullah SAW. Adapun lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al-Qur'an oleh
Allah dari Lauh Mahfuz ke Baitul Izzah, secara keseluruhan.

Hadirin yang berbahagia,

Berbicara Lailatul Qadar, kita perlu memahami makna kata Al Qadar. Dalam hal ini, Syaikh
Muhammad Abduh memaknai kata Al Qadar dengan kata takdir. Beliau berpendapat demikian,
karena Allah SWT pada malam itu mentakdirkan agama-Nya dan menetapkan khittah untuk
Nabi-Nya, dalam menyeru umat manusia ke jalan yang benar. Khittah yang dijalani itu,
sekaligus melepaskan umat manusia dari kerusakan dan kehancuran yang waktu itu sedang
membelenggu mereka.

Kata Al Qadar diartikan juga sebagai Asy-Syarf yang artinya mulia (kemuliaan dan kebesaran).
Maksudnya Allah SWT telah mengangkat kedudukan nabi-Nya pada malam Qadar itu dan
memuliakannya dengan risalah dan membangkitkannya menjadi rasul terakhir.

Mengenai hal ini diisyaratkan dalam surah Al Qadr. Bahwa malam itu adalah malam yang mulia,
malam diturunkannya Al-Qur'an sebagai kitab suci yang terakhir. Surah Al Qadr itu lengkapnya
sebagai berikut:

َ ‫ َساَل ٌم ه‬.‫ َت َن َّز ُل ْال َملَِئ َك ُة َوالرُّ ْو ُح فِ ْي َها بِِإ ْذ ِن َرب ِِّه ْم مِنْ ُك ِّل َأ ْم ٍر‬.‫ك َما لَ ْيلَ ُة ْال َق ْد ِر لَ ْيلَ ُة ْال َق ْد ِر َخ ْي ٌر مِنْ َأ ْلفِ َشه ٍْر‬
‫ِي‬ َ ‫ َو َما َأ ْد َرا‬.‫ِإ َّنا َأ ْن َز ْل َن ُه فِي َل ْيلَ ِة ْال َق ْد ِر‬
‫َح َّتى َم ْطلَ ِع ْال َفجْ ِر‬

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan
tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Pada malam itu turun para malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur
segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadar: 1-5)

Dari ayat tersebut, maka jelaslah Lailatul Qadar adalah malam yang memiliki keistimewaannya
sendiri dibanding dengan malam-malam yang lainnya. Dan apabila malam itu digunakan untuk
ibadah kepada Allah SWT, maka ia akan mendapatkan pahala berlipat ganda satu berbanding
seribu amal kebajikan (ibadah) yang dilakukan di selain malam lailatul qadar.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Tentang kepastian waktu lailatul qadar seolah menjadi misteri bagi setiap hamba yang mencari
dan menanti kehadirannya, hanya sedikit orang yang dapat menemukannya, seakan lailatul
qadar menjadi rahasia Allah SWT semata, dan hanya hamba-hamba-Nya tertentu yang
dikehendaki untuk menemukannya. Mengenai ketentuan waktu kapan Lailatul Qadar itu terjadi,
tidak ada ketetapan secara pasti dalam tanggal-tanggal Ramadan.

Tetapi sudah menjadi kesepakatan ulama, bahwa Lailatul Qadar itu ada dalam satu diantara
malam-malam bulan Ramadan, dan pendapat ulama yang kuat mengatakan, malam Lailatul
Qadar itu terjadi salah satu diantara malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadan
(21, 23, 25, 27, dan 29).

‫ان‬
َ ‫ض‬َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َقا َل َت َحرُّ وا َل ْيلَ َة ْال َق ْد ِر فِى ْال ِو ْت ِر م َِن ْال َع ْش ِر اَأْل َواخ ِِر مِنْ َر َم‬ ِ ‫َعنْ عَاِئ َش َة َرضِ َي هللاُ َع ْن َها َأنَّ َرسُو َل‬
َ ‫هللا‬

Artinya: Dari Aisyah Radhiyallahu anha, ia menyampaikan, "Sesungguhnya Rasulullah SAW,


bersabda, 'Carilah malam Qadar pada malam-malam ganjil pada sepuluh terakhir bulan
Ramadan." (HR Bukhari & Muslim, bersanad shahih)

Baca juga:
6 Peristiwa Penting di Bulan Ramadan, Selain Nuzulul Qur'an dan Lailatul Qadar
Demikian ceramah kali ini, semoga kita semua dapat meraih Lailatul Qadar bersama-sama. Ya
Allah kami hamba-Mu ini bukanlah orang yang malas untuk beribadah kepada-Mu, tetapi
alangkah bersyukurnya kami, jika kau takdirkan kami menjadi hamba-hamba yang shaleh.
Aamiin yaa Rabbalalamiin.

Anda mungkin juga menyukai