Anda di halaman 1dari 4

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua,
terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha
meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah Subhanahu Wa Taala
dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala
yang dilarang dan diharamkan.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Musim kebaikan itu telah hadir di tengah-tengah kita. Musim maghfirah dan
rahmah itu telah berada di depan mata. Namun, tak terasa musim yang
banyak keagungan di dalamnya itu akan segera meninggalkan kita yaitu
bulan Ramadhan. Perasaan baru kemarin kita menjalankan puasa dan kini
kita sudah berada di penghujung bulan suci Ramadhan.
Hadirin yang Dirahmati Allah
Mari kita perlakukan akhir Ramadhan sebagaimana kita menyambut awal
bulan Ramadhan. Kita bersemangat pergi ke masjid, bersemangat tadarus
Al Qur’an. Kita raih ampunan, keberkahan, rahmat Allah dan pembebasan
dari api neraka. Jangan sampai sebaliknya, di akhir Ramadhan ini justru
malas ke masjid, malas tadarus, dan sebagainya. Pada detik-detik akhir
bulan suci Ramadhan ini justru kita gunakan semaksimal
mungkin. Ramadhan yang tinggal menghitung hari ini mari kita gunakan
dengan sebaik mungkin. Kita gunakan sisa waktu Ramadhan untuk
(taqarrub) mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Di akhir bulan Ramadhan ini semangat ibadah kita harus semakin


membaja. Api motivasi kita harus senantiasa menyala. Gairah kebajikan
dalam diri kita harus selalu kita jaga. Apalagi di 10 hari terakhir terdapat
satu malam yang lebih baik daripada 1000 bulan yaitu malam lailatul
Qadar. Sebagaimana firman Allah SWT.

‫ش ْهر‬ ِ ‫لَ ْيلَةُ ْالقَ ْد ِر َخي ٌْر ِ ِّم ْن ا َ ْل‬


َ ‫ف‬

Artinya: “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”.

Malam yang disebut lailatul Qadar bukan malam untuk perayaan,


bersenang-senang atau malam untuk menentukan nasib, tetapi malam
lailatul Qadar adalah malam yang sangat mulia, lebih mulia daripada 1000
bulan.

Pada malam lailatul Qadar malaikat Jibril turun ke bumi dengan izin Allah
SWT dan Allah akan memberi keberkahan dan keselamatan hingga terbit
fajar. Allah SWT berfirman:
ٰۤ
ُّ ‫ تَن ََّز ُل ْال َم ٰل ِٕى َكةُ َو‬.‫ش ْهر‬
‫الر ْو ُح فِ ْي َها‬ َ ‫ف‬ ِ ‫ لَ ْيلَةُ ْالقَ ْد ِر َخي ٌْر ِ ِّم ْن ا َ ْل‬.‫ىك َما لَ ْيلَةُ ْالقَ ْد ِر‬
َ ‫ َو َمآ ا َ ْد ٰر‬.‫اِنَّآ ا َ ْنزَ ْل ٰنهُ فِ ْي لَ ْيلَ ِة ْالقَ ْد ِر‬
‫طلَ ِع ْالفَجْ ِر‬ ْ ‫ِي َحتّٰى َم‬ ٰ َ .‫بِ ِا ْذ ِن َربِِّ ِه ْۚ ْم ِم ْن ُك ِِّل ا َ ْم ٍۛر‬
َ ‫سل ٌم ٍۛه‬
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada
malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun
malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur
segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

Hadirin yang Dirahmati Allah.

Masih ada beberapa malam ramadhan lagi. Artinya masih ada sisa waktu
yang memungkinkan kita mendapat keutamaan malam lailatul Qadar. Oleh
karena itu, Ramadhan yang tinggal beberapa hari ini mari kita gunakan
untuk berburu malam lailatul Qadar. Kita hidupkan malam akhir di
bulan Ramadhan dengan i’tikaf di masjid, tadarus Al Qur’an, sholat sunnah,
dzikir dan lain sebagainya. Selanjutnya mari kita mengevaluasi ramadan
kita. Ada 5 bahan evaluasi yang khatib rangkum. Pertama, potret diri
sendiri, yaitu dengan melihat diri sendiri apakah termasuk calon penghuni
surga atau calon ahli neraka? Kedua, miliki cermin diri. Cari orang-orang
terdekat yang lebih tahu tentang diri kita, seperti pendamping hidup, baik
suami maupun istri, anak kalau sudah dewasa atau sahabat dekat. Minta
mereka untuk menceritakan diri kita apa adanya. Merupakan rezeki kalau
ada orang yang bisa mengatakan diri kita apa adanya dibanding memuji
dengan pujian yang cenderung membuat kita tertipu. Ketiga, miliki seorang
guru atau orang yang berilmu dan bisa melihat kekurangan dan kesalahan
kita serta mau menyampaikannya. Keempat, manfaatkan orang-orang
yang tidak menyukai kita.Orang-orang yang tidak menyukai kita itu adalah
jalan dari Allah untuk menunjukkan sebagian kekurangan kita.Orang yang
tidak suka kita sangat kreatif dan teliti mencari kekurangan dan kesalahan
kita. Kelima, tafakuri apapun yang ada di sekitar kita karena tidak ada yang
sifatnya kebetulan.

Hadirin Rahimakumullah..
Dengan berakhirnya bulan Ramadhan, bulan yang penuh Rahmat dan
ampunan, bulan menahan nafsu maka kita akan memasuki hari
kemenangan yaitu hari Raya Idul Fitri tanggal 1 Syawal 1443 H.

Hari raya Idul Fitri yang diperuntukkan bagi Umat Islam setelah
menjalankan puasa selama satu bulan penuh. Sebagaimana Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

)‫وغيره‬
ُ ‫ِل ُك ِِّل قَ ْوم ِع ْي ٌد َوهذَا ِع ْي ُدنَا (رواه البخاري‬

Maknanya: “Setiap kaum memiliki hari raya dan hari ini adalah hari raya
kita” (HR al-Bukhari dan lainnya).

Di hari raya ini kita diwajibkan oleh Nabi Muhammad SAW agar saling
meminta maaf dan menyambung tali silaturahim yang sempat terputus.
Sebaliknya, kita dilarang untuk memutus silaturahim karena termasuk
salah satu dosa besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ِ َ‫الَ يَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّةَ ق‬


)‫اط ٌع (رواه البخاري‬

Maknanya: “Tidak akan masuk surga (bersama orang-orang yang lebih


awal masuk surga) orang yang memutus silaturahim” (HR al-Bukhari dan
Muslim).

Hadirin Rahimakumullah..

Akhirnya, pada hari jumat terakhir di bulan Ramadhan ini mari kita
persiapkan dua hal yang pertama bersiap untuk ditinggalkan bulan
suci Ramadhan. Persiapan kita lakukan dengan memperbanyak ibadah di
detik-detik terakhir Ramadhan.

Kemudian yang kedua, bersiap menyambut hari kemenangan Idul Fitri.


Persiapan kita lakukan dengan niat menyambung tali silaturhaim.
Menghilangkan segala macam penyakit hati seperti dendam, iri, dengki,
hasut dan lain sebagainya.

Dengan demikian, mudah-mudahan Allah melimpahkan Rahmat dan


Ridhonya kepada kita semua sehingga bisa bertemu
dengan Ramadhan dan hari Raya Idul Fitri di tahun berikutnya. Amiin ya
Robbal Alamiin.

Anda mungkin juga menyukai