Anda di halaman 1dari 24

Ceramah Ramadhan Hari Ke-1: Puasa

Dalam Perspektif Islam


Sunday, May 10th, 2015 - Ceramah Ramadhan
Ceramah Ramadhan Hari Ke-1: Puasa Dalam Perspektif Islam Sahabat Cerpi, dalam
menyambut Bulan Suci Ramadhan 1436 H atau tahun 2015, CeramahPidato.Com akan update
contoh ceramah-ceramah Islami seputar bulan puasa, yang bisa dibawakan pada ceramah
sebelum shalat Tarwih. Pada kesempatan pertama ini, Judul ceramah puasa pada hari ke-1
ramadhan yang akan saya bagikan adalah Puasa dalam Persfektif islam.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada kesempatan yang kesekian kalinya kita
dipertemukan lagi dengan bulan ramadhan 1436 H, marilah kita sambut bulan suci ramadhan ini
dengan ucapan Marhaban ya Ramadhan 1436 H. Sambutan ini menunjukkan bahwa bahwa
tamu disambut dengan lapang dada, penuh kegembiraan, serta dipersiapkan baginya ruang yang
luas untuk melakukan apa saja yang diinginkannya; tidak menggerutu dan menganggap
kehadiarannya
mengganggu
ketenangan
atau
suasana
nyaman
kita.

Jamaah
Tarwih
yang
berbahagia

Untuk itu kita perlu mempersiapkan bekal dan tekad yang membaja guna mennelusuri jalan,
memerangi nafsu, agar kita mampu menghidupkan malam ramadhan dengan salat dan tadarrus,
serta
siangnya
dengan
ibadah
kepada
Allah
SWT.
Al-quran menggunakan kata shiyam dalam arti puasa menurut hukum syariat. Secara bahasa,
kata shiyam yang berakar dari huruf-huruf sha-wa-ma berarti menahan dan berhenti atau
tidak bergerak. Manusia yang berupaya menahan diri dari suatu aktifitas apapun aktifitas itu
dinamai shaim (berpuasa). pengertian kebahasaan ini dipersempit maknanya oleh hukum
syariat, sehingga puasa (shiyam) hanya digunakan untuk menahan diri dari makan, minum dan
upaya mengeluarkan sperma dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
Jamaah
Tarwih
yang
dirahmati
Allah
SWT
Namun Al-Quran menginformasikan bahwa kata shiyam tidak hanya membatasi padamenahan

makan, minum dan berhubungan suami-istri, tetapi juga digunakan dalam arti manahan bicara
(Qs. Maryam 19:26). Bahkan, kaum sufi, merujuk kepada hakikat dan tujuan puasa,
menambahkan bahwa kegiatan yang harus dibatasi selama melakukan puasa mencakup
pembatasan atas seluruh anggota tubuh, hati, dan pikiran dari melakukan segala macam dosa.
Hakikat shiyam atau shaum bagi manusia adalah menahan atau mengendalikan diri, karena
itupula puasa disamakan dengan sikap sabar. Hadis Qudsi yang menyatakan antara lain bahwa:
Al-Shaumu liy wa Ana Ajziy yang aritnya Puasa untuk-Ku, dan Aku yang memberi ganjaran
(HR. al-bukhari) dipersamakan oleh banyak ulama dengan firman-Nya dalam QS. az-Zumar
39:10



Yang artinya:
Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu. Orangorang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas.
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa
batas.
Orang sabar yang dimaksud di sini adalah orang yang berpuasa. Ada beberapa macam puasa
dalam pengertian syariat / hukum sebagaimana di singgung diatas, yakni:

Puasa wajib sebulan ramadhan.

Puasa kafarrat, akibat pelanggaran, atau semacamnya.

Puasa Sunnat.

Jamaah
tarwih
yang
berbahagia

Ceramah Ramadhan Hari Ke-2: Fadhilah Ramadhan Sahabat Cerpi Pada ceramah hari ke2 ini akan diangkat tema, fadilah Ramadhan. Penciftaan dan pemilikan terhadap apa-apa yang
dikehendaki oleh Allah SWT (Qs. al-Qashash 28:68) diyakini mengandung hikmah dan
keutamaan tersendiri. Misalnya, Allah memilih mekkah untuk tempat bangunan Kabbah, sedang
kabbah ditetapkan sebagai kiblat kaum muslimin. Demikian pula halnya bulan ramadhan dipilih
oleh Allah SWT sebagai bulan yang penuh kemuliaan dan keutamaan yang tidak dimiliki bulanbulan lainnya.
Jamaah
Tarwih
yang
dirahmati
Allah
SWT

Apabila seseorang menelusuri kasus-kasus yang telah terjadi di bulan ramadhan serta mengkaji
ayat-ayat Al-Quran maupun hadish-hadis nabi SAW, yang ada kaitan dengannya niscaya akan
dijumpai bahwa telah terjadi banyak peristiwa penting didalamnya. Disini lain, beribadah dan
beramal saleh didalam bulan ramadhan mempunyai penilaian yang istimewa dari Allah SWT.
Peristiwa-peristiwa penting dan keutamaan beramal kebaikan dalam bulan ramadhan antara lain:

Bulan yang dipilih oleh Allah untuk menurunkan permulaan al-Quran. Penuturan Al-Quran
bahwa keberadaanya untuk menjadi petunjuk, pembeda antara yang hak dan yang bathil. Qs. alBaqarah 2:185






Yang Artinya:
Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara
kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan
itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya
berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Dan Pemberi peringatan kepada seluruh alam. Qs. Al-Furqan 25:1,


Yang artinya:
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al-Quran) kepada hamba-Nya, agar dia
menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam
Jamaah tarwih yang berbahagia
Oleh karena itu, malam permulaan turun Al-Quran disebut malam kemuliaan,
malam yang lebih baik dari 1000 malam, di indonesia dikenal dengan lailatul Qad.
Qs. al_Qadr 97:1-5,






Yang artinya:
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan
tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik dari
seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin
Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai
terbit fajar

Bulan yang dipilih untuk saat terjadinya perang Badar al-Qubra sebagai perang yang pertama
sejak pengangkatan nabi Muhammad SAW menjadi Rasul yang terakhir dengan kemenangan
kaum Muslimin. Dengan peristiwa itu nampaklah ketinggian kalimat tauhid dan awal keruntuhan
kekuasaan Musyirikin dan mulainya nyata sinar Risalah Islam. Qs Ali-Imran 3:155,




Yang artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan itu [244],
hanya saja mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka
perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah telah memberi maaf kepada mereka.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
Dan Qs. Al-Anfal 8:41,

Yang artinya:
Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka
sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin
dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada
hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan , yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Bulan yang dipilih untuk kaum muslimin menunaikan ibadah shiyam (puasa) dengan tujuan
memperoleh derajat taqwa. Qs. al-Baqarah 2:197,





Yang artinya:
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi , barangsiapa yang menetapkan niatnya
dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats , berbuat fasik dan berbantahbantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan,
niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa
dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.
Pada sisi lain, Allah SWT berfirman didalam Qs. Al-Nahl 16:128,

Yang Artinya:
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.
Bulan yang telah dipilih bagi kaum muslimin untuk lebih mengintensifkan aktifitas-aktifitas
ibadah dan amal saleh lainnya.

Jamaah
tarwih
yang
dirahmati
Allah
SWT

Diperolehnya beberapa riwayat dari nabi SAW yang menunjukkan keutamaan beribadah dan
beramal Saleh dalam bulan Ramadhan, antara lain:

Imam al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Huraira bahwa
Nabi SAW bersabda, yang artinya: Jika tiba bulan puasa terbuka semua pintu
langit dan tertutup pintu-pintu neraka jahannam dan dirantai syaitan.

Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Ibnu abbas, bahwa:
Adalah rasulullah SAW lebih pemurah kepada semua orang, lebih-lebih jika
bulan Ramadhan, dimana ia selalu dihubungi oleh Jibril dan hampir setiap
malam Jibril datang untuk tadarrus Al-Quran. Dan rasulullah SAW jika
bertemu dengan Jibril, maka ia lebih pemurah lagi melebihi dari angin yang
berhembus.

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadist dari Aisyah bahwa:


bahwasanya rasulullah SAW beritikaf disepuluh yang terakhir bulan
Ramadhan sampai diwafatkan oleh Allah SWT.

Imam Muslim meriwayatkan hadis Qudsi dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah
SAW, berkata: Semua amal anak adam berlipat ganda (pahalanya), setiap
kebaikan 10 x lipat hingga 700 x lipat. Firman Allah kecuali puasa, maka
hanya aku sendiri yang membalasanya karena ia meninggalkan syahwat dan
minum-minumannya semata-mata untuk-Ku.

Jamah
Tarwih
yang
berbahagia

Disamping itu, bulan Ramadhan yang sangat agung (Syahrun azhom) ini, selayaknya menjadi
saat-saat paling pas bagi kita untuk berfikir dan merenung kembali lebih dalam, terhadap
berbagai aktifitas yang telah kita lakukan. Ramadhan adalah bulan untuk saling tolongmenolong. Pada bulan ini kita sangat dianjurkan untuk engulurkan tangan kepada kepada
golongan yang mengalami krisis ekonomi, mereka yang fakir miskin, yatim piatu, ibnu sabil dan
orang-orang yang mengalami kesusahan. Pada bulan suci ini sikap kepedulian sosial kita diuji
serta disadarkan bahwa didalam harta kita terdapat hak bagi golongan ekonomi lemah. Bulan
ramadhan dikatakan pula sebagai bulan kesabaran (syahru al-shabri). Dalam berpuasa di bulan
ramadhan, kaum muslimin berlatih untuk bersabar untuk menahan penderitaan dengan tidak
menikmati
sebagian
perkara
yang
diperbolehkan.
Jamaah
Tarwih
yang
dirahmati
oleh
Allah
SWT

Dan apa-apa yang telah dikemukakan terdahulu, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Bahwa Bulan Ramadhan telah dipilih oleh Allah untuk saat turun permulaan
Al-Quran, terjadi perang badar al-Kubra dan untuk menunaikan ubadah
shiyam;
2. Bulan Ramadhan adalah bulan yang diharapkan kaum muslimin lebih
mengintensifkan aktifitas-aktifitas ibadah di dalamnya, sperti shalat lail,

tadarrus Al-Quran, berinfaq, beritikaf dan amal kebaikan lainnya sebab


beramal ibadah di dalamnya, dilipat-gandakan pahalanya;
3. Ibadah shiyam yang dilaksanakan karena iman dan mengharapkan pahala,
maka pahalanya akan diserahkan langsung oleh Allah SWT kepada yang
bersangkutan.[cp]
Tags:
http//www ceramah orang yg berakal com , www cerama ramadan malam pertama ,
ceramah tarwih 2 , judul ceramah golongan lemah dalam masyarakat , www
ceramah ramadhan hari ke dua , www ceramah tentang bersyukur , www
khutbahromadhon
Share on: Twitter Facebook Google +
Ceramah Ramadhan Hari Ke-2: Fadhilah Ramadhan | Admin CerPi | 4.5
Artikel Terkait

Ceramah Ramadhan Ke-29: Tuntunan Zakat Fitri

Ceramah Ramadhan Ke-29: Tuntunan Zakat Fitri Sahabat Cerpi pada kesempatan kali
ini CeramahPidato.Com akan berbagi artikel mengenai Ceramah Puasa...

Kumpulan Ceramah Ramadhan 2015

Kumpulan Ceramah Ramadhan 2015 Dalam rangka menyambut datangnya bulan suci
ramadhan 2015 atau 1436 Hijriah, maka blog CeramahPidato.Com akan
mempersembahkan kumpulan lengkap...

Ceramah Ramadhan ke-25: Membangun Kerukunan & Toleransi Dalam


Masyarakat Indonesia yang Plural

Ceramah Ramadhan ke-25: Membangun Kerukunan & Toleransi Dalam masyarakat


Indonesia yang Plural Sahabat Cerpi pada kesempatan kali ini CeramahPidato.Com...

Ceramah Ramadhan ke-27: Keutamaan Ibadah Haji

Ceramah Ramadhan ke-27: Keutamaan Ibadah Haji Sahabat Cerpi pada kesempatan
kali ini CeramahPidato.Com akan berbagi artikel mengenai Ceramah Puasa...

Ceramah Ramadhan ke-26: Penegakan dan Peningkatan Kesadaran Hukum

Ceramah Ramadhan ke-26: Penegakan dan Peningkatan Kesadaran Hukum Sahabat


Cerpi pada kesempatan kali ini CeramahPidato.Com akan berbagi artikel mengenai...
Leave a Reply
Advertisement
Post Terbaru

kumpulan ceramah di bulan ramadhan

dakwah ramadhan

judul ceramah

pidato tema ramadhan judul wkwkwk

kumpulan materi kultum ramadhan

Tema Lainnya:

materi khutbah tentang jihad

contoh orasi bebas narkob

Teks untuk pembina upacarah hari senin guru SD

kumpulan pidato isinya misi misi kegiatan

contoh pembuatan surat pernyataan

Tema Ceramah Top

ceramah ramadhan

khutbah idul adha

kumpulan ceramah ramadhan

amanat pembina upacara

ceramah

Tentang Kami

Privacy Policy

Contact Us

183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
184. (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit
atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang
ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya
(jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin.
Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, Maka Itulah yang lebih baik
baginya.
dan
berpuasa
lebih
baik
bagimu
jika
kamu
mengetahui.
185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa
di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada
bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya
berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan
kepadamu,
supaya
kamu
bersyukur.
187. Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu;
mereka adalah Pakaian bagimu, dan kamupun adalah Pakaian bagi mereka. Allah mengetahui
bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, Karena itu Allah mengampuni kamu dan
memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang Telah
ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang
hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi)
janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beritikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah,
Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada
manusia, supaya mereka bertakwa.

Jamaah
tarwih
yang
dirahmati
Allah
SWT
Berdasarkan Ayat-ayat diatas dapat disimpulkan beberapa point, antara lain: kewajiban puasa di
bulan Ramadhan yang diawali dengan panggilan mesra wahai orang-orang yang beriman,.
dimaksudkan agar dapat mendorong umat Islam untuk melaksanakannya dengan baik, tanpa
kesalahan. Bahkan, tujuan puasa tersebut adalah untuk kepentingan yang berpuasa sendiri, yakni
agar
kamu
bertaqwa
atau
terhindar
dari
siksa
api
neraka;
Kewajiban puasa tersebut hanya beberapa hari, itu pun hanya diwajibkan bagi yang berada
dikampung halaman tempat tinggalnya, dan dalam keadaan sehat wal afiat, sehingga
barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan maka dia boleh tidak berpuasa dan
menggantinya pada hari yang lain. sedang yang merasa sangat berat berpuasa, maka dia harus
membayar
fidyah,
yaitu
memberi
makan
seorang
miskin.
Sekalipun puasa adalah kewajiban bagi umat Islam, tetapi Allah menghendaki kemudahan
untuk
kamu
bukan
kesulitan.
Pelaksanaan puasa dalam arti menahan makan, minum dan hubungan suami-istri dimulai sejak
terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. karena itu, makan, minum dan berhubungan suamiistri dapat dilakukan sejak terbenam matahari sampai terbit fajar. namun puasa harus
disempurnakan dan jangan dinodai dengan perbuatan melanggar norma agama, sempurnakanlah
puasa itu sampai malam.
Jamaah
tarwih
yang
berbahagia

Secara jelas Al-quran menyatakan bahwa tujuan puasa adalah untuk mencapai ketaqwaan,
laallakum tattaqun. Menahan diri dari lapar bukanlah tujuan utama puasa. Hal ini disyaratkan di
dalam hadis Nabi, yang artinya Banyak diatara orang yang berpuasa tidak memperoleh sesuatu
dari
puasanya,
kecuali
rasa
lapar
dan
dahaga.
Taqwa, secara bahasa berarti menghindar, mejauhi, menjaga diri. Kalimat perintah ittaqullah,
secara harfiah berarti hindarilah, jauhilah atau jagalah dirimu dari Allah, makna ini mustahil
dapat dilakukan oleh mahluk. Bagaimana mungkin menghindarkan diri dari Allah atau menjauhiNya, sedangkan Allah bersama kamu dimanapun kamu berada. Oleh karena itu perlu disiapkan
kata atau kalimat untuk meluruskan maknanya. Misalnya, kata siksa atau yang semakna
dengannya, sehingga perintah bertaqwa mengandung arti perintah untuk menghindarkan diri dari
siksa Allah.
Jamaah
tarwih
yang
berbahagia

Dengan demikian, puasa dibutuhkan oleh semua manusia, kaya ataupun miskin, pandai ataupun
bodoh, untuk kepentingan pribadi atau masayarakat, yakni pengendalian diri. hal ini
mengisyaratkan bahwa dengan berpuasa, manusia berupaya dalam tahap awal dan minimal
meneladani sifat-sifat Allah. nabi bersabda: Takhallaqu bi akhlaq Allah Teladanilah sifat-sifat
Allah. Manusia mempunyai kebutuhan beraneka ragam, dan yang terpenting adalah kebutuhan
faali, yaiut makan, minum, dan hububgab suami-istri. ketiga kebutuhan itu tidak dibutuhkan
oleh
Allah
SWT.
Disamping itu puasa bertujuan mempertinggi rasa persaudaraan dan kepedulian sosial, ibadah
puasa mengasah dan mengasuh manusia agar memiliki sifat sabar dan jujur.
Semoga Ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya di bulan ramadhan ini nantinya dapat
melahirkan nilai-nilai ketaqwaan, nilai-nilai persaudaraan, kebaran dan kejujuran. Wa Allah
Alam bi al-Shawab.[cp]

Tags:
Www pidato com , cermah puasa , judul ceramah puasa dalam perspektif islam , www ceramah
tentang bagaimana menjadi seorang islam yang baik , ceramah ramadan puasa dalam perspektif
islam , seramah puasa , tausyiah tema Puasa dalam perspektif islam , sambutn singkat marhaban
ua romadhan 1436 H , teks ceramah bulan ramadhan bahasa bugis indonesia , teks ceramah
puasa dalam islam
Ceramah Ramadhan Hari Ke-2: Fadhilah Ramadhan Sahabat Cerpi Pada ceramah hari ke2 ini akan diangkat tema, fadilah Ramadhan. Penciftaan dan pemilikan terhadap apa-apa yang
dikehendaki oleh Allah SWT (Qs. al-Qashash 28:68) diyakini mengandung hikmah dan
keutamaan tersendiri. Misalnya, Allah memilih mekkah untuk tempat bangunan Kabbah, sedang
kabbah ditetapkan sebagai kiblat kaum muslimin. Demikian pula halnya bulan ramadhan dipilih
oleh Allah SWT sebagai bulan yang penuh kemuliaan dan keutamaan yang tidak dimiliki bulanbulan lainnya.
Jamaah
Tarwih
yang
dirahmati
Allah
SWT

Apabila seseorang menelusuri kasus-kasus yang telah terjadi di bulan ramadhan serta mengkaji
ayat-ayat Al-Quran maupun hadish-hadis nabi SAW, yang ada kaitan dengannya niscaya akan
dijumpai bahwa telah terjadi banyak peristiwa penting didalamnya. Disini lain, beribadah dan
beramal saleh didalam bulan ramadhan mempunyai penilaian yang istimewa dari Allah SWT.
Peristiwa-peristiwa penting dan keutamaan beramal kebaikan dalam bulan ramadhan antara lain:
Bulan yang dipilih oleh Allah untuk menurunkan permulaan al-Quran. Penuturan Al-Quran
bahwa keberadaanya untuk menjadi petunjuk, pembeda antara yang hak dan yang bathil. Qs. alBaqarah 2:185






Yang Artinya:
Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara
kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan
itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya
berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Dan Pemberi peringatan kepada seluruh alam. Qs. Al-Furqan 25:1,


Yang artinya:
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al-Quran) kepada hamba-Nya, agar dia
menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam
Jamaah tarwih yang berbahagia
Oleh karena itu, malam permulaan turun Al-Quran disebut malam kemuliaan,
malam yang lebih baik dari 1000 malam, di indonesia dikenal dengan lailatul Qad.
Qs. al_Qadr 97:1-5,






Yang artinya:
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan
tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik dari
seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin
Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai
terbit fajar

Bulan yang dipilih untuk saat terjadinya perang Badar al-Qubra sebagai perang yang pertama
sejak pengangkatan nabi Muhammad SAW menjadi Rasul yang terakhir dengan kemenangan
kaum Muslimin. Dengan peristiwa itu nampaklah ketinggian kalimat tauhid dan awal keruntuhan
kekuasaan Musyirikin dan mulainya nyata sinar Risalah Islam. Qs Ali-Imran 3:155,




Yang artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan itu [244],
hanya saja mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka

perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah telah memberi maaf kepada mereka.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
Dan Qs. Al-Anfal 8:41,




Yang artinya:
Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka
sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin
dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada
hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan , yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Bulan yang dipilih untuk kaum muslimin menunaikan ibadah shiyam (puasa) dengan tujuan
memperoleh derajat taqwa. Qs. al-Baqarah 2:197,





Yang artinya:
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi , barangsiapa yang menetapkan niatnya
dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats , berbuat fasik dan berbantahbantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan,
niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa
dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.
Pada sisi lain, Allah SWT berfirman didalam Qs. Al-Nahl 16:128,

Yang Artinya:
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.

Bulan yang telah dipilih bagi kaum muslimin untuk lebih mengintensifkan aktifitas-aktifitas
ibadah dan amal saleh lainnya.
Jamaah
tarwih
yang
dirahmati
Allah
SWT

Diperolehnya beberapa riwayat dari nabi SAW yang menunjukkan keutamaan beribadah dan
beramal Saleh dalam bulan Ramadhan, antara lain:

Imam al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Huraira bahwa
Nabi SAW bersabda, yang artinya: Jika tiba bulan puasa terbuka semua pintu
langit dan tertutup pintu-pintu neraka jahannam dan dirantai syaitan.

Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Ibnu abbas, bahwa:
Adalah rasulullah SAW lebih pemurah kepada semua orang, lebih-lebih jika
bulan Ramadhan, dimana ia selalu dihubungi oleh Jibril dan hampir setiap
malam Jibril datang untuk tadarrus Al-Quran. Dan rasulullah SAW jika
bertemu dengan Jibril, maka ia lebih pemurah lagi melebihi dari angin yang
berhembus.

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadist dari Aisyah bahwa:


bahwasanya rasulullah SAW beritikaf disepuluh yang terakhir bulan
Ramadhan sampai diwafatkan oleh Allah SWT.

Imam Muslim meriwayatkan hadis Qudsi dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah
SAW, berkata: Semua amal anak adam berlipat ganda (pahalanya), setiap
kebaikan 10 x lipat hingga 700 x lipat. Firman Allah kecuali puasa, maka
hanya aku sendiri yang membalasanya karena ia meninggalkan syahwat dan
minum-minumannya semata-mata untuk-Ku.

Jamah
Tarwih
yang
berbahagia

Disamping itu, bulan Ramadhan yang sangat agung (Syahrun azhom) ini, selayaknya menjadi
saat-saat paling pas bagi kita untuk berfikir dan merenung kembali lebih dalam, terhadap
berbagai aktifitas yang telah kita lakukan. Ramadhan adalah bulan untuk saling tolongmenolong. Pada bulan ini kita sangat dianjurkan untuk engulurkan tangan kepada kepada
golongan yang mengalami krisis ekonomi, mereka yang fakir miskin, yatim piatu, ibnu sabil dan
orang-orang yang mengalami kesusahan. Pada bulan suci ini sikap kepedulian sosial kita diuji
serta disadarkan bahwa didalam harta kita terdapat hak bagi golongan ekonomi lemah. Bulan
ramadhan dikatakan pula sebagai bulan kesabaran (syahru al-shabri). Dalam berpuasa di bulan
ramadhan, kaum muslimin berlatih untuk bersabar untuk menahan penderitaan dengan tidak
menikmati
sebagian
perkara
yang
diperbolehkan.
Jamaah
Tarwih
yang
dirahmati
oleh
Allah
SWT

Dan apa-apa yang telah dikemukakan terdahulu, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Bahwa Bulan Ramadhan telah dipilih oleh Allah untuk saat turun permulaan
Al-Quran, terjadi perang badar al-Kubra dan untuk menunaikan ubadah
shiyam;

2. Bulan Ramadhan adalah bulan yang diharapkan kaum muslimin lebih


mengintensifkan aktifitas-aktifitas ibadah di dalamnya, sperti shalat lail,
tadarrus Al-Quran, berinfaq, beritikaf dan amal kebaikan lainnya sebab
beramal ibadah di dalamnya, dilipat-gandakan pahalanya;
3. Ibadah shiyam yang dilaksanakan karena iman dan mengharapkan pahala,
maka pahalanya akan diserahkan langsung oleh Allah SWT kepada yang
bersangkutan.[cp]
Tags:
http//www ceramah orang yg berakal com , www cerama ramadan malam pertama ,
ceramah tarwih 2 , judul ceramah golongan lemah dalam masyarakat , www
ceramah ramadhan hari ke dua , www ceramah tentang bersyukur , www
khutbahromadhon
Share on: Twitter Facebook Google +
Ceramah Ramadhan Hari Ke-2: Fadhilah Ramadhan | Admin CerPi | 4.5
Artikel Terkait

Ceramah Ramadhan Ke-29: Tuntunan Zakat Fitri

Ceramah Ramadhan Ke-29: Tuntunan Zakat Fitri Sahabat Cerpi pada kesempatan kali
ini CeramahPidato.Com akan berbagi artikel mengenai Ceramah Puasa...

Kumpulan Ceramah Ramadhan 2015

Kumpulan Ceramah Ramadhan 2015 Dalam rangka menyambut datangnya bulan suci
ramadhan 2015 atau 1436 Hijriah, maka blog CeramahPidato.Com akan
mempersembahkan kumpulan lengkap...

Ceramah Ramadhan ke-25: Membangun Kerukunan & Toleransi Dalam


Masyarakat Indonesia yang Plural

Ceramah Ramadhan ke-25: Membangun Kerukunan & Toleransi Dalam masyarakat


Indonesia yang Plural Sahabat Cerpi pada kesempatan kali ini CeramahPidato.Com...

Ceramah Ramadhan ke-27: Keutamaan Ibadah Haji

Ceramah Ramadhan ke-27: Keutamaan Ibadah Haji Sahabat Cerpi pada kesempatan
kali ini CeramahPidato.Com akan berbagi artikel mengenai Ceramah Puasa...

Ceramah Ramadhan ke-26: Penegakan dan Peningkatan Kesadaran Hukum

Ceramah Ramadhan ke-26: Penegakan dan Peningkatan Kesadaran Hukum Sahabat


Cerpi pada kesempatan kali ini CeramahPidato.Com akan berbagi artikel mengenai...
Leave a Reply
Advertisement
Post Terbaru

kumpulan ceramah di bulan ramadhan

dakwah ramadhan

judul ceramah

pidato tema ramadhan judul wkwkwk

kumpulan materi kultum ramadhan

Tema Lainnya:

materi khutbah tentang jihad

contoh orasi bebas narkob

Teks untuk pembina upacarah hari senin guru SD

kumpulan pidato isinya misi misi kegiatan

contoh pembuatan surat pernyataan

Tema Ceramah Top

ceramah ramadhan

khutbah idul adha

kumpulan ceramah ramadhan

amanat pembina upacara

ceramah

Tentang Kami

Privacy Policy

Contact Us

Ceramah Ramadhan Hari Ke-3: Fadhilah


Shalat Lail

Friday, May 22nd, 2015 - Ceramah Ramadhan


Ceramah Ramadhan Hari Ke-3: Fadhilah Shalat Lail Sahabat Cerpi pada kesempatan
kali ini CeramahPidato.Com akan share artikel mengenai teks ceramah ramadhan 1435
H/2014 M hari ke tiga. Judulnya adalah Fadhillah Shalat lail, simaklah:
Berbicara tentang fadhillah shalat lail, terlebih dahulu kita berbicara tentang macammacam shalat lail dan dasar dasar perintah untuk itu. Shalat lail adalah shalat sunat
yang dilakukan diwaktu malam sesudah shalat Isya dan seterusnya pada perkiraan
sepertiga, atau seperdua, atau sepertiga di akhir malam. Sesuai dengan firman Allah
SWT. Dalam surah al-Muzammil (73): 20, berbunyi:

Yang Artinya:
Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri shalat (lail)
kurang dari 2/3 malam atau malam atau 1/3-nya.
Waktu-waktu itu dapat kita gunakan sesuai dengan kemampuan dan kesediaan kita. Ada
yang mampu berjaga tidak tidur sampai waktu shalat itu. Ada yang tidur kemudian
bangun shalat pada pertengahannya ada pada sepertiga akhir malam. Shalat malam yang
kita lakukan dalam bulan suci Ramadhan ini juga shalat malam yang diberi nama shalat
tarwih yang diakhiri dengan shalat witir sebagai penutup shalat malam (lail).
Pada ayat yang lain Allah berfirman dalam surat al-Sajadah (32):16, berbunyi:

Yang Artinya:
Mereka itu meninggalkan tempat tidurnya mereka tidak tidur karena menunggu
waktu untuk melaksanakan shalat lail, sedang mereka menyerah kepada Tuhannya
dengan perasaan takut dan penuh harapan. Dan mereka menafkahkan sebagian
dari rezki yang kami berikan kepadanya.

Dalam ayat lain surah al-Furqan (25):64, berbunyi:

Yang Artinya:
Hamba-hamba yang berbakti itu diwaktu malamnya suka sekali menyembah
Tuhannya dengan bersujud dan berdiri.
Dalam keheningan malam mereka merasakan nikmat dan syahdunya menghadapkan diri
bermunajat kepada Tuhan Rabbul Alamin.
Dalam surah adz-Dzariyat (51): 17, 18, 19, berbunyi:



Yang Artinya:
Orang-orang yang bertaqwa itu sedikit sekali tidurnya diwaktu malam. Diwaktu
menjelang fajar pagi (sahur), mereka itu berdoa memohonkan pengampunan dan
dari sebahagian hartanya diberikan kepada orang yang meminta dan yang
kekurangan.
Maksid ayat bahwa selain mereka taat mendirikan shalat (lail) diwaktu malam dia juga
mengeluarkan sebahagian hartanya kepada yang berhak (mustahak).
Bermacam-macam pengalaman dan kisah terhadap ahli shalat (lail). Nabi Muhammad
SAW. Berdiri shalat tiap malam dengan bacaan-bacaan surah terpanjang, sehingga kaki
beliau membengkak. Beliau ditegur oleh sahabat dan Saidat Aisyah sendiri, berkata:

wahai Rasul bukankah engkau telah mendapat pengampunan segala dosamu dan orang
yang dikasihani dan pasti ahli surga, kenapa engkau tidak mengetahui bahwa dengan
shalatku yang seperti ini adalah saya menyatakan kesyukuranku pada nikmat-nikmat
Allah yang telah dikaruniakannya kepadaku. Para sahabat mengikuti amalan-amalan
Rasul tersebut. Bukankah Tuhan Allah SWT. Telah menyatakan dalam firmannya pada
surah Ibrahim (14):7, berbunyi:

Yang Artinya:
Jika engkau mensyukuri nikmat pemberianku maka akan kutambah nikmat itu
namun jika kamu mengingkari; maka siksaku amat pedih.
Ali Bin Biker berkata:
selama 40 tahun tidak ada satupun yang menyusahkan hatiku selain menyingsingnya
fajar diwaktu pagi. Fudail bin Iyyad berkata: Jikalau matahari sudah terbenam, maka
saya pun bergembira sebab dapat berhalwat dengan Tuhanku. Tetapi apabila matahari
terbit, maka sedihlah hatiku sebab saya akan berhadapan dengan orang banyak.
Abu Sulaiman berkata:
Ahli bangun malam diwaktu malamnya dapat merasakan kelezatan beribadah lebih
dari semua kelezatan hidangan pesta disiang hari; andaikata tidak ada malam, maka
rasanya saya tidak ingin menetap didunia ini.
Sebahagian ulama mengatakan:
di dunia ini tidak ada satu waktupun yang menyerupai kenikmatan ahli surga,
melainkan apa yang dirasakan oleh ahli yang mencintai waktu malam sebab dapat
mengenyampingkan manisnya bermunajat dengan Tuhannya.
Demikian kisah yang termuat dalam kitab Mauzatul Mukminin, ikhtisar Ihya
Ulumuddin karangan Iman Al Ghazali.
Mengenai Fadhilah atau keutamaan shalat Lail: rasul SAW bersabda dalam hadisnya
yang diriwayatkan oleh Muslim dari abu hurairah yang berbunyi:
Semulia-mulia shalat sesudah lima waktu ialah Shalat lail.
Hadis yang diriwayatkan oleh Adam bin Abu Iyas, Nabi Bersabda:
Dua rakaat yang dilakukan oleh seorang hamba di tengah malam itu adalah lebih baik
baginya dari dunia ini serta lainnya.
Selanjutnya Nabi Bersabda:
Sesungguhnya dari sebahagian waktu malam itu ada suatu saat yang tiada menyamai
kebaikannya bagi seorang muslim untuk memohonkan dikabulkannya, demikian itu ada
pada setiap malam. (HR. Muslim).
Didalam hadis lainnya dinyatakan:
Hendaklah kamu sekalian menetapi shalat malam, sebab yang demikian itu adalah
prilaku orang-orang yang shaleh sebelumnya. (HR. Muslim).
Shalat malam yang khusus dinamai dengan shalat Tahajjud, Allah SWT Berfirman dalam
surah Bani Israil (17): 79, berbunyi:
Dan pada sebagian malam dirikanlah shalat Tahajjud sebagai suatu ibadah tambahan
bagimu; mudah-mudahan Allah mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.
Dan surah al-Muzzammil (73): 6, berbunyi:

Yang Artinya:
Sesungguhnya bangun diwaktu malam adalah lebih tepat, (untuk khusyuk dan
bacaan itu lebih berkesan).
Maksud ayat bahwa di malam hari ibadah-ibadah yang dilakukan dapat lebih khusyuk
dan bacaan ayat-ayat lebih mantap dibanding dengan siang hari.
Dalam Hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
Pada waktu 1/3 malam Allah SWT berfirman: Siapakah dari hambaku berdoa pada
malam ini; maka akan kukabulkan permohonannya, siapa yang meminta sesuatu akan
kuberikan permintaannya, siapa yang memohon ampun akan kuampuni dia.
Pernah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang perlu diikuti oleh ummatnya
yang dalam al-Quran Surah Al-Muzzammil (73): 1-5, berbunyi:





Yang artinya:
Hai orang-orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah untuk sembahyang
di malam hari seperdua malam atau sepertiganya atau kurang dari itu dan
bacalah Alquran itu dengan perlahan-lahan, Sesungguhnya kami akan
menurunkan kepadamu perkataan yang berat.
Maksud ayat bahwa Allah SWT akan menurunkan wahyunya yang penuh dengan
perintah yang dipatuhi dan larangan-larangan yang harus di tinggalkan.
Fadhilah shalat Lail sangat luar biasa apalagi yang bertepatan dengan lailatul Jumat. Dan
pada tiap malam ada shalat lail khusus sesuai dengan penjelasan kitab Zinatul Asrar dan
menganjurkan kepada kita agar dalam permohonan kita tersebut disesuaikan dengan
perintah Allah SWT:
Jadikanlah shalat dan sabar sebagai penolongmu.
Kita shalat disertai kesabaran dalam bermohon kehadirat Allah SWT. Demikian, Wa
Allah alam bi al-shawab.[cp]
Tags:
intisari ceramah fadilah salat lail , Tema ceramah fadhilah shalat lail , tausiah malam ke 3
ramadhan , kultum ramadhan hari ke3 , apa isi ceramah dari fadhilah shalat lail , ceramah
ramadhan fadhilah shalat lail , Ceramah Ramadhan Fadilah shalat lail , kultum fadhilah
lail , kultum ramadan harike 3 , ceramah fadhilah shalat lail saat puasa ramadhan

Ceramah Ramadhan Hari Ke-4: Aktualisasi Nilai-Nilai Shalat Sahabat Cerpi pada
kesempatan kali ini CeramahPidato.Com akan share artikel mengenai teks ceramah ramadhan
1435 H/2014 M hari ke tiga. Judulnya adalah Aktualisasi Nilai Nilai Shalat, simaklah:
Salah satu hadiah Rasulullah SAW di dalam perjalan isra dan mirajnya adalah shalat lima
waktu. Hal tersebut diertegas oleh Rasulullah di dalam sebuah hadis shahih yang diriwayatkan,
antara
lain,
al-Iman
Muslim
yang
berbunyi:
Dari Murra, dari Abdullah beliau berkata bahwa ketika rasulullah diisrakan oleh Allah beliau
tertahan (hanya bisa sampai) di Sidratil Muntaha maka (pada saat itu) beliau dianugerahkan 3

hal; shalat lima waktu, ayat-ayat terakhir al-Baqarah, dan ampunan bagi orang yang tidak
mempersekutukan
Allah
dengan
sesuatu.
Di dalam Alquran ditemukan sejumlah ayat yang memerintahkan pelaksanaan shalat . ayat ayat
tersebut pada umumnya diawali dengan kata terambil dari kata yang berarti berdiri, padahal tidak
demikian. Para ulama berbeda pendapat tentang makna asal kata tersebut. Ada yang berpendapat
ia terambil dari kata yang digambarkan tertancapnya tiang sehingga ia tegak lurus dan mantap.
Ada juga yang mengatakan bahwa ia terambil dari kata yang melukiskan pelaksanaan sesuatu
dengan giat dan benar. Betapapun beraneka pendapat tentang asal maknanya, tetapi tidak
ditemukan seorang ulama pun yang memahaminya dalam arti berdiri atau mendirikan. Bahkan,
kitab tafsir yang paling singkat dan sederhana pun, al-jalalin, menjelaskan kata dengan
melaksanakan shalat berdasarkan hak-haknya, yakni dengan khusyuk sesuai syarat, rukun, dan
sunnahnya, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Hanya saja, jika kita mencoba mengkaji istilah khusyuk baik di dalam alquran maupun dalam
hadis-hadis rasullah SAW, tidak dikemukakan penjelesan makna kata tersebut. Bahkan
penjelasan khusyuk di dalam shalat juga tidak ditemukan di dalam kitab-kitab fikih yang telah
ditulis oleh para fuqaha. Padahal, kita tentu sepakat bahwa shalat yang dinilai dan diterima oleh
Allah adalah Shalat yang khusyuk.
Khusyuk sebagai dikemukakan oleh ahli tasawwuf, tidak lain kecuali dzikir di dalam shalat.
Sebab tidak bernilai apa apa kecuali dzikir, seperti firman Allah SWT dalam QS. Thaha 20:14:


Yang Artinya:

Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak) selain Aku, maka sembahlah
Aku dan dirikianlah shalat untuk mengingat aku.
Ayat diatas dengan jelas menyebutkan bahwa tujuan shalat sebenarnya hanyalah untuk
mengingat atau dzikir kepada Allah SWT. Kata Dzikir dari segi bahasa berarti menyebut atau
mengingat. Atas dasar ini, para agamawan memperkenalkan dua macam dzikir, yaitu dengan
lidah / bi al-lisan dan dengan hati / bi al-qalb. Disamping itu, dzikir juga mempunyai dua sisi, sisi
pasif san sisi aktif. Yang pertama berfungsi mengosongkan hati dari segala yang
menggundahkannya, dan yang kedua menghiasi jiwa dengan kehadiran Allah SWT.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa orang yang melaksanakan shalat dengan khusyuk,
yaitu dengan dzikir, interaktualisasi didalam dirinya hati yang tenang, pikiran yang cerah, positif
thingking. Dan berlapang dada. Ingatannya kepada Allah menjadikan ia terhindar dari dengki,
kikir, riya, angkuh dan berkesinambungan. Betapa tidak, bukankah ia hidup bersama allah,
merasa kuat dengan-Nya sambil menyerahkan diri kepada-Nya setelah melakukan segala upaya.
Inilah antara lain kandungan janji Allah dalam QS Al-Rad 13:28:


Yang Artinya:
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan Allah-Lah hati menjadi tenteram.
Hati yang damai, tenteram dan berbagai sifat yang baik tentu akan mencerminkan dalam
kehidupan pribadi seorang mushalli yang khusyuk. Mereka tidak akan melakukan sesuatu
aktifitas yang melanggar syariat karena hatinya selalu berdzikir kepada Allah. Sebaliknya, orang
melaksanakan shalat hanya untuk melepaskan kewajiban dan bukan sebagai kebutuhan rohaniah,
maka nilai shalatnya akan minim dan mungkin bahwa tidak bernilai apa-apa di sisi Allah. Itulah,
antara lain dari diri Allah mengingatkan kepada kita untuk senantiasa menjaga shalat dan jangan
bersifat lalai didalam melaksanakannya. Hal tersebut dipertegas oleh Allah di dalam QS AlMaaun 107:1-5:





Yang Artinya:
Maka kecelakaan bagi orang-orang yang shalat, (Yaitu) orang orang yang lalai dari shalatnya.
Menurut al-Imam al-Qurthubi di dalam tafsirnya al-Jami li Ahkam al-Quran menjelaskan bahwa
yang dimaksud dengan kata sahun lalai adalah:

Tidak ada rasa penyesalan dan rasa takut ketika ia meninggalkan shalat;

Tidak shalat tepat waktu;

Tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya.

Ketiga kriteria yang dikemukakan diatas memang sangat memungkinkan seseorang untuk tidak
khusyuk di dalam shalat . orang yang shalat pada akhir waktu umpamanya, akan selalu terburuburu bagaikan orang dikejar. Itulah sebabnya Rasul SAW menganjurkan untuk shalat pada awal
waktu karena juga akan berpengaruh terhadap penyempurnaan ruku dan sujud seseorang.
Ada dua perintah Allah yang sering disebutkan secara bergandengan, yaitu perintah untuk
menegakkan shalat dan perintah untuk mengeluarkan zakat. Perintah pertama lebih menekankan
hubungan kepada Allah, sedangkan yang kedua lebih menekankan hubungan kepada sesama
manusia. Akan tetapi, tidak berarti kedua perintah tersebut hanya memiliki satu bentuk
hubungan. Shalat tidak berarti jika hasilnya hanya akan melepaskan kewajiban kepada Allah.
Shalat itu dianggap berarti jika dapat berpengaruh di dalam pergaulan kepada sesama manusia.
Ini juga dapat berarti bahwa shalat memiliki dimensi sosial. Seseorang yang melakukan
kedzaliman begitu pula mereka yang tidak peduli kepada orang-orang yang ada disekitar mereka
dapat disebutkan bahwa nilai-nilai shalatnya belum teraktualisasi di dalam kehidupan mereka.
Apa yang digambarkan diatas tampaknya menunjukkan bahwa dzikir di dalam shalat yang
merupakan inti kekhusyukan sangat susah untuk dilakukan. Tetapi hal itu tidak berarti tidak bisa
dilakukan. Olehnya itu, menurut CeramahPidato.Com, untuk mendapatkan kekhusyukan di
dalam shalat, salah satu cara yang harus ditempuh adalah dengan membiasakan diri
melaksanakannya. Mungkin pada awalnya masih susah untuk khusyuk, tetapi jika dilakukan
secara berkelanjutan maka dengan sendirinya akan muncul. Inilah mungkin salah satu rahasia
mengapa Rasullullah SAW menganjurkan kepada orang tua untuk mengajarkan shalat kepada
anak-anaknya sejak dini.
Yang jelas bahwa kita shalat harus dikerjakan sebagai washillah kepada Allah SWT apabila
washillah tersebut terputus maka hubungan kepada Allah menjadi terputus. Apabila hal tersebut
terjadi maka sangat memungkinkan hubungan sosial kepada sesama manusia juga terputus
karena orang seperti ini tidak mendapat hidayah dari Allah SWT. Untuk mendapatkan hidayah
darinya, jalan yang paling ampuh adalah melalui media shalat, karena didalamnya diajarkan
bagaimana memaksimalkan ingatan kepada-Nya. Dan selanjutnya orang yang banyak mengingat
Allah tentu dengan sendirinya selalu terhindar dari perbuatan yang fakhsya dan mungkar, baik
kepada Allah juga kepada sesama manusia, bahkan kepada mahluk Allah yang lain.[cp]

Tags:
aktualisasi nilai-nilai shalat , aktualisasi nilai shalat , aktualisasi nilai-nilai sholat , ceramah
dakwah tentang aktualisasi nilai nilai sholat , ceramah aktualisasi nilai nilai shalat , aktualisasi
nilai nilai shol

Anda mungkin juga menyukai