Anda di halaman 1dari 6

SINUSOIDAL OSILATOR

14.1 Osilator Sinusoidal


Osilator sinusoidal yaitu perangkat elektronik yang menghasilkan osilasi sinusoidal
dari frekuensi yang diinginkan. Osilator tidak menciptakan energi, tetapi hanya bertindak
sebagai konverter energi. Ia menerima energi dc dan mengubahnya menjdai energi ac dengan
frekuensi yang diinginkan. Selain itu ada juga alternator tapi tidak dapat disebut osilator
karena tiga alasan :
1. Alternator adalah perangkat mekanis yang memiliki bagian yang berputar sedangkan
osilator perangkat elektronik yang tidak berputar.
2. Alternator mengubah energi mekanik menjadi energi ac sedangkan osilator mengubah
energi dc menjadi ac.
3. Alternator tidak dapat menghasilkan osilasi frekuensi tinggi sedangkan osilator dapat
menghasilkan osilasi mulai dari beberapa Hz hingga beberapa MHz.
Keuntungan dari osilator elektronik yaitu :
1. Osilator adalah perangkat yang tidak berputar. Akibatnya ada sedikit keausan dan
umur karenanya lebih lama.
2. Karena tidak adanya bagian yang bergerak, pengoperasian osilator cukup senyap.
3. Osilator dapat menghasilkan gelombang dari frekuensi kecil (20 Hz) hingga sangat
tinggi (> 100 MHz).
4. Frekuensi osilator dapat dengan mudah diubah bila diinginkan.
5. Memiliki stabilitas frekuensi yang baik, yaitu frekuensi setelah diatur tetap konstan
untuk jangka waktu yang cukup lama.
6. Memiliki efisiensi yang sangat tinggi.
14.2 Jenis Osilasi Sinusoidal
Osilasi listrik sinusoidal ada dua jenis yaitu osilasi teredam dan osilasi tak teredam.
1. Osilasi teredam
Osilasi teredam yaitu osilasi listrik yang amplitudonya berlangsung menurun dengan
waktu. Osilasi teredam yang dihasilkan mengalami kerugian dan beberapa energi
hilang selama setiap osilasi. Selanjutnya, tidak ada sarana yang disediakan untuk
mengkompensasi kerugian dan akibatnya gelombang amplitudo yang dihasilkan
berkurang secara bertahap. Namun frekuensi osilasi tetap tidak berubah karena
bergantung pada konstanta sistem kelistrikan.
contoh osilasi teredam yang dihailkan tanpa sumber
sinyal eksternal. Dimana daya input ke osilator adalah catu daya dc.

2. Osilasi tidak teredam


Osilasi tidak teredam yaitu osilasi listrik yang amplitudonya tetap dengan waktu.
Meskipun sistem kelistrikan dimana osilasi ini dihasilkan juga mengalami kerugian,
tetapi sekarang jumlah energi yang tepat disuplai untuk mengatasi kerugian tersebut.
Akibatnya, amplitudo gelombang yang dihasilkan tetap konstan.

contoh osilasi tak teredam dimana osilator diperlukan untuk


menghasilkan osilasi listrik yang tidak teredam untuk digunakan dalam berbagai
peralatan elektronik.
14.3 Rangkaian Osilasi
Sirkuit yang menghasilkan osilasi listrik dari frekuensi apa pun yang diinginkan
dikenal sebagai rangkaian osilasi atau sirkuit tangki. Rangkaian osilasi sirkuit terdiri dari
sebuah kapasitor (C) dan kumparan induktansi (I) secara paralel seperti gambar dibawah ini.

Sistem kelistrikan ini dapat menghasilkan osilasi listrik dengan frekuensi yang ditentukan
oleh nilai I dan C. pada gambar (i) diatas pelat atas kapasitor memiliki kekurangan elektron
dan pelat bawah memiliki kelebihan elektron. Oleh karena itu, ada tegangan melintasi
kapasitor dan kapasitor memiliki energi elektrostatik. Pada gambar (ii) saat beralih sd ditutup,
kapasitor akan keluar melalui induktansi dan aliran elektron akan berada dalam arah yang
ditunjukkan oleh panah. Aliran arus ini mengatur medan magnet di sekitar koil. Arus
rangkaian akan maksimum ketika kapasitor benar-benar kosong. Kemudian energi
elektrostatik melintasi kapasitor sepenuhnya diubah menjadi energi medan magnet disekitar
koil. Pada gambar (iii) setelah kapasitor habis, medan magnet akan mulai runtuh dan
menghasilkan kontra ggl. Menurut hukum lenz, ggl counter akan menjaga arus mengalir
dalam arah yang sama. Dimana hasilnya kapasitor sekarang diisi dengan polaritas
berlawanan, membuat pelat atas negatif dan pelat bawah positif. Sedangkan gambar (iv)
setelah bidang yang runtuh mengisi ulang kapasitor, arus akan mengalir ke arah yang
berlawanan.
Bentuk gelombang, jika tidak ada kerugian di sirkuit tangki untuk mengkonsumsi
energi, pertukaran energi antara I dan C akan berlanjut tanpa batas waktu. Selama setiap
siklus, sebagian kecil dari energi yang diberikan awalnya digunakan untuk mengatasi
kehilangan. Hasilnya amplitudo arus osilasi berkurang secara bertahap dan akhirnya menjadi
nol ketika semua energi dikonsumsi sebagai kerugian. Oleh karena itu, rangkaian tangki akan
menghasilkan osilasi teredam.
Frekuensi osilasi dalam rangkaian tangki ditentukan oleh konstanta rangkaian yaitu I
dan C. frekuensi osilasi sebenarnya adalah frekuensi resonansi (frekuensi alami) dari
rangkaian tangki yaitu :
1
f r=
2 π √ LC
Jelas bahwa frekuensi osilasi dalam rangkaian tangki berbanding terbalik dengan L dan C.
jika kapasitor yang digunakan besar, akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
mengisi penuh dan juga lebih lama untuk mengosongkan. Dengan nilai induktansi yang
besar, oposisi terhadap perubahan aliran arus lebih besar dan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan siklus akan lebih lama. Oleh karena itu, semakin besar nilai induktansi,
semakin panjang periode atau semakin rendah frekuensi osilasi dalam rangkaian tangki.

14.4 Osilasi Tak Teredam dari Rangkaian Tangki


Pada pembahasan diatas, rangkaian tangki menghasilkan osilasi teredam. Tapi, dalam
praktiknya kita membutuhkan osilasi redaman yang terus menerus untuk keberhasilan
pengoperasian peralatan elektronik. Untuk membuat osilasi di sirkuit tangki tidak teredam,
diperlukan untuk memasok jumlah energi yang benar ke sirkuit tangki pada interval waktu
yang tepat untuk memenuhi kerugian. Jika energi yang diterapkan adalah polaritas yang
berlawanan, maka akan menentang energi di sirkuit tangki, yang menyebabkan penghentian
osilasi. Oleh karena itu, agar osilasi pada rangkaian tangki tidak teredam, syarat-syarat yang
harus dipenuhi diantaranya :
1. Jumlah energi yang dipasok harus sedemikian rupa sehingga memenuhi kerugian di
sirkuit tangki dan energi ac dihilangkan dari rangkaian oleh beban.
2. Energi yang diterapkan harus memiliki frekuensi yang sama dengan frekuensi osilasi
di sirkuit tangki.
3. Energi yang diterapkan harus se fase dengan osilasi yang di atur di sirkuit tangki.
Jika syarat tersebut terpenuhi, rangkaian akan menghasilkan keluaran tak teredam secara
kontinyu seperti pada gambar.
14.5 Penguat Umpan Balik Positif – Osilator
Penguat transistor dengan sesuai umpan balik positif dapat bertindak sebagai osilator
yaitu, dapat menghasilkan osilasi tanpa sumber sinyal eksternal. Penguat umpan balik positif
adalah salah satu yang menghasilkan tegangan umpan balik (V) sedang dalam fase dengan
sinyal input asli. Seperti pada gambar 14.5

Pergeseran 180o dihasilkan oleh amplifier dan pergeseran fasa lebih lanjut sebesar 180 o
diperkenalkan oleh jaringan umpan balik. Akibatnya, sinyal digeser 360o dan diumpankan ke
input yaitu tegangan umpan balik sefase dengan sinyal masukan. Dan sirkuit yang
ditunjukkan gambar diatas menghasilkan osilasi hubungan dalam output.
Sedangkan ketika kita membuka saklar S, kita mendapatkan bahwa sinyal masukan (V in)
dihapus. Namun, Vf (yang sefase dengan sinyal asli) masih diterapkan pada sinyak input.
Amplifie akan merespon sinyal ini dengan cara yang sama seperti sebelumnya V in yaitu Vf
akan diperkuat dan dikirim ke output. Jaringan umpan balik mengirimkan sebagian dari
output kembali ke input. Oleh karena itu, penguat menerima siklus masukan dan siklus
keluaran lain. Proses ini akan berlanjut selama amplifier dihidupkan. Oleh karena itu,
amplifier akan menghasilkan output sinusoidal tanpa sumber sinyal eksternal. Poin-poin yang
dapat dicatat :
a) penguat transistor dengan tepat positif umpan balik akan bekerja sebagai osilator.
b) Sirkuit hanya membutuhkan sinyal pemicu cepat untuk memulai osilasi.
c) Untuk mendapatkan output tanpa redaman yang kontinyu sari rangkaian, kondisi
berikut harus terpenuhi
mv A v =1

14.6 Esensi Osilator Transistor


Gambar diatas menunjukkan diagram blok osilator. Komponen esensialnya adalah :
a) Terdiri dari kumparan induktansi (L) dihubungkan paralel dengan kapasitor (C).
frekuensi osilasi dalam rangkaian tergantung pada nilai induktansi kumparan dan
kapasistansi kapasitor.
b) Penguat transistor menerima daya dc dari baterai dan mengubahnya menjadi daya ac
untuk memasok ke sirkuit tangki. Osilasi yang terjadi pada rangkaian tangki
diterapkan pada input penguat transistor.
c) Sirkuit umpan balik memasok sebagian energi kolektor ke sirkuit tangki.

14.7 Penjelasan Kriteria Barkhausen


Kriteria Barkhausen menyatakan bahwa untuk menghasilkan osilasi tak teredam yang
kontinyu pada keluaran penguat, umpan balik positif harus sedemikian rupa sehingga :
mv A v =1

Setelah kondisi ini diatur dalam penguat umpan balik positif, osilasi tak teredam terus
menerus dapat diperoleh pada output segera setelah menyambungkan catu daya yang
diperlukan.
(i) Penjelasan matematis. Gain tegangan dari penguat umpan balik positif diberikan
oleh :
Av
A vf =
1−m v A v

Jika mv A v =1 maka A vf → ∞

(ii) Penjelasan grafis. Kondisi mvAv=1 secara grafis. Penguat tegangan dari penguat
tanpa umpan balik positif adalah 100. Agar menghasilkan kontinyu osilasi tak
teredam mv A v =1 atau mv x 100=1 atau mv =0,01. Hal ini diilustrasikan seperti
gambar dibawah.
Misalkan tegangan pemicu awal adalah puncak 0,1 V. dimulai dengan nilai ini,
sirkuit ( A v =100 ; mv =0,01 ¿ akan berkembang sebagai berikut :

Hal yang sama akan berulang untuk siklus ke-3, ke-4 dan seterusnya. Perhatikan
bahwa selama setiap siklus V f =0,1 Vpk danV out =10 Vpk .

Anda mungkin juga menyukai