Serial
Serial
Ramadhan
Ramadhan
6
3
Abu Aniisah Syahrul Fatwa, Lc., MA.
Serial
Ramadhan
6
Judul Buku
Pelajaran Aqidah
di Bulan Ramadhan
Penulis
Abu Aniisah Syahrul Fatwa, Lc., MA.
Ukuran Buku
10,5 cm x 14,5 cm (19 halaman)
Penerbit
Pustaka
ii
Serial
Ramadhan
6
Mutiara Pelajaran
Aqidah di Bulan
Ramadhan
Bulan Ramadhan menyimpan mutiara pelaja
ran aqidah yang sangat banyak, diantaranya;
1. Ikhlas
Ikhlas merupakan pondasi pertama diterima
nya suatu amalam ibadah seorang hamba. Dalam
ibadah puasa secara khusus Nabi n telah ber
sabda:
1
َّ َ َ َُ ه ْ ً ْ َ
ام َر َم َضان ِإي َمانا َواح ِت َسابًا غ ِف َر ُل َما تقد َم
َ َم ْن َص
َْ
ِم ْن ذن ِب ِه
“Barangsiapa yang puasa di bulan Ramadhan
karena keimanan dan mengharap pahala Allah,
maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.”1
Demikian pula setiap amalan ibadah kita, ma
rilah kita ikhlaskan murni hanya untuk Allah se
mata sehingga kita tidak mengharapkan selain
Allah w. Ingatlah bahwa sebesar apapun ibadah
yang kita lakukan tetapi bila tidak ikhlas meng
harapkan wajah Allah maka sia-sia belaka tiada
berguna.
2
merekamalah dicampakkan ke neraka?! Karena
mereka kehilangan keikhlasan dalam beramal.
2. Mutaba’ah
Mengikuti sunnah merupakan pondasi kedua
untuk diterimanya suatu ibadah. Betapa ikhlas
nya kita dalam beribadah tetapi kalau tidak se
suai dengan sunnah Nabi maka tertolak dan ti
dak diterima.
3
Demikian pula dalam setiap ibadah lainnya,
marilah kita berusaha untuk meniru agar sesuai
dengan tuntunan Rasulullah n agar amal kita ti
dak sia-sia belaka.
3. Taat Pemimpin
Ramadhan mengajarkan kita untuk taat kepa
da pemimpin. Karena taat kepada pemimpin akan
menguatkan persatuan kaum muslimin. Bersatu
dan tidak berpecah belah merupakan suatu prin
sip yang diajarkan Islam dalam banyak Al-Qur’an
dan hadits.
4
Hubungannya dengan puasa, Nabi n bersabda:
5
a. Puasa dan kesabaran
Puasa adalah jihad melawan hawa nafsu dan
melatih kesabaran. Dalam puasa terdapat tiga
macam kesabaran;
1. Sabar dalam ketaatan
2. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan
3. Sabar menerima takdir.
Alangkah bagusnya yang diucapkan oleh imam
Ibnu Rajab v tatkala berkata; “Sabar itu ada tiga
macam; sabar dalam mengerjakan ketaatan ke
pada Allah, sabar dalam meninggalkan larangan
Allah dan sabar dalam menerima takdir Allah
yang menyakitkan. Semua jenis sabar ini terkum
pul dalam ibadah puasa. Karena dalam puasa ter
dapat sabar dalam mengerjakan ketaatan kepada
Allah, sabar dalam meninggalkan apa yang Allah
haramkan dari kelezatan syahwat, dan sabar un
tuk menerima apa yang dia dapat berupa rasa
sakit dengan kelaparan dan haus, lemasnya badan
dan jiwa”.4
6
b. Peristiwa lailatul Qadr
Malam tersebut adalah malam penetapan dan
pengaturan Allah w bagi perjalanan hidup ma
nusia selama setahun. Makna Al-Qadr seperti ini
dikuatkan dalam ayat lain yang berbunyi:
ﮋ ﭖ ﭗ ﭘ ﭙ ﭚﭛ ﭜ ﭝ ﭞ ﭟ ﭠ
ﭡ ﭢ ﭣ ﭤ ﭥ ﭦ ﭧ ﭨﭩ ﭪ ﭫ ﭬ
ﭭ ﭮ ﭯ ﭰﭱ ﭲ ﭳ ﭴ ﭵ ﭶ ﮊ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu
malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-
lah yang memberi peringatan. Pada malam itu
dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah
(yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesu
ngguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-ra-
sul, sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya
Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Menge-
tahui.” (QS. ad-Dukhan: 3-6).
Imam Qotadah v berkata: “Pada malam ini
7
dijelaskan segala perkara dalam setahun”.5
8
ﮋﮘﮙﮚﮛﮜﮝﮞ
ﮟ ﮠ ﮡ ﮢ ﮣﮤ ﮥ ﮦ ﮧ
ﮨ ﮩﮪ ﮊ
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya ditu-
runkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk
bagi manusia dan penjelasan-penjelasan menge-
nai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di an-
tara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya)
di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada
bulan itu.” (QS. al-Baqarah: 185).
Sangat jelas sekali bahwa yang menurunkan
al-Qur’an adalah Allah w, dan yang namanya
menurunkan dari atas ke bawah!! Ini dalil yang
sangat gamblang bahwa Allah w berada di atas
sesuai dengan keagungannya.
9
diselipkan diantara ayat-ayat yang berbicara ten
tang puasa Ramadhan. Allah w berfirman:
ﮋ ﯩ ﯪ ﯫ ﯬ ﯭ ﯮﯯ ﯰ
ﯱ ﯲ ﯳ ﯴﯵ ﯶ ﯷ ﯸ ﯹ
ﯺﯻﯼﮊ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepa
damu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya
aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-
Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (se-
gala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam ke-
benaran.” (QS. al-Baqarah: 186).
Rasulullah n bersabda;
ٌ ْ َ ْ َ ِّ ُيَ َ ل ِّ ُُ َ َ َ ل َّ
اء ىِف ك يَ ْومٍ َولْل ٍة ِلك عبْ ٍد ِمن ُه ْم دع َوة ل عتق ِ ِِإن هل
ٌ َ َ ْ ُ
جابَة مست
“Sesungguhnya Allah mempunyai orang-orang
yang akan dibebaskan (dari neraka) setiap hari
10
dan malam. Setiap hamba dari mereka punya
do’a yang mustajab.”7
Al-Hafizh Ibnu Hajar v berkata: “Yaitu pada
bulan Ramadhan”.8 Ini merupakan keutamaan
yang besar bagi bulan Ramadhan dan orang yang
berpuasa, menunjukkan keutamaan do’a dan
orang yang berdo’a.9
11
di atas Arsy, dan Arsy di atas langit. Seandainya
Allah tidak di atas Arsy, tentu mereka tidak akan
mengangkat tangannya ke arah Arsy.10
ﮋﭣﭤﭥﭦ ﭧﭨﭩﭪ
ﭫﭬﭭﭮﭯﭰﭱﮊ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu ber-
taqwa.” (QS. al-Baqarah: 183).
Taqwa artinya takut kepada Allah w dengan
menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi
semua larangan-Nya sesuai dengan sunnah Ra
sulullah n. Oleh karenanya, marilah kita korek
si dan bertanya pada hati kita masing-masing?!
10 Al-Ibanah hlm.69
12
S udahkah kita meraih tujuan puasa ini?! Sudah
kan kita memetik buah ketaqwaan ini?! Ataukah
kita puasa hanya sekedar rutinitas saja?!.
13
َّ
ُ ْالشيَاط ن ِّ
ي ِ َو ُصف َد ِت
Dari Abu Hurairah a bahwasanya Rasulullah n
bersabda: “Apabila Ramadhan11 telah tiba, maka
dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu
neraka dan dibelenggu para Setan12.
Al-Hafizh al-Baihaqi v berkata: “Maksud ha
dits ini bahwa setan tidak bisa bebas pada bu
lan Ramadhan dalam mengganggu manusia se
bebas di bulan-bulan lainnya, karena mayoritas
kaum muslimin sibuk dengan puasa, membaca
Al-Qur’an dan ibadah-ibadah lainnya yang dapat
11 Hadits ini salah satu dalil diantara dalil-dalil yang banyak sekali
tentang bolehnya menyebut Ramadhan tanpa diringi dengan
“bulan Ramadhan”. Inilah pendapat yang benar dalam masalah
ini, karena melarangnya harus berdasarkan dalil, sedangkan
hadits yang melarangnya “janganlah kalian mengatakan Rama
dhan karena itu adalah salah satu nama Allah, tetapi katakanlah
bulan Ramadhan” adalah hadits yang tidak shahih. (Lihat Al-Ma-
jmu’ 6/248, Tahdzibul Asma’ wa Lughot 3/127 oleh an-Nawawi,
Al-Inshof 3/369 oleh al-Mardawih, Syarh Umdah 1/34 oleh Ibnu
Taimiyyah, Al-I’lam bi Fawaid Umdatil Ahkam 5/159 oleh Ibnul
Mulaqqin).
12 HR. Muslim no. 1079
14
mengerem syahwat mereka”13.
15
Adapun orang yang tidak berpuasa tetapi
mengakui kewajibannya maka dia berdosa besar
namun tidak kafir.
Rasulullah n bersabda;
16
puasa sebelum waktunya”.16
Hadits ini adalah dalil yang sangat jelas akan
besarnya dosa orang yang berbuka puasa Rama
dhan secara sengaja tanpa udzur. Bahkan hadits
ini menunjukkan berbuka puasa tanpa udzur ter
masuk dosa besar.
Wallahu A’lam.
17