Anda di halaman 1dari 5

KHUTBAH

Khutbah Jumat: Nisfu Sya’ban, Momen


Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Ibadah
Muhammad Faizin  Kamis, 2 Maret 2023 | 12:00 WIB

Materi khutbah kali ini mengangkat tema tentang Nisfu Sya’ban yang menjadi bagian spesial
dari bulan kedelapan kalender hijriyah. Keistimewaan pada Nisfu Sya’ban bisa kita jadikan
momentum untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah yang menjadi media hubungan
kita dengan Allah swt. Penguatan hubungan ini menjadi penting untuk senantiasa
menyadarkan kita bahwa misi utama manusia di dunia adalah beribadah kepada Allah.

Khutbah Jumat ini berjudul: “Khutbah Jumat: Nisfu Sya’ban, Momentum Peningkatan Kualitas
dan Kuantitas Ibadah.” Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print
berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
(Redaksi)

Khutbah I
. ‫ َوَعٰلى ٰاِلِه َوَأ ْص َحاِبِه اْلِكَراِم‬. ‫ َوالَّص َلاُة َوالَّس َلاُم َعٰلى َس ِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َخْيِر اْلَأ َناِم‬. ‫َاْل َحْمُد ِللِه اَّلِذْي َأ ْنَعَمَنا ِبِنْعَمِة اْلِاْيَماِن َواْلِاْس َلاِم‬
‫َأ ْشَهُد َاْن َلا ِاٰلَه َّلِا ا اللُه اْلَمِلُك اْلُقُّد ْوُس الَّس َلاُم َوَأ ْشَهُد َاَّن َسِّيَدَنا َوَحِبْيَبَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه َصاِحُب الَّش َرِف َواْلِإ ْحِتَرام‬

‫ َوَأ ْولَاُكْم ِمَن‬، ‫ َواْش ُكُرْوُه َعَلى َما َهَداُكْم ِللِإ ْس لَاِم‬,‫ْوُت َّلِا ا َوَأ ْنُتْم ُمْس ِلُمْوَن‬
‫ ِاَّت ُقوا الّٰلَه َحَّق ُتَقاِتِه َوَلا َتُم َّن‬,‫ َفَياَأ ُّي َها اْلُمْؤِمُنْوَن‬:‫َأ َّم ا َبْعُد‬

‫ َلا‬.‫ ُقْل ِاَّن َصَلاِتْي َوُنُسِكْي َوَمْحَياَي َوَمَماِتْي ِلّٰلِه َرِّب اْلٰعَلِمْيَۙن‬: ‫ َقاَل َتَعاَلى‬. ‫ َوَجَعَلُكْم ِمْن ُأ َّم ِة َذِوى ْالَأ ْرَحاِم‬، ‫اْلَفْض ِل َوالِإ ْنَعاِم‬

‫ َصَدَق اللُه اْلَعِظْيِم‬.‫َشِرْيَك َلۚٗه َوِبٰذِلَك ُاِمْر ُت َوَاَن۠ا َاَّو ُل اْلُمْس ِلِمْيَن‬

Jamaah Jumat rahimakumullah

Baca Juga:
Menyambut Malam Nishfu Syaban
Mengawali khutbah ini, khatib mengajak kepada jamaah untuk senantiasa memperkuat dua hal
yakni rasa syukur dan takwa kepada Allah swt. Syukur perlu kita perkuat karena sudah banyak
nikmat yang dikaruniakan Allah kepada kita, sampai-sampai kita tidak sanggup untuk
menghitungnya. Syukur menjadi bentuk nyata kita tahu diri dan tahun berterima kasih kita
BARU BARU BARU
kepada Allah sekaligus menyadari bahwa kita adalah seorang makhluk yang diciptakan oleh
Sang khalik Allah swt. Kita harus menyadari bahwa kita adalah makhluk lemah dan bukan
siapa-siapa tanpa pertolongan dan perlindungan Allah swt. Yang menjadikan kita siapa-siapa
dan memiliki status kemuliaan lebih dari yang lain di sisi Allah adalah ketakwaan kita.

Oleh sebab itu kita harus terus berpacu meningkatkan dan menguatkan ketakwaan kepada
Allah dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan
takwa, kita dapat memperbaiki hubungan dengan Allah swt dan juga dengan sesama manusia.
Takwa adalah kunci untuk mendapatkan ampunan Allah dan juga surga yang luasnya seluas
langit dan bumi. Takwa mampu menjadi pemicu peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah
kita sebagai tugas utama kita di dunia ini.

‫َوَما َخَلْقُت اْل ِجَّن َواْلِاْنَس َّلِا ا ِلَيْعُبُدْوِن‬

Baca Juga:
Kontroversi Seputar Kesunnahan Shalat Malam Nisfu Syaban

Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (QS
Ad-Dzariyat: 56)

Upaya peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah dilakukan bisa dilakukan maksimal dengan
memanfaatkan momentum-momentum istimewa yang ada di setiap waktu dalam perjalanan
hidup kita. Di antaranya adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu spesial dan penuh
keberkahan seperti yang ada pada bulan Sya’ban ini yakni Nisfu Sya’ban.

Oleh karena itu, jamaah Jumat rahimakumullah,

Pada kesempatan khutbah kali ini, khatib mengajak kita semua untuk menjadikan Nisfu
Sya’ban sebagai momentum peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah karena Nisfu Sya’ban
adalah waktu yang istimewa. Keistimewaan ini banyak disebutkan dalam hadits Rasulullah saw
di antaranya dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah:

‫ ِإَف َّن اللَه َتَباَرَك َوَتَعاَلى َيْنِزُل ِفيَها ِلُغُروِب الَّش ْمِس ِإ َلى الَّس َماء‬،‫ِإ َذا َكاَنْت َلْيَلُة الِّنْص ِف ِمْن َشْعَباَن َفُقوُموا َلْيَلَها َوُصوُموا َيْوَمَها‬

‫ َأ َلا َكَذا َأ َلا َكَذا َحَّت ى‬،‫ َأ َلا ِمْن ُمْبَتَلى َفُأ َعاِفَيُه‬،‫ َأ َلا ِمْن ُمْس َتْرِزٍق َفَأ ْرُزَقُه‬،‫ َأ َلا ِمْن ُمْس َتْغِفٍر َفَأ ْغِفَر َلُه‬:‫ َفَيُقوُل‬،‫الُّد ْنَيا‬
‫َيَّط ِلَع اْلَفْج َر‬

Artinya: "Ketika malam Nisfu Sya'ban tiba, maka beribadahlah di malam harinya dan puasalah
di siang harinya. Sebab, sungguh (rahmat) Allah turun ke langit dunia saat tenggelamnya
matahari. Kemudian Dia berfirman, 'Ingatlah orang yang memohon ampunan kepada-Ku maka
Aku ampuni, ingatlah orang yang meminta rezeki kepada-Ku maka Aku beri rezeki, ingatlah
orang yang meminta kesehatan kepada-Ku maka Aku beri kesehatan, ingatlah begini, ingatlah
begini, hingga fajar tiba.'” 

Hadits ini menjadi contoh nyata dari Rasulullah saw bagi umat Islam untuk menguatkan
hubungan dengan Allah melalui ibadah di malam dan siang hari pada Nisfu Sya’ban. Sebagai
umatnya, tentu menjadi kewajiban untuk meneladani dan menjalankan segala sunah yang telah
dilakukan oleh Nabi. Bukan hanya dari segi jumlah ibadah yang dilakukan, namun juga
penting untuk menjaga kualitas dari ibadah yang dilakukan.

Untuk menjadikan ibadah kita berkualitas dan berkuantitas khususnya pada bulan Sya’ban ini,
ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan. Di antaranya adalah dengan meningkatkan
kesadaran dan kecintaan terhadap Allah swt. Jika kita bisa tanamkan ini dalam hati kita, maka
kita akan menyadari bahwa menjalankan amal ibadah bukanlah sekadar menggugurkan
kewajiban. Namun lebih dari itu menjadi sebuah kebutuhan. Dengan rasa cinta ini, maka dalam
menjalankan ibadah, kita bisa melakukannya dengan tulus dan ikhlas karena Allah. Hal ini
selaras dengan sebuah ayat Al-Qur’an surat Al-An’am 162 dan 163:

‫ َلا َشِرْيَك َلۚٗه َوِبٰذِلَك ُاِمْر ُت َوَاَن۠ا َاَّو ُل اْلُمْس ِلِمْيَن‬.‫ُقْل ِاَّن َصَلاِتْي َوُنُسِكْي َوَمْحَياَي َوَمَماِتْي ِلّٰلِه َرِّب اْلٰعَلِمْيَۙن‬

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan


matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Itulah yang
diperintahkan kepadaku. Aku adalah orang yang pertama dalam kelompok orang muslim.”

Jamaah Jumat rahimakumullah


Nisfu Sya’ban juga bisa kita gunakan untuk memperdalam pemahaman dan pengetahuan
tentang agama yang pada muaranya akan menghasilkan ibadah yang berkualitas. Selain mampu
menjadikan ibadah berkualitas, dengan ilmu yang dihasilkan dari memperdalam pemahaman
juga akan mengangkat derajat kita. Tentu akan berbeda kualitas ahli ibadah yang berilmu
dengan ahli ibadah yang tak berilmu. Sampai-sampai Rasulullah menggambarkan bahwa orang
yang suka mencari ilmu dibandingkan dengan yang ahli beribadah adalah seperti keutamaan
bulan di malam purnama atas semua bintang-bintang lainnya.

Hal ini tersebut dalam hadits riwayat Imam Tirmidzi:

‫وقال صلى الله عليه وسلم َفْض ُل الَعاِلِم َعلَى الَعاِبِد َكَفْض ِل الَقَمِر َلْيَلَة الَبْدِر َعلَى َساِئِر الَكَواِكِب‬

Artinya: Rasulullah saw bersabda: "Keutamaan orang yang berilmu (yang mengamalkan
ilmunya) atas orang yang ahli ibadah adalah seperti utamanya bulan di malam purnama atas
semua bintang-bintang lainnya." 
Selain asupan rohani berupa ilmu dan dan mempersiapkan mental kita, momentum Nisfu
Sya’ban juga bisa kita jadikan sarana untuk mempersiapkan fisik untuk menghadapi bulan
Ramadhan. Kita harus memastikan kesehatan fisik benar-benar prima untuk memastikan
ibadah dapat dilakukan dengan maksimal pula di bulan suci Ramadhan.

Bulan Sya’ban dalam bahasa Arab berasal dari kata syi’ab yang artinya jalan di atas gunung.
Makna ini menggambarkan bagaimana kita menyiapkan fisik kita untuk mendaki jalan terjal
menuju Ramadhan. Tentunya butuh latihan dan persiapan fisik serta mental yang kuat jika kita
ingin sampai pada puncak Ramadhan. Latihan fisik bisa kita lakukan dengan mulai melatih diri
berpuasa di bulan Sya’ban untuk membiasakan diri sehingga nantinya pada bulan Ramadhan
kita sudah terbiasa berpuasa selama 1 bulan penuh.

Jamaah Jumat rahimakumullah


Dari semua itu, penting pula untuk menata niat kita dengan baik dalam menjalankan semua
ibadah ini. Niat menjadi fondasi awal yang akan menentukan kualitas ibadah yang kita
lakukan. Sebanyak apapun ibadah yang dilakukan, jika memiliki niat yang salah seperti karena
harapan kepada manusia, maka semua itu akan sia-sia. Semua ibadah harus lillahi ta’ala (karena
Allah swt). 

Diibaratkan, ibadah yang kita lakukan adalah angka 0 (nol). Sebanyak apapun angka 0 (nol)
berderet tetap tidak ada nilainya jika tidak ada angka selain 0 (nol) di depan deretan itu. Angka
0 (nol) yang ada akan bernilai ketika angka 1 kita letakkan di depan deretan 0 (nol). Jadi,
ibadah kita akan bernilai dan bermakna jika semua itu kita awali dengan niat yang baik dan
benar.

Jamaah Jumat rahimakumullah


Semoga pada momentum Sya’ban ini kita akan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas
ibadah dan semoga ibadah kita akan diterima oleh Allah swt. 

‫ َوَتَسَّل ْمُه ِمِّني ُمَتَقَّب ًلا‬،‫ َوَسِّلْم َرَمَضاَن ِلي‬،‫أللهَّم َس ِّلْمِني ِلَرَمَضاَن‬ 

Artinya, "Ya Allah, sampaikan aku kepada bulan Ramadhan dengan selamat. Sampaikanlah
Ramadhan kepadaku dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan. Amin."

‫َباَرَك اللُه ِلْي َوَلُكْم ِفي اْلُقْرٰاِن اْلَعِظْيِم َوَنَفَعِني َوِاَّي اُكْم ِبَما ِفْيِه ِمَن اْلٰاَياِت َوالِّذْكِر اْل َحِكْيِم َوَتَقَّب َل ِمِّنْي َوِمْنُكْم ِتَلاَوَتُه َّنِا ُه ُهَو‬
‫ َوَأ ْس َتْغِفُر اللَه اْلَعِظْيَم ِلْي َوَلُكْم َوِلَساِئِر اْلُمْس ِلِمْيَن َواْلُمْس ِلَماِت َفَيا َفْوَز اْلُمْس َتْغِفِر ْيَن َوَيا َن َجاَة الَّت اِئِبْين‬.‫الَّس ِمْيُع اْلَعِلْيُم‬
‫‪Khutbah II‬‬
‫اْل َحْمُد ِلّٰلِه اْلَاَحِد الَّص َمِد اَّلِذْي َلْم َيِلْد َوَلْم ُيْوَلْد َوَلْم َيُكْن َلُه ُكُفًوا َأ َحٌد‪َ .‬أ ْشَهُد َأ ْن َلا ِإ ٰلَه َّلِا ا الّٰلُه اَّلِذْي َأ َمَرَنا ِباْلِإ ِّت َحاِد‪.‬‬
‫َوَأ ْشَهُد َأ َّن ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه اَّلِذْي َدَعاَنا ِب ُحِّب اْلِبَلاِد‪ .‬الَّص َلاُة َوالَّس َلاُم َعَلى َس ِّيِدَنا َوَحِبْيِبَنا َوَش ِفْيِعَنا َوَمْوَلاَنا ُم َّمَح ٍد اَّلِذْي‬

‫َأ ْرَسَل ِلْلَعاَلِمْيَن ِاَلى َيْوِم اْلَمَعاِد‬

‫ِا‬
‫َأ َّم ا َبْعُد‪َ .‬فَياَأ ُّي َها الَّن اُس ُأ ْوِصْيُكْم َوَنْفِسْي ِبَتْقَوى الٰلِه َفَقْد َفاَز اْلُمَّت ُقْوَن‪َ .‬فَقاَل الٰلُه َتَعاَلى َّن الٰلَه َو َمَلاِئَكَتُه ُيَص ُّل ْوَن َعَلى الَّن ِبِّي‬
‫ٰيَأ ُّي َها اَّلِذْيَن ٰأَمُنْوا َص ُّل ْوا َعَلْيِه َو َس ِّلُمْوا َتْس ِلْيًما‬

‫لَاّٰلُهَّم َص ِّل َوَسِّلْم َعٰلى َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َو َعٰلى ٰأِل َس ِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َك َما َص َّل ْيَت َعٰلى َس ِّيِدَنا ِاْبَراِهْيَم َوَباِرْك َعٰلى َس ِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َوَعٰلى ٰاِل‬
‫َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َك َما َباَرْك َت َعٰلى َس ِّيِدَنا ِاْبَراِهْيَم َوَعٰلى ٰاِل َس ِّيِدَنا ِاْبَراِهْيَم ْفي اْلَعاَلِمْيَن َّنِا َك َحِمْيٌد َمِجْيٌد‬

‫لَاّٰلُهَّم َواْرَض َعِن اْل ُخَلَفاِء الَّر اِشِدْيَن‪َ .‬وَعْن َاْص َحاِب َنِبِّيَك َاْج َمِعْيَن‪َ .‬والَّت اِبِعْبَن َوَتاِبِع الَّت اِبِعْيَن َو َتاِبِعِهْم ِاٰلى َيْوِم الِّدْيِن‪ .‬لَاّٰلُهَّم‬

‫اْغِفْر ِلْلُمْس ِلِمْيَن َواْلُمْس ِلَماِت َواْلُمْؤِمِنْيَن َواْلُمْؤِمَناِت لَاّٰلُهَّم اْدَفْع َعَّن ا اْلَغَلاَء َواْلَوَباَء َوالَّط اُعْوَن َواْلَاْمَراَض َواْلِفَتَن َما َلا َيْدَفُعُه‬
‫َغْيُرَك َعْن َبَلِدَنا ٰهَذا ِاْنُدْوِنْيِس َّي ا َخاَّص ًة َوَعْن َساِئِر ِبَلاِد اْلُمْس ِلِمْيَن َعاَّم ًة َيا َرَّب اْلَعاَلِمْيَن‪َ .‬رَّب َنا ٰاِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َحَسَنًة َو ِفي اْلٰاِخَرِة‬
‫َحَسَنًة َو ِقَنا َعَذاَب الَّن اِر‬

‫ِعَباَد الٰلِه ِاَّن الٰلَه َيْأ ُمُر ِباْلَعْدِل َواْلِاْح َساِن َوَيْنَه ى َعِن اْلَفْح َشاِء َواْلُمْنَكِر‪َ .‬يِعُظُكْم َلَعَّل ُكْم َتَذَّك ُرْوَن‪َ .‬فاْذُكُروا الٰلَه اْلَعِظْيَم َيْذُكْرُكْم‪.‬‬
‫َو اْش ُكُرْوُه َعٰلى ِنَعِمِه َيِزْدُكْم‪َ .‬وَلِذْكُر الٰلِه َاْك َبُر‬

‫‪H Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung‬‬

‫‪TAGS:‬‬ ‫‪khutbah‬‬ ‫‪khutbah jumat‬‬ ‫‪Nisfu Sya'ban‬‬ ‫‪Sya'ban‬‬

Anda mungkin juga menyukai