Anda di halaman 1dari 28

Edisi 1151

Tahun XXIV/2022 1 Sya’ban 1443 H / 4 Maret 2022 M

SUBSTANSI IBADAH SHALAT


DALAM MEMBENTUK
KARAKTER PRIBADI MUSLIM

Diterbitkan oleh :
Bidang Penyelenggara Peribadatan
Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI)
Telp : 021-3868347
081586767837 / 081314124444
Agenda Shalat Jum’at Masjid Istiqlal
Tanggal 1 Sya’ban 1443 H / 4 Maret 2022 M

Waktu Adzan : 12.08 WIB


Khatib : Dr. KH. Syamsul Ma’arif, MA
Imam I : H.A. Rofi’uddin Mahfudz, M.Ag
Imam II : H. Ahmad Muzakkir Abdurrahman, Lc
Muadzin I : Qadarasmadi Rasyid, S.Hum
Muadzin II : H. Saiful Anwar, S.Pd.I
Qori : H. Saiful Anwar, S.Pd.I
(Maqro : QS. Al-Baqarah ayat 240 - 242)

Disiarkan Langsung :
TELEVISI REPUBLIK INDONESIA (TVRI) Nasional
YOUTUBE MASJID ISTIQLAL TV
IBADAH SHALAT JUMAT DILAKSANAKAN TERBATAS
DENGAN KETENTUAN PPKM LEVEL II

Daftar Isi
nPengantar Redaksi - 1 nKhutbah Jum’at - 2 nHikmah - 10
nGoresan Imam Besar - 13 nKajian Zhuhur Pilihan - 15
nPelayanan Bimbingan Ikrar Syahadat dan UPZ BAZNAS
Istiqlal - 20 nPelayanan Masjid Istiqlal - 21 nJadwal Narasumber
Kajian Dialog Zhuhur - 22 nShalat Ghaib - 23 nJadwal Waktu
Shalat - 24 nPelaksana Penerbitan Mimbar Jum’at - 24

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah bersabda :


Artinya : “Apabila engkau berkata pada temanmu “diamlah”
sewaktu imam (khatib) berkhutbah, maka engkau telah lalai
(telah sia-sialah pahala Jum’atnya)” (HR. Bukhari dan Muslim).

Mohon tidak dibaca ketika Khutbah berlangsung


PENGANTAR REDAKSI

Bismillahirrahmanirrahim, Al-hamdulillahi Rabbil ‘Alamin


was Shalatu was Salamu ‘ala Asyrafil Anbiyai wal Mursalin
wa ‘ala Alihi wa Shahbihi Ajma’in.
Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan nikmat-Nya
yang tidak pernah berhenti. Shalawat dan salam selalu tercurah
kepada junjungan kita, baginda Nabi Besar Muhammad SAW,
seluruh keluarga, serta para sahabat-sahabatnya.
Pembaca Mimbat Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Khutbah Jum’at pada edisi kali ini, mengangkat tema “Substansi
Ibadah Shalat dalam Membentuk Karakter Pribadi Muslim”,
yang disampaikan oleh Dr. KH. Samsul Ma’arif, MA (Ketua PWNU
DKI Jakarta) beliau menjelaskan, diantaranya: Kegiatan shalat itu
disebut dalam al-Qur’an bukan dengan kalimat “mengerjakan
shalat” melainkan “menegakkan shalat”, menegakkan shalat ialah
mengerjakan shalat dengan sebenar-benarnya dan menepati
atau memenuhi konsekuensi-konsekuensinya sebagai orang
yang shalat; Shalat harus menghasilkan pernyataan baik kepada
sesama manusia dengan menyampaikan do’a keselamatan; Shalat
harus menghasilkan budi pekerti luhur.
Dalam kolom Hikmah Ustadz Ibrahim Atho, S. Ag menulis
tema “Isra’ wal Mi’raj”, beliau menjelaskan tentang pengertian
Isra’ adalah bahwa Allah SWT memperjalankan Rasulullah
SAW pada malam hari dari Makkah ke Baitul Maqdis di
Yerussalem, kemudian masih pada malam itu juga kembali ke
Makkah. Adapun pengertian dari Mi’raj adalah dinaikkannya
Rasulullah SAW ke alam langit untuk menunjukkan kebesaran
dan keagungan Allah SWT. Selanjutnya pada kolom Goresan
Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA
membahas tentang “Makna Esoterik Alhamdulillah” bagian yang
ketiga. Pada Kajian Jum'at Pilihan kami haturkan Fiqih Tematik
“Shalat: Menjalin Komunikasi dengan Allah” yang disampaikan
oleh Dr. Saifuddin Zuhri, MA. Selamat Membaca. (JML)

1 Sya'ban 1443 H / 4 Maret 2022 M 1


‫‪KHUTBAH JUM’AT‬‬

‫‪Substansi Ibadah Shalat dalam‬‬


‫‪Membentuk Karakter Pribadi Muslim‬‬
‫)‪(Intisari Khutbah Jum’at, 1 Sya'ban 1443 H / 4 Maret 2022 M‬‬

‫‪Oleh : Dr. KH. Samsul Ma’arif, MA‬‬


‫)‪(Ketua PWNU DKI Jakarta‬‬

‫‪Khutbah Pertama‬‬

‫َالْ َح ْمدُ ِِهلل ذ ِاًّلى َخلَ َق ْ ِاْلن ْ َس َان ِِف َأ ْح َس ِن تَ ْق ِو ْ ِْي َو ذ ِاًّل ْي هَدَ اَنَ‬
‫ِل َط ِريْ ِق ِه الْ َق ِو ْ ِْي َوفَقَّهَنَا ِِف ِديْ ِن ِه الْ ُم ْس َت ِق ْ ِْي‪َ .‬أ ْشهَدُ َأ ْن لآ ِا َهل ا ذ َْل ُ‬
‫هللا‬
‫ِ‬
‫ات النَّ ِع ْ ِْي َوتَ ُك ْو ُن َسبَ ًبا‬ ‫َشيْ َك َ ُهل َشهَا َد ًة ت ُْو ِصلُنَا ا ََل َجن َّ ِ‬ ‫َو ْحدَ ُه َْل َ ِ‬
‫ِ‬
‫ِللنَّ َظ ِر ِل َو ْ ِْج ِه الْ َك ِر ْ ِْي‪ .‬و َأ ْشهَدُ َأ ْن َس ذيِدَ َنَ َون َ ِبيَّنَا ُم َح َّمدً ا َع ْبدُ ُه‬
‫هللا َو َس َّ ََّل عَ ََّل َس ِ ذي ِدَنَ‬ ‫َو َر ُس ْو ُ ُهل النَّ ِ ُِب َّالر ُؤ ُف َّالر ِح ْ ُْي َص ََّّل ُ‬
‫ُم َح َّم ٍد َوعَ ََّل َا ِ ِهل َو َأ ْْصَا ِب ِه ُأ ْو َِل الْفَضْ ِل الْ َج ِس ْ ِْي‪َ .‬أ َّما ب َ ْعدُ ‪،‬‬
‫هللا فَ َقدْ فَ َاز الْ ُمتَّ ُق ْو َن‪.‬‬ ‫فَيَا َأُّيه َا الْ َح ِ ُ‬
‫اِض ْو َن ُا ْو ِص ْي ُ ُْك َون َ ْف ِ ْ‬
‫ِس ِب َت ْق َو ِ‬
‫الش ْي َط ِان‬ ‫اّلل تَ َع َاَل ِِف الْ ُق ْرأ آ ِن الْ َع ِظ ْ ِْي‪َ ،‬اع ُْو ُذ ِِب ِهلل ِم َن َّ‬ ‫َوقَا َل ه ذ ُ‬
‫اّلل ل َ َم َع‬ ‫َّالر ِج ْ ِْي‪َ :‬و َّ ِاًّل ْي َن َجا َهدُ ْوا ِف ْينَا لََنَ ْ ِديََنَّ ُ ْم ُس ُبلَنَا َوا َّن ه ذ َ‬
‫ِ‬
‫الْ ُم ْح ِس ِن ْ َْي‪.‬‬
‫‪2‬‬ ‫‪Mimbar Jumat No.1151/XXIV/22‬‬
A llah mengingatkan kita lima kali sehari tentang waktu.
Shalat yang menjadi spiritualitas dapat dilihat dari
sikapnya yang efektif menggunakan waktu. Ia tidak mau
waktunya berlalu sia-sia, karena ia yakin bahwa waktu adalah
nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada manusia.
Shalat adalah kebersihan. Tidak akan pernah diterima
shalat seseorang apabila tidak diawali dengan bersuci.
Hikmahnya, orang yang akan sukses adalah orang yang sangat
cinta dengan hidup bersih. Dalam Qur'an Surat al-Syams/91
ayat 9 - 10 Allah subhanahu wata'ala berfirman :

         
Artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang yang
membersihkan dirinya dan sesungguhnya sangat merugi
orang yang mengotori dirinya”.

Dengan kata lain, siapa yang shalatnya menjadi nilai


spiritual maka ia akan selalu berpikir bagaimana lahir batinnya
bisa selalu bersih. Hal inilah yang menjadikan manusia
mulia dihadapan Allah subhanahu wata'ala karena nilai
ketakwaaanya itu. Salah satu ciri orang yang bertakwa ialah
mereka yang menegakkan shalat (QS. al-Baqarah/2 ayat 3) :

    

   


Artinya : “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib,
yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian
rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka”.

1 Sya'ban 1443 H / 4 Maret 2022 M 3


Ini penting kita perhatikan bahwa kegiatan shalat itu
disebut dalam al-Qur’an bukan dengan kalimat “mengerjakan
shalat” melainkan “menegakkan shalat” (iqamah al-shalah).
Ada berbagai derivasi dari kata iqamah itu, seperti yuqimuna
al-shalah, aqamu al-shalah, aqimu al-shalah dalam beberapa
bentuk kata kerja, yang idenya ialah bahwa shalat itu tidak
cukup dikerjakan tetapi ditegakkan. Perintah itu bukan
berbunyi “kerjakanlah shalat” atau “bershalatlah kamu”, tetapi
“tegakkanlah shalat”. Menegakkan shalat ialah mengerjakan
shalat dengan sebenar-benarnya dan menepati atau memenuhi
konsekuensi-konsekuensinya sebagai orang yang shalat.
Paling tidak, tuntutan yang diharapkan akan dipenuhi
orang yang shalat itu diisyaratkan di dalam penutup shalat
itu sendiri. Shalat dimulai dengan takbirah al-ihram, artinya
takbir (kalimat Allahu Akbar) yang mengharamkan segala
pekerjaan yang bersifat horizontal atau sesama manusia. Sebab
dengan Allahu Akbar kita menyatakan diri sedang membuka
hubungan dengan Tuhan yang dimensinya vertikal, yang sangat
pribadi dan personal, tidak bisa diketahui dan diintervensi
oleh orang lain. Tetapi shalat itu harus diakhiri dengan salam,
yaitu membaca “al-salamu ‘alaikum wa rahmah Allah”.
Idenya ialah bahwa shalat harus menghasilkan pernyataan
baik kepada sesama manusia dengan menyampaikan do’a
keselamatan. Itu adalah konsekuensi dari shalat. Karena itu,
shalat seharusnya menghasilkan budi pekerti luhur. Orang
yang melakukan shalat tetapi tidak mempunyai budi pekerti
luhur, tidak ramah kepada manusia, dan sebagainya, maka
menurut Surat al-Ma'un justru bisa lebih celaka. Surat al-
Ma'un dimulai dengan suatu pertanyaan retorik, “Adakah kau
lihat orang yang mendustakan agama? Dialah yang mengusir

4 Mimbar Jumat No.1151/XXIV/22


anak yatim (dengan kasar). Dan tidak mendorong memberi
makan orang miskin. Maka celakalah orang-orang yang shalat.
Yang alpa dalam salat mereka” (QS. al-Ma'un /107: 1-5).
Yang dimaksud di sini bukan lupa dalam arti shalat
itu terlewat karena asyik bekerja atau hal-hal lain. Lupa
melakukan sesuatu karena betul-betul lupa itu justru tidak
apa-apa. Malahan ada do’a di dalam al-Qur’an, yaitu “Tuhan,
janganlah menghukum kami jika kami lupa atau melakukan
kesalahan” (QS. al-Baqarah/2: 286). Ada sebuah hadits yang
menggambarkan bahwa kalau kita berdo’a seperti itu Tuhan
menjawab, “Engkau telah berbuat, Engkau telah berbuat (tidak
apa-apa lupa)”. Jadi yang dimaksud “Yang alpa dalam shalat
mereka” ialah orang yang shalat setiap hari tetapi tingkah
lakunya seperti orang tidak shalat. Atau shalatnya hanya untuk
riya’ atau pamrih, dalam istilah sosiologi disebut sebagai
rule expectation. Seperti seorang yang sudah haji melakukan
shalat karena orang berharap (expect) dia shalat. Jadi dia shalat
atau beribadat atas dasar rule expectation. Maka menegakkan
shalat itu serius sekali. Itulah sebabnya mengapa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam menegaskan bahwa shalat itu
tiang agama. “Barang siapa menegakkan shalat maka dia
menegakkan agama, dan barangsiapa meninggalkan shalat
maka dia menghancurkan agama.”
Allah berfirman :

       

       

1 Sya'ban 1443 H / 4 Maret 2022 M 5


Artinya : “Adakah kaulihat orang yang mendustakan hari
kiamat (bohong dalam beragama? Dialah orang yang
mengusir anak yatim (dengan kasar) (tidak peduli dengan
nasib anak yatim), dan tidak mendorong memberi makan
(tidak pernah dengan sungguh-sungguh memikirkan nasib)
orang miskin” (QS. al-Maa'un/107: 1 - 3).
Ini adalah indikator kepalsuan beragama. Dalam bahasa
kontemporer, indikator kepalsuan beragama adalah kalau
orang tidak mempunyai solidaritas sosial, social concern, tidak
peduli dengan masyarakat dan sebagainya.

Jamaah sidang shalat jumat yang dimuliakan Allah SWT


Shalat dan bentuk ibadah-ibadah lainnya dalam Islam
pada dasarnya adalah ritus. Orang tidak boleh berhenti
kepada ritus itu sendiri, tetapi penghayatannya, sebab ritus
itu sesungguhnya hanya simbolisasi. Ketika orang shalat
melakukan rukuk, berdiri, sujud; dan seluruh aktivitas dalam
shalat, itu sebetulnya simbolisasi ketundukan manusia kepada
Tuhan. Dan itu nature manusia. Orang modern akan sulit
sekali menekuk lututnya, karena terbiasa duduk di kursi.
Maka ketika Malcom X menjadi Muslim dan kemudian mulai
shalat, dia membuat suatu statement yang sangat menarik.
Katanya, yang paling sulit bagi manusia hidup ternyata ialah
menekuk lutut yang merupakan bagian dari anatominya
sendiri, karena dia tidak biasa menekuk lutut. Tetapi kalau
kita berhenti pada menekuk lutut pada waktu ruku atau sujud
tanpa menghayatinya, tidak akan mempunyai fungsi apa-apa.
Itulah yang diperingatkan Allah dalam al-Qur'an Surat al-
Ma'un ayat 4 - 6 yang artinya “Maka celakalah orang-orang

6 Mimbar Jumat No.1151/XXIV/22


yang shalat. Yang alpa dalam shalat mereka. Yang hanya ingin
dilihat (orang)”.
Orang tidak boleh beragama secara simbol. Tetapi tidak
berarti bahwa simbol tidak penting. Simbol tetap penting
karena dapat menyederhanakan persoalan. Uang, misalnya,
adalah simbol. Orang yang bepergian tidak takut kelaparan
kalau ia membawa uang. Ketika lapar dia masuk warung,
dia tukar uang itu dengan nasi. Jadi uang itu sendiri nilainya
instrumental. Yang punya nilai intrinsik adalah nasinya.
Demikian juga shalat, yang sebetulnya untuk mendidik
manusia kepada arah yang lain. Kalau orang beragama berhenti
hanya dalam shalat itu sendiri tanpa menangkap maknanya,
itu sama saja dia ke luar kota membawa uang banyak tetapi
pada waktu lapar dia makan uang itu, tidak masuk warung.
Banyak sekali orang beragama hanya berhenti sampai di situ.
Seringkali kita bertanya pada diri kita “Mengapa shalat,
yang sesungguhnya baik dan bermanfaat itu, tidak merubah
kehidupan kita? Mengapa shalat tidak memperbaiki moral
kita, juga tidak mengubah kita ke dalam suatu kekuatan yang
diabdikan untuk Allah? Dan mengapa kita terus hidup dalam
keadaan memalukan dan kalah?
Dalam hal ini jawaban yang sering kita dapatkan adalah,
karena kita tidak melakukan shalat secara teratur atau tidak
sesuai dengan cara yang dituntunkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
ْ ُ ‫هللا يِل اولا‬
‫ اون ا اف اع يِن اوا اَّي ُ ُْك يب اما يف ْي يه يم ان‬.‫ُك يِف الْ ُق ْرآ ين الْ اع يظ ْ يي‬ ُ ‫اَب اركا‬
‫هللا الْ اع يظ ْ اي‬ ِ
‫ َآقُ ْو ُل قا ْو يِل ه ااذا او اا ْس ات ْغ يف ُر ا‬.‫ال ْكر الْ اح يك ْ يي‬ ‫ْال اَّي يت او ذي‬
‫ُك او يل اسائي ير الْ ُم ْس يل يم ْ اْي فا ْاس ات ْغ يف ُر ْو ُه اوتُ ْون ُو يال ا ْي يه ان ا ُه ه اُو‬ ْ ُ ‫يِل اولا‬
ِ
‫اب االر يح ْ ُي‬ ُ ‫التا او‬
1 Sya'ban 1443 H / 4 Maret 2022 M 7
‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫َاىِذََ رََا ِ َْْْع ِْ َِم ِب ََِ ِْاِ َِ‬


‫َهَََ رَ َُْدُ َ رَ ْلَْعا ََ‬ ‫لل ِ‬‫اَلْح ْمدُ َِ َِ‬
‫ت‬
‫ََشيْك ت ََُ َو رَ َُْدُ َ رَل َس يِد َ َُحمدً اَِ ِْدُ ُهَ‬ ‫َه َو ْحد ُه َْع ِ‬ ‫اْع ُ‬
‫ت‬
‫ور ُس ْو َُُ‪َ .‬اللَُُم َص ِا َوس ِ ّْل َعَل َس ِي ِد َ َُحم ٍد َوعَل َََ ِ ََِ‬
‫َص ِِ ِهَوَ ْنَتِِعَهُدا ُه‪ .‬رََ َب ْعدَُ َ‬
‫و ْ‬
‫َهَالا ْ َح ِنَالا ِح ْ ِْي‪ِ َ.‬الَ‬ ‫رَِ ُْو ُذ َِْ ِللَ َِنَالش ْيط ِلَالا ِج ْ ِْيََب ِْس ِم َِ‬
‫اّلل َوَلٰۤىكت ٗه َيُمل ُّ ْول َعَل َالن ِ ِ ِّۗب اَٰيُّيُّ ِ‬
‫َاىِذ ْين َاَنُ ْواَصل ُّ ْواَعل ْي ِهَ‬
‫وس ِل ُم ْوا تَت ْس ِل ْي ًم ‪َ.‬اللَُُم َص ِا َعَل َس ِي ِد َ َُحم ٍد َوعَل ََلِ َ‬
‫س ِي ِد َ َُحم ٍد‪َ.‬مَكَصل َْيتَعَلَس ِي ِد َا ْباا ِه ْْيَعَلََلِ َس ِي ِد َ‬
‫ت‬
‫ا ْباا ِه ْْي َ‪َ.‬وْ ِركْ َعَل َس ِي ِد َ َُحم ٍد َوعَل ََلِ َس ِي ِد َ َُحم ٍدََ‬
‫ت‬
‫مَك َْر ْكت َعَل َس ِي ِد َا ْباا ِه ْْي َو َعَل ََلِ َس ِي ِد َا ْباا ِه ْْي َِِفَ‬
‫ت‬ ‫ت‬
‫الْع ل ِم ْْيَانكََ ِح ْي ٌدََجِ ْي ٌَد‪َ.‬و ْارضَاللَُُمََِ ِنَ ْاخلُلف ِءَالا ِاَ ِد ْينَ‬
‫ت‬
‫َل َوِ ْن َب ِقي ِة َالمح ب ِة َوالَ ِب ِع ْْيَ‬ ‫رَ ِِب َب َْك ٍَا َو ُُعا َو ُِثْم لَ َوع ِ ٍَ‬
‫وَت ِب ِعيَالَ ِب ِع ْْي َلُ ُْم ِ َِْ ْحس ٍل َ ِالَ َي ْو ِب َا ِل ْي ِن َو ْارض َِن ََعُ ُْمَ‬
‫اح ْ َ‬
‫ْي‪.‬‬ ‫ِبا ْح َِكَٰيَا ْرحمَالا ِ ِ‬
‫اللُُم َا ْغ ِف ْا َ ِللْ ُم ْس ِل ِم ْْي َوالْ ُم ْس ِلم ِت َوالْ ُم ْؤ َِ ِن ْْي َوالْ ُم ْؤ َِن ِتَ‬
‫ْ راْل ْحي ِء َ َِْنْ ُ ْم َو ْ راْل َْو ِات‪َ .‬اللُُم َ رَ ْص ِل ْح َُوْعة َ َُ َُ ْو ِر َوعُلم ئن َ‬
‫‪8‬‬ ‫‪Mimbar Jumat No.1151/XXIV/22‬‬
‫و ُزُع ئن َوا ْجع ْا َِِه َتُ ْم َِِف َ ِاز ِاِة َالْ ُم ْنكا ِات َوالْمع ِ ى َوا ْه ِد ِ ْمَ‬
‫ِِصاطك َالْ ُم ْس َ ِق َْْي‪َ .‬اللُُم َْارف ْع َوادْف ْع َِن َالَِْلء َوالْغَلءَ‬
‫والْوْء َوالط ِ ُْول َوقال َوالْف ْحش ء َوالْ ُم ْنكا َوالِْغْيَ‬
‫الس ُي ْوف َالْ ُمخَْ ِلفة ََوالشدائِد َوالْ ِمحنَ ََ َظُا َ َِْنْ َوَ َ‬ ‫و ُّ‬
‫بطنََ َِ ْنَب َِل َهذاَخ ص ًةَو َِ ْنَب ُ َْل ِالَالْ ُم ْس ِل ِم ْْيَع َ ًةََانكَ‬
‫ت‬
‫ََش ٍء َق ِد ْي ٌا‪َ.‬ربن ََ ا ِتن َِِف َالُّ نْيأ َحس ن ًة‪َ,‬و ِِف ََْل ا ِخا ِةَ‬ ‫َك ْ‬ ‫عَل ُ ِ‬
‫ْي‪َ .‬‬ ‫َّللَر ِبَالْع ل ِم ْ َ‬ ‫حس ن ًة‪َ,‬و ِقن َعذابَالنَ ِر‪َ.‬والْح ْمدُ ِ ِ‬
‫َاّلل!َاإلَهَيأْ َُ ُا َِْلْعدْ لِ َو ْاْع ْإحس ِلَوايَْ ِءَ ِذيَالْ ُق ْاِبَ‬ ‫ِِِ د َِ‬
‫ويْنْ ى َِ ِن َالف ْحش ِء َوالْ ُم ْنك ِا َوالِ ْغ ِيََي ِع ُظ ُ ُْك تَلعل ُ ُْك َتذك ُا ْول‪َ.‬‬
‫ف ذ ُك ُاوا َاّلل َالْع ِظ َْْي َي ْذ ُك ْاُ ُْك‪َ .‬و ْاَ ُك ُا ْو ُه َعَل َ ِنع ِم ِه َي ِزد ُ ُْْك‪َ.‬‬
‫َه رََ ْك َُب‪.‬‬
‫و ْاس ئلُ ْو ُهَ َِ ْنَفضْ ِ ِِلَي ُ ْؤ ِت ُ ُْك‪َ.‬و ِىِذ ْك ُا ِ‬

‫َو ََل تَ َز ْع ِل َحا ِدثَ ِة اللَّي َالي ˜ فَ َما ِل َح َو ِد ِث الدُّ نْي َا بَق َاء‬
‫‪Dan janganlah kau kehilangan kesabaran dalam‬‬
‫‪menghadapi berbagai musibah. Karena semua musibah‬‬
‫)‪di dunia ini tidak ada yang kekal (Imam Syafi’i‬‬

‫‪1 Sya'ban 1443 H / 4 Maret 2022 M‬‬ ‫‪9‬‬


HIKMAH

Isra' wal Mi'raj


Oleh : Ustadz Ibrahim Atho, S.Ag

B anyak sekali yang sudah menulis tentang judul tersebut,


namun tak pernah bosan untuk membacanya, banyak
yang menceritakannya, namun takkan pernah habis untuk
mendengarkannya, bila merangkai keunikan yang terkandung
dalam peristiwa tersebut takkan-lah sampai akal melampauinya
untuk dapat membahasnya hingga tuntas, namun akan tetapi
yang paling istimewa adalah Allah subhanahu wata'ala
sendiri yang menyampaikan dalam firmannya pada al-Qur'an
pembukaan Surat Al-Isra' yang terlebih dahulu diawali dengan
NamaNya.

        

         

   


Artinya : “Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan ham-
ba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram
ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran)
Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat”
(QS. Al-Isra' /17 : 1).
Maha suci Allah subhanahu wata'ala yang telah meng-
gandeng nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
berdampingan dengan namaNya yang Agung. Manusia

10 Mimbar Jumat No.1151/XXIV/22


sekarang betapa pintar dan cerdasnya, besi dan baja yang
berat kemudian didesainnya menjadi ringan bahkan mampu
membawanya terbang ke angkasa raya, lebih lagi Allah
subhanahu wata'ala yang menciptakan otak dan akalnya
manusia tersebut. Maha suci Allah yang menciptakan segalanya
serta berkehendak atas segala sesuatu memperjalankan
hambanya baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
pada malam hari dari Makkah ke Baitul Maqdis di Yerussalem
kemudian masih pada malam itu juga kembali ke Makkah
itulah Isra' sedangkan Mi'raj adalah di naikkannya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam ke alam langit untuk menunjukkan
kebesaran dan keagunganNya.
Intisari dari peristiwa agung yang di jalani oleh baginda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah bahwa Allah
subhanahu wata'ala menetapkan kewajiban ibadah shalat lima
waktu dengan Rasulullah menerima langsung perintah ini
sebagai suatu pertanda keagungan dan kebesaranNya.
Pada malam itu juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam kembali turun ke bumi, kemudian keesokan harinya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menuju ke tempat
orang-orang Quraish berkumpul kemudian Abu Jahal serta
pemuka Quraish datang. Kemudian Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam menceritakan kepada mereka hal tersebut.
Sebagian diantara mereka mengejek dan sebagian yang lain
merasa takjub namun dibarengi rasa ingkar, ternyata peristiwa
itu mengakibatkan murtadnya orang-orang yang masih lemah
imannya. Selanjutnya mereka menemui Abu Bakar radhiallahu
anhu dan Abu Bakar menyampaikan kepada mereka, "Jika
benar Rasulullah mengatakan hal tersebut, niscaya yang
dikatakannya itu benar". Mereka bertanya, “Apakah engkau
percaya pada ceritanya itu?” Sahabat Abu Bakar radhiallahu

1 Sya'ban 1443 H / 4 Maret 2022 M 11


anhu menjawab "Sesungguhnya aku percaya kepadanya lebih
jauh dari pada itu". Sejak saat itu sahabat Abu Bakar dijuluki
Ash-Shiddiq.
Pada pagi hari setelah malamnya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam melakukan Isra', Malaikat Jibril datang
mengajarkan cara shalat dan ketentuan waktu pelaksanaannya
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Belaiu
melakukan shalat dua rakaat sewaktu fajar menyingsing (shalat
subuh) empat rakaat sewaktu matahari tergelincir sedikit dari
tengah, empat rakaat lagi sewaktu bayangan mencapai dua kali
lipat panjangnya, tiga rakaat sewaktu matahari tenggelam, dan
empat rakaat sewaktu mega merah lenyap. Semoga kita bisa
menjalaninya sebagai wujud syukur kita dikarenakan Allah
subhanahu wata'ala telah berikan karunia dan nikmat yang
amat banyak dan malu apabila meninggalkannya.
Sebuah perumpamaan yang logispun mengalir kuat
dalam benak kita bagaimana bisa seekor semut bisa
menyeberangi lautan lembah dan pegunungan dalam
watu singkat akan tetapi apabila semut tersebut masuk
kedalam tas kita dan kita menaiki pesawat tentu kita dan
semut tersebut akan bisa menyeberang laut mengarungi
lembah dan pegunungan dalam waktu yang sangat cepat.
Begitupun Allah memperlihatkan hambanya utk perjalanan
penuh mukjizat menemui Allah dalam keagungan dan
keridhaanNya serta bertemu para nabi-nabi yang terdahulu
menaiki kendaraan al-buraq dengan didampingi Malaikat
Jibril. Allah membuka pintu langit menembus batas meliputi
syurga dan keindahan dinaungi cahaya Allah subhanahu
wata'ala berinteraksi langsung menerima wahyu perintah
shalat. Wallahu 'alam bisshawab. r

12 Mimbar Jumat No.1151/XXIV/22


GORESAN IMAM BESAR

Makna Esoterik Alhamdulillah (3)


Oleh : Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA

A da ulama dari kalangan sufi berpendapat bahwa tahmid


lebih luas daripada syukur. Tahmid adalah cinta sejati dan
penyerahan diri secara total terhadap Allah subhanahu wata'ala.
Tahmid melintasi batas hitung-hitungan, bebas dari target, dan
pengabdian secara formal sebagaimana sering dikaitkan dengan
definisi syukur. Sering kali orang bersyukur dimotivasi sebuah
strategi untuk mendapatkan rahmat dan karunia lebih banyak
lagi, sebagaimana pemahaman secara literal ayat :
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
(QS. Ibrahim/14 : 7).
Tahmid betul-betul tidak terikat dan tidak terpengaruh
dengan harapan-harapan lain selain kepasrahan penuh kepada
Allah subhanahu wata'ala. Pujian yang dilakukan sama sekali
bukan karena ada keinginan mendapatkan peluang baru yang
konotasinya bersifat fisik-materi, melainkan tahmid sudah selesai
dengan penyerahan diri yang bersangkutan secara total kepada
Allah subhanahu wata'ala. Namun, di sisi lain, kalangan ulama
lebih mengedepankan syukur daripada tahmid karena inti ajaran
Islam tidak hanya untuk mewujudkan kesalehan individual,
tetapi juga kesalehan spiritual. Dalam perspektif itu, tentu syukur
lebih strategis untuk pengembangan umat ke depan.

1 Sya'ban 1443 H / 4 Maret 2022 M 13


Bersyukur di dalam Al-Qur’an terdapat dua istilah, yaitu
syukur dan syakur. Yang pertama masih menyadari akan
kebaikan yang pernah dan yang akan dilakukan. Akan tetapi,
syakur sudah melewati fase itu karena perbuatan baik adalah
sudah menjadi karakter dan kebiasaan atau dalam istilah
manajemen disebut sudah menjadi habit. Syukur banyak
ditemukan di dalam masyarakat, tetapi syakur sudah langka,
seperti digambarkan dalam ayat :
“Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang
dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-
patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan
periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai
keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit
sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih” (QS.
Saba/34: 13). (Harian Republika, 4 Februari 2022 M/3 Rajab
1443 H. (DN) r

‫الت َم دَُّ منَت َمَّم َم ت لى ت ل خأْذِت ِ مَت لىَمئاِِ ت ل االت خن ذَت َمى ت خن نَت لى دُ ذِْ م َت‬
‫ت فإ ذَت دك ذنتم ت مكِل مكت فمَ ذدِت ِإت ولفم مِت لىْلذ مت م‬. ‫فيه ذمت مِ ذوالَم‬
“Janganlah sekali-kali kalian mengulurkan tangan untuk
menerima pemberian dari makhluk, kecuali engkau menyadari
bahwa pemberi yang sejati di balik mereka itu ialah Rabb-mu.
Apabila engkau mampu berlaku demikian, maka terimalah apa
yang sesuai dengan ilmu yang engkau pahami”
(Ibnu Athaillah as-Sakandari rahimahullah)

font 28
14 Mimbar Jumat No.1151/XXIV/22
KAJIAN JUMAT PILIHAN

Shalat :
Menjalin Komunikasi dengan Allah
Oleh : Dr. KH. Saifuddin Zuhri, MA

Pengertian Shalat
Shalat menurut bahasa adalah doa atau doa untuk kebaikan.
Menurut istilah, shalat adalah bacaan dan gerakan tertentu yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Adapun dasar
pewajiban shalat dapat dijumpai demikian banyak dalam al-
Qur’an dan Sunnah :

         

       


Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya
dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah agama yang lurus” (QS. Al-Bayyinah : 5).

         ...


Artinya : “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang
tertentu waktunya bagi orang beriman” (QS. An-Nisa : 103).
‫عن أيب عبد الرمحن عبد هللا بن معر بن اخلطاب ريض هللا‬
‫ مسعت رسول هللا صىل هللا عليه وسمل يقول بين‬:‫عهنام قال‬
‫ شهادة أن ل اإهل اإل هللا وأن محمدا‬:‫الإسالم عىل مخس‬
‫ وصوم‬،‫ وجح البيت‬،‫ وإايتاء الزاكة‬،‫ وإاقام الصالة‬،‫رسول هللا‬
‫رمضان رواه البخاري و مسمل‬15
1 Sya'ban 1443 H / 4 Maret 2022 M
‫عن أيب عبد الرمحن عبد هللا بن معر بن اخلطاب ريض هللا‬
‫ مسعت رسول هللا صىل هللا عليه وسمل يقول بين‬:‫عهنام قال‬
‫ شهادة أن ل اإهل اإل هللا وأن محمدا‬:‫الإسالم عىل مخس‬
‫ وصوم‬،‫ وجح البيت‬،‫ وإايتاء الزاكة‬،‫ وإاقام الصالة‬،‫رسول هللا‬
‫رمضان رواه البخاري و مسمل‬
Artinya : “Dari Abu Abdur Rahman Abdullah bin Umar
bin Khatab radhiya Allahu anhuma Ia berkata: Saya telah
mendengar Rasulullahi Shallallhu alaihi wa sallam bersabda:
Islam didirikan di atas lima perkara: Pertama: Tiada Tuhan
yang berhak di sembah melainkan Allah dan sesungguhnya
Muhammad utusan Allah, kedua: Mendirikan Shalat, ketiga:
Membayar Zakat, keempat: Menunaikan haji di baitullah
[Makkah], kelima: Berpuasa di bulan Ramadhan”.
(HR. Buhkari dan Muslim).
Pewajiban shalat dimulai pada malam Isra Mi’raj yakni
sekitar 5 (lima) tahun sebelum hijrah. Diwajibkan kepada setiap
muslim yang mukallaf (berusia balig). Anak-anak yang belum
balig harus disuruh untuk melaksanakan shalat sejak umur 7
tahun dan dapat diberi hukuman bila di usia 10 tahun belum
mau melaksanakan shalat.
ِ ‫ قَا َل َر ُس ْو ُل‬:‫َع ْن َ َْع ِرو ْب ِن ُش َع ْي ٍب َع ْن َا ِب ْي ِه َع ْن َجدّ ِه قَا َل‬
‫هللا‬
ِ ْ ‫ ُم ُر ْوا ِص ْب َيانَ ُُك ِِب َّلص َال ِة ِل َس ْبع ِ ِس ِن ْ َْي َو‬.‫ص‬
‫اْضبُ ْو ُ ُْه عَلَْيْ َا‬
‫ ِف‬،‫ امحد و ابو داود‬.ِ ‫ْش ِس ِن ْ َْي َو فَ ّرقُ ْوا بَيَْنَ ُ ْم ِِف ْاملَضَ ِاجع‬ ِ ْ ‫ِل َع‬
‫نيل الاوطار‬
Artinya : Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari datuknya,
ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Suruhlah anak-anak kecilmu melakukan shalat pada (usia)
tujuh tahun, dan pukullah mereka (bila lalai) atasnya pada
(usia) sepuluh tahun, dan pisahkanlah mereka pada tempat-
tempat tidur” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

16 Mimbar Jumat No.1151/XXIV/22


Shalat yang wajib ini hanya 5 (lima) waktu dalam sehari
semalam. Tidak ada lagi selain itu, kecuali jika dinazarkan.

Faidah-faidah Shalat
Shalat merupakan syariat Islam yang paling utama setelah
syahadat. Ia adalah bukti nyata dari kesyukuran seorang hamba
atas segala pemberian dari Allah. Meskipun seseorang terlihat
kesusahan, miskin dan menderita, ia tetap wajib shalat. Karena
apapun yang dideritanya itu tetap tidak sebanding dengan
rahmat dan karunia Allah. Dan yang membedakan antara
muslim dengan non muslim adalah shalat.
‫ ب َ ْ َْي َّالر ُجلِ َو ب َ ْ َْي ْال ُك ْف ِر‬:‫هللا ص‬
ِ ‫ قَا َل َر ُس ْو ُل‬:‫َع ْن َجا ِب ٍر قَا َل‬
،‫ امجلاعة الا البخارى و النساىئ‬.‫الص َال ِة‬ َّ ُ‫تَ ْرك‬
Artinya : Dari Jabir, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
“(Yang membedakan) antara seseorang dan kekufuran adalah
meninggalkan shalat” (HR. Jama’ah, kecuali Bukhari dan Nasai).
Di antara faidah atau manfaat dari ibadah shalat adalah
sebagai berikut:
Dari sisi agama :
1. Mengikat dan merekatkan hubungan antara seorang hamba
dengan Tuhannya. Tanpa shalat, maka seakan-akan seseorang
telah melepaskan ikatannya dari Allah dan tidak berhak lagi
atas rizki maupun karunia Allah yang lainnya.
2. Adanya kelezatan dan kenikmatan dalam bermunajat
(berduaan) dengan Allah subhanahu wata'ala. Tentu saja
kenikmatan ini diperoleh jika seseorang shalat dengan
penuh kekhusyu’an. Tanpa khusyu, maka sulit memperoleh
kenikmatan dalam beribadah.
3. Simbol penghambaan. Orang yang shalat menampilkan
bentuk penyembahan hanya kepada Allah. Orang yang tidak

1 Sya'ban 1443 H / 4 Maret 2022 M 17


shalat seakan-akan tidak memiliki Tuhan. Maka menjadi
kotradiksi jika seseorang mengakui adanya Tuhan tetapi tidak
membuktikan dan menampakkan pengabdiannya.
4. Merasakan keamanan, ketenangan dalam hidup. Orang
yang shalat meyakini bahwa dia akan selamat dunia dan
akhirat karena mendapat jaminan dari Tuhan. Maka ia dapat
menjalani hidup dengan damai dan tenang. Berbeda dengan
orang yang tidak shalat. Mungkin dia dapat merasa aman di
dunia, tetapi tidak di akhirat.
5. Menghapus dosa dan kesalahan. Setiap orang mesti tidak
luput dari salah dan khilaf. Di antara shalat dan khilaf itu
ada yang bisa diperbaiki ada pula yang tidak. Kesalahan-
kesalahan yang sulit diperbaiki, misalnya dengan meminta
maaf atau memberi tebusan, dapat diperbaiki melalui ibadah
shalat.

Dari sisi pribadi :


1. Merasakan kedekatan dengan Allah
2. Menguatkan jiwa dan semangat. Shalat yang benar akan
memberikan kepercayaan diri sehingga seseorang dapat
menjalankan aktivitas sehari-hari dengan penuh semangat
dan keyakinan untuk sukses.
3. Bangga dan merasa mulia karena Allah, buka karena yang lain
4. Mampu mengatasi godaan dan tipuan duniawi, termasuk di
dalamnya godaan popularitas, harta, dan kekuasaan
5. Shalat mengistirahatkan ruh dan mengembalikan kesadaran
agar tidak lalai dari ajaran Islam
6. Shalat mengajarkan untuk mencintai keteraturan, ke-
disiplinan dan ketertiban. Shalat mengajarkan kesopanan
dan ketenangan serta kebiasaan untuk membatasi pikiran
hanya kepada hal-hal yang bermanfaat. Ini karena shalat
telah memiliki waktu-waktu yang tertentu, tidak bisa dirapel,
digabung, atau dipersingkat.

18 Mimbar Jumat No.1151/XXIV/22


Dari sisi Sosial :
1. Menjaga keutuhan sekaigus menguatkan akidah umat Islam.
2. Menguatkan solidaritas dan ikatan kemasyarakatan
3. Mewujudkan empati dan kepedulian
4. Memperlihatkan kesetaraan, kekompakan, dan ketaatan
dalam satu komando, serta cita-cita yang sama, yakni
menggapai ridha Allah.
5. Mempererat persaudaraan dan persahabatan sesama jamaah
shalat sehingga tumbuh sifat tolong menolong, membantu
yang fakir, sakit, atau kesulitan lainnya.
6. Menumbuhkan rasa keislaman komunal yang membedai diri
dengan komunitas non muslim.

Hukum Meninggalkan Shalat


Seluruh umat Islam telah bersepakat dan mengakui bahwa
ibadah shalat ini wajib hukumnya. Terkecuali bagi wanita yang
sedang haid dan nifas, orang gila dan tidak waras. Shalat tidak
bisa digantikan atau diwakilkan sebagaimana juga puasa.
Umat Islam juga bersepakat bahwa orang tidak mengakui
wajibnya shalat dihukumi kafir dan murtad. Sedangkan orang
yang bermalas-malasan melaksanakannya adalah fasik dan
durhaka kepada Allah. Hukuman atau sanksi ukhrawi bagi
muslim yang meninggalkan shalat adalah lepas dari lindungan
dan jaminan Allah, dan ditempatkan di Saqar (neraka).
Sedangkan hukuman atau sanksi duniawi, diterangkan oleh
ulama sebagai berikut : Mazhab Hanafiyyah, orang yang
meninggalkan shalat karena malas dipenjara dan dipukul dengan
pukulan yang keras sampai berdarah. Hukuman dihentikan
kalau dia sudah mau shalat lagi dan bertaubat. Beberapa Imam
yang lain mengatakan: meninggalkan shalat tanpa uzur meski
hanya 1 (satu) waktu saja harus bertaubat selama 3 (tiga) hari.
Jika tidak mau bertaubat maka ia dihukumi murtad menurut
satu pendapat. Sedangkan pendapat lain mengatakan tetap
Islam tetapi fasiq. Wallahu a’lam bis shawab. r

1 Sya'ban 1443 H / 4 Maret 2022 M 19


PELAYANAN BIMBINGAN IKRAR SYAHADAT

Telah terlaksana Ikrar Syadahat di Masjid Istiqlal pada periode


tanggal 18 - 25 Februari 2022 :
No. Nama Agama Semula

1 Dennis Anderson Machmud Buddha

Persyaratan Pelayanan Bimbingan Ikrar Syahadat :


1. Mengisi form data via online 5. Foto Copy Kartu Keluarga
https://muallafcenter.istiqlal. 6. Materai 10.000 : 2 (dua) lembar
or.id/daftar.php
7. Menyerahkan Surat Baptis
2. Pas foto ukuran 3 x 2 cm : (Asli)
3 (tiga) lembar (warna)
8. Surat Pengantar Kedutaan
3. Surat Pengantar dari RT bagi WNA
bagi WNI
9. Foto copy pasport bagi WNA
4. Foto copy KTP
10. Saksi 2 (dua) orang

Pelayanan Ikrar Syahadat / Pembinaan Muallaf / Kajian dan


Kegiatan Remaja Masjid Istiqlal dengan Narahubung :
Ust. Djamalullail (081314124444) dan Subhan (08128829 7714)

Unit Pengumpul Zakat (UPZ) BAZNAS Masjid Istiqlal


Menerima dan menyalurkan zakat, infaq, shadaqah
Bank Mega Syari’ah (BMS) No. rekening 1000212008
(a/n. UPZ Masjid Istiqlal)
Narahubung : Bapak H. Budi Firmansyah, MM
No HP/WA : 0856 9233 3688

20 Mimbar Jumat No.1151/XXIV/22


PELAYANAN MASJID ISTIQLAL

Bagi jama’ah dan kaum Muslimin yang ingin meningkatkan


wawasan ke-Islaman dapat mengikuti kegiatan kajian dan ta’lim
yang dibimbing oleh para Ustadz / Guru yang berpengalaman
sebagaimana jadwal dibawah ini :

Kegiatan Hari Pukul Materi


1. Majelis Ta’lim Rabu & 08.00 - Al-Qur’an,
Kaum Ibu Ahad 11.00 Aqidah, Akhlak,
Hadits, Fiqh

2. Pengajian Setiap 11.00 - Tahsinul Qur’an,


Remaja Istiqlal Ahad 12.00 Kajian Kitab Minhajul
(ARMI) Abidin, Majelis Taklim
Pemuda

3. Marching Setiap 09.00 - Perkusi, Horn


Band Istiqlal Ahad 15.00 line, Pit, dll

4. Seni Budaya Setiap 09.00 - Hadrah, Marawis dan


Remaja Ahad 11.00 Band

5. Pagar Nusa Setiap 07.00 - Seni Beladiri


Istiqlal Ahad 11.30

6. Tapak Suci Setiap 15.30 - Seni Beladiri


Istiqlal Ahad 20.00

7. Konsultasi Senin 10.30 - Pelayanan


Agama s/d 15.00 Permasalahan Agama
Jum’at

1 Sya'ban 1443 H / 4 Maret 2022 M 21


JADWAL NARASUMBER KAJIAN DIALOG ZHUHUR

No Hari Tgl/Bln Narasumber Bahasan/ Materi

1 Sabtu 5 Mar Drs. H. Sholahuddin Mukasyafatul Qulub


Hamid, MA

2 Ahad 6 Feb Dr. H.M. Yusuf Al-Fiqh 'Alal-


Sidiq, MA Madzahibil Arba'ah

3 Senin 7 Feb KH. Bukhori Sail Bidayatul Hidayah


Attahiri, Lc, MA
4 Selasa 8 Mar Dr. H. Syamsul Rowaiul Bayan fi
Ma'arif, MA Tafsiri Ayati Ahkamil
Qur'an

5 Rabu 9 Mar H.M. Farid Kaasyifatus Sajaa fi


Fachruddin Syarhi Safinatun-Naja
Saenong, MA, Ph.D

6 Kamis 10 Mar KH. Misbah Munir, Syarah Shahih Muslim


Lc, MA

Saksikan siaran langsung shalat lima waktu di


AJWA TV dan Kajian Ba’da Dzuhur / Jum’at di
Youtube : Masjid Istiqlal TV.
Kegiatan kajian atau program yang terlewatkan dapat
pula disaksikan melalui kanal Youtube diatas.
(Dukung layanan media Masjid Istiqlal silahkan
subscribe, comment, like and share)

22 Mimbar Jumat No.1151/XXIV/22


SHALAT GHAIB

Niat Shalat Ghaib :

‫ض ال ِك َفايَِة لِلَّ ِه تَ َعالى‬ ِ ِ


َ ‫اُ َصلّ ِى عَلى الَم َوات الغَائبِي َن اَربَ َع تَكبِي َرات فَر‬
Shalat Ghaib berjama’ah yang telah dilaksanakan pada hari
Jum’at tanggal 25 Februari 2022, adalah untuk :
1. Almarhumah Tazkia Maulidatul Qadar binti Qadarasmadi
Rasyid, S.Hum. Wafat, 21 Februari 2022 di Jakarta
2. Almarhum Bon Surya Santika bin Santika Kusuma. Wafat, 25
Februari 2022
3. Almarhum H. Ibrahim bin Nu’man, usia 78 tahun. Wafat, 09
Februari 2022 di Bima
4. Almarhum Nur Salam, SH, usia 52 tahun. Wafat, 15 Februari
2022 di Cisauk, Tangerang Selatan
5. Almarhum Ustadz H. Ahmad Ismail bin H. Abd. Latif, usia 77
tahun. Wafat, 15 Februari 2022 di Jakarta
6. Almarhum Bapak Hanafi bin Kinan, usia 73 tahun. Wafat, 18
Februari 2022 di Jakarta
7. Almarhum H. Jamaludin bin Bahrudin, usia 61 tahun. Wafat, 18
Februari 2022 di Bojong Gede
8. Almarhum Zikrillah bin Nakhrowi Rohim, usia 44 tahun.
Wafat, 03 Agustus 2021
9. Almarhum Nurma Rahman bin Sarmili, usia 46 tahun. Wafat,
19 Februari 2022 di Jakarta
10. Almarhum H. Mohammad Husni Thamrin bin H. Muhammad
Djaelani, usia 84 tahun. Wafat, 22 Februari 2022
11. Almarhumah Hj. Sawiyah binti Astub, usia 75 tahun. Wafat, 16
Februari 2022 di Jakarta
12. Almarhumah Hj. Naisyah binti Bolam, usia 85 tahun.Wafat, 22
Februari 2022 di Jakarta
13. Almarhumah Mahyan binti Nafsiah, usia 65 tahun. Wafat, 23
Februari 2022 di Nyanggi Lombok Tengah

1 Sya'ban 1443 H / 4 Maret 2022 M 23


14. Almarhumah Daminah binti Wiryawijaya, usia 72 tahun. Wafat,
25 Februari 2022 di Purbalingga
15. Almarhumah Hj. Raden Ayu Suhardani Arifin binti Suwingnyo,
usia 93 tahun. Wafat, 21 Februari 2022 di Jakarta.

JADWAL WAKTU SHALAT


Untuk Jakarta dan sekitarnya berlaku Maret 2022
Tanggal Shubuh Zhuhur Ashar Maghrib ‘Isya

05 04 : 43 12 : 08 15 : 08 18 : 13 19 : 22
06 04 : 43 12 : 07 15 : 08 18 : 13 19 : 22
07 04 : 43 12 : 07 15 : 09 18 : 12 19 : 21
08 04 : 43 12 : 07 15 : 09 18 : 12 19 : 21
09 04 : 43 12 : 07 15 : 10 18 : 12 19 : 20
10 04 : 43 12 : 07 15 : 10 18 : 11 19 : 20
11 04 : 43 12 : 06 15 : 10 18 : 11 19 : 19

Jadwal shalat berdasarkan kalender Masjid Istiqlal Jakarta

Pelaksana Penerbitan Mimbar Jum’at


Penasehat: Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin
Umar, MA Penanggung Jawab: Kepala Bidang Penyelenggara
Peribadatan, KH. Bukhori Sail Attahiri, Lc, MA Pimpinan
Redaksi: H. Abu Hurairah Abd. Salam, Lc, MA Wakil Pim.
Redaksi: H. Djamalullail, M.Pd.I Sekretaris Redaksi: H. Ahmad
Mulyadi, SE.I Wakil Sekretaris: Hendra Sofiyansyah, S.Sos
Dewan Redaksi: H. Saparwadi, SE.I; Drs. H.A. Dzulfatah Yasin,
M.Ag; Abdul Rasyid Teguhdin Hamid, M.Pd; Budi Utomo, Lc,
MA; Ibrahim Atho, S.Ag; Minhajul Afkar, SH.I; Nurul Fajriyah
Bendahara: Endang Suherna, SE Wakil Bendahara: Subhan,
S.Pd.I TU dan Sirkulasi: H. Aminuddin; Rullyansyah; Didiet
Nanditio, SE; Joni Sagara; Suharti; Aril Muhrizadipura; Sumedi.

24 Mimbar Jumat No.1151/XXIV/22


Kegiatan Pembekalan Bintal Kodam Jaya dengan tema
"Membentuk Kader Pembinaan Mental sesuai Nilai-nilai
Pancasila dan Moderasi Beragama" di Masjid Istiqlal Jakarta
JADWAL KAJIAN
DI MASJID ISTIQLAL

1. Tasawuf, Membedah Kitab Ihya Ulumiddin


Setiap Sabtu (Pukul 05.15 - 07.00)
Nara Sumber : Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA
2. Tematik Tafsir Al-Qur’anul Karim
Jum’at Pertama (Pukul 10.30 - 11.30)
Nara Sumber : Dr. KH. Muchlis M. Hanafi
3. Tasawuf, Membedah Kitab Al-Hikam
Jum’at Kedua (Pukul 10.30 - 11.30)
Nara Sumber : Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA
4. Tematik Hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
Jum’at Ketiga (Pukul 10.30 - 11.30)
Nara Sumber : Prof. Dr. KH. Ahmad Thib Raya, MA
5. Fiqih, Membedah Kitab Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu
Jum’at Keempat (Pukul 10.30 - 11.30)
Nara Sumber : Dr. H. Syaifuddin Zuhri, MA
6. Dialog Zhuhur (Mengkaji Kitab-kitab Klasik/Turats)
Senin s.d. Ahad (Usai Shalat Zhuhur)
Narasumber : Para Asatidz Pilihan

@masjidistiqlalofficial Masjid Istiqlal TV

@masjidistiqlal.official www.istiqlal.or.id

Anda mungkin juga menyukai