DISUSUN OLEH :
ACHMAD MAULANA EFENDI (20201333045)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulisan makalah yang berjudul “ HAKIKAT SHOLAT ” ini dapat diselesaikan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulisan makalah ini dalam rangka untuk memenuhi tugas Al Islam dan
Kemuhammadiyahan diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat menambah
wawasan.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih kurang sempurna. Oleh karena
itu, segala kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka.
Shalat merupakan salah satu bagian dari Rukun Islam, yang wajib kita
laksanakan sebagai seorang muslim. Shalat tersusun dari berbagai jenis ibadah.
Seperti dzikir mengingat Allah, membaca Al-quran, rukuk, sujud, menghadap kiblat
berdoa, bertasbih dan takbir. Shalat merupakan ibadah yang paling utama, yang
diwajibkan kepada kita semua sebagai muslim. Shalat merupakan oleh-oleh yang
diwahyukan langsung kepada Rasulullah tanpa pelantara malaikat Jibril, pada malam
Isro Miraj nya Rasul ke sidrotul muntaha. Maka sudah barang jelas bahwa shalat
merupakan ibadah diutamakan dalam Agama Islam.
Begitu pentingnya masalah shalat, maka perintah shalat juga tidak diturunkan
melalui para malaikat, tetapi Allah SWT langsung bertemu dengan Nabi Muhammad
SAW di Sidrotul Muntaha atau yang lebih dikenal dengan langit ketujuh melalui
peristiwa Isra’ Mi’raj. Dalam peristiwa ini, Nabi SAW melakukan perjalanan dari
Masjidil Haram (Mekkah) menuju Masjidil Aqsha (Madinah) kemudian selanjutnya
ke Sidratul Muntaha (langit ketujuh). Fungsi dari ibadah shalat adalah untuk
menghidupkan kesadaran tauhid serta memantapkannya di dalam hati, menghapus
keyakinan serta ketergantungan pada berbagai macam kekuasaan ghaib yang selalu
disembah dan diseru oleh orang musyrik untuk meminta pertolongan. Melalui ibadah
shalat perasaan takut, haibah1 dan harapan kepada Allah akan meresap ke dalam hati.
Inilah ruh ibadah yang sebenarnya dan bukan bentuk perilaku lahir, perbuatan atau
ucapan.2 Kemudian fungsi shalat yang lainnya adalah sebagai penawar paling
mujarab untuk kesehatan jiwa, rohani dan fisik manusia serta memberikan ketenangan
batin manusia.
َك ٌن لَهُ ْمMك َسَ َصاَل ت َ صلِّ َعلَ ْي ِه ْم ۖ ِإ َّن َ ُخ ْذ ِم ْن َأ ْم َوالِ ِه ْم
َ ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُ َز ِّكي ِه ْم بِهَا َو
ۗ َوهَّللا ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم
Dalam ayat ini, shalat yang dimaksud sama sekali bukan dalam makna syariat, melainkan
dalam makna bahasanya secara asli yaitu berdoa. Adapun makna menurut syariah, shalat
didefinisikan sebagai : “serangkaian ucapan dan gerakan yang tertentu yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam sebagai sebuah ibadah ritual “
Shalat diwajibkan dengan dalil yang qath`i dari Al-Quran, As- Sunnah dan Ijma’ umat
Islam sepanjang zaman. Tidak ada yang menolak kewajiban shalat kecuali orang-orang kafir
atau zindiq. Sebab semua dalil yang ada menunjukkan kewajiban shalat secara mutlak untuk
semua orang yang mengaku beragama Islam yang sudah akil baligh. Bahkan anak kecil
sekalipun diperintahkan untuk melakukan shalat ketika berusia 7 tahun. Dan boleh dipukul
bila masih tidak mau shalat usia 10 tahun, meski belum baligh.
صاَل ةَ َويُْؤ تُوا ال َّز َكاةَ َو َذلِكَ ِدينُ ْالقَيِّ َم ِة ِ َِو َما ُأ ِمرُوا ِإاَّل لِيَ ْعبُدُوا هَّللا َ ُم ْخل
َّ صينَ لَهُ ال ِّدينَ ُحنَفَاء َويُقِي ُموا ال
Artinya : "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam agama yang lurus , dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al-
Bayyinah : 5)
Artinya : "Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman,
maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa : 103)
Artinya : "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orangorang yang
ruku".(QS. Al-Baqarah : 43)
Dan masih banyak lagi perintah di dalam kitabullah yang mewajibkan umat Islam melalukan
shalat. Paling tidak tercatat ada 12 perintah dalam Al-Quran lafaz “aqiimush-shalata” yang
bermakna "dirikanlah shalat" dengan fi`il Amr (kata perintah) dengan perintah kepada orang
banyak (khithabul jam`i). Yaitu pada surat :
Salat menurut bahasa disebut dengan az-zikr yang artinya mengingat. Adapun makna
salat secara istilah yang dijelaskan oleh para ulama yang dikutip dalam buku "Panduan
Sholat Rasulullah 1" oleh Imam Abu Wafa menjelaskan:
"Perkataan dan perbuatan yang dikhususkan dengan takbir dan diakhiri dengan salam".
(Bada'ius shana'i hal. 454).
Dengan dasar inilah salat dilakukan dengan ucapan tertentu dan gerakan tertentu sesuai
dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Berdasarkan sabdanya:
"Salatlah kalian sebagaimana kalian melihatku salat" (HR. Bukhari no.631 dan ad-Darimi
no. 1288).
Dan ditegaskan dalam Al-Qur'an bahwa kita harus mengikuti tata cara ibadah Rasulullah
pada semua bentuk-bentuk ibadahnya. Sebagaimana yang tertulis dalam surat al-Hasyr
ayat 7:
يل َك ْى ِ ِين َوٱب ِْن ٱل َّسب ِ َّمٓا َأفَٓا َء ٱهَّلل ُ َعلَ ٰى َرسُولِ ِهۦ ِم ْن َأ ْه ِل ْٱلقُ َر ٰى فَلِلَّ ِه َولِل َّرسُو ِل َولِ ِذى ْٱلقُرْ بَ ٰى َو ْٱليَ ٰتَ َم ٰى َو ْٱل َم ٰ َس ِك
۟ اَل يَ ُكونَ دُولَ ۢةً بَ ْينَ ٱَأْل ْغنِيَٓا ِء ِمن ُك ْم ۚ َومٓا َءاتَ ٰى ُك ُم ٱل َّرسُو ُل فَ ُخ ُذوهُ َوما نَهَ ٰى ُك ْم َع ْنهُ فَٱنتَه
۟ ُُوا ۚ َوٱتَّق
َ وا ٱهَّلل َ ۖ ِإ َّن ٱهَّلل َ َ
ِ َش ِدي ُد ْٱل ِعقَا
ب
Artinya: "Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari
harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul,
kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam
perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara
kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat
keras hukumannya."
Salat merupakan bagian dari salah satu rukun Islam yang wajib kita penuhi setelah
syahadat. Ibadah salat menunjukkan bahwa kita taat kepada Allah SWT. Dan di dalam
salat itu ada zikir serta doa yang dipanjatkan ketika menghadap Allah SWT.
Dengan salat kita dapat meraih banyak keuntungan tidak hanya di dunia tetapi juga di
akhirat. Salah satunya yakni dipermudah jalan keluar dari masalah dan diberikan
ketenangan batin dan pikiran. Sebagaimana dinyatakan oleh Allah dalam firmanNya:
ِ صاَل ِة ۚ َوِإنَّهَا لَ َكبِي َرةٌ ِإاَّل َعلَى ْال
خَاش ِعين َّ َوا ْست َِعينُوا بِال
َّ ص ْب ِر َوال
Artinya: "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'," (QS. Al-Baqarah:
45)
"Aku pergi bersama ayahku ke Sihr orang Anshar untuk mengunjunginya, lalu tiba waktu
salat, lalu ia berbicara kepada sebagaian keluarganya "Wahai jariyah, bawalah air wudhu
karena aku akan salat sambil beristirahat, ia (Abu Hasyim) berkata: Kami mengingkari
hal itu kepadanya, lalu ia berkata: "Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:
"Berdirilah wahai Bilal, istirahatkan kami dengan salat" (HR. Abu Dawud no. 4986,
hadits sahih).
Pertama, untuk mengingat Allah (zikir). Pada hakikatnya, salat mengajarkan kita
sebuah komunikasi yang intens antara makhluk dengan Sang Khalik, serta adanya
penghambaan diri sepenuhnya terhadap Allah, Zat yang mengatur segala yang ada di
alam semesta ini, karena salat sebagai amalan utama untuk mendekatkan diri
kepadaNya. Sebelum melakukan salat, ada syarat yang harus terpenuhi yaitu bersuci
segala najis, baik badan, pakaian maupun tempat, ini mengisyaratkan kepada kita bahwa
untuk menghadap Allah diperlukan kesiapan mental menghadapi Sang Maha Suci (Al
Quddus).
Kedua, salat berfungsi mencegah dari perbuatan keji dan munkar, menurut Ibnu
Abbas kata al-fahsyaa’ berarti maksiat, dan al-munkar berarti sesuatu yang tidak dikenal
dalam syariat islam dan sunnah Nabi. Menurut Syeh Nawawi Al Bantani dalam tafsirnya
menjelaskan tentang al-fahsyaa’ berarti larangan untuk menafikan/meniadakan adanya
Tuhan atau disebut atheis, sedangkan kata al-munkar berarti menetapkan adanya Tuhan
selain Allah atau bisa disebut musyrik.
Maka ketika orang yang salat mengucapkan takbir berarti dia mengakui adanya
Tuhan, serta membantah orang yang tidak percaya kepada Tuhan, sedangkan
ucapan akbar berati Tuhan yang Maha Agung yang esa bukan terdiri dari berbagai macam
Tuhan.
Ketiga, salat mengajarkan kerukunan sesama manusia. Hal ini terdapat pada
bacaan salam sebagai doa keselamatan kepada sekitar kita, baik yang dikenal maupun
tidak. Hal ini sesuai hadis Nabi yang berbunyi,
Dari penjelasan ini, Muslim yang taat mejalankan perintah agama selalu menjaga
perkataan serta perilakunya agar tidak menyakiti orang lain, serta berusaha menjauhkan
diri dari sikap yang tidak diridai oleh Sang Maha Pencipta.
Keempat, salat mempersatukan umat Islam seluruh dunia, terbukti orang yang salat
pasti menghadap kiblat, hal ini sebagai titik persamaan semua manusia meski berbeda ras,
budaya, suku bangsa. Sungguh ajaran Islam sangat mulia tidak hanya mengajarkan urusan
spiritual saja, namun masalah kehidupan sehari-hari, mulai masalah kebersihan sampai
masalah persatuan di masyarakat.
2. Fungsi Sholat
Kedudukan atau fungsi shalat itu di antaranya adalah sebagai tiang agama. Tidak
hanya sebagai tiang agama, shalat juga yang pertama kali dihisab di hari akhirat. Tetapi
juga, shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Shalat bahkan menjadi kunci
surga. Shalat menjadi kunci dalam berdoa. Untuk menguji seseorang beriman dan taat
kepada Allah dapat dilihat dari shalatnya.
Kalau kita lihat sebuah bangunan masjid, ada tiang-tiang sebagai penopang. Maka
kalau tidak ada tiang tentu bangunan masjid ini akan runtuh. Begitulah shalat, jika kita
tidak menegakkan shalat, maka runtuhlah agama dalam kehidupan kita. Oleh karena itu,
mari senantiasa kita jadikan shalat ini bukan sekedar kewajiban saja. Karena kalau masih
taraf kewajiban, itu masih ada ketakutan. Tapi bagaimana shalat ini menjadi sebuah
kebutuhan bagi kita.
Kecenderungan manusia adalah suka berkeluh kesah. Tidak pernah merasa cukup,
meskipun sudah punya mobil dan rumah mewah. Karena itu, kebahagiaan yang hakiki
bukanlah dalam bentuk materi semata, tetapi adalah kebahagiaan batin, kebahagiaan
psikologis, bersifat subjektif dan intrinsik dari dalam diri kita. Maka Alquran memberikan
pengecualian untuk orang yang shalat.
Shalat itu tidak hanya diawali dengan takbiratul ihram, dan diakhiri dengan salam.
Tetapi bagaimana sesudah shalat itu kita “shalat”, bagaimana kita mengaplikasikan
makna-makna shalat itu. Alquran tidak pernah menyuruh kita “kerjakan shalat”, tetapi
Alquran menyuruh kita “tegakkan shalat”. Tegak itu maknanya bagaimana shalat itu
teraplikasi dalam tugas dan kegiatan dalam seluruh aspek kehidupan kita. Jadi, kalau
shalat sebagai tiang agama, maka kalau kita tegakkan, akan tegaklah agama dalam
kehidupan kita. Kalau kita tinggalkan akan runtuh agama dalam kehidupan kita.
Dalam sebuah penelitian tentang shalat disebutkan bahwa shalat dapat menjadikan
orang pintar dan cerdas. Menurut penelitian tersebut, ketika kita sujud dan rukuk dalam
shalat, suplai oksigen menuju otak itu akan maksimal. Oleh karena, maksimalnya suplai
oksigen menuju otak menjadikan peredaran darah menuju otak menjadi maksimal pula.
Inilah yang menyebabkan orang yang shalat itu menjadi pintar dan cerdas. Maka kalau
ada orang shalat yang tidak pintar dan cerdas, berarti ada yang salah dalam gerakan
shalatnya.
Shalat itu dikatakan kunci surga. Kalau kita hendak memasuki rumah, maka harus ada
kuncinya. Kalau tidak ada kunci bagaimana mau masuk? Maka kalau kita mau masuk
surga, kuncinya adalah shalat. Surga ini bermakna ukhrawi, di akhirat nanti akan kita
temukan. Tapi tahukah kita, sebenarnya kalau kita lihat maknanya, surga itu juga
bermakna kedamaian, kebahagiaan, kebaikan dan ketenteraman. Hal itu juga kita
temukan setelah shalat. Artinya bahwa dengan shalat kita bisa mendapatkan surga
sebelum surga yang sesungguhnya. Sebaliknya, kalau ada orang yang senang mengamuk,
bertengkar, konflik, marah, tidak tenang, tidak tenteram, gelisah dan lain sebagainya,
maka itu juga merupakan ciri-ciri neraka. Dia telah mendapatkan neraka sebelum neraka
yang sesungguhnya. Dengan shalat itu kita mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.
Kemudian yang paling penting juga, shalat adalah yang pertama dihisab. Ketika kita
menilai sesuatu, ada hal-hal pakem yang harus kita nilai. Indikator utama penilaian yang
harus mutlak ada. Maka shalat itu merupakan pakem dan indikator utama penilaian.
Kalau baik shalatnya, maka baik seluruh amalnya. Begitu juga sebaliknya. Inilah fokus
besarnya. Maka kalau shalatnya baik, diyakini pula ibadah yang lainnya akan baik seperti
puasa dan zakat. Karena shalatnya teraplikasi dalam kehidupan. Mudah-mudahan ini
menjadi inspirasi dan pencerahan bagi kita mengintegrasikan dan menginternalisasikan
shalat dalam kehidupan kita.
a. Takbiratul ikhram
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, dan ditanamkan
dalam hati kesadaran diri bahwa kita adalah hamba Allah yang paling kecil dan hina di
depan-Nya. Lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Manfaat: Gerakan
ini melancarkan aliran darah(proses keseimbangan sirkulasi darah) jika darah lancer,
maka tubuh kita akan sehat.48 Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah
mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang
sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan
di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan
persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
b. Rukuk
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila
diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus
dengan tulang belakang. Sambil membaca Subhanaka Allahumma wa bihamdika (Maha
Suci Engkau ya Allah dan pujian untuk-Mu), disamping itu, rukuk juga memberikan
peringatan kepada kita tentang perjalanan hidup kita yang selalu berubah. Tidak
selamanya kita tegak, Berjaya, popular, akan tetapi pada masanya kita harus tunduk lesu
merenungi nasib yang menimpa kita. Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi
dan fungsi tulang belakang sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung
sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang
bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu,
rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
c. I'tidal
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua
tangan setinggi telinga. Dalam hati kita bersyukur, karena Allah memberikan cinta dan
kasih sayang-Nya Manfaat: I’tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud.
Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ
organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara
bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
d. Sujud
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi
pada lantai. Dalam hati seorang hamba dengan sadar mengaku bahwa dirinya tidak
terlepas dari perbuatan dosa dan selalu dalam rahmat Allah dalam cinta dan kasih
sanyang. Sadar bahwa segala yang dinikmatinya selama ini semata-mat pemberian Allah,
jika dia berkehendak untuk merendahkan atau meninggikan drajat dan memohon Allah
agar rezkinya senangtiasa dipenuhi oleh Allah. Dan sadar bahwa dirinya sangat
membutuhkan bimbingan danpetunjuk Allah dalam menjalankan kehidupan di dunia dan
meminta ampunan.50 Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak.
Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke
otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan
tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini
juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud
memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
e. Duduk
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk
(tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. Manfaat: Saat iftirosy, kita
bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini
menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak
mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran
kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika
dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada
iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian
relaks kembali.
f. Salam
Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal, Manfaat:
Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan
ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.
Ulama besar Tarim Yaman, Imam Al-Habib Abdullah bin 'Alawi Al-Haddad (1634-1720)
dalam nasihatnya menukil beberapa hadis shahih terkait ancaman bagi orang-orang yang
meninggalkan shalat dengan sengaja. Dalam hal ini Baginda Nabi لمMMه وسMMلى هللا عليMMص
bersabda yang artinya: "Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat, barangsiapa
yang meninggalkannya berarti ia telah kafir." Dalam riwayat lain, Nabi صلى هللا عليه وسلم
bersabda yang artinya: "Barang siapa yang sengaja meninggalkan shalat , berarti ia telah
kafir secara terang-terangan". Dalam hadis lain disebutkan:
من ترك الصّالة متع ّمدا فقد نزلت منه ذ ّمة هللا وذ ّمة رسوله
"Barangsiapa yang sengaja meninggalkan shalat berarti telah lepas darinya perlindungan
Allah dan Rasul-Nya." Beliau صلى هللا عليه وسلمjuga bersabda:
ا والMورا وال برهانMه نMا لم تكن لMظ عليهM ومن لم يحاف, من حافظ علي الصّالة كانت له نورا وبرهانا ونجاة يوم القيامة
وكان يوم القيامة مع فرعون و قارون وهامان وأب ّي بن خلف, نجاة
"Barang siapa yang memelihara shalat, maka shalat akan menjadi cahaya baginya, bukti
dan keselamatan kelak di hari kiamat, dan barangsiapa yang tidak memeliharanya shalat
itu tidak akan menjadi cahaya, bukti maupun keselamatan baginya sedangkan di hari
kiamat ia akan dikumpulkan bersama Fir'aun, Qarun, Haman, dan Ubay bin Khalaf."
Baginda Rasulullah لمMMMه وسMMMلى هللا عليMMM صtelah menjelaskan kekafiran orang yang
meninggalkan shalat dengan sengaja. Begitu juga yang telah diriwayatkan dari para
Sahabat dan para salafushalihin hingga salah seorang dari mereka berkata: "Aku tidak
pernah mendengar salah seorang sahabat Rasulullah mengomentari mengenai suatu
amalan bahwa orang yang meninggalkannya itu kafir, kecuali shalat ." Allah Ta'ala juga
berfirman dalam Al-Qur'an:
"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)? Mereka menjawab: "Kami
dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat ." (QS. Al-Mudatsir: 42-43).
Sebagaimana engkau diwajibkan untuk memelihara shalat dan haram atasmu untuk
meninggalkannya, begitu juga engkau diwajibkan untuk mendidik anak istrimu dan
orang-orang yang di bawah tanggunganmu untuk menegakkan shalat. Janganlah engkau
mentolelir alasan bagi mereka untuk meninggalkannya.
Barangsiapa yang tidak mendengar dan tidak mentaatimu, maka berilah peringatan.
Hukum dan marahilah ia melebihi kemarahanmu saat ia merusak hartamu. Jikalau engkau
tidak melakukannya, maka berarti engkau tergolong orang-orang yang meremehkan
agama dan hak-hak Allah Ta'ala. Bagaimana bisa diuzurkan sedangkan apabila ia
mengakhirkan shalat sampai keluar waktu saja sudah termasuk dosa besar meskipun ia
segera mengqada'nya. Maka sudah menjadi kewajiban bagi para pemimpin untuk
mendorong kalangan awam menegakkan shalat lima waktu.
Di samping itu bahaya bagi orang yang meninggalkan sholat lima waktu yakni:
ب ِم ْنهُ ْم ج ُْز ٌء َم ْقسُو ٌم ٍ َوِإ َّن َجهَنَّ َم لَ َموْ ِع ُدهُ ْم َأجْ َم ِعينَ لَهَا َس ْب َعةُ َأ ْب َوا
ٍ ب لِ ُكلِّ بَا
“Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada
mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya.
Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan
yang tertentu dari mereka. “
Tingkat neraka ke-1. Merupakan pintu neraka yang paling atas (pertama). Di dalamnya
berisi umatmu (Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam) yang melakukan dosa-dosa
besar dan tidak tobat sampai mereka meninggal dunia.
Setiap tingkat mempunyai 70.000 daerah. Setiap daerah mempunyai 70.000 kampung.
Setiap kampung mempunyai 70.000 rumah. Setiap rumah mempunyai 70.000 bilik. Setiap
bilik mempunyai 70.000 kotak. Setiap kotak mempunyai 70.000 batang pokok zaqqum.
Di bawah setiap pokok zaqqum mempunyai 70.000 ekor ular. Di dalam mulut setiap ular
yang panjangnya 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat. Dan di bawah
setiap pokok zaqqum terdapat 70.000 rantai. Setiap rantai diseret oleh 70.000 malaikat”.
“Api yang ada sekarang ini, yang digunakan bani Adam untuk membakar hanyalah 1/70
dari api neraka jahannam” (HR. Bukhari-Muslim). “Apabila neraka itu melihat mereka
dari tempat yang jauh, mereka akan mendengar kegeraman dan suara nyalanya”. (QS. Al-
Furqan: 11).
Air di jahannam adalah hamim (air panas yang menggelegak), anginnya adalah samum
(angin yang amat panas), sedang naungannya adalah yahmum (naungan berupa potongan-
potongan asap hitam yang sangat panas) (QS. Al-Waqi’ah: 41-44).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari paparan diatas, dapat di simbulkan bahwa sholat adalah salah satu rukun islam yang
wajib dilaksanakan sebagai umat muslim. Tujuan dan fungsi sholat adalah agar kita lebih
mendekatkan diri kepada sang pencipta, tujuan di dalam bidang kesehatan adalah sholat
dapat melancarkan peredaran darah, hati menjadi tenang dll. Alasan kita diwajibkan
sholat melalui peristiwa isra miraj dimana nabi Muhammad Saw diangkat oleh Allah
SWT ke langit ketujuh. Ancaman apabila kita sebagai umat muslim tidak melaksanakan
sholat wajib adalah mendapat dosa dan siksa di akhirat kelak.
3.2. Saran
https://bincangsyariah.com/khazanah/empat-tujuan-disyariatkan-salat/
https://bkmattaqwa.uma.ac.id/2019/08/30/fungsi-shalat-dalam-kehidupan/
Ahmad Qodri A. Azizy, Islam dan Permasalahan Sosial : Mencari Jalan Keluar, (Yogyakarta: LKiS,
2000).
prints.walisongo.ac.id/id/eprint/1534/3/084411011_Skripsi_Bab2.pdf
https://kalam.sindonews.com/read/260132/69/ancaman-serius-bagi-yang-meninggalkan-
shalat-1607357566
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/ancaman-bagi-orang-yang-meninggalkan-
atau-menyepelekan-sholat/