Anda di halaman 1dari 21

HAKIKAT SHOLAT

DISUSUN OLEH :
ACHMAD MAULANA EFENDI (20201333045)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulisan makalah yang berjudul “ HAKIKAT SHOLAT ” ini dapat diselesaikan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulisan makalah ini dalam rangka untuk memenuhi tugas Al Islam dan
Kemuhammadiyahan diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat menambah
wawasan.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih kurang sempurna. Oleh karena
itu, segala kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka.

Surabaya, 17 Juni 2022


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitihan.......................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1. Pengertian Sholat.........................................................................................................6
2.2. Allah SWT mewajibkan untuk sholat..........................................................................8
2.3. Tujuan dan Fungsi Sholat..........................................................................................10
2.4. Hikmah Melaksanakan Sholat...................................................................................13
2.5. Ancaman bagi perlaku yang meninggalkan sholat....................................................16
BAB III.....................................................................................................................................20
PENUTUP................................................................................................................................20
3.1. Kesimpulan................................................................................................................20
3.2. Saran..........................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Shalat merupakan salah satu bagian dari Rukun Islam, yang wajib kita
laksanakan sebagai seorang muslim. Shalat tersusun dari berbagai jenis ibadah.
Seperti dzikir mengingat Allah, membaca Al-quran, rukuk, sujud, menghadap kiblat
berdoa, bertasbih dan takbir. Shalat merupakan ibadah yang paling utama, yang
diwajibkan kepada kita semua sebagai muslim. Shalat merupakan oleh-oleh yang
diwahyukan langsung kepada Rasulullah tanpa pelantara malaikat Jibril, pada malam
Isro Miraj nya Rasul ke sidrotul muntaha. Maka sudah barang jelas bahwa shalat
merupakan ibadah diutamakan dalam Agama Islam.
Begitu pentingnya masalah shalat, maka perintah shalat juga tidak diturunkan
melalui para malaikat, tetapi Allah SWT langsung bertemu dengan Nabi Muhammad
SAW di Sidrotul Muntaha atau yang lebih dikenal dengan langit ketujuh melalui
peristiwa Isra’ Mi’raj. Dalam peristiwa ini, Nabi SAW melakukan perjalanan dari
Masjidil Haram (Mekkah) menuju Masjidil Aqsha (Madinah) kemudian selanjutnya
ke Sidratul Muntaha (langit ketujuh). Fungsi dari ibadah shalat adalah untuk
menghidupkan kesadaran tauhid serta memantapkannya di dalam hati, menghapus
keyakinan serta ketergantungan pada berbagai macam kekuasaan ghaib yang selalu
disembah dan diseru oleh orang musyrik untuk meminta pertolongan. Melalui ibadah
shalat perasaan takut, haibah1 dan harapan kepada Allah akan meresap ke dalam hati.
Inilah ruh ibadah yang sebenarnya dan bukan bentuk perilaku lahir, perbuatan atau
ucapan.2 Kemudian fungsi shalat yang lainnya adalah sebagai penawar paling
mujarab untuk kesehatan jiwa, rohani dan fisik manusia serta memberikan ketenangan
batin manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan sebelumnya, maka penulis
merumuskan beberapa permasalahan untuk di kaji lebih rinci. Adapun permasalahan
yang akan di bahas dalam proposal ini meliputi :
1. Bagaimana Pengertian Sholat ?
2. Mengapa Allah SWT mewajibkan untuk shalat ?
3. Bagaimana tujuan dan fungsi shalat ?
4. Bagaimana hikmah dalam melaksanakan sholat ?
5. Bagaimana ancaman bagi yang meninggalkan sholat ?

1.3 Tujuan Penelitihan


Pada dasarnya setiap penelitihan mempunyai tujuan yang akan dipakai sebagai
pedoman untuk pembahasan yaitu :
1. Untuk mendiskripsikan bagaimana pengertian sholat.
2. Untuk memberikan pemahaman tentang mengapa Allah SWT mewajibkan
untuk melaksanakan sholat.
3. Untuk menjelaskan bagaimana tujuan dan fungsi shalat.
4. Untuk memberikan pemahaman hikmah dalam melaksanakan sholat.
5. Untuk memberikan pemahaman tentang ancaman bagi yang meninggalkan
sholat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sholat
Secara bahasa, shalat itu bermakna doa. Sholat dengan makna doa dicontohkan di dalam
Al-Quran Al-Kariem yang mempunyai arti :
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan shalatlah (mendo'alah) untuk mereka. Sesungguhnya shalat (do'a)
kamu itu merupakan ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui” (QS. At-Taubah : 103)
Ayatnya yang berbunyi :

‫ َك ٌن لَهُ ْم‬M‫ك َس‬َ َ‫صاَل ت‬ َ ‫صلِّ َعلَ ْي ِه ْم ۖ ِإ َّن‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْن َأ ْم َوالِ ِه ْم‬
َ ‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُ َز ِّكي ِه ْم بِهَا َو‬
‫ۗ َوهَّللا ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬

Dalam ayat ini, shalat yang dimaksud sama sekali bukan dalam makna syariat, melainkan
dalam makna bahasanya secara asli yaitu berdoa. Adapun makna menurut syariah, shalat
didefinisikan sebagai : “serangkaian ucapan dan gerakan yang tertentu yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam sebagai sebuah ibadah ritual “

Shalat diwajibkan dengan dalil yang qath`i dari Al-Quran, As- Sunnah dan Ijma’ umat
Islam sepanjang zaman. Tidak ada yang menolak kewajiban shalat kecuali orang-orang kafir
atau zindiq. Sebab semua dalil yang ada menunjukkan kewajiban shalat secara mutlak untuk
semua orang yang mengaku beragama Islam yang sudah akil baligh. Bahkan anak kecil
sekalipun diperintahkan untuk melakukan shalat ketika berusia 7 tahun. Dan boleh dipukul
bila masih tidak mau shalat usia 10 tahun, meski belum baligh.

1. Dalil dari Al-Quran

Allah SWT berfirman dalam Al-qur’an Al-kariem

‫صاَل ةَ َويُْؤ تُوا ال َّز َكاةَ َو َذلِكَ ِدينُ ْالقَيِّ َم ِة‬ ِ ِ‫َو َما ُأ ِمرُوا ِإاَّل لِيَ ْعبُدُوا هَّللا َ ُم ْخل‬
َّ ‫صينَ لَهُ ال ِّدينَ ُحنَفَاء َويُقِي ُموا ال‬
Artinya : "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam agama yang lurus , dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al-
Bayyinah : 5)

M‫م فََأقِي ُمو‬Mُْ‫اط َمْأنَنت‬


ْ ‫ َو َعلَى ُجنُوبِ ُك ْم فَِإ َذا‬M‫ َوقُعُو ًدا‬M‫ُوا هّللا َ قِيَا ًما‬
ْ ‫صالَةَ فَ ْاذ ُكر‬ َ َ‫فَِإ َذا ق‬
َّ ‫ض ْيتُ ُم ال‬
‫َت َعلَى ْال ُمْؤ ِمنِينَ ِكتَابًا َّموْ قُوتًا‬
ْ ‫صالَةَ َكان‬ َّ ‫ْا ال‬
َّ ‫صالَةَ ِإ َّن ال‬

Artinya : "Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman,
maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa : 103)

Mْ ‫وا ال َّز َكاةَ َوارْ َكع‬


َ‫ُوا َم َع الرَّا ِك ِعين‬ ْ ُ‫صالَةَ َوآت‬ Mْ ‫َوَأقِي ُم‬
َّ ‫وا ال‬

Artinya : "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orangorang yang
ruku".(QS. Al-Baqarah : 43)

Dan masih banyak lagi perintah di dalam kitabullah yang mewajibkan umat Islam melalukan
shalat. Paling tidak tercatat ada 12 perintah dalam Al-Quran lafaz “aqiimush-shalata” yang
bermakna "dirikanlah shalat" dengan fi`il Amr (kata perintah) dengan perintah kepada orang
banyak (khithabul jam`i). Yaitu pada surat :

o Al-Baqarah ayat 43, 83 dan110


o Surat An-Nisa ayat 177 dan 103
o Surat Al-An`am ayat 72
o Surat Yunus ayat 87
o Surat Al-Hajj : 78
o Surat An-Nuur ayat 56
o Surat Luqman ayat 31
o Surat Al-Mujadalah ayat 13
o Surat Al-Muzzammil ayat 20.
Ada 5 perintah shalat dengan lafaz "aqimish-shalata" yang bermakna "dirikanlah shalat"
dengan khithab hanya kepada satu orang. Yaitu pada :

o Surat Huud ayat 114


o Surat Al-Isra ayat 78
o Surat Thaha ayat 14
o Surat Al-Ankabut ayat 45
o Surat Luqman ayat 17.
2. Dalil dari As-Sunnah
Di dalam sunnah Raulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ada banyak sekali perintah
shalat sebagai dalil yang kuat dan qath`I tentang kewajiban shalat. Diantaranya adalah
hadits-hadits berikut ini :
Dari Ibni Umar radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam
bersabda,"Islam didirikan di atas lima hal. Sahadat bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan
bahwa Muhammad adalah utusan Allah, penegakan shalat, pelaksanaan zakat, puasa di
bulan Ramadhan dan haji ke Baitullah bila mampu". (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Dalil dari Ijma
Bahwa seluruh umat Islam sejak zaman nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hingga hari ini
telah bersepakat atas adanya kewajiban shalat dalam agama Islam. Lima kali dalam sehari
semalam. Dengan adanya dalil dari Quran, sunnah dan ijma` di atas, maka lengkaplah
dalil kewajiban shalat bagi seorang muslim. Maka mengingkari kewajiban shalat
termasuk keyakianan yang menyimpang dari ajaran Islam, bahkan bisa divonis kafir bila
meninggalkan shalat dengan meyakini tidak adanya kewajiban shalat.

2.2. Allah SWT mewajibkan untuk sholat


Ibadah salat jadi salah satu kewajiban umat Islam yang tak boleh ditinggalkan. Al-
Qur'an menyebutkan salat dengan lafaz yang berbeda, bentuk yang bermacam-macam dan
susunan kalimat yang beraneka ragam.

Salat menurut bahasa disebut dengan az-zikr yang artinya mengingat. Adapun makna
salat secara istilah yang dijelaskan oleh para ulama yang dikutip dalam buku "Panduan
Sholat Rasulullah 1" oleh Imam Abu Wafa menjelaskan:

Salat menurut para ulama syafi'iyyah


"Perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam".
Salat menurut ulama hanafiyah
"Rukun-rukun tertentu dan zikir-zikir yang diketahui dengan syarat tertentu pada waktu-
waktu yang ditentukan".

Salat menurut ulama hanabilah

"Perkataan dan perbuatan yang dikhususkan dengan takbir dan diakhiri dengan salam".
(Bada'ius shana'i hal. 454).

Dengan dasar inilah salat dilakukan dengan ucapan tertentu dan gerakan tertentu sesuai
dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Berdasarkan sabdanya:

"Salatlah kalian sebagaimana kalian melihatku salat" (HR. Bukhari no.631 dan ad-Darimi
no. 1288).

Dan ditegaskan dalam Al-Qur'an bahwa kita harus mengikuti tata cara ibadah Rasulullah
pada semua bentuk-bentuk ibadahnya. Sebagaimana yang tertulis dalam surat al-Hasyr
ayat 7:

‫يل َك ْى‬ ِ ِ‫ين َوٱب ِْن ٱل َّسب‬ ِ ‫َّمٓا َأفَٓا َء ٱهَّلل ُ َعلَ ٰى َرسُولِ ِهۦ ِم ْن َأ ْه ِل ْٱلقُ َر ٰى فَلِلَّ ِه َولِل َّرسُو ِل َولِ ِذى ْٱلقُرْ بَ ٰى َو ْٱليَ ٰتَ َم ٰى َو ْٱل َم ٰ َس ِك‬
۟ ‫اَل يَ ُكونَ دُولَ ۢةً بَ ْينَ ٱَأْل ْغنِيَٓا ِء ِمن ُك ْم ۚ َومٓا َءاتَ ٰى ُك ُم ٱل َّرسُو ُل فَ ُخ ُذوهُ َوما نَهَ ٰى ُك ْم َع ْنهُ فَٱنتَه‬
۟ ُ‫ُوا ۚ َوٱتَّق‬
َ ‫وا ٱهَّلل َ ۖ ِإ َّن ٱهَّلل‬ َ َ
ِ ‫َش ِدي ُد ْٱل ِعقَا‬
‫ب‬

Artinya: "Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari
harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul,
kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam
perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara
kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat
keras hukumannya."

Salat merupakan bagian dari salah satu rukun Islam yang wajib kita penuhi setelah
syahadat. Ibadah salat menunjukkan bahwa kita taat kepada Allah SWT. Dan di dalam
salat itu ada zikir serta doa yang dipanjatkan ketika menghadap Allah SWT.

Dengan salat kita dapat meraih banyak keuntungan tidak hanya di dunia tetapi juga di
akhirat. Salah satunya yakni dipermudah jalan keluar dari masalah dan diberikan
ketenangan batin dan pikiran. Sebagaimana dinyatakan oleh Allah dalam firmanNya:
ِ ‫صاَل ِة ۚ َوِإنَّهَا لَ َكبِي َرةٌ ِإاَّل َعلَى ْال‬
‫خَاش ِعين‬ َّ ‫َوا ْست َِعينُوا بِال‬
َّ ‫ص ْب ِر َوال‬

Artinya: "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'," (QS. Al-Baqarah:
45)

Rasulullah pun menjadikan salat sebagai waktu-waktu istirahat. Sebagaimana


diriwayatkan oleh Abu Hasyim rahimahullah, ia berkata:

"Aku pergi bersama ayahku ke Sihr orang Anshar untuk mengunjunginya, lalu tiba waktu
salat, lalu ia berbicara kepada sebagaian keluarganya "Wahai jariyah, bawalah air wudhu
karena aku akan salat sambil beristirahat, ia (Abu Hasyim) berkata: Kami mengingkari
hal itu kepadanya, lalu ia berkata: "Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:
"Berdirilah wahai Bilal, istirahatkan kami dengan salat" (HR. Abu Dawud no. 4986,
hadits sahih).

2.3. Tujuan dan Fungsi Sholat


1. Tujuan Sholat
Salah satu rukun Islam ialah perintah untuk menjalankan salat. Menurut bahasa,
“salat” berarti “doa”, sedangkan secara terminologi berarti ucapan-ucapan maupun
perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat yang telah
ditentukan, merupakan ritual ibadah yang berkaitan dengan waktu, serta sebagai syiar
tegaknya ajaran agama. Dalam Alquran maupun sunnah, Rasul banyak menjelaskan
tentang tujuan dasar salat, di antaranya:

Pertama, untuk mengingat Allah (zikir). Pada hakikatnya, salat mengajarkan kita
sebuah komunikasi yang intens antara makhluk dengan Sang Khalik, serta adanya
penghambaan diri sepenuhnya terhadap Allah, Zat yang mengatur segala yang ada di
alam semesta ini, karena salat sebagai amalan utama untuk mendekatkan diri
kepadaNya. Sebelum melakukan salat, ada syarat yang harus terpenuhi yaitu bersuci
segala najis, baik badan, pakaian maupun tempat, ini mengisyaratkan kepada kita bahwa
untuk menghadap Allah diperlukan kesiapan mental menghadapi Sang Maha Suci (Al
Quddus).

Kedua, salat berfungsi mencegah dari perbuatan keji dan munkar, menurut Ibnu
Abbas kata al-fahsyaa’ berarti maksiat, dan al-munkar berarti sesuatu yang tidak dikenal
dalam syariat islam dan sunnah Nabi. Menurut Syeh Nawawi Al Bantani dalam tafsirnya
menjelaskan tentang al-fahsyaa’ berarti larangan untuk menafikan/meniadakan adanya
Tuhan atau disebut atheis, sedangkan kata al-munkar berarti menetapkan adanya Tuhan
selain Allah atau bisa disebut musyrik.

Maka ketika orang yang salat mengucapkan takbir berarti dia mengakui adanya
Tuhan, serta membantah orang yang tidak percaya kepada Tuhan, sedangkan
ucapan akbar berati Tuhan yang Maha Agung yang esa bukan terdiri dari berbagai macam
Tuhan.

Ketiga, salat mengajarkan kerukunan sesama manusia. Hal ini terdapat pada
bacaan salam sebagai doa keselamatan kepada sekitar kita, baik yang dikenal maupun
tidak. Hal ini sesuai hadis Nabi yang berbunyi,

‫ من هجر ما نهى هللا عنه‬M‫المسلم من سلم الناس من لسانه ويده والمهاجر‬.

Artinya: Muslim yang baik adalah orang yang memberikan keamanan orang lain dari


gangguan ucapan dan tangannya, serta orang yang hijrah
adalah orang yang meninggalkan laranganNya.

Dari penjelasan ini, Muslim yang taat mejalankan perintah agama selalu menjaga
perkataan serta perilakunya agar tidak menyakiti orang lain, serta berusaha menjauhkan
diri dari sikap yang tidak diridai oleh Sang Maha Pencipta.

Keempat, salat mempersatukan umat Islam seluruh dunia, terbukti orang yang salat
pasti menghadap kiblat, hal ini sebagai titik persamaan semua manusia meski berbeda ras,
budaya, suku bangsa. Sungguh ajaran Islam sangat mulia tidak hanya mengajarkan urusan
spiritual saja, namun masalah kehidupan sehari-hari, mulai masalah kebersihan sampai
masalah persatuan di masyarakat.

2. Fungsi Sholat

Kedudukan atau fungsi shalat itu di antaranya adalah sebagai tiang agama. Tidak
hanya sebagai tiang agama, shalat juga yang pertama kali dihisab di hari akhirat. Tetapi
juga, shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Shalat bahkan menjadi kunci
surga. Shalat menjadi kunci dalam berdoa. Untuk menguji seseorang beriman dan taat
kepada Allah dapat dilihat dari shalatnya.
Kalau kita lihat sebuah bangunan masjid, ada tiang-tiang sebagai penopang. Maka
kalau tidak ada tiang tentu bangunan masjid ini akan runtuh. Begitulah shalat, jika kita
tidak menegakkan shalat, maka runtuhlah agama dalam kehidupan kita. Oleh karena itu,
mari senantiasa kita jadikan shalat ini bukan sekedar kewajiban saja. Karena kalau masih
taraf kewajiban, itu masih ada ketakutan. Tapi bagaimana shalat ini menjadi sebuah
kebutuhan bagi kita.

Kecenderungan manusia adalah suka berkeluh kesah. Tidak pernah merasa cukup,
meskipun sudah punya mobil dan rumah mewah. Karena itu, kebahagiaan yang hakiki
bukanlah dalam bentuk materi semata, tetapi adalah kebahagiaan batin, kebahagiaan
psikologis, bersifat subjektif dan intrinsik dari dalam diri kita. Maka Alquran memberikan
pengecualian untuk orang yang shalat.

Shalat itu tidak hanya diawali dengan takbiratul ihram, dan diakhiri dengan salam.
Tetapi bagaimana sesudah shalat itu kita “shalat”, bagaimana kita mengaplikasikan
makna-makna shalat itu. Alquran tidak pernah menyuruh kita “kerjakan shalat”, tetapi
Alquran menyuruh kita “tegakkan shalat”. Tegak itu maknanya bagaimana shalat itu
teraplikasi dalam tugas dan kegiatan dalam seluruh aspek kehidupan kita. Jadi, kalau
shalat sebagai tiang agama, maka kalau kita tegakkan, akan tegaklah agama dalam
kehidupan kita. Kalau kita tinggalkan akan runtuh agama dalam kehidupan kita.

Dalam sebuah penelitian tentang shalat disebutkan bahwa shalat dapat menjadikan
orang pintar dan cerdas. Menurut penelitian tersebut, ketika kita sujud dan rukuk dalam
shalat, suplai oksigen menuju otak itu akan maksimal. Oleh karena, maksimalnya suplai
oksigen menuju otak menjadikan peredaran darah menuju otak menjadi maksimal pula.
Inilah yang menyebabkan orang yang shalat itu menjadi pintar dan cerdas. Maka kalau
ada orang shalat yang tidak pintar dan cerdas, berarti ada yang salah dalam gerakan
shalatnya.

Shalat itu dikatakan kunci surga. Kalau kita hendak memasuki rumah, maka harus ada
kuncinya. Kalau tidak ada kunci bagaimana mau masuk? Maka kalau kita mau masuk
surga, kuncinya adalah shalat. Surga ini bermakna ukhrawi, di akhirat nanti akan kita
temukan. Tapi tahukah kita, sebenarnya kalau kita lihat maknanya, surga itu juga
bermakna kedamaian, kebahagiaan, kebaikan dan ketenteraman. Hal itu juga kita
temukan setelah shalat. Artinya bahwa dengan shalat kita bisa mendapatkan surga
sebelum surga yang sesungguhnya. Sebaliknya, kalau ada orang yang senang mengamuk,
bertengkar, konflik, marah, tidak tenang, tidak tenteram, gelisah dan lain sebagainya,
maka itu juga merupakan ciri-ciri neraka. Dia telah mendapatkan neraka sebelum neraka
yang sesungguhnya. Dengan shalat itu kita mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.

Kemudian yang paling penting juga, shalat adalah yang pertama dihisab. Ketika kita
menilai sesuatu, ada hal-hal pakem yang harus kita nilai. Indikator utama penilaian yang
harus mutlak ada. Maka shalat itu merupakan pakem dan indikator utama penilaian.
Kalau baik shalatnya, maka baik seluruh amalnya. Begitu juga sebaliknya. Inilah fokus
besarnya. Maka kalau shalatnya baik, diyakini pula ibadah yang lainnya akan baik seperti
puasa dan zakat. Karena shalatnya teraplikasi dalam kehidupan. Mudah-mudahan ini
menjadi inspirasi dan pencerahan bagi kita mengintegrasikan dan menginternalisasikan
shalat dalam kehidupan kita.

2.4. Hikmah Melaksanakan Sholat


Shalat yang diperintahkan kita untuk melaksanakannya mengandung berbagai rupa
hikmah dalam kehidupan manusia. Hikmah yang terkandung itu ialah yang disebutkan di
bawah ini : Hikmah shalat menurut Hasbi AshShiddieqy adalah mendidik para manusia
berorganisasi, mengutamakan peraturan dan membiasakan rajin dan tangkas. Lanjutnya,
sembahyang itu membiasakan kita memelihara dan menjaga waktu serta membiasakan
kita mengerjakan sesuatu di masa-masa yang sudah ditentukan. Sehubungan dengan itu,
Qodri A. Azizy berpendapat, bahwa dari aspek keteraturan pelaksanaan, shalat dapat
membentuk pribadi disiplin dan mampu mewujudkan etika penghargaan waktu. Jadi,
seorang yang mendapat pelajaran dari shalatnya tentulah ia bersifat disiplin dan
menghargai waktu dengan sebaik-baiknya.
Berkaitan dengan hikmah shalat di atas, Sentot Haryanto dalam bukunya ‘Psikologi
Shalat’ menjelaskan, bahwa shalat telah dan senantiasa mengajarkan kepada umat Islam
untuk disiplin, taat waktu, sekaligus menghargai waktu itu sendiri dan kerja keras. Dari
sini jelas, bahwa shalat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari disiplin dan barang
siapa yang berdisiplin, maka dialah yang sukses. Di samping itu, shalat dapat
memberikan ketentraman dan ketabahan hati, sehingga tidak mudah putus asa dan gelisah
jiwanya tatkala musibah menimpa dan tidak mudah lupa daratan bila sedang memperoleh
kebahagiaan dan kenikmatan.
Diwajibkannya shalat diiringi dengan tujuantujuan yang mulia untuk kemaslahatan
manusia, Adanya tujuan tersebut tentu tidak lepas dari hikmah-hikmah yang terkandung
di dalamnya. Banyak hikmah yang terkandung dalam shalat, baik hikmah yang dihasilkan
lewat gerakangerakan shalat ataupun dari bacaan-bacaan yang tentunya bermanfaat bagi
kehidupan umat manusia, baik dari segi kesehatan jasmani atau rohani serta dari segi
peribadatan dan ketundukan manusia kepada Allah. Hikmah-hikmah dalam shalat
terutama dari segi peribadatan danketundukkan hamba kepada Tuhan-Nya dapat pula
berpengaruh terhadap kondisi mental dan mewarnai kepribadian seseorang.
Gerakan-gerakan dalam shalat seperti mengangkat tangan ketika takbir, sujud, ruku’
dan sebagainya dapat bermanfaat menghimpun anggota-anggota lahir dalam rangka
mengarahkan tenaga-tenaga batin dengan tujuan ta’dzim dan tunduk kepada Allah,
sedangkan bacaan-bacaan yang ada dalam sholat adalah sebagai bukti pengakuan manusia
kepada Allah sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa sesuai dengan makna yang terkandung
dalam bacaan sholat ketika melaksanakan sholat tersebut. Sebagai contoh ketika
seseorang melakukan gerakan-gerakan sholat diiringi dengan sikap tunduk ( ruku’)
menunjukkan ketundukan dan kepatuhan kita kepada Allah. Gerakan-gerakan dan bacaan
dalam sholat yang dilakukan berdasarkan ketentuan syari’at disertai dengan khusyu’
dapat member hikmah pada posisi tenang dan santai. Pada posisi seperti inilah urat-urat
syaraf yang tegang yang ditimbulkan oleh berbagai persoalan dan problem kehidupan
akan mengendor.
Shalat bagi kaum muslim tidak sekedar kewajiban, merupakan cara yang paling
efektif dalam menjaga stamina jasmaniah dan rohaniah. Setiap gerakan shalat ternyata
memberi manfaat yang luar biasa bagi kesehatan.

a. Takbiratul ikhram
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, dan ditanamkan
dalam hati kesadaran diri bahwa kita adalah hamba Allah yang paling kecil dan hina di
depan-Nya. Lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Manfaat: Gerakan
ini melancarkan aliran darah(proses keseimbangan sirkulasi darah) jika darah lancer,
maka tubuh kita akan sehat.48 Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah
mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang
sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan
di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan
persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
b. Rukuk
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila
diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus
dengan tulang belakang. Sambil membaca Subhanaka Allahumma wa bihamdika (Maha
Suci Engkau ya Allah dan pujian untuk-Mu), disamping itu, rukuk juga memberikan
peringatan kepada kita tentang perjalanan hidup kita yang selalu berubah. Tidak
selamanya kita tegak, Berjaya, popular, akan tetapi pada masanya kita harus tunduk lesu
merenungi nasib yang menimpa kita. Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi
dan fungsi tulang belakang sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung
sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang
bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu,
rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
c. I'tidal
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua
tangan setinggi telinga. Dalam hati kita bersyukur, karena Allah memberikan cinta dan
kasih sayang-Nya Manfaat: I’tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud.
Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ
organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara
bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
d. Sujud
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi
pada lantai. Dalam hati seorang hamba dengan sadar mengaku bahwa dirinya tidak
terlepas dari perbuatan dosa dan selalu dalam rahmat Allah dalam cinta dan kasih
sanyang. Sadar bahwa segala yang dinikmatinya selama ini semata-mat pemberian Allah,
jika dia berkehendak untuk merendahkan atau meninggikan drajat dan memohon Allah
agar rezkinya senangtiasa dipenuhi oleh Allah. Dan sadar bahwa dirinya sangat
membutuhkan bimbingan danpetunjuk Allah dalam menjalankan kehidupan di dunia dan
meminta ampunan.50 Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak.
Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke
otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan
tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini
juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud
memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
e. Duduk
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk
(tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. Manfaat: Saat iftirosy, kita
bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini
menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak
mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran
kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika
dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada
iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian
relaks kembali.
f. Salam
Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal, Manfaat:
Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan
ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.

2.5. Ancaman bagi perlaku yang meninggalkan sholat


Amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba di hari kiamat adalah shalatnya .
Saking pentingnya shalat , Islam menjadikannya sebagai rukun kedua setelah syahadat.
Ketahuilah kemungkaran dan dosa terbesar sebagian umat Islam adalah meninggalkan
shalat fardhu lima waktu. Tak sedikit di antara kaum muslimin berani meninggalkan
shalat hanya karena sibuk dengan urusan duniawi.

Ulama besar Tarim Yaman, Imam Al-Habib Abdullah bin 'Alawi Al-Haddad (1634-1720)
dalam nasihatnya menukil beberapa hadis shahih terkait ancaman bagi orang-orang yang
meninggalkan shalat dengan sengaja. Dalam hal ini Baginda Nabi ‫لم‬MM‫ه وس‬MM‫لى هللا علي‬MM‫ص‬
bersabda yang artinya: "Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat, barangsiapa
yang meninggalkannya berarti ia telah kafir." Dalam riwayat lain, Nabi ‫صلى هللا عليه وسلم‬
bersabda yang artinya: "Barang siapa yang sengaja meninggalkan shalat , berarti ia telah
kafir secara terang-terangan". Dalam hadis lain disebutkan:
‫من ترك الصّالة متع ّمدا فقد نزلت منه ذ ّمة هللا وذ ّمة رسوله‬

"Barangsiapa yang sengaja meninggalkan shalat berarti telah lepas darinya perlindungan
Allah dan Rasul-Nya." Beliau ‫ صلى هللا عليه وسلم‬juga bersabda:
‫ا وال‬M‫ورا وال برهان‬M‫ه ن‬M‫ا لم تكن ل‬M‫ظ عليه‬M‫ ومن لم يحاف‬, ‫من حافظ علي الصّالة كانت له نورا وبرهانا ونجاة يوم القيامة‬
‫ وكان يوم القيامة مع فرعون و قارون وهامان وأب ّي بن خلف‬, ‫نجاة‬

"Barang siapa yang memelihara shalat, maka shalat akan menjadi cahaya baginya, bukti
dan keselamatan kelak di hari kiamat, dan barangsiapa yang tidak memeliharanya shalat
itu tidak akan menjadi cahaya, bukti maupun keselamatan baginya sedangkan di hari
kiamat ia akan dikumpulkan bersama Fir'aun, Qarun, Haman, dan Ubay bin Khalaf."

Baginda Rasulullah ‫لم‬MMM‫ه وس‬MMM‫لى هللا علي‬MMM‫ ص‬telah menjelaskan kekafiran orang yang
meninggalkan shalat dengan sengaja. Begitu juga yang telah diriwayatkan dari para
Sahabat dan para salafushalihin hingga salah seorang dari mereka berkata: "Aku tidak
pernah mendengar salah seorang sahabat Rasulullah mengomentari mengenai suatu
amalan bahwa orang yang meninggalkannya itu kafir, kecuali shalat ." Allah Ta'ala juga
berfirman dalam Al-Qur'an:

َ‫صلِّين‬ ُ َ‫ قَالُوْ ا لَ ْم ن‬، ‫َما َسلَ َك ُك ْم فِ ْي َسقَ َر‬


َ ‫ك ِمنَ ال ُم‬

"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)? Mereka menjawab: "Kami
dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat ." (QS. Al-Mudatsir: 42-43).

Karena itu, Imam Al-Haddad berwasiat janganlah sekali-kali engkau meninggalkan


shalat lima waktu atau sebagiannya saja. Karena apabila dirimu melakukannya, maka
berarti engkau akan celaka bersama mereka yang celaka dan mereka yang merugi di
dunia dan akhirat.

Sebagaimana engkau diwajibkan untuk memelihara shalat dan haram atasmu untuk
meninggalkannya, begitu juga engkau diwajibkan untuk mendidik anak istrimu dan
orang-orang yang di bawah tanggunganmu untuk menegakkan shalat. Janganlah engkau
mentolelir alasan bagi mereka untuk meninggalkannya.

Barangsiapa yang tidak mendengar dan tidak mentaatimu, maka berilah peringatan.
Hukum dan marahilah ia melebihi kemarahanmu saat ia merusak hartamu. Jikalau engkau
tidak melakukannya, maka berarti engkau tergolong orang-orang yang meremehkan
agama dan hak-hak Allah Ta'ala. Bagaimana bisa diuzurkan sedangkan apabila ia
mengakhirkan shalat sampai keluar waktu saja sudah termasuk dosa besar meskipun ia
segera mengqada'nya. Maka sudah menjadi kewajiban bagi para pemimpin untuk
mendorong kalangan awam menegakkan shalat lima waktu.
Di samping itu bahaya bagi orang yang meninggalkan sholat lima waktu yakni:

Jika meninggalkan sholat:

1. Shubuh : Maka Allah akan menenggelamkannya kedalam Neraka Jahannam selama


60 tahun. Jadi kurang lebih 60.000 tahun jika mengikuti hitungan di dunia. Karena
1000 tahun di dunia sama seperti 1 hari di akhirat.
2. Dzuhur : Yang meninggalkan sholat dzuhur sama seperti dosanya orang yang
membunuh 1000 muslim.
3. Ashar : Seperti dosanya orang yang menghancurkan ka’bah.
4. Magrib : Sama seperti dosanya orang yang berzina dengan orangtuanya sendiri
5. Isya : Sesungguhnya Allah ta’ala berseru: “Hai orang yang meninggalkan sholat isya,
bahwa Aku tidak ridho jika kamu tinggal dibumiKu dan menggunakan segala nikmat-
nikmatKu, segala yang dikerjakan dan digunakan ialah berdosa kepada Allah SWT“.

Dalam surat al hijr ayat 42-43 Allah ta’ala berfirman :

‫ب ِم ْنهُ ْم ج ُْز ٌء َم ْقسُو ٌم‬ ٍ ‫َوِإ َّن َجهَنَّ َم لَ َموْ ِع ُدهُ ْم َأجْ َم ِعينَ لَهَا َس ْب َعةُ َأ ْب َوا‬
ٍ ‫ب لِ ُكلِّ بَا‬

“Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada
mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya.

Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan
yang tertentu dari mereka. “

Tingkat neraka ke-1. Merupakan pintu neraka yang paling atas (pertama). Di dalamnya
berisi umatmu (Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam) yang melakukan dosa-dosa
besar dan tidak tobat sampai mereka meninggal dunia.

Tahukah kamu bahwa neraka jahanamKu itu: mempunyai 7 tingkat.

Setiap tingkat mempunyai 70.000 daerah. Setiap daerah mempunyai 70.000 kampung.
Setiap kampung mempunyai 70.000 rumah. Setiap rumah mempunyai 70.000 bilik. Setiap
bilik mempunyai 70.000 kotak. Setiap kotak mempunyai 70.000 batang pokok zaqqum.
Di bawah setiap pokok zaqqum mempunyai 70.000 ekor ular. Di dalam mulut setiap ular
yang panjangnya 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat. Dan di bawah
setiap pokok zaqqum terdapat 70.000 rantai. Setiap rantai diseret oleh 70.000 malaikat”.

“Api yang ada sekarang ini, yang digunakan bani Adam untuk membakar hanyalah 1/70
dari api neraka jahannam” (HR. Bukhari-Muslim). “Apabila neraka itu melihat mereka
dari tempat yang jauh, mereka akan mendengar kegeraman dan suara nyalanya”. (QS. Al-
Furqan: 11).

“Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang


mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah
lantaran marah”. (QS. Al-Mulk: 7).

Air di jahannam adalah hamim (air panas yang menggelegak), anginnya adalah samum
(angin yang amat panas), sedang naungannya adalah yahmum (naungan berupa potongan-
potongan asap hitam yang sangat panas) (QS. Al-Waqi’ah: 41-44).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Dari paparan diatas, dapat di simbulkan bahwa sholat adalah salah satu rukun islam yang
wajib dilaksanakan sebagai umat muslim. Tujuan dan fungsi sholat adalah agar kita lebih
mendekatkan diri kepada sang pencipta, tujuan di dalam bidang kesehatan adalah sholat
dapat melancarkan peredaran darah, hati menjadi tenang dll. Alasan kita diwajibkan
sholat melalui peristiwa isra miraj dimana nabi Muhammad Saw diangkat oleh Allah
SWT ke langit ketujuh. Ancaman apabila kita sebagai umat muslim tidak melaksanakan
sholat wajib adalah mendapat dosa dan siksa di akhirat kelak.

3.2. Saran

Di harapkan agar semua masyarakat dapat mematuhi perintah-perintah yang telah di


tetapkan Allah SWT dan menjauhi segala larangannya agar terhindar dari dosa dan siksa
kubur.
DAFTAR PUSTAKA

https://bincangsyariah.com/khazanah/empat-tujuan-disyariatkan-salat/

https://bkmattaqwa.uma.ac.id/2019/08/30/fungsi-shalat-dalam-kehidupan/

Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Shalat.

Ahmad Qodri A. Azizy, Islam dan Permasalahan Sosial : Mencari Jalan Keluar, (Yogyakarta: LKiS,
2000).

prints.walisongo.ac.id/id/eprint/1534/3/084411011_Skripsi_Bab2.pdf

https://kalam.sindonews.com/read/260132/69/ancaman-serius-bagi-yang-meninggalkan-
shalat-1607357566

https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/ancaman-bagi-orang-yang-meninggalkan-
atau-menyepelekan-sholat/

Anda mungkin juga menyukai