Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

AMALIYAH NAHDLATUL ULAMA

DOSEN PENGAMPU : SOLAHHUDDIN TANJUNG, M . E

Disusun Oleh:

Kelompok 9

SAHPUTRI : { 123106032 }

HANZALAH : { 123106031}

ERWIN R : { 123106038 }

ARDY RAMADHAN : { 123106036 }

FAKULTAS EKONOMI

PRODI MANAJEMEN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATRA UTARA

TAHUN AJARAN 2023 / 2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang sudah memberikan kesehatan
jasmani dan rohani sehingga kita masih bisa menikmati indahnya Alam ciptaan-Nya. Sholawat
serta salam kita haturkan kepada teladan kita semua Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi Wa
Sallam yang telah memberitahu kepada kita jalan yang benar berupa ajaran agama yang sempurna
serta menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Penulis sangat bersyukur karena dapat merampugkan makalah yang menjadi tugas dalam
mata kuliah yang berjudul “ Amaliyah Nahdlatul Ulama “. Selain itu, penyusun mengucapkan
banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang sudah membantu sampai makalah ini dapat
terselesaikan.

Akhir kata, penyusun sangat memahami apabila makalah ini tentu jauh dari kata sempurna,
maka dari itu kami butuh kritik dan sarannya yang bertujuan untuk memperbaiki karya-karya kami
selanjutnya di waktu yang akan datang.

Medan, 10 januari 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3
BAB I ........................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................ 4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................... 5
C. TUJUAN MASALAH ........................................................................................................ 5
BAB II ....................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN....................................................................................................... 6
A. ZIKIR BERSAMA, MEMAKAI TASBIH, DOA BERSAMA DAN SALAMAN
SETELAH SHOLAT................................................................................................................. 6
B. MAULIDAN ..................................................................................................................... 12
C. ZIARAH KUBUR ............................................................................................................ 13
BAB III ................................................................................................................... 18
PENUTUP .............................................................................................................. 18
A. KESIMPULAN ................................................................................................................ 18
B. SARAN .............................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Amaliyah Nahdliyah adalah amal perbuatan lahir, baik yang berhubungan dengan Ibadah,
Mu’amalah maupun Akhlaq; yang biasa dilakukan oleh kaum Nahdliyyin, bisa jadi secara formal
warga Jam’iyyah Nahdlatul Ulama atau bukan.

Nahdlatul Ulama memperjuangkan berlakunya Ajaran Islam ala Ahlussunnah wal Jama’ah,
oleh karena itu menurut NU, cara berfikir dan bentindak, cara bertheologi maupun beramal, yang
benar didasarkan pada Ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. Menurut NU, Islam adalah
ahlussunnah wal jama’ah, maka kaum nahdliyyin tidak mendasarkan perbuatannya kecuali pada
ahlusunnah wal jama’ah.

Secara praktis, amaliyah ahlussunnah wal jama’ah NU di dasarkan pada cara bertheologi
menurut madzhab theologi Al-Asy’ary dan Al-Maturidy, dalam bidang fiqh mengikuti salah satu
madzhab empat, yaitu : Hanafy, Maliky, Syafi;y dan Hambaly; serta mengamalkan tasawuf sesuai
dengan cara tasawuf Imam al-Junaid al-Baghdady dan Imam Al-Ghazaly.

4
B. RUMUSAN MASALAH

1. Sebutkan apa saja amaliyah nahdlatul ulama yang biasa dilakukan warga NU ?

2. Apa yang dimaksud dengan amaliyah NU ?

3. Apa saja amaliyah NU dalam penyebarkan dan mempertahankan ajarannya ?

4. Apa ciri khas dari tradisi warga NU?

C. TUJUAN MASALAH

1. Menjelaskan tentang Amaliyah Nahdlatul Ulama

2. Apa itu hukum Zikir bersama

3. Menjelaskan tentang memakai Tasbih

4. Menjelaskan tentang Doa bersama serta salaman dalam Sholat

5. Menjelaskan apa itu Maulidan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. ZIKIR BERSAMA, MEMAKAI TASBIH, DOA BERSAMA DAN SALAMAN


SETELAH SHOLAT

Zikir adalah pujian-pujian kepada Allah Swt, yang diucapkan atau di lafazkan berulang-
ulang. Dan zikir merupakan sebuah aktivitas ibadah dalam umat muslim untuk mengingat Allah
Swt. Di antaranya dengan menyebut dan memuji nama Allah Swt, dan zikir adalah merupakan
satu kewajiban yang tercantum dalam Alquran. Bacaan zikir yang paling utama adalah kalimat
“Laa Ilaaha Illallaah”, ”Alhamdulillah”. Secara bahasa zikir memiliki arti “Menyebut, mengingat
atau berdoa

Di dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah diterangkan tentang keutamaan berdzikir kepada


Allah, baik yang sifatnya muqayyad (tertentu dan terikat) yaitu waktu, bilangannya dan caranya
terikat sesuai dengan keterangan dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah, tidak boleh bagi kita untuk
menambah atau mengurangi bilangannya, atau menentukan waktunya tanpa dalil, atau membuat
cara-cara berdzikir tersendiri tanpa disertai dalil baik dari Al-Qur`an ataupun hadits yang
shahih/hasan, seperti berdzikir secara berjama’ah (lebih jelasnya lihat kitab Al-Qaulul Mufiid fii
Adillatit Tauhiid, Al-Ibdaa’ fii Kamaalisy Syar’i wa Khatharul Ibtidaa’, Bid’ahnya Dzikir
Berjama’ah, dan lain-lain).kami terbiasa berzikir dan berdoa bersama setiap kali shalat
lima waktu berjamaah di kampung. Hanya saja zikir setelah shalat maghrib dan subuh
lebih panjang daripada zikir shalat lainnya. Doa dan juga zikir sangat dianjurkan kapan
dan di mana saja, terlebih lagi setelah shalat lima waktu. Zikir dan doa setelah shalat
lima waktu lebih dekat pada ijabah atau pengabulan sebagaimana hadits riwayat At-
Tirmidzi berikut ini.

6
‫وسئل النبي صلى هللا عليه وسلم أي الدعاء أسمع أي أقرب إلى اإلجابة قال جوف الليل ودبر الصلوات‬
‫المكتوبات رواه الترمذي‬

Artinya, “Rasulullah SAW ketika ditanya perihal doa yang paling didengar, yaitu doa
yang paling dekat dengan ijabah menjawab, ‘(doa) Di tengah malam dan setelah shalat
lima waktu,’ HR At-Tirmidzi,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Kasyifatus Saja,
[Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah], halaman 65). Dari keterangan ini dapat
disimpulkan bahwa doa dan zikir setelah shalat lima waktu sebaiknya tidak ditinggalkan
karena itu merupakan salah satu waktu ijabah. Adapun doa dan zikir berjamaah
memiliki keutamaan tersendiri. Rasulullah SAW menyebut kehadiran malaikat,
kedatangan rahmat, munculnya ketenteraman, dan pujian Allah SWT. Keutamaan ini
dikemukakan dalam hadits riwayat Imam Muslim berikut ini:

َ َ‫ ََل َي ْق ُعدُ قَ ْو ٌم َيذْكُ ُرون‬:َ‫سلَّ َم أَنَّهُ قَال‬


‫هللا‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫علَى النَّ ِبي‬ َ ‫سعِي ٍد ْال ُخد ِْري ِ أَنَّ ُه َما‬
َ ‫ش ِهدَا‬ َ ‫ع ْن أَ ِبي ه َُري َْرةَ َوأَ ِبي‬
َ
‫ َوذَك ََرهُ ُم هللاُ فِي َم ْن ِع ْندَهُ (رواه مسلم‬،ُ‫سكِينَة‬ َ ْ‫ َونَزَ لَت‬،ُ‫الر ْح َمة‬
َّ ‫علَ ْي ِه ِم ال‬ َ ‫ َو‬،ُ‫ع َّز َو َج َّل ِإ ََّل َحفَّتْ ُه ُم ْال َم ََلئِ َكة‬
َّ ‫غ ِشيَتْ ُه ُم‬ َ

Artinya, “Dari Abi Hurairah RA dan Abi Said Al-Khudri RA bahwa keduanya telah
menyaksikan Nabi SAW bersabda, ‘Tidaklah berkumpul suatu kaum sambil berzikir
kepada Allah ‘azza wa jalla kecuali para malaikat mengelilingi mereka, rahmat
menyelimuti mereka, dan ketenangan turun di hati mereka, dan Allah menyebut
(memuji) mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya,” (HR Muslim). Zikir dan
doa berjamaah dapat dilakukan oleh imam shalat yang kemudian diikuti oleh makmum.

Tetapi zikir dan doa berjamaah ini dapat juga dipimpin oleh salah seorang
makmum yang kemudian diikuti oleh imam shalat dan makmum lainnya. Zikir dan doa
di waktu malam atau setelah shalat wajib lima waktu dibaca dengan suara perlahan
(sirr) jika dilakukan sendiri. Tetapi zikir dan doa dibaca dengan suara lantang (jahar)

7
jika dilakukan secara berjamaah sekadar terdengar oleh mereka sebagaimana
keterangan Syekh M Nawawi Banten berikut ini.

‫ويكون كل منهما سرا لكن يجهر بهما إمام يريد تعليم مأمومين فإن تعلموا أسر قال ذلك شيخ اإلسَلم في‬
‫فتح الوهاب‬
Artinya, “Doa dibaca perlahan (sirr) pada keduanya (tengah malam atau setelah shalat
wajib), tetapi dibaca lantang (jahar) oleh imam yang ingin ‘mengajarkan’ para
makmum. Kalau mereka ‘mempelajarinya’, maka doa dibaca perlahan (sirr). Demikian
pandangan Syekhul Islam Abu Zakaria Al-Anshori dalam Fathul Wahhab,” (Lihat
Syekh M Nawawi Banten, Kasyifatus Saja, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah],
halaman 65). Kami menyarankan zikir dan doa berjamaah dibaca lantang sekadar
terdengar oleh jamaah. Jangan sampai zikir dan doa dibaca terlalu lantang sehingga
mengganggu konsentrasi orang yang sedang shalat di dalam area tersebut.

Tasbih yang dalam Bahasa arabnya disebut juga dengan kata “subhah” , adalah butiran-
butiran yang di satukan dan dirangkai untuk menghitung banyaknya jumlah dzikir yang diucapkan
ole seseorang,baik zikir dengan lidah maupun dengan hati.

Islam adalah suatu agama yang memerintahkan para penganutnya untuk selalu senantiasa
berdzikir kepada Allah SWT. Sebagai bukti peribadatan guna mendekatkan diri kepada Allah SWT
. Di dalam Al-Qur’an surat Al Ahzab ayat 41 Allah Swt Berfirman :
َ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اذْكُ ُروا‬
ً ‫َّللا ِذ ْك ًرا َكث‬
‫ِير‬

Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-
banyaknya.
Begitu juga dengan Allah SWT berfirman:
َ َ‫عذ‬
‫اب‬ ُ ‫ض َربَّنَا َما َخلَ ْقتَ ٰهَذَا بَاطِ ًَل‬
َ ‫س ْب َحانَكَ فَ ِقنَا‬ ِ ْ‫ت َو ْاْلَر‬ ِ ‫علَ ٰى ُجنُوبِ ِه ْم َويَتَفَ َّك ُرونَ فِي خ َْل‬
ِ ‫ق ال َّس َم َاوا‬ َ َّ َ‫الَّذِينَ يَذْكُ ُرون‬
َ ‫َّللا قِيَا ًما َوقُعُودًا َو‬
ِ َّ‫الن‬
‫ار‬

8
''(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka''.

Ayat diatas menjelaskan bahwa berdzikir itu merupakan salah satu ibadah yang mudah dilakukan
dalam segala kondisi baik ketika sedang duduk atau pun ketika berbaring . Adapun Fadilah yang
kita dapat dari berdzikir sebagaimana di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari
Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW Bersabda :
‫ام ْالمِ ائَ ِة ََل‬
َ ‫َّللا ثَ ََلثًا َوثَ ََلثِينَ فَتْلِكَ تِ ْسعَةٌ َوتِ ْسعُونَ َوقَا َل تَ َم‬
َ َّ ‫َّللا ثَ ََلثًا َوثَ ََلثِينَ َو َكب ََّر‬
َ َّ َ‫ص ََلةٍ ثَ ََلثًا َوثَ ََلثِينَ َو َحمِ د‬
َ ‫َّللا فِي دُب ُِر كُ ِل‬
َ َّ ‫َم ْن َسبَّ َح‬
‫طايَاهُ َو ِإ ْن كَانَتْ مِ ثْ َل زَ بَ ِد ْالبَحْ ِر‬
َ ‫ِير غُف َِرتْ َخ‬ َ ‫َّللا َوحْ دَهُ َل ش َِريكَ لَهُ لَهُ ْال ُم ْلكُ َولَهُ ْال َح ْمدُ َوه َُو‬
ْ ‫علَى كُ ِل َش‬
ٌ ‫يءٍ قَد‬ ُ َّ ‫ِإلَهَ ِإ ََّل‬

Barangsiapa yang mengucapkan “subhaanallah” setiap selesai shalat 33 kali, “alhamdulillah” 33


kali dan “Allahu Akbar” 33 kali; yang demikian berjumlah 99 dan menggenapkannya menjadi
seratus dengan “La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, la hul mulku walahul hamdu wa huwa
‘la kulli syai-in qadir” akan diampuni kesalahannya, sekalipun seperti buih lautan” [HR Muslim
dari Abu Hurairah].
Untuk Menghitung jumlah zikir,Islam tidak menetapkan cara tertentu. Hal itu diserahkan
Lke masing-masing orang yang berzikir. Cara apa saja tidak dilarang asalkan tidak bertentangan
dengan kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW’.
Abu dawud,Tirmidzi,An-Nasa’I dan Al-Hakim meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu
Umar R.A yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW menghitung zikirnya dengan menggunakan
jari-jarinya. Para imam ahli hadits juga meriwayatkan sebuah hadits dari Bisrah,seorang wanita
dari kaum muhajirin yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :
‫عليكم بالتسبيح والتهليل والتقديس وَل تغفلن فتنسين التوحيد و اعقدن باْلنامل فانه مسئوَلت مستنطقات‬

"Hendaklah kalian senantiasa berzikir, bertahlil dan bertaqdis (berzikir dengan menyebut kesucian
Allah). Janganlah sampai kalian lalai karena nanti bisa melupakan tauhid. Hitunglah zikir kalian
dengan jari karena kelak jari-jari itu akan ditanya dan akan diminta berbicara".
Akan tetapi perintah menghitung dengan jari tidak berarti melarang orang menghitung zikir
dengan cara lain. Turmuzi, Al Hakim dan Thabrani meriwayatkan sebuah hadits dari Shafiyah

9
yang mengatakan bahwa pada suatu saat Rasulullah Saw datang ke rumahnya. Beliau melihat 4000
butir biji korma yang biasa digunakan oleh Shafiyah untuk menghitung zikir. Nabi Saw. bertanya:
"Hai binti Huyay, apakah itu?". Shafiyah menjawab: Itulah alat yang aku pakai menghitung zikir".
Nabi Saw. bersabda "Sesungguhnya engkau dapat berzikir lebih banyak dari itu!". Shafiyah
berkata: "Ya Rasulullah, ajarilah aku!". Rasulullah Saw. kemudian berkata: "Sebutlah
Subhaanallah adada khalqihi..."

Abu Daud dan Turmuzi meriwayatkan sebuah hadits yang dinilai sebagai hadits hasan oleh
An-Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim yaitu sebuah hadits yang berasal dari Sa'ad
bin Abi Waqqash r.a yang mengatakan bahwa pada suatu hari.

Rasulullah Saw singgah di rumah seorang wanita. Beliau melihat banyak batu kenikil yang
biasa dipergunakan oleh wanita itu untuk menghitung zikir. Beliau bertanya: "Maukah engkau
kuberitahu cara yang lebih mudah dari itu dan lebih afdhal ?
Sebut sajalah kalimat-kalimat berikut
‫ والحمد‬، ‫ هللا اكبر مثل ذالك‬، ‫ سبحان هللا عدد مابين ذالك‬، ‫ سبحان هللا عدد ما خلق في اْلرض‬،‫سبحان هللا عدد ماخلق في السماء‬
‫هللا مثل ذالك وَل اله اَل هللا مثل ذالك وَل قوة اَل باهلل مثل ذالك‬

"Maha Suci Allah sebanyak maklhlukNya yang di langit. Maha Suci Allah sebanyak makhlukNya
yang di bumi. Maha Suci Allah stanyak ciptaanNya yang ada diantara yang demikian itu. Allahu
Akbar, seperti itu. Allah Mala Besar, seperti itu. Alhamdulillah, seperti itu. Laa ilaaha illallah,
seperti itu dan laa quwwata illa bHillah, seperti itu juga".
Dalam soal zikir, yang paling penting untuk diperhatikan adalah kemantapan dan kekhusyuan di
dalam hati karena yang dipandang oleh Allah adalah hati orang yang berdzikir, bukan penampilan
dan benda yang dipakai berzikir
Bersalaman setelah shalat adalah sesuatu yang dianjurkan dalam Islam karena bisa
menambah eratnya persaudaraan sesama umat Islam. Aktifitas ini sama sekali tidak merusak shalat
seseorang karena dilakukan setelah prosesi shalat selesai dengan sempurna. Meskipun demikian,
banyak orang yang mempertanyakan tentang hukum bersalaman, perbincangan seputar ini masih
terfokus tentang bid’ah tidaknya bersalaman ba’das sholat. Inilah yang perlu dijelaskan lebih
lanjut. Ada b<>eberapa hadits yang menerangkan tentang bersalaman diantaranya adalah Riwayat

10
Abu Dawud: ‫ان‬ ِ ‫صافَ َح‬ ِ ‫مِن ُم ْسل ٍِم َي ْلتَ ِق َي‬
َ َ‫ان فَ َيت‬ ْ ‫ َما‬: ‫علَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ُ‫ى هللا‬
َّ ‫صل‬ ِ ‫ قَا َل َرس ُْو ُل‬:َ‫ع ْنهُ قَال‬
َ ‫هللا‬ َ ُ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬
ِ ‫ب َر‬
ٍ ‫از‬
ِ ‫ع‬ َ ِ‫ع ِن اْل َب َّراء‬
َ ‫ع ْن‬ َ
ْ ‫إَلَّ غُف َِر لَ ُه َما قَ ْب َل‬
‫أن يَتَف ََّرقَا‬

Artinya : Diriwayatkan dari al-Barra’ dari Azib r.a. Rasulallah s.a.w. bersabda, “Tidaklah ada dua
orang muslim yang saling bertemu kemudian saling bersalaman kecuali dosa-dosa keduanya
diampuni oleh Allah sebelum berpisah. ” (H.R. Abu Dawud)

ْ ‫اس َيأ ُخ‬


‫ذونَ ِب َي ِد ِه‬ ُ َّ‫ار الن‬ َ ‫ص َّلى هللا‬
َ َ‫ ث ُ َّم ث‬:َ‫ َوقال‬.‫عل ْي ِه َو َسل ْم‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫صلَّى ال‬
ُّ ‫ص ْب َح َم َع النَّ ِب‬ َ ُ‫ اَنَّه‬:ُ‫ع ْنه‬
َ ‫هللا‬
ُ ‫ي‬ ِ ‫ع ْن َس ِي ِدنَا َي ِزيْد ِب ْن اَس َْو ْد َر‬
َ ‫ض‬ َ
ْ ‫ فَأَخَذتُ بِيَ ِد ِه فَ َم َسحْتُ بِ َها َوجْ ِه‬,‫يَ ْم َسح ُْونَ بِ َها ُوج ُْوهَ ُه ْم‬
‫ي‬

Artinya : Diriwayatkan dari sahabat Yazid bin Aswad bahwa ia shalat subuh bersama Rasulallah,
lalu setelah shalat para jamaah berebut untuk menyalami Nabi, lalu mereka mengusapkan ke
wajahnya masing-masing, dan begitu juga saya menyalami tangan Nabi lalu saya usapkan ke
wajah saya. (H.R. Bukhari, hadits ke 3360).

َ ‫ت اْل ُم‬
‫صاف َحة فِى‬ ْ ‫عنهُ قا َل ْقلتُ َلَن‬
ِ َ‫ اَكَان‬: ‫َس‬ َ ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬
ِ ‫ي َر‬ َ ‫عن قلَدَة بن ِد‬
ْ ِ‫عا َمة الد َّْوس‬ َ

‫ قا َل نَعَ ْم‬,‫ب َرس ُْو ِل هللا‬ ْ َ‫ا‬


ِ ‫ص َحا‬

Artinya :Dari Qaladah bin Di’amah r.a. berkata : saya berkata kepada Anas bin Malik, apakah
mushafahah itu dilakukan oleh para sahabat Rasul ? Anas menjawab : ya (benar) Hadits-hadits di
atas adalah menunjuk pada mushafahah secara umum, yang meliputi baik mushafahah setelah
shalat maupun di luar setelah shalat. Jadi pada intinya mushafahah itu benar-benar disyariatkan
baik setelah shalat maupun dalam waktu-waktu yang lainnya. Sebagaimana yang telah dijelaskan
oleh hadits di atas. Pendapat para ulama.

1. Imam al-Thahawi. ٍ ‫كل لَقِي‬


ِ َ‫صَلةِ كُل َها َوعِند‬
َّ ‫ِب ال‬ َ ‫سنَّة‬
َ ‫عق‬ َ ‫صاف َحة فَ ِه‬
ُ ‫ي‬ ْ ُ‫ت‬
َ ‫ط َلبُ اْل ُم‬

Artinya: Bahwa bersalaman setelah shalat adalah sunah dan begitu juga setiap berjumpa dengan
sesama Muslim.

11
2. ِ ‫اَنَّ َها مِنَ اْل ِبد‬
Imam Izzuddin bin Abdissalam Beliau berkata : ‫َع ال ُم َبا َح ِة‬

Artinya : (Mushafahah setelah shalat) adalah masuk dalam kategori bid’ah yang diperbolehkan.

3. ْ ‫صاف َح ِة ُم‬
Syeikh Abdul Ghani an-Nabilisi Beliau berkata : ‫طلقا‬ َ ‫انَّ َها دَاخِ لَة تحْت عُ ُم ْو ِم سُن ِة اْل ُم‬

Artinya : Mushafahah setelah shalat masuk dalam keumuman hadits tentang mushafahah secara
mutlak.

4. Imam Muhyidin an-Nawawi Beliau berkata : ‫أن يَّتقبَ َل‬ ْ ِ‫عاء ال ُم ْسل ِِم آلخِ ْي ِه اْل ُم ْسل ِِم ب‬
َ ُ‫صَلة َود‬ َ ‫اَنَّ اْل ُم‬
َّ ‫صا ف َحة بَ ْعدَ ال‬
َ ‫ب َواِظ َهار ْلل َوحْ دَةِ َو‬
ِ‫الترابُط‬ ْ ِ‫ارفٍ َوتألُفٍ َو َسبَب ل ِِربَط‬
ِ ‫القلو‬ ُ َ‫مِن َخي ٍْر َكبِي ٍْر َو ِزيَادَةِ تَع‬ ْ ‫قو ِل ِه (تقبَّ َل هللا) َلَ يَخفى َما فِ ْي ِه َما‬ْ ِ‫صَلتهُ ب‬َ ُ‫هللا مِ نه‬
ْ ِ‫بَيْنَ اْل ُم ْسلِم‬
‫ين‬

Artinya : Sesungguhnya mushafahah setelah shalat dan mendoakan saudara muslim supaya
shalatnya diterima oleh Allah, dengan ungkapan (semoga Allah menerima shalat anda), adalah di
dalamnya terdapat kebaikan yang besar dan menambah kedekatan (antar sesama) dan menjadi
sabab eratnya hati dan menampakkan kesatuan antar sesama umat Islam.]

B. MAULIDAN

peringatan maulid Nabi Muhammad SAW memang merupakan kegiatan baru yang tidak lahir
di zaman Rasulullah, namun demikian hal itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam, sebab di
dalam kegiatan maulidan tersebut memuat nilai-nilai ajaran Islam. "Konsep media baru tapi isi
lama ini sudah tidak asing lagi di kalangan umat Islam," ujar KH Tb Ahmad Rifqi saat mengisi
tausiyah dalam kegiatan 'Pesisir Mengaji dan Istighatsah dalam rangka Peringatan Maulid Nabi
Muhammad SAW' di Pesantren Al-Fathurrobbani, Pangandaran, Jawa Barat, Ahad (9/12) malam.
"Contohnya banyak, mushaf Al-Qur'an yang kita baca itu baru, tapi isinya lama, pembukuan Al-
Qur'an itu dimulai sejak zaman Sayyidina Abu Bakar tapi belum sempurna, kemudian dilanjutkan
sayyidina Umar Al-Faruq tapi masih belum sempurna, baru kemudian disempurnakan oleh
sayyidina Utsman Dzunnuraini wal burhan wa tarjumanil qur'an," terang Pengasuh Pesantren
Darussalam Buntet Pesantren Cirebon itu. Selain itu kata dia, Kitab hadits shahih yang disusun

12
oleh Imam Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah bin Al-Jufi Al-Bukhari
atau dikenal dengan Imam Bukhari itu adalah baru, karena kitab shahih Bukhari tidak ada di zaman
sahabat apalagi di zaman nabi, namun walaupun medianya baru tapi isi kitab Shahih Bukhari itu
lama sebab di dalamnya memuat hadits-hadits shahih yang mempunyai sanad sampai kepada
Rasulullah SAW. "Peringatan maulid Nabi seperti sekarang ini memang medianya baru, tapi isinya
lama sebab para sahabat di setiap perkumpulan selalu menceritakan kebaikan Rasulullah. Begitu
pun dalam peringatan maulid Nabi selalu menceritakan keutamaan dan kebaikan Nabi Muhammad
supaya kebaikan itu bisa diikuti oleh kita semua," tandasnya.

Ditambahkannya, setiap acara peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, selalu ada
pembacaan shalawat Nabi dengan beraneka macam bacaan shalawat, sedangkan membaca
shalawat itu sendiri merupakan ajaran yang harus diamalkan oleh umat Islam. Oleh sebab itu,
tambahnya, ketika kita diundang maulidan, selagi kita bisa menghadirinya itu hukumnya wajib
hadir, sebelum berangkat dari rumah diusahakan niat dengan ikhlas sebagaimana diajarkan oleh
ulama terdahulu; nawaitu huduro maulidin Nabi Shallahu alaihi wasalam mahabatan wa farahan
bi huduri/ bi wiladati Rasulillah Shallahu alaihi wasalam. Dalam kegiatan di pesantren yang diasuh
oleh Katib PCNU Pangandaran KH Dasep Ubaidillah di Batuhiu, Pangandaran, Jawa Barat
tersebut dihadiri Rais Jatman Pangandaran KH Harun, Rais PCNU Pangandaran KH Muhsin Al-
Aziz beserta jajaran pengurus badan otonomnya.

C. ZIARAH KUBUR
1. Definisi ziarah kubur
Kata Ziarah secara etimologi berasal dari bahasa arab “zaara – yazuuru – ziyarotan ‫زار‬
‫ يزور زيارة‬yang bermakna ‫ قصده‬atau berkehendak mendatangi atau berkunjung ke suatu tempat.

Maka istilah ziarah kubur bisa diartikan mengunjungi kuburan dari kerabat, kawan,
saudara, atau siapa pun baik kuburan yang muslim atau kafir. Umumnya, kaum muslimin
melakukan ziarah kubur untuk mendoakan yang meninggal, mengenangnya, serta melakukan
tafakur atas hikmah kematian.

13
2. Dalil Ziarah Kubur
Ada sejumlah dalil yang bisa kita temukan terkait ziarah kubur dan rangkaian amaliyah
di dalamnya, dan yang masyhur kita dengar adalah hadist berikut:

Dari Buraidah bahwa Rasulullah saw. Bersabda:

‫ارتُها َخي ًْرا فَ َم ْن أَ َرا َد أَ ْن َي ُز ْو َر ف َْل َي ُزرْ َو ََل‬


َ ‫يار ِة ْالقُب ُْو ِر أَ ََل ف َُز ْو ُروهَا فَإِنَّ َها تُذَ َّك ُركُ ُم اآلخِ َرةَ َو ْلت َِزدْكُ ْم ِزي‬ َ ‫ِإنِي كُ ْنتُ نَ َه ْيتُكُ ْم‬
َ ‫ع ْن ِز‬
‫تَقُولُوا هُجْ ًرا‬

“Sesungguhnya aku dulu telah melarang kalian untuk berziarah kubur. Maka (sekarang)
ziarahlah karena akan bisa mengingatkan kepada akhirat dan akan menambah kebaikan bagi
kalian dengan menziarahinya. Barangsiapa yang ingin berziarah maka lakukanlah dan jangan
kalian mengatakan ‘hujran’ (ucapan-ucapan batil).” (HR. Muslim)

Imam Ash-Shan’ani menjelaskan bahwa Hadits ini menunjukkan tentang


disyariatkannya ziarah kubur dan menjelaskan tentang hikmah yang terkandung padanya yaitu
untuk mengambil pelajaran, mengingat akhirat dan motivasi dalam mengarungi kehidupan
dunia yang fana. Jika pada ziarah kubur tak ada hikmah tersebut maka bukan ziarah yang
disyariatkan.2

Kemudian dilanjutkan dengan hadist selanjutnya:

‫ قَا َل َرسُو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم‬- : ‫ع ْن أَ ِبي ه َُري َْرةَ قَا َل‬
َ
َ ‫وروا ْالقُب‬
)‫ ( رواه ابن ماجه‬. َ‫ فَإِنَّ َها تُذَك ُِركُ ُم ْاآلخِ َرة‬. ‫ُور‬ ُ ‫) ُز‬

Abu Hurairah berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Berziarahlah


kalian ke kuburan, karena sesungguhnya hal itu dapat mengingatkan kalian pada kehidupan
akhirat.” (HR. Ibnu Majah)

Dari lafadz hadist ini bisa difahami bahwa ziarah kubur bertujuan untuk mengingatkan
kita kepada kehidupan akhirat, yang dengan demikian kita termotivasi untuk mempersiapkan

14
bekal-bekal penting selama di dunia. Tentunya hal ini diperbolehkan dalam agama, karena
dunia ini hanya sementara dan merupakan tempat mengumpulkan amalan shaleh untuk bekal
di akhirat kelak.

Selanjutnya, adalah hadist tentang cara menyapa ahli kubur dan cara mendoakannya
sebagaimana dalam riwayat Aisyah RA:

َ‫ار مِنَ ْال ُمؤْ مِ نِين‬ ِ ‫علَى أَ ْه ِل‬


ِ َ‫الدي‬ َ ‫ الس َََّل ُم‬: ‫ قُ ْولِي‬: ‫ قَا َل‬،‫ُور‬ ِ ‫ارةِ ْالقُب‬ َ َ‫َّللا ؟ تَ ْعنِي فِي ِزي‬ ِ َّ ‫ْف أَقُ ْو ُل يَا َرسُو َل‬
َ ‫ َكي‬: ْ‫أَنَّ َها قَالَت‬،َ‫عائِ َشة‬
َ ‫ع ْن‬
َ
ُ َّ ‫ َوإِنَّا إِ ْن شَا َء‬،َ‫َّللا ْال ُم ْستَ ْقدِمِ ينَ مِ ْنكُ ْم َومِ نَّا َو ْال ُم ْستَأْخِ ِرين‬
. َ‫َّللا بِكُ ْم َْلَحِ قُ ْون‬ ُ َّ ‫ َويَرْ َح ُم‬،َ‫َو ْال ُم ْسلِمِ ين‬

Diriwayatkan dari Aisyah bahwa ia berkata: “Bagaimana yang harus aku ucapkan wahai
Rasulullah, yaitu dalam ziarah kubur?” Beliau menjawab: “Ucapkanlah, salam sejahtera
pada penduduk makam ini dari kaum beriman dan muslimin. Semoga Allah mengasihi orang-
orang yang terdahulu dari kalian dan kami serta orang yang terkemudian. Sesungguh kami
Insya Allah akan menyusul bersama kalian.” (HR. Muslim)

Pada hadist di atas setidaknya memberikan penjelasan kepada kita redaksi salam
kepada ahli kubur dan kebolehan mendoakannya. Ziarah Kubur dengan niat mendoakan mayit
yang ada di dalamnya sejatinya diperbolehkan dalam agama kita sebagaiaman kebolehan
mendoakan kebaikan kepada orang lain semasa hidupnya.

‫علَيْه‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللا‬ َّ ِ‫ أَنَّ النَّب‬،ِ‫ع ْن أَبِيه‬
َ ‫ي‬ َ ،ٍ‫ع ْن َج ْعف َِر ب ِْن ُم َح َّمد‬
َ

ْ ‫علَ ْي ِه َح‬
‫ص َباء‬ َ ‫ض َع‬
َ ‫ِيم ا ْبنِ ِه َو َو‬ َ َّ‫َو َسلَّ َم َرب‬
َ ‫علَى قَب ِْر ِإب َْراه‬

Diriwayatkan Dari Ja’far dari ayahnya berkata “Sesungguhnya Nabi Muhammad ShallaAllahu
Alaihi wa sallam menyiram air di atas kubur Ibrahim, anaknya dan meletakkan kerikil
Diatasnya.” (HR. Baihaqi)

Melalui hadist di atas, difahami bahwa Rasulullah menyiramkan air pada kuburan Ibrahim
anak beliau. Hal ini kemudian yang diikuti oleh sejumlah orang karena para ulama juga

15
memperbolehkannya, namun tak sedikit yang mengharamkannya di zaman sekarang karena
dianggap bahwa perbuatan tersebut tak punya landasan atau bahkan hanya dikhususkan
kebolehannya kepada baginda Nabi SAW.

‫ير‬ٍ ِ‫ان فِي َكب‬


ِ َ‫ان َو َما يُعَ ِذب‬ ِ َ‫علَ ْي ِه َو َسلَّ َم أَنَّهُ َم َّر بِقَب َْري ِْن يُعَ ِذب‬
ِ َ‫ ِإنَّ ُه َما لَيُعَ ِذب‬:َ‫ان فَقَال‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللا‬ َ ِ ‫ع ِن النَّبِي‬
َ ‫عن ابن عباس رضي هللا عنهما‬
‫ ث ُ َّم غُ ِرزَ فِي كُ ِل‬،‫صفَي ِْن‬ْ َ‫طبَ ًة فَ ْش ِق َها ِبن‬ ْ ‫ ث ُ َّم أَ ْخ ِذ َج ِريدَةً َر‬. ‫أَ َّما أَ َحدُهُ َما فَكَانَ ََل يَ ْستَت ُِر مِنَ ْالبَ ْو ِل َوأَ َّما ْاآلخ َُر فَكَانَ يَ ْمشِي ِبالنَّمِ ي َم ِة‬
)‫ع ْن ُه َما َما لَ ْم َي ْي ِب َسا‬ َ َّ‫ ( لَ َعلَّهُ أَ ْن يُ َخف‬: ‫صنَعْتَ هُذَا ؟ فَقَا َل‬
َ ‫ف‬ ِ ‫ َيا َرس ُْو َل‬:‫ فَقَالُوا‬،ٍ‫قَب ٍْر َواحِ َدة‬
َ ‫هللا ل َِم‬

Dari Ibnu Abbas ia berkata; Suatu ketika Nabi melewati sebuah kebun di Makkah dan
Madinah lalu Nabi mendengar suara dua orang yang sedang disiksa di dalam kuburnya. Nabi
bersabda kepada para sahabat “Kedua orang (yang ada dalam kubur ini) sedang disiksa.
Yang satu disiksa karena tidak memakai penutup ketika kencing sedang yang lainnya lagi
karena sering mengadu domba”. Kemudian Rasulullah menyuruh sahabat untuk mengambil
pelepah kurma, kemudian membelahnya menjadi dua bagian dan meletakkannya pada
masing-masing kuburan tersebut. Para sahabat lalu bertanya, kenapa engkau melakukan hal
ini ya Rasul?. Rasulullah menjawab: Semoga Allah meringankan siksa kedua orang tersebut
selama dua pelepah kurma ini belum kering. (HR. Bukhari)

Melalui Hadist ini, ada ulama yang memperbolehkan peziarah kubur untuk meletakkan
pelepah kurma atau bunga sebagai penggantinya dengan harapan tasbih dari tumbuhan ini
meringankan derita ahli kubur.

Kemudian dilanjutakan dengan hadist yang lain: Dari Abu Hurairah berkata: “Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam berziarah ke makam ibunya, lalu beliau menangis dan membuat
orang-orang di sekitar beliau juga menangis. Lalu beliau bersabda: “Aku meminta izin kepada
Tuhanku untuk memohonkan ampunan bagi ibuku, tetapi tuhan tidak memberiku izin. Dan aku
meminta izin untuk berziarah ke makamnya, lalu aku diberi izin. Lakukanlah ziarah kubur,
karena demikian itu dapat mengingatkan pada kematian. (HR. Muslim)

16
Hadist ini menunjukkan wujud bakti kepada orang tua sekalipun sudah tiada, yakni
dengan menziarahi kuburnya. Melalui hadist ini pula dipahami oleh para ulama tentang
kebolehan menziarahi kubur orang non-muslim.

3. Motivasi ziarah kubur


Setelah membahas tentang dalil dan hukum melaksanakan ziarah kubur, tentu ada
hikmah yang tersimpan di balik ini, jika berkaca kepada hadist yang telah disebutkan
sebelumnya, maka sedikitnya bisa disimpulkan hikmah dari ziarah kubur sebagai berikut:

a. Mengingat Kematian
Kadang saat sekedar melintas di depan komplek pemakaman saja, kita bisa tersadar
bahwa kematian itu bisa datang kapan saja. Terlebih dengan berniat ziarah kubur, maka
akan semakin menambah kesadaran kita bahwa kematian yang unpredictable
kedatangannya ini bisa memburu kita kapan saja, dan tentunya akan membawa kita
untuk cepat- cepat introspeksi diri untuk terus menambah amalan kebaikan mentupi
celah-celah keburukan yang pernah dilakukan sebelumnya.
b. Mendoakan Kebaikan
Sebagaimana disebutkan pula dalam hadist sebelumnya tentang kebolehan mendoakan
ahli kubur dengan doa-doa yang baik, bahkan Rasulullah SAW sendiri mengajarkan
kepada Aisyah tentang redaksi doanya. Hal ini tentunya bisa menjadi motivasi bagi
setiap orang untuk melakukan ziarah kubur.
c. Motivasi Diri Memperbanyak Amal Baik
Banyak hal-hal yang hukumnya sunnah yang Rasulullah SAW ajarkan kepada
umatnya, dan ziarah kubur adalah salah sat dari sekian banyak amalan sunnah yang
mudah untuk dilakukan bahkan. Dipercaya mampu memberi keberkahan bagi kedua
belah pihak, baik yang berziarah atau kepada mayit yang diziarahi. Pembahasan tentang
saling mengharap barakah ini akan kita bahas dalam bab selanjutnya.

17
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Salah satu kesimpulan yang bisa diambil dari judul makalah “amaliyah nadhatul
ulama” adalah bahwa makalah tersebut membahas tentang berbagai tradisi dan praktik
keagamaan yang dilakukan oleh warga NU sebagai bentuk pengamalan ajaran Islam
Ahlussunnah wal Jamaah. Amaliyah NU mencerminkan nilai-nilai tawasuth,
tasamuh, tawazun, dan i’tidal yang menjadi prinsip NU dalam beragama dan
berbangsa. Amaliyah NU juga menunjukkan kecintaan kepada Nabi
Muhammad SAW, para ulama, dan para leluhur2. Selain itu, amaliyah NU juga
penting untuk dikombinasikan dengan manhajul fikr (metode berpikir) dan
fikrah nahdliyah (pola pikir) NU agar wawasan dan pemahaman Islam menjadi
lebih kaffah (universal) dan tidak parsial

B. SARAN

Dalam penyusunan makalah ini kami selaku penyusun tentunya banyak mengalami
kekeliruan dan kesalahan-kesalahan baik dalam ejaan, pilihan kata, sistematika penulisan,
maupun penggunaan bahasa yang kurang dipahami. Untuk itu kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya, dikarenakan kami masih dalam proses pembelajaran. Seperti kata
pepatah mengatakan “tak ada gading yang tak retak”, maka dari itu kami selaku penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami bisa lebih baik lagi
dalam pembuatan makalah berikutnya sehingga bisa bermanfaat bagi semua yang
membacanya. Terima kasih.

18
DAFTAR PUSTAKA

Sumber: https://nu.or.id/bahtsul-masail/hukum-zikir-dan-doa-berjamaah-setelah-
shalat-lima-waktu-D5fxb

Sumber: https://nu.or.id/nasional/maulidan-itu-medianya-baru-tapi-isinya-lama-90pWn

REFERENSI: Arifandi, Firman. (2019). A Z Ziarah Kubur. Jakarta: Rumah Fiqih Publishing. Hal:
7-14

Sumber: https://islam.nu.or.id/syariah/bersalaman-setelah-shalat-gqN0C

19

Anda mungkin juga menyukai