Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Shalat berjama’ah itu adalah wajib bagi tiap-tiap mukmin laki-laki, tidak
ada keringanan untuk meninggalkannya terkecuali ada udzur (yang dibenarkan
dalam agama). Hadits-hadits yang merupakan dalil tentang hukum ini sangat
banyak, di antaranya:
Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu, ia berkata, Telah datang kepada
Nabi shallallaahu alaihi wasallam seorang lelaki buta, kemudian ia berkata,
‘Wahai Rasulullah, aku tidak punya orang yang bisa menuntunku ke masjid, lalu
dia mohon kepada Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam agar diberi keringanan
dan cukup shalat di rumahnya.’ Maka Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam
memberikan keringanan kepadanya. Ketika dia berpaling untuk pulang, beliau
memanggilnya, seraya berkata, ‘Apakah engkau mendengar suara adzan
(panggilan) shalat?’, ia menjawab, ‘Ya.’ Beliau bersabda, ‘Maka hendaklah kau
penuhi (panggilah itu)’. (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu ia berkata: ‘Rasulullah shallallaahu
alaihi wasallam bersabda, ‘Shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah
shalat Isya’ dan shalat Subuh. Seandainya mereka itu mengetahui pahala kedua
shalat tersebut, pasti mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.
Aku pernah berniat memerintahkan shalat agar didirikan kemudian akan
kuperintahkan salah seorang untuk mengimami shalat, lalu aku bersama beberapa
orang sambil membawa beberapa ikat kayu bakar mendatangi orang-orang yang
tidak hadir dalam shalat berjama’ah, dan aku akan bakar rumah-rumah mereka
itu’. (Muttafaq ‘alaih)
HR. Muslim dan Muttafaq “alaih adalah dua dari sekian banyak sabda
Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam yang meneggaskan bahwa sholat itu
amatlah penting terutama sholat berjamaah. Tetapi dewasa ini umat islam tidak
terlalu memperdulikan panggilan adzan yang terdengar di telinganya. Banyak
alasan yang didapat dari hal tersebut, salah satunya adalah kurangnya pengetahuan
umat isalam akan dalil-dalil sholat berjamaah. Maka dari itu penulis membuat
makalah “DALIL SHOLAT BERJAMAAH” yang insyallah akan membantu
pembaca dan meberikan pengetahuan akan pentingnya sholat berjamaah.

B. Rumusan Masalah
Berdaasarkan latar belakang tersebut, masalah-masalah yang di bahas
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud shalat berjamaah?
2. Bagaimana tata cara shalat berjamaah?
3. Apa saja hikmah shalat berjamaah?

C. Tujuan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa bisa lebih mengerti tentang shalat berjamaah
2. Mahasiswa bisa mempraktekkan shalat berjamaah.

1
BAB II
PEMBAHASAN
(SHALAT BERJAMAAH)
A. Pengertian Shalat Berjamaah

Istilah Al-Jama’ah berarti berkumpul. Shalat berjama’ah adalah shalat

yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama sama dan salah satu

diantara mereka diikuti oleh orang lain. Orang yang diikuti dinamakan imam.

Orang yang ,mengikuti dinamakan makmum. Pengertian tersebut menunjukan

bahwa shalat yang dilakukan secara bersama-sama itu tidak mesti merupakan

shalat berjamaah, karena bisa jadi tidak dimaksudkan untuk mengikuti(berniat

makmum) pada salah seorang diantara mereka. Kenyataan seperti ini biasanya kita

jumpai di mushala atau masjid pada tempat tempat transit. Misalnya, di masjid

terminal atau stasiun, banyak orang yang shalat, tetapi tidak menjadikan salah

seorang diantara mereka untuk menjadi imam.Shalat dengan cara seperti ini tentu

bukan termasuk shalat berjamaah, karenanya tidak memperoleh keutamaan-

keutamaannya.

Diantara dalil tentang disyariatkannya shalat berjamaah adalah di antaranya;

َّ ‫يه َْم فَأَقَ ْمتََ لَ ُه َُم ال‬


…ََ‫صال َةَ فَ ْلتَقُ َْم َطائِفَةَ ِم ْن ُه َْم َمعَك‬ ِ ِ‫َوإِذَا ُك ْنتََ ف‬
Terjemahnya:
“Dan apabila kamu (Muhammad) berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu)
lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, maka hendaklah
segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu...” (QS.An-Nissa’:102)
ْ ‫الزكَا َةَ َو‬
َّ ‫ار َكعُوا َم ََع‬
ََ‫الرا ِك ِعين‬ َّ ‫َوأ َ ِقي ُموا ال‬
َّ ‫ص َال َةَ َوآتُوا‬

Terjemahnya:
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang
yang ruku'.” (QS. Al-Baqarah : 43)
Berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Abu Hurairah
Artinya:
“Shalat seorang laki-laki dengan berjama’ah dibanding shalatnya di rumah atau
di pasarnya lebih utama (dilipat gandakan) pahalanya dengan dua puluh lima
kali lipat. Yang demikian itu karena bila dia berwudlu dengan menyempurnakan

2
wudlunya lalu keluar dari rumahnya menuju masjid, dia tidak keluar kecuali
untuk melaksanakan shalat berjama’ah, maka tidak ada satu langkahpun dari
langkahnya kecuali akan ditinggikan satu derajat, dan akan dihapuskan satu
kesalahannya. Apabila dia melaksanakan shalat, maka Malaikat akan turun untuk
mendo’akannya selama dia masih berada di tempat shalatnya, ‘Ya Allah
ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia’. Dan seseorang dari kalian senantiasa
dihitung dalam keadaan shalat selama dia menanti pelaksanaan shalat.” (HR.
Al-Bukhari no. 131 dan Muslim no. 649).
Dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda Dari Abu

Musa;

Artinya:
“Manusia paling besar pahalanya dalam shalat adalah yang paling jauh
perjalannya, lalu yang selanjutnya. Dan seseorang yang menunggu shalat hingga
melakukannya bersama imam, lebih besar pahalanya daripada yang
melakukannya (sendirian) kemudian tidur.” (HR. Muslim no. 662)”.
Dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wasallam bersabda: Dari Abu Ad-Darda`

َ َ‫ش ْي َطانُ َفَعَ َل ْيك‬ َ ََ‫ستَحْ َوذ‬


َّ ‫علَي ِْه ْمَال‬ ْ ‫الةَُ ِإ ََّلَقَدَْا‬
ََ ‫ص‬ ِ ِ‫ٍَو ََلَبَ ْد ٍو َََلَتُقَا ُمَف‬
َّ ‫يه ْمَال‬ َ ‫اَم ْنَث َ َالثَةٍَفِيَقَ ْريَة‬ ِ ‫َم‬
َ‫اصيَ َة‬
ِ َ‫بَا ْلق‬ ْ
ُ ْ‫ِبا ْل َج َماعَةَفَ ِإنَّ َماَيَأ ُك ُلَال ِذِّئ‬
Artinya:
“Tidaklah tiga orang di suatu desa atau lembah yang tidak didirikan shalat
berjamaah di lingkungan mereka, melainkan setan telah menguasai mereka.
Karena itu tetaplah kalian (shalat) berjamaah, karena sesungguhnya srigala itu
hanya akan menerkam kambing yang sendirian (jauh dari kawan-
kawannya).”(HR. Abu Daud no. 547, An-Nasai no. 838, dan sanadnya dinyatakan
hasan oleh An-Nawawi dalam Riyadh Ash-Shalihin no. 344)”.
Dari Ibnu Umar -radhiallahu anhuma-, bahwa Rasulullah shallallahu

‘alaihi wasallam bersabda:

ًَ‫َو ِعش ِْرينَ َد ََر َجة‬ َ ‫ص َالةَا ْلفَ ِذَِّ ِب‬


َ ‫سب ٍْع‬ َ ‫ع َِة أ َ ْف‬
َْ ‫ض َُل ِم‬
َ ‫ن‬ َ ‫ص َال َةُ ا ْل َج َما‬
َ
Artinya:
“Shalat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada shalat
sendirian.” (HR. Al-Bukhari no. 131 dan Muslim no. 650)
Penjelasan ringkas:
Shalat berjamaah menghimpun individu masyarakat muslim lima kali

dalam satu hari dalam ketaatan, kedisiplinan, kecintaan, persaudaraan dan

persatuan di hadapan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Besar, realita seperti ini

lebih nampak daripada sekedar bekumpulnya orang untuk melaksanakan shalat

3
berjamaah. Sungguh, dia adalah metode yang cocok untuk membangun hubungan

sosial, sebab dengan shalat berjamaah akan tercabut perasaan negatif, egois, dan

terisolasi, shalat berjama'ah mengangkat mereka dari kesibukan, ikatan dan

kalalaian hidup, dimana masjid mengumpulkan mereka dan mengakrabkan hati-

hati mereka, maka shalat berjamaah adalah taman pendidikan harian untuk

membina keakraban, persamaan, persatuan dan kasih sayang.

Karena besarnya urgensi shalat berjamaah bagi keumuman lingkungan

kaum muslimin dan bagi setiap individu yang ada di dalamnya, Allah Ta’ala

menjanjikan untuknya pahala yang besar dan Rasulullah senantiasa memotifasi

untuk mengerjakannya. Dan beliau juga mengabarkan bahwa shalatnya seseorang

secara berjamaah jauh lebih utama daripada shalat sendirian dan bahwa shalat

berjamaah merupakan sebab terjaganya kaum muslimin dari setan. Keutamaan

yang pertama untuk individu dan yang kedua untuk masyarakat kaum muslimin.

B. Cara Gerakan Shalat Berjamaah dan Masbuk (tertinggal)


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh imam dan makmum ketika
shalat berjamaah, sebagai berikut:
1. Apabila shalat telah di iqomatkan, maka datangilah dengan tenang.
Sesuaai dengan sabda nabi saw yang artinya: “dari Abu Hurairah ra,
bahwa nabi SAW bersabda: apabila kamu teah mendengar qomat, maka
berjalan lah mendatangi shalat dan hendaklah berjalan dengan tenang dan
tentram dan jangan terburu-buru. Maka apabila kamu dapat menyusul, shalat
lah mengikuti imam, sedang yang sudah tertinggal, maka sempurnakanlah”.
(HR.Bukhari Muslim).
2. Hendaklah salah seorang diantara kamu menjadi imam
Sebagaimana sabda Nabi saw yang artinya: “dari Abu said, ia berkata
bahwa rasululla SAW bersabda: apabila ada tiga orang hendaklah salah
seorang diantara mereka menjadi imam, dan yang lebih berhak menjadi imam
adalah yang lebih ahli membaca alquran. (Ahmad, Muslim dan Nasa’i).
3. Orang buta boleh menjadi imam.
Sebagaimana sabda Nabi saw yang artinya: “dari Anas bahwa Nabi
SAW menguasakan kepad Ibnu Maktum atas madinah dua kali mengimani
mereka, padahal dia buta”. (HR. Ahmad dan Abu Daud)
4. Jika makmum hanya seorang, berdirilah disebelah kanan imam.

4
Sebagaimana sabda Nabi SAW yang artinya: “dari Jabir bin Abdullah
yang berkata, bahwa pada suatu ketika nabi saw shalat magrib, maka sayang
datang lalu berdiri di sebelah kirinya, maka beliau mencegah akudan
menjadikan aku disebelah kanannya. Kemudian datang temanku, maka kami
berbaris dibelakangnya”. (HR. Abu Daud).
5. Hendaklah meluruskan dan merapatkan barisan.
Sebagaimana sabda Rasulullaah saw yang artinya: “dari Anas bahwa
nabi SAW ersabda: ratakanlah shafmu, karena merapatkan shaft itu termasuk
sebagian dari kesempurnaan shalat”. (HR. Bukhori muslim).
6. Isilah shaf (barisan) yang kosong.
Sebagaimana sabda Rasulullaah saw yang artinya: “dari annas,bahwa
rasullah saw brsabda : penuhilah dulu saf yang pertama kemudian saf
berikutnya.hendaklah saf yang tidak penuh itu saf yang di
belangkang”(hr.ahmad,abu daut,nasai,dan ibnu maja ).
7. Saf wanita,letaknya dibelakang saf pria,
Sebagai mana sabda nabi saw yang artinya: “dari ibnu abas yang
berkata : saya sholat disamping nabi saw sedangkan aisa bersama kami dia
sholat dibelakang dan aku disisi nabi” .(hr.ahmad dan nasa’i).
8. Kemudian,apabilah imam betakbir,maka betakbirlah jangan mendahului, atau
kita harus mengikuti imam .
sebagai mana sabda nabi saw yang artinya: “dari abu hurairah,bahwa
rasullah saw sumgguh bahwa imam itu diangkat untuk diikuti.oleh karenanya
apabila dia betakbir,maka takbirlah kamu dan jangan lah kamu betakbir
hingga ia bertakbir.dan apabila dia dia telah ruku’,maka rukuklah kamu dan
jangan kau ruku hingga ia ruku “.dan apabila dia bersujut maka sujutlah kamu
,dan jangan kau bersujut hingga dia bersujut”.(hr.ahmad dan abu daut)
9. Baca imam jangan panjang panjang.
Sebagai mana sabda nabi saw yang artinya: “jika salah seorang
diantara mu sholat dengan orang banyak,maka hendalah
diringgankannya,karena diantara mereka ,ada yang lemah,sakit atau tua .
adaun jika ia sholat sendirian bolehlah dipanjangkannya sekendak
hatinya”.(hr.jamaah).
10. Hendalah memperhatikan baca imam.
Makmum hendalah memperhatikan bacaan dan gerakkn imam .
seandainya imam salah atau lupa tentang bacaan dan gerakkan di saat
sholat,makmum dapat meneggur dengan bertasbih dengan laki laki dan
bertepuk tanggan bgi perempuan.
Sebaimana sabda nabi saw yang artinya: “barang siapa yang
tergangangung oleh sesuatu dala sholatnya,hendaklah ia mengucapkan
“subhanaullah”.bertepuktanggan untuk kaum wanita,sedangkan tasbih untuk
kaum lelaki”.(hr.ahmad,abu daut dan nasa’i).
11. Jika imam telah membaca “walladha-dhallin”maka bacalah “amin”.
Sebagaimana sabda nabi saw yang artinya: “Dari abu hurairah RA,
bahwa rasallah saw bersabda bahwa imam telah membaca “Ghairah
Maghdlubi Alaihim walladha-dhallin”, maka membaca “Amin”, sesungguh
malaikat membaca “Amin” bersama-sam dengan imam membaca “amin”.
Barang siapa membaca bersama para malaikat, nisca diampuni dosa-dosanya
yang telah lampau “. (HR. Ahmad dan Nasa’i)

5
12. Hendaklah imam mengeraskan takbir intiqal.
Sebagaimana sabda nabi saw yang artinya: “Dari Said Ibnu Haris,
berkata : Abu Said bersholat menjadi imam kita, maka membaca takbir
dengan nyaring takala menangkat kepalany bangun dari sujud, ketika akan
sujud, ketika bangun, dan ketika berdiri dari dua rakaat. Selanjutnya dikatakan
demikianlah aku melihat rasallah saw. (HR. Bukhoiri dan Ahmad).
13. Jika kamu menjumpai imam telah sholat maka bertakbirlah lalu mengikuti
pegerakan imam dan jangan hitung rakaatnya, kecuali mendapatkan rukuk.
Sebagaimana sabda nabi saw yang artinya: “Dari Abu Khoirah, bahwa
saw bersabda : apabila kamu datang untuk sholat (jamaah) padahal kita sedang
sujud, maka sujudlah dan jangan kamu menghitungnya satu rakaat dan barang
siapa yang menjumpai rukuknya imam, berarti dia menjumpai sholat (rakaat
sempurna)”. (HR. Abu Daud, Hakim dan Ibnu Khuzaima).
14. Kemudian sempurnakanlah sholatmu setelah imam bersalam.
15. imam menghadap makmu atau ke arah sebelah kanan.
Sebagaimana sabda nabi saw yang artinya: “Dari Samura berkata :
adalah nabi saw, apabila telah mengerjakan sholat, beliau menghadapkan
mukanya kepada kita. (HR. Bukhoirah).

C. Hikmah Sholat Berjamaah


Beberapa hikmah dalam melaksanakan shalat berjamaah:
1. Allah telah mensyariatkan pertemuan bagi umat ini pada waktu-waktu
tertentu.
Ada yang dilaksanakan secara berulang kali dalam sehari semalam,
yaitu shalat lima waktu dengan berjamaah di masjid. Ada juga pertemuan
yang dilaksanakan sekali dalam sepekan, yaitu shalat Jum'at. Ada juga yang
dilangsungkan setelah pelaksanaan ibadah yang agung, dan terulang dua kali
setiap tahunnya. Yaitu Iedul Fitri sesudah pelaksanaan ibadah puasa Ramadlan
dan Iedul Adha sesudah pelaksanaan ibadah Haji. Dan ada juga yang
dilaksakan setahun sekali yang dihadiri umat Islam dari seluruh penjuru
negeri, yaitu wukuf di Arafah. Semua ini untuk menjalin hubungan
persaudaraan dan kasih sayang sesama umat Islam, juga dalam rangka
membersihkan hati sekaligus dakwah ke jalan Allah, baik dalam bentuk
ucapan maupun perbuatan.
2. Sebagai bentuk ibadah kepada Allah melalui pertemuan ini dalam rangka
memperoleh pahala dari-Nya dan takut akan adzab-Nya.
3. Menanamkan rasa saling mencintai. Melalui pelaksanaan shalat berjamaah,
akan saling mengetahui keadaan sesamanya.
Jika ada yang sakit dijenguk, ada yang meninggal di antarkan
jenazahnya, dan jika ada yang kesusahan cepat dibantu. Karena seringnya
bertemu, maka akan tumbuh dalam diri umat Islam rasa cinta dan kasih
sayang.
4. Ta'aruf (saling mengenal).
Jika orang-orang mengerjakan shalat secara berjamaah akan terwujud
ta'aruf. Darinya akan diketahui beberapa kerabat sehingga akan tersambung
kembali tali silaturahim yang hampr putus dan terkuatkan kembali yang
sebelumnya telah renggang. Dari situ juga akan diketahui orang musafir dan
ibnu sabil sehingga orang lain akan bisa memberikan haknya.

6
5. Memperlihatkan salah satu syi'ar Islam terbesar.
Jika seluruh umat Islam shalat di rumah mereka masing-masing, maka
tidak mungkin diketahui adanya ibadah shalat di sana.
6. Memperlihatkan kemuliaan kaum muslimin.
Yaitu jika mereka masuk ke masjid-masjid dan keluar secara bersamaan,
maka orang kafir dan munafik akan menjadi ciut nyalinya.
7. Memberi tahu orang yang bodoh terhadap syariat agamanya.
Melalui shalat berjamaah, seorang muslim akan mengetahui beberapa
persoalan dan hukum shalat yang sebelumnya tidak diketahuinya. Dia bisa
mendengarkan bacaan yang bisa dia petik manfaat sekaligus dijadikan
pelajaran. Dia juga bisa mendengarkan beberapa bacaan dzikir shalat sehinga
lebih mudah menghafalnya. Dari sini, orang yang belum mengetahui tentang
syariat shalat, khususnya, bisa mengetahuinya.
8. Memberikan motifasi bagi orang yang belum bisa rutin menjalankan shalat
berjamaah, sekaligus mengarahkan dan membimbingnya seraya saling
mengingatkan untuk membela kebenaran dan senantiasa bersabar dalam
menjalankannya.
9. Membiasakan umat Islam untuk senantiasa bersatu dan tidak berpecah belah.
Dalam berjamaah terdapat kekuasaan kecil, karena terdapat imam yang diikuti
dan ditaati secara tepat.
Hal ini akan membentuk pandangan berIslam secara benar dan tepat
tentang pentingnya kepemimpinan (imamah atau khilafah) dalam Islam.
10. Membiasakan seseorang untuk bisa menahan diri dari menuruti kemauan
egonya.
Ketika dia mengikuti imam secara tepat, tidak bertakbir sebelum imam
bertakbir, tidak mendahului gerakan imam dan tidak pula terlambat jauh
darinya serta tidak melakukan gerakan bebarengan dengannya, maka dia akan
terbiasa mengendalikan dirinya.
11. Membangkitkan perasaan orang muslim dalam barisan jihad.
sebagaimana yang Allah firmankan,

‫وص‬
ٌ ‫ص‬ ٌ ‫صفًّا َكأَنَّ ُه ْم بُ ْن َي‬
ُ ‫ان َم ْر‬ َ ‫َّللاَ ي ُِحبُّ ا َّلذِينَ يُقَا ِتلُونَ ِفي‬
َ ‫س ِبي ِل ِه‬ َّ ‫ِإ َّن‬
Artinya: "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di
jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu
bangunan yang tersusun kokoh." (QS. Ash Shaff: 4)
12. Orang yang mengerjakan shalat lima waktu dengan berjamaah dan
membiasakan diri untuk berbaris rapi, lurus dan rapat, akan menumbuhkan
dalam dirinya kesetiaan terhadap komandan dalam barisan jihad sehingga dia
tidak mendahului dan tidak menunda perintah-peritnahnya.
13. Menumbuhkan perasaan sama dan sederajat dan menghilang status sosial yang
terkadang menjadi sekat pembatas di antara mereka.
Di sana, tidak ada pengistimewaan tempat bagi orang kaya, pemimpin,
dan penguasa. Orang yang miskin bisa berdampingan dengan yang kaya,
rakyat jelata bisa berbaur dengan penguasa, dan orang kecil bisa duduk
berdampingan dengan orang besar. Karena itulah Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam memerintahkan untuk menyamakan shaff (barisan) shalat. Beliau
bersabda, "janganlah kalian berselisih yang akan menyebabkan perselisihan
hati-hati kalian." (HR. Muslim)

7
14. Dapat terlihat orang fakir miskin yang serba kekurangan, orang sakit, dan
orang-orang yang suka meremehkan shalat.
Jika terlihat orang memakai pakaian lusuh dan tampak tanda kelaparan
dan kesusahan, maka jamaah yang lain akan mengasihi dan membantunya.
Jika ada yang tidak terlihat di masjid, akan segera diketahui keadaannya,
apakah sakit atau meremehkan kewajiban shalat berjamaah. Orang yang sakit
akan dijenguk dan diringankan rasa sakit dan kesusahannya, sedangkan orang
yang meremehkan shalat akan cepat mendapat nasihat sehingga akan tercipta
suasana saling tolong menolong dalam kebaikan dan takwa.
15. Akan menggugah keinginan untuk mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dan para shabatnya.
Melalui shalat berjamaah, umat Islam bisa membayangkan apa yang
pernah dijalani oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama para
shabatnya. Sang imam seolah menempati tempat Rasulullah yang para jamaah
seolah menempati posisi sahabat.
16. Berjamaah menjadi sarana turunnya rahmat dan keberkahan dari Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
17. Akan menumbuhkan semangat dalam diri seseorang untuk meningkatkan
amal shalihnya dikarenakan ia melihat semangat ibadah dan amal shalih
saudaranya yang hadir berjamaah bersamanya.
18. Akan mendapatkan pahala dan kebaikan yang berlipat ganda, sebagaimana
yang disabdakan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "shalat berjamaah itu lebih
utama 27 derajat daripada shalat sendirian." (HR. Muslim)
19. Menjadi sarana untuk berdakwah, baik dengan lisan maupun perbuatan.
Berkumpulnya kaum muslimin pada waktu-waktu tertentu akan mendidik
mereka untuk senantiasa mengatur dan menjaga waktu.

8
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Shalat berjama’ah itu adalah wajib bagi tiap-tiap mukmin laki-laki, tidak
ada keringanan untuk meninggalkannya terkecuali ada udzur (yang dibenarkan
dalam agama).
Hal yang diperhatikan oleh imam dan makmum ketika shalat berjamaah,
sebagai berikut:
1. Apabila shalat telah di iqomatkan, maka datangilah dengan tenang
2. Hendaklah salah seorang diantara kamu menjadi imam
3. Orang buta boleh menjadi imam.
4. Jika makmum hanya seorang, berdirilah disebelah kanan imam.
5. Hendaklah meluruskan dan merapatkan barisan
6. Isilah shaf (barisan) yang kosong.
7. Saf wanita,letaknya dibelakang saf pria
8. Kemudian,apabilah imam betakbir,maka betakbirlah jangan mendahului, atau
kita harus mengikuti imam
9. Baca imam jangan panjang panjang.
10. Hendalah memperhatikan baca imam
11. Jika imam telah membaca “walladha-dhallin”maka bacalah “amin”.
12. Hendaklah imam mengeraskan takbir intiqal
13. Jika kamu menjumpai imam telah sholat maka bertakbirlah lalu mengikuti
pegerakan imam dan jangan hitung rakaatnya, kecuali mendapatkan rukuk.
14. Kemudian sempurnakanlah sholatmu setelah imam bersalam
15. imam menghadap makmu atau ke arah sebelah kanan

Saran

Sebagai mahasiswa yang di pandang sebagai generasi intelektual yang tinggi,


hendaknya kita mampu merangkum setiap ilmu yang didapat dengan pemahaman
konsep dan penerapan ilmu secara seimbang. Semoga dengan adanya makalah ini,
sedikit banyak mampu menyumbang kan ilmu pengetahuaan tentang Sholat
Berjamaah.

Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan di materi ini. Kami berharap, teman-
teman bisa mengerti tentang materi ini dan memaklumi kekurangan kami dalam
membuat makala tentan shalat berjamaah.

Anda mungkin juga menyukai