DISUSUN OLEH :
1. SYIFA FARIHAH (10030120077)
2. HASNA NUR AZIZAH (10030120078)
3. SITI RAHMAWATI (10030120079)
KELAS : PAI-B
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................................1
1.3 TUJUAN.........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN HAJI......................................................................................................2
2.2 MAKNA HAJI................................................................................................................2
2.3 DASAR HUKUM PERINTAH HAJI DAN SYARAT HAJI........................................2
2.4 RUKUN HAJI.................................................................................................................4
2.5 WAJIB HAJI...................................................................................................................7
2.6 HAL-HAL YANG MEMBATALKAN HAJI................................................................7
2.7 MACAM-MACAM HAJI...............................................................................................8
BAB III PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian haji
2. Mengetahui macam-macam haji dan wajib haji.
3. Mengetahui makna, syarat, rukun dan hal-hal yang dapat membatalkan ibadah haji.
4. Mengetahui tata cara pelaksanaan ibadah haji yang baik dan benar dalam Islam
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan menunaikan ibadah haji, umat Islam didorong untuk menjadi manusia yang luas
gerak dan pandangan hidupnya, yang dapat menambah ilmu dan pengalaman dengan
berbagai bahasa. Melalui perkenalan itu lahir saling pengertian yang lebih baik, rasa
hormat, dan saling harga-menghargai di antara sesama umat Islam dari berbagai penjuru
dunia.
2. Berakal
Syarat haji yang kedua yaitu berakal. Maksud berakal di sini yaitu tidak gila. Jadi,
intinya tidak boleh dilakukan oleh orang yang tidak waras. Meskipun orang waras
tersebut berasal dari keluarga yang mampu.
3. Baligh
Syarat haji yang ketiga yaitu baligh. Baligh adalah usia seseorang yang sudah masuk
pada tahap dewasa sehingga sudah bisa membedakan mana yang baik dan buruk.
Baligh pada anak laki-laki akan ditandai dengan mimpi basah. Sedangkan anak
perempuan akan ditandai dengan menstruasi atau haid. Jadi, buat anak kecil yang
belum baligh tidak diwajibkan untuk menunaikan ibadah haji sampai ia menginjak
usia dewasa atau baligh.
4. Merdeka
Syarat haji yang keempat yaitu merdeka. Maksud merdeka di sini yaitu bukan
hamba sahaya. Karena haji adalah ibadah yang memerlukan waktu yang lama,
perjalanannya jauh dan sebagainya. Hal ini akan mengakibatkan terbengkalailah
hak-hak majikan yang berkaitan dengan hamba sahaya. Maka dari itu, haji tidak
wajib baginya.
5. Istita’ah
Syarat haji kelima yaitu istita’ah. Maksud istita’ah adalah seseorang yang mampu
melaksanakan ibadah haji dilihat dari segi:
Jasmani
Maksud jasmani di sini yaitu tubuh atau badan. Jadi badan harus sehat, kuat dan
sanggup secara fisik melaksanakan ibadah haji.
Rohani
Harus mengetahui dan memahami manasik haji.
Berakal sehat dan memiliki kesiapan mental untuk melaksanakan ibadah haji
dengan perjalanan yang jauh.
Ekonomi
Ekonomi adalah pemanfaatan uang, tenaga, waktu dan lainnya yang berharga.
Maksud ekonomi di sini ada tiga, yaitu:
Keamanan
Keamanan adalah keadaan yang tentram atau aman. Maksud keamanan di sini
ada tiga, yaitu:
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat dan setiap orang akan
mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907)
Wajib ihram mencakup:
1. Ihram dari miqot.
2. Tidak memakai pakaian berjahit (yang menunjukkan lekuk badan atau anggota
tubuh). Laki-laki tidak diperkenankan memakai baju, jubah, mantel, imamah,
penutup kepala, khuf atau sepatu (kecuali jika tidak mendapati khuf). Wanita
tidak diperkenankan memakai niqob (penutup wajah) dan sarung tangan.
3. Bertalbiyah. Ketika bertalbiyah, laki-laki disunnahkan mengeraskan suara.
Sunnah ihram:
1. Mandi.
2. Memakai wewangian di badan.
3. Memotong bulu kemaluan, bulu ketiak, memendekkan kumis, memotong kuku
sehingga dalam keadaan ihram tidak perlu membersihkan hal-hal tadi, apalagi itu
terlarang saat ihram.
4. Memakai izar (sarung) dan rida’ (kain atasan) yang berwarna putih bersih dan
memakai sandal. Sedangkan wanita memakai pakaian apa saja yang ia sukai,
tidak mesti warna tertentu, asalkan tidak menyerupai pakaian pria dan tidak
menimbulkan fitnah.
5. Berniat ihram setelah shalat.
6. Memperbanyak bacaan talbiyah.
Mengucapkan niat haji atau umroh atau kedua-duanya, sebaiknya dilakukan setelah
shalat, setelah berniat untuk manasik. Namun jika berniat ketika telah naik kendaraan,
maka itu juga boleh sebelum sampai di miqot. Jika telah sampai miqot namun belum
berniat, berarti dianggap telah melewati miqot tanpa berihram.
Adapun lafaz yang diucapkan ialah:
َ َك ل
ك ُ ك َوال ُم ْل
َ الَ َش ِر ْي.ك َ َ إِ َّن ال َح ْم َد َوالنِّ ْع َمةَ ل.ك
َ ك لَبَّ ْي
َ َك ل َ لَبَّ ْيكَ اللَّهُ َّم لَبَّ ْي
dَ لَبَّ ْي.ك
َ ك اَل َش ِر ْي
"Labbaik Allahumma labbaik, labbaik laa syariika laka labbaik, inna al-hamda, wa
ni’mata laka wa al-mulk. Laa syariika laka."
Artinya: "Aku datang ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang, tiada
sekutu bagi-Mu, aku datang, sesungguhnya segala pujian, segala kenikmatan, dan
seluruh kerajaan adalah milik Engkau, tiada sekutu bagi-Mu."
3. Tawaf
Tawaf adalah rukun haji ketiga yang diisi dengan kegiatan berjalan mengelilingi Kakbah
sebanyak 7 kali, di mana 3 putaran pertama disarankan berlari-lari kecil, sedangkan 4
putaran sisanya berjalan seperti biasa. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
Jenis Tawaf
Dalam hukum melaksanakan ibadah haji, tawaf merupakan salah satu rukun haji
yang wajib dilakukan. Tawaf ini terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:
a) Tawaf Qudum: tawaf "selamat datang" yang dilakukan jamaah haji ketika baru
sampai di Makkah.
b) Tawaf Ifadhah: tawaf yang menjadi rukun haji dan dilakukan bagi mereka
yang telah pulang dari wukuf di Padang Arafah. Jenis tawaf ini juga menjadi
rukun di dalam ibadah umrah.
c) Tawaf Sunnah: tawaf yang dilakukan semata-mata mencari ridha Allah pada
waktu kapan pun selama waktu berhaji.
d) Tawaf Tahiyyat: tawaf sunnah yang lazim dilakukan saat memasuki Masjidil
Haram.
e) Tawaf Nazar: melakukan tawaf untuk memenuhi nazar (janji).
f) Tawaf Wada': tawaf "selamat tinggal" yang dilakukan jamaah haji sebelum
meninggalkan kota Makkah sebagai tanda penghormatan dan memuliakan
Baitullah.
4. Sa’i
Sa'i adalah kegiatan dalam rukun haji dengan berlari-lari kecil di antara bukit Safa dan
Marwah. Makna inti dari ibadah sa'i adalah sebuah pencarian, berangkat dari kisah Siti
Hajar di padang pasir yang mencari air untuk dirinya sendiri dan anaknya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
6. Tertib
Tertib merupakan rukun haji yang terakhir, artinya rukun haji harus dilakukan secara
berurutan, tidak boleh melompati. Dimulai dari niat (ihram), wukuf, tawaf, sa'i, dan
tahallul. Misalnya, setelah bertawaf seharusnya seorang jamaah haji melanjutkan rukun
haji keempat yaitu sa'i. Tidak diperkenankan baginya melakukan tahallul dahulu, baru
kemudian sa'i. Jika itu terjadi, maka ibadah hajinya tidak sah.
Hal hal yang dilarang ketika haji atau ketika di dua tanah haram :
1. Memburu binatang, bahkan meskipun hanya seekor burung.
Memburu ini termasuk juga mengejar dan membantu orang lain untuk memburu
binatang tersebut.
ص ْي َد َوأَ ْنتُ ْم ُح ُر ٌم َو َمنْ قَتَلَهُ ِم ْن ُك ْم ُمتَ َع ِّمدًا فَ َج َزا ٌء ِم ْث ُل َما قَتَ َل ِمنَ النَّ َع ِم يَ ْح ُك ُم بِ ِه َذ َوا َعد ٍْل َّ يَاأَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تَ ْقتُلُوا ال
سلَفَ َو َمنْ عَا َد َ ق َوبَا َل أَ ْم ِر ِه َعفَا هَّللا ُ َع َّما َ صيَا ًما لِيَ ُذو ِ سا ِكينَ أَ ْو َع ْد ُل َذلِ َك َ ِم ْن ُك ْم َه ْديًا بَالِ َغ ا ْل َك ْعبَ ِة أَ ْو َكفَّا َرةٌ طَ َعا ُم َم
فَيَ ْنتَقِ ُم هَّللا ُ ِم ْنهُ َوهَّللا ُ َع ِزي ٌز ُذو ا ْنتِقَ ٍام
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika
kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja,
maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan
yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai
hadyu yang dibawa sampai ke Ka’bah, atau (dendanya) membayar kaffarat dengan
memberi makan orang-orang miskin, atau berpuasa seimbang dengan makanan yang
dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya. Allah
telah memaafkan apa yang telah lalu. Dan barangsiapa yang kembali
mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Allah Mahakuasa lagi mempunyai
(kekua-saan untuk) menyiksa.” (QS. Al-Ma’idah: 95)
2. Memotong pepohonan bahkan hanya durinya, kecuali dirinya dalam keadaan darurat
yang mengharuskan untuk memotong pohon atau durinya.
3. Membawa senjata
4. Memungut barang temuan ketika melakukan ibadah haji.
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan makalah yang membahas tuntas tentang haji, dapat disimpulkan :
Haji adalah menyengaja menuju ke Ka’bah Baitullah untuk menjalakan ibadah
(manasik haji) dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Dengan melakukan wukuf di padang Arafah, thawaf di Masjidil Haram, dan Sa’i antara
bukit Shafa dan Marwah dengan cara tertentu dalam waktu dan niat tertentu. Hukum haji
adalah fardhu ‘ain, wajib bagi setiap muslim yang mampu, wajibnya sekali seumur
hidup. Dasar hukum perintah haji terdapat pada QS. Ali-Imran : 97. Haji merupakan
bagian dari rukun Islam.
Tata cara pelaksanaan haji harus sesuai dengan syarat, rukun, wajib dan sunnah haji.
Syarat haji diantaranya : Baligh, Berakal, Merdeka, Istita’ah (mampu} sedangkan Rukun
Haji adalah Ihram yaitu berpakaian ihram, dan niat ihram dan haji, Wukuf di Arafah
pada tanggal 9 Dzulhijjah; Thawaf, Sa’i, Tahallul dan Tertib atau berurutan
Dengan menunaikan ibadah haji, umat Islam didorong untuk menjadi manusia yang
luas gerak dan pandangan hidupnya, yang dapat menambah ilmu dan pengalaman dengan
berbagai bahasa. Melalui perkenalan itu lahir saling pengertian yang lebih baik, rasa
hormat, dan saling harga-menghargai di antara sesama umat Islam dari berbagai penjuru
dunia.
DAFTAR PUSTAKA
M Thaufiq S Boesoirie, dkk. 2018. Bimbingan Ibadah dalam Naungan Sunnah Rasul.
Bandung : Lembaga Studi Islam dan Pengembangan Kepribadian Universitas Islam Bandung.
http://eprints.walisongo.ac.id/5843/2/BAB%20I.pdf
https://www.indozone.id/life/n0svZrz/urutan-rukun-haji/read-all
https://safanatour.com/rukun-haji/
https://almanhaj.or.id/1057-hal-hal-yang-membatalkan-haji-hal-hal-yang-diharamkan-di-
kedua-kota-haram-macam-dam-dalam-haji.html
https://americansfortransit.org/hal-yang-membatalkan-haji/
https://umroh.com/blog/macam-macam-haji/
https://muslim.or.id/10114-fikih-haji-3-rukun-haji.html