Anda di halaman 1dari 23

TAFSIR AYAT HUKUM

(HAJI)
KELOMPOK 4 :

AISHA NANDA LARASATI 21103070005

MOH.KHUSNUL LATIF ALFATH 21103070006

GELAR ALI HAIDAR 21103070017

ANDRIAN ADI 21103070078

ASWAR BAHTIAR 21103070103


LATAR BELAKANG
• Haji berasal dari Bahasa Arab yaitu Hajj yang memiliki makna mengunjungi, menyengaja atau menuju,
secara istilah haji dapat diartikan sebagai ibadah yang dilkasanakan dengan menuju ke Baitullah juga
beberapa tempat tertentu yang bertujuan untuk melaksanakan amalan ibadah sesuai ketentuan
syariat. Ibadah haji hanya dilaksanakan sebanyak satu kali saja dalam setahun tepatnya pada bulan
Syawal hingga pada sepuluh hari pertama bulan Zulhijaah .
• Hukum melaksanakan ibadah haji adalah wajib sekali seumur hidup bagi mereka yang merupakan
seorang Muslim yang merdeka, baligh, berakal, dan juga mampu. Haji merupakan Rukun Islam yang
kelima setelah syahadat, shalat, puasa, dan zakat. Ulama fikih menetapkan bahwa amalan yang harus
dikerjakan seseorang dalam ibdah haji diantaranya ihram, thawaf, sa’I, wukuf, mabit di Muzdalifah,
melontar jumroh, mabit di Mina, bercukur atau memotong beberapa helai rambut,manyembelih hewan,
dan tahallul.
LATAR BELAKANG

• Ibadah haji serta ibadah-ibadah lainnya yang disyariatkan oleh Allah SWT, pada hakikatnya sarat dengan
hikmah dan nilai. Namun hikmah dan nilai tersebut tidak datang serta merta, tetapi juga harus
melalui pemahaman, pemaknaan dan penghayatan yang panjang. Situasi demikian jika dilakukan dalam
berhaji akan dapat membuktikan firman Allah dalam Surat Al-Hajj ayat 28 yang artinya “Supaya
mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka”. Allah telah menjamin bahwa tiap-tiap apa yang
dikerjakan hamba-Nya dalam ibadah haji mengandung manfaat luar biasa, tetapi manfaat itu harus digali
dan diraih dengan perjuangan manusia itu sendiri. Ibadah haji merupakan rukun Islam yang sarat dengan
nilai-nilai.
QS. AL- BAQARAH : 125

ْ ِ‫صلًّىۗ َو َع ِه ْدنَٓا اِ ٰلٓى اِ ْب ٰر ٖه َم َوا‬


‫سمٰ ِع ْي َل اَنْ طَ ِّه َرا بَ ْيتِ َي‬ َ ‫س َواَ ْمنً ۗا َواتَّ ِخ ُذ ْوا ِمنْ َّمقَ ِام اِ ْب ٰر ٖه َم ُم‬
ِ ‫• َواِ ْذ َج َع ْلنَا ا ْلبَ ْيتَ َمثَابَةً لِّلنَّا‬
‫س ُج ْو ِد‬ ُّ ‫• لِلطَّ ۤا ِٕىفِ ْي َن َوا ْل ٰع ِكفِ ْي َن َو‬
ُّ ‫الر َّك ِع ال‬
• Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat berkumpul dan tempat yang
aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan
kepada Ibrahim dan Ismail, "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang iktikaf,
orang yang rukuk dan orang yang sujud!"
KOSA-KATA

Kosa kata Arti Kosa Kata Arti

َ‫ۡٱلبَ ۡيت‬ Rumah ‫َو َع ِه ۡدنَٓا‬ Dan kami memerintahkan

‫َمثَابَ ٗة‬ Tempat ziarah/ berkumpul َ


‫طهِّ َرا‬ Mensucikan

‫َوٱت َِّخ ُذو ْا‬ Dan jadikanlah َ‫لِلطَّٓاِئ ِفين‬ Untuk orang orang yang thawaf

‫ص ٗ ّل‬
َ ‫ُم‬ Tempat sholat َ‫َو ۡٱل ٰ َع ِك ِفين‬ Dan orang-orang yang I’tikaf

‫س ُجو ِد‬
ُّ ‫ٱل‬ Dan orang orang yang sujud ‫َوٱلرُّ ِّكع‬ Dan orang-orang yang ruku’
PARAREL (MUNASABATUL AYAT)

• Munasabatul ayat dari surat Al Baqarah ayat 125 terdapat di dalam surat Ali Imran ayat 97, yaitu:
‫هّٰلِل‬ َ ‫فِ ْي ِه ٰا ٰي ۢتٌ بَيِّ ٰنتٌ َّمقَا ُم اِ ْب ٰر ِه ْي َم ۚە َو َمنْ َد َخلَ ٗه َك‬
َ ‫ستَطَا َع اِلَ ْي ِه‬
ۗ ‫سبِ ْياًل‬ ِ ‫ان ٰا ِمنًا ۗ َو ِ َعلَى النَّا‬
ِ ‫س ِح ُّج ا ْلبَ ْي‬
ْ ‫ت َم ِن ا‬
‫َو َمنْ َكفَ َر فَاِنَّ هّٰللا َ َغنِ ٌّي َع ِن ا ْل ٰعلَ ِم ْي َن‬
• Artinya: “Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa
memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah
melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke
sana.”
SOSIO-HISTORIS

Imam Bukhari dan yang lainnya meriwayatkan dari Umar, dia berkata, “ Tiga hal yang saya katakan sesuai
dengan firman Allah. Pertama, saya berkata, ‘ya Rasulullah, sekiranya engkau jadikan Maqam Ibrahim
sebagai tempat shalat. Maka turunlah ayat ini (Qs.Al-Baqarah:125). Kedua, saya berkata, ‘ya Rasulallah,
sesungguhnya yang mendatangi para istrimu ada orang yang baik dan ada yang jahat. Seandainya engkau
perintahkan mereka untuk berhijab. Maka turunlah ayat hijab (Qs. Al Ahzab: 53). Ketiga, suatu ketika para
istri Rasulullah melampiaskan rasa cemburu kepada beliau. Maka saya katakan kepada mereka, ‘mudah-
mudahan Allah akan memberi ganti kepadanya istri-istri yang lebih baik daripada kalian. Maka turunlah
firman Allah dalam hal ini (Qs.At-Tahrim:5).”
SOSIO-HISTORIS

Surat Al Baqarah: 125 mempunyai jalan periwayatan yang banyak, diantaranya:


• Diriwayatkan oleh ibnu abi hatim dan ibnu mardawaih dari jabir, dia berkata, ‘ketika Nabi saw
melakukan tawaf (pada hari fathul Makkah) , umar berkata Umar bertanya, ‘mengapa kita tidak
jadikannya sebagai tempat shalat? Maka Allah menurunkan ayat ini.
• Ibnu mardawaih meriwayatkan dari ‘amr bin maimun dari umar bin Khaththab bahwa dia melewati
Maqam Ibrahim, lalu ia berkata, ya Rasulallah bukankah kita sedang berdiri di Maqam kekasih Tuhan
kita? Rasul saw menjawab: ya. Umar berkata : mengapa kita tidak menjadikannya sebagai tempat shalat.
Tidak lama dari itu turunlah ayat ini.
KANDUNGAN HUKUM (INSTIMBATUL HUKMI)

Diperintahkan kepada Nabi Muhammad saw, dan kaum Muslimin agar Ka’bah sebagai tempat berkumpul
manusia, tempat yang aman, dan menjadikan Maqam Ibrahim sebagai tempat salat. Maqam Ibrahim ialah
tempat berpijak bagi Ibrahim ketika membangun Ka’bah.
MAKNA KONTEKSTUAL AYAT

• Tempat berkumpul bagi manusia untuk ibadah. Sejak zaman dahulu sebelum nabi muhammad saw
diutus sampai saat ini ka’bah atau mekah telah menjadi tempat berkumpul manusia dari segala penjuru,
dari segala macam bangsa dalam rangka menghormati dan melaksanakan ibadah haji.
• Ayat ini menunjukkan keutamaan Baitul Haram dari dua sisi. Yaitu Allah jadikan Ka’bah sebagai tempat
kembali manusia. Allah jadikan hati manusia condong dan rindu kepadanya. Siapaun orang yang
beriman kepada Allah dan RasulNya, pasti ada keinginan untuk kembali ke sana. Juga Allah jadikan ia
aman.
• Ayat ini memperlihatkan akan rahmat Allah yang luas sekali. Karena ketika Allah jadikan Ka’bah
sebagai tempat kembali dan tentu manusia akan kembali kesana, maka Allah jadikan dia aman.
• Hendaknya tempat-tempat yang menjadi tempat berkumpulnya manusia untuk kembali kesana
hendaknya juga aman. Seperti masjid, tempat dimana orang berkumpul lima kali dalam sehari.
QS. AL-BAQARAH : 158

‫هّٰللا‬
‫ف بِ ِه َما ۗ َو َمنْ تَطَ َّو َع َخ ْي ًر ۙا‬ َ َ‫ش َع ۤا ِٕى ِر ِ ۚ فَ َمنْ َح َّج ا ْلبَ ْيتَ اَ ِو ا ْعتَ َم َر فَاَل ُجن‬
َ ‫اح َعلَ ْي ِه اَنْ يَّطَّ َّو‬ َ ْ‫صفَا َوا ْل َم ْر َوةَ ِمن‬َّ ‫اِنَّ ال‬
‫فَاِنَّ هّٰللا َ شَا ِك ٌر َعلِ ْي ٌم‬
Artinya: “Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syiar (agama) Allah. Maka, siapa beribadah
haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sai antara keduanya. Siapa yang
dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri, lagi Maha
Mengetahui.”
KOSA-KATA

Kosa kata Arti Kosa kata Arti

‫صفَا‬
َّ ‫ٱل‬ Shafa َ‫َو ۡٱل َم ۡر َوة‬ Dan Marwa

‫ش َعٓاِئ ِر‬
َ Tanda-tanda/Syi’ar ‫فَاَل‬ Maka/mengapa tidak

َ َ‫ُجن‬
‫اح‬ Berdosa َ‫يَطَّوَّف‬ Mengerjakan thawaf/ Sa’i

َ َ‫ت‬
‫ط َّو َع‬ Mengerjakan dengan kerelaan ۡ
‫خَي ٗرا‬ Kebaikan

‫َعلِي ٌم‬ Maha mengetahui ٌ‫َشا ِكر‬ Maha mensyukuri


PARAREL (MUNASABATUL AYAT ATAU
HADITS)

Munasabatul hadist dari surat Al-Baqarah ayat 158 adalah:


َ ِ‫س ْب ًعا بَ َدَأ ب‬
(‫الصفَا َو فَ َر َغ َعلَى ال َم ْر َو ِة ) رواه مسلم‬ َ ‫سلَّ َم‬
َ ‫س َعى‬ َ ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َأنَّ النَبِ َّي‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َوآلِ ِه َو‬ ِ ‫عَنْ َجابِ ٍر َر‬

Sesuai dengan hadits dari Jabir ra, sesungguhnya Rasulallah saw sa’i sebanyak tujuh kali dimulai dari Shafa
dan diakhiri di Marwah (HR Muslim)
SOSIO-HISTORIS

Menurut riwayat Bukhari dan Muslim, diceritakan bahwa Urwah berkata kepada Aisyah r.a : "Saya kira
tidak ada dosa bagi orang yang tidak melakukan Sa'i diantara keduanya." Mendengar hal itu, Aisyah r.a
berkata : Buruk sekali yang engkau katakan itu wahai anak saudaraku. Seandainya arti ayat itu seperti yang
engkau pahami, maka artinya " Maka ada dosa baginya untuk tidak melakukan Sa'i diantara keduanya.
Akan tetapi ayat itu turun karena orang-orang Anshar sebelum masuk Islam melakukan Sa'i diantara
keduanya, sambil menyebut-nyebut nama patung Manat dan Latta, sebagai bentuk ibadah. Setelah masuk
Islam, mereka merasa keberatan untuk melakukan Sa'i antara Shafa dan Marwa. Setelah mendapatkan
penjelasan itu dari Aisyah r.a mereka bertanya kepada Rasulullah saw. "Wahai Rasulullah, sesungguhnya
kami merasa tidak suka untuk melakukan Sa'i antara Shafa dan Marwa seperti pada masa jahiliyyah" Maka
turunlah firman Allah swt di atas.
KANDUNGAN HUKUM (INSTIMBATUL HUKMI)

Perintah untuk melaksanakan sa’i dari safa dan marwa bagi orang-orang yang melaksanakan haji atau
umrah dan juga perintah untuk mengerjakan kebajikan dengan kerelaan hati.
MAKNA KONTEKSTUAL AYAT

Sesungguhnya Shafa dan Marwah (yaitu dua bukit kecil dekat Kabah dari arah Timur) termasuk simbol-
simbol agama Allah yang Nampak  yang Allah memerintahkan hamba-hambanya untuk beribadah dengan
melakukan sa’i antara keduanya. Barang siapa berniat menuju Ka'bah untuk Haji atau umroh, maka tidak
ada dosa atas dirinya dan tidak ada kesalahan baginya untuk melakukan Sa’i antara keduanya, Bahkan dia
wajib melakukannya. Dan barangsiapa melaksanakan amal ketaatan dengan hati yang tulus dari dirinya,
ikhlas menjalankannya karena Allah Ta'ala, maka sesungguhnya Allah Maha mensyukuri, Dia akan
memberikan balasan atas amalan yang sedikit dengan pahala yang banyak. dan Dia maha mengetahui
amal-amal perbuatan hamba-hambanya maka Dia tidak akan menyia-nyiakannya, dan tidak mengurangi
amal seseorang sedikitpun walaupun sebesar biji sawi.
QS. AL-BAQARAH : 197

‫ق َواَل ِج َدا َل فِى ۡال َح ِّج ؕ َو َما ت َۡف َعلُ ۡوا ِم ۡن َخ ۡي ٍر‬ ُ ُ‫ض فِ ۡي ِهنَّ ۡال َح َّج فَاَل َرفَ َث َواَل ف‬
َ ۙ ‫س ۡو‬ َ ‫اَ ۡل َح ُّج اَ ۡش ُه ٌر َّم ۡعلُ ۡومٰ تٌ  ‌ۚ فَ َم ۡن فَ َر‬
‫هّٰللا‬
ِ ‫يَّ ۡعلَمۡ هُ ُ ؕ ‌ َوت ََز َّود ُۡوا فَاِنَّ َخ ۡي َر ال َّزا ِد التَّ ۡق ٰوى ۚ َواتَّقُ ۡو ِن ٰيٓاُولِى ااۡل َ ۡلبَا‬
‫ب‬
 
Artinya: “ (Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barang siapa mengerjakan (ibadah)
haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafaš), berbuat maksiat, dan bertengkar
dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal,
karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang
mempunyai akal sehat!”
KOSA-KATA

Kosa kata Arti Kosa Kata Arti

‫فَاَل‬ Maka tidak boleh ۡ


‫خَي ٖر‬ Sebaik-baiknya

َ َ‫َرف‬
‫ث‬ Bercampur dengan istri ْ‫َوتَزَ َّودُوا‬ Dan berbekalah kamu

‫ق‬
َ ‫سو‬ ُ ُ‫ف‬
Berbuat fasik ‫ٱلتَّ ۡق َو ٰ ۖى‬ takwa
 

‫ِجدَا َل‬ Bertengkar ِ َ‫ٱَأۡل ۡل ٰب‬


‫ب‬ Yang berakal

‫ۡٱل َح ۗ ِّج‬ Masa mengerjakan haji ْ‫ت َۡف َعلُوا‬ Kalian kerjakan
PARAREL (MUNASABATUL AYAT ATAU
HADITS)

Mengenai musabatul hadist dari surat Al Baqarah ayat 197 adalah:


"Dari Abu Hurairah r.a ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda barangsiapa menunaikan ibadah haji
untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT dan dia tidak mengucapkan perkataan maksiat dan tidak
melakukan perbuatan keji, maka ia akan kembali dalam keadaan bersih dari dosa sebagaimana pada hari
ketika ibunya melahirkannya." (H.R Mutafaqun Alaih;Miskat).
SOSIO-HISTORIS

Ayat ini turun untuk menegur kebiasaan jamaah haji dari Yaman yang pada masa itu enggan membawa
bekal. Akhirnya, sesampai di Mekah mereka harus meminta-minta kepada jamaah haji yang lain guna
memenuhi kebutuhan mereka. Diriwayatkan oleh Bukhari, Ibnu Abbas r.a berkata, “Dulu penduduk Yaman
biasa berangkat haji tanpa membawa bekal. ‘Kami adalah orang-orang yang bertawakal,’ begitu kata
mereka. Sampai di Mekah, mereka pun terpaksa meminta-minta kepada jamaah haji yang lain.akhirnya
ayat diatas trun sebagai pengignat bagi seluruh bagi kaum muslimin
KANDUNGAN HUKUM (INSTIMBATUL HUKMI)

Pelaksanaan ibadah haji ialah pada bulan-bulan yang dimaklumi, yaitu dimulai dari bulan Syawal dan
berakhir pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Dalam pelakhsanaanya, diperintahkan untuk
melaksanakan haji seraya melengkapi diri dengan bekal dan dilarang untuk bersetubuh serta dilarang pula
keluar dari ketaatan kepada Allah dengan melakukan perbuatan maksiat.
MAKNA KONTEKSTUAL AYAT
(Haji), maksudnya adalah waktu dan musimnya (beberapa bulan yang dimaklumi), yaitu Syawal, Zulkaidah
dan 10 hari pertama bulan Zulhijah. Tetapi ada pula yang mengatakan seluruh bulan Zulhijah. (Maka barang
siapa yang telah menetapkan niatnya) dalam dirinya (akan melakukan ibadah haji pada bulan-bulan itu)
dengan mengihramkannya, (maka tidak boleh ia mencampuri istrinya), yakni bersetubuh (dan jangan berbuat
kefasikan) berbuat maksiat (dan jangan berbantah-bantahan) atau terlibat dalam percekcokan (sewaktu
mengerjakan haji). Menurut satu qiraat, dengan baris di atas dua hal yang pertama dan makna yang dimaksud
adalah larangan mengerjakan tiga hal itu. (Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan) sedekah (pastilah
diketahui oleh Allah) yang akan membalas kebaikan itu. Ayat berikut ini diturunkan kepada penduduk Yaman
yang pergi naik haji tanpa membawa bekal, sehingga mereka menjadi beban orang lain. (Dan berbekallah
kamu) yang akan menyampaikan kamu ke tujuan perjalananmu (dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah
takwa), artinya yang dipergunakan manusia untuk menjaga dirinya agar tidak menjadi beban bagi orang lain
dan sebagainya. (Dan bertakwalah kamu kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal).(tafsir al-jalalain)
PENUTUP (KESIMPULAN)
Ibadah haji merupakan salah satu rukun islam yang wajib dilaksanakan bagi yang mempunyai kemampuan baik
rohani, jasmani, serta rezeki yang berlebihan. Disamping itu didalam pelaksanaan haji terdapat ketentuan yang
telah ditetapkan didalam al-qur’am dam sunnah rasulullah saw.
• Allah swt menjadikan ka’bah sebagai tempat berkumpul bagi manusia sebagaimana sebelum allah menjadikan
Muhammad saw sebagai seorang rasul. allah sudah menjadikan ka’bah sebagai tempat berkumpul bagi orang
orang yang mengikti ajaran lurus nabi nabi nabi terdahulu. Dan juga allah telah memerintahkan bahwa
maqam Ibrahim sebagai tempat atau bagian dari wilayah yang dijadikan untuk melaksanakan sholat.
• Orang yang melaksanakan haji dengan melakukan sa’i dari safa ke marwa dengan hati yang tulus, Allah SWT
akan memberikan keutamaan dan pahala yang besar kepadanya.
• Allah menyuruh setiap kaum muslimin apabila melaksanakan haji agar mempersiapkan dirinya baik jasmani
maupun rohani dengan sebaik mungkin.agar tidak memberi beban kepada orang lain dan dengan harapan
setiap orang yang melaksanakan haji bisa mendapatkan kualitas haji yang mabrur.

Anda mungkin juga menyukai