Anda di halaman 1dari 5

Tata Cara Manasik Haji, Urutan, Bacaan, Pelaksanaan

Kastolani · Selasa, 08 Februari 2022 - 19:47:00 WIB JAKARTA, iNews.id –


Tata cara manasik haji, urutan, bacaan dan pelaksanaan sesuai syariat penting
diketahui Muslim terutama bagi yang akan menunaikan rukun Islam kelima.  Ibadah
haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan bagi Muslim yang
mampu secara fisik maupun finansial. 
Tata Cara Manasik Haji Haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk
melakukan amalan-amalan ibadah. Adapun tata caranya yakni, memakai pakaian
ihram, niat ihram, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, melempar jumrah,
thawaf di Ka’bah, sa’i, dan tahallul. 
Hukum Ibadah Haji
Ibadah haji adalah wajib bagi umat Islam yang telah memenuhi syarat. Ibadah haji
diwajibkan hanya sekali seumur hidup. Hukum haji kedua dan seterusnya adalah
sunnah. Tapi, bagi mereka yang bernadzar haji, hukum haji itu menjadi wajib akibat
nadzar. 
Pelaksanaan Ibadah Haji
Ibadah haji dilaksanakan pada bulan haji (Dzulhijjah), tepatnya ketika waktu
wukuf di Arafah tiba (9 Dzulhijjah), hari Nah{r (10 Dzulhijjah), dan harihari
Tasyriq (11, 12, dan 13 Dzulhijjah).
Rangkaian ibadah haji itu sudah dimulai sejak bulan Syawwal, Dzulqa'dah dan
Dzulhijjah. 
Dalam Alquran, Surat Ali Imran ayat 97, Allah SWT berfirman: ‫اس لَلَّ ِذي‬ ِ َّ‫ض َع لِلن‬ ِ ‫ت ُو‬ٍ ‫ِإ َّن َأ َّو َل بَ ْي‬
ِ ‫اس ِحجُّ ْالبَ ْي‬
ْ ‫ت َم ِن‬
‫تَطا َع‬,‫اس‬ ِ َّ‫ا ً َوهَّلِل ِ َعلَى الن‬,‫انَ آ ِمن‬,‫هُ ك‬,َ‫را ِهي َم َو َم ْن َد َخل‬,,‫ِّنات َمقا ُم ِإ ْب‬
ٌ ‫آيات بَي‬
ٌ ‫) فِي ِه‬96( َ‫ى لِ ْلعالَ ِمين‬
ً ‫بِبَ َّكةَ ُمبا َركا ً َوهُد‬
)97 ( َ‫ ِإلَ ْي ِه َسبِيالً َو َم ْن َكفَ َر فَِإ َّن هَّللا َ َغنِ ٌّي ع َِن ْالعالَ ِمين‬Artinya: Sesungguhnya rumah yang mula-mula
dibangun untuk (tempat ibadah) manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah)
yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-
tanda yang nyata (di antaranya) maqam Ibrahim; barang siapa memasukinya
(Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia
terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah
Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS. Ali Imran ayat 97)
Berikut tata cara lengkap manasik haji, urutan, dan bacaan:
1. Memakai Pakaian Ihram
Pakaian ihram bagi laki-laki berupa dua lembar kain lebar untuk menutupi pundak
dan bagian bawah panggul seperti layaknya sarung. Laki-laki dilarang mengenakan
pakaian yang membentuk lekuk tubuh, termasuk pakian dalam.

2. Niat Ihram Haji


Pelaksanaan ihram paling lambat tanggal 9 Zulhijjah pada miqat yang telah di
tentukan. Hal yang dianjurkan yang termasuk sunnah haji sebelum berihram adalah
mandi, berwudu, memakai pakaian ihram, dan memakai wangi-wangian terlebih
dahulu. Kemudian berniat dalam hati. Niat tersebut diniatkan ketika memulai ihram.
ُ ‫ْت ْال َح َّج وال ُع ْم َرةَ َوَأحْ َر ْم‬
Bacaan Niat Ihram: ‫ت بِها َ هلِل ِ تَ َعالَى‬ ُ ‫ ن ََوي‬Latin: Nawaitul hajja wal ‘umrata
wa ahramtu bihi lillahi ta’ala Artinya; Aku niat melaksanakan haji sekaligus umrah
dan berihram karena Allah Swt.
3. Membaca Talbiyah
Orang yang telah ihram disunahkan selalu memperbarui dan mengulang-ulang
talbiyah dalam setiap langkah selama perjalanan ke Baitul Haram, saat jalan
melandai, menanjak atau selama dalam kendaraan. Terutama ketika mulai
berdesakan dan berkumpul di antara lautan orang-orang yang melaksanakan ihram.
Talbiyah adalah bacaan yang disunnahkan ketika seseorang yang telah niat haji dan
umrah, hukum membaca talbiyah adalah sunah muakkad. Berikut bacaan talbiyah: َّ‫لَب‬
َ‫ك‬,,َ‫ ِر ْيكَ ل‬,‫كَ اَل َش‬,,‫كَ َو ْال ُم ْل‬,,َ‫ ِإ َّن ْال َح ْم َد َوالنِّ ْع َمةَ ل‬،َ‫ لَبَّ ْيكَ اَل َش ِر ْيكَ لَكَ لَبَّيْك‬,،‫ك‬
َ ‫ك اللَّهُ َّم لَبَّ ْي‬
َ ‫ ْي‬Labbaikallahumma labbaik,
labbaika la syarikalaka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mula la syarika
lak. Artinya; Aku datang memenuhi panggilan-Mu Ya Allah, aku datang memenuhi
panggilan-Mu, aku datang memnuhi panggilan-Mu tidak ada sekutu bagi-Mu, aku
datang memnuhi panggilan-Mu, sungguh segala puji, nikmat dan segenap
kekuasaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.

4. Wukuf di Padang Arafah


Berkumpul di Padang Arafah beberapa saat yang di nilai dari tergelincirnya matahari
pada tanggal 9 Zulhijjah hingga menjelang fajar tanggal 10 Zulhijjah. Wukuf dapat
dilakukan dimana saja asal masih di tanah Arafah.  Selama menunggu waktu masuk
wukuf, jamaah haji hendaknya banyak zikir kepada Allah dengan membaca takbir,
tahmid, istighfar dan bacaan-bacaan lain sampai masuk waktu wukuf. Saat-saat
waktu wukuf inilah merupakan inti dan kunci ibadah haji. Saat wukuf jamaah haji
dianjurkan banyak membaca doa berikut: ” ‫ك‬ َ ,َ‫ اللَّهُ َّم ل‬، ‫و ُل‬,ُ‫رًا ِم َّما نَق‬,ْ‫و ُل َو َخي‬,ُ‫ك ْال َح ْم ُد َكالَّ ِذي نَق‬
َ َ‫اللَّهُ َّم ل‬
‫ت‬ِ ‫ص ْد ِر َو َشتَا‬َّ ‫ب ْالقَب ِْر َو َوس َْو َس ِة ال‬
ِ ‫ اللَّهُ َّم ِإنِّي َأعُو ُذ بِكَ ِم ْن َع َذا‬، ‫ي َو َم َماتِي َوِإلَ ْيكَ َمآبِي َولَكَ َربِّ تُ َراثِي‬ َ ‫صاَل تِي َونُ ُس ِكي َو َمحْ يَا‬ َ
‫ اللَّهُ َّم ِإنِّي َأعُو ُذ بِكَ ِم ْن َش ِّر َما ت َِجي ُء بِ ِه الرِّي ُح‬، ‫“ اَأْل ْم ِر‬  Latin: Allahumma lakal hamdu kalladzi naqulu
wa khairom mimma naqulu, allahumma sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati
wa ilaika ma-abi wa laka rabbi turatsi, allahumma inni a’uzu bika min ‘azabil qobri wa
waswasatis shodri wa syatatil amri, allahumma inni a’uzu bika min syarrima taji-u
bihir rihu.  Artinya: Ya Allah, bagi Mu pujian seperti yang kami ucapkan, dan lebih
baik dari apa yang kami ucapkan. Ya Allah, untuk-Mu salatku, ibadah hajiku, untuk-
Mu kehidupanku dan kematianku dan kepada-Mu kami akan kembali, untuk-Mu kami
tunjukkan ibadahku. Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari siksa neraka, dari
hati yang ragu dan dari tercerai berainya urusan. Ya Allah, aku berlindung kepada-
Mu dari yang terburuk yang didatangkan oleh angin.’
5. Mabit di Mudzalifah
Mabit di Muzdalifah berarti bermalam atau berhenti sejenak di Muzdalifah setelah
melaksanakan wukuf di Padang Arafah. Sambil Bagi yang belum melaksanakan
shalat Maghrib dan Isya‟ dapat melaksanakannya dengan cara jamak ta‟khir qashar,
yaitu Maghrib tiga rakaat dan Isya‟ dua rakaat.  Di Mudzalifah jamaah haji juga
mengambil batu kerikil empat puluh sembilan butir atau tujuh puluh butir untuk
melempar jumrah di Mina nantinya. Di Muzdalifah jamaah haji melakukan mabit
minimal sampai telah melewati waktu tengah malam. Namun yang lebih utama,
mabit dilakukan sampai selesai shalat Shubuh. Setelah itu jamaah menuju Mina
sambil membaca taibiyah dan berzikir.
6. Melontar jumrah Aqabah
Setibanya di Mina setelah meletakkan barang bawaan di tenda, jamaah bersiap-siap
melontar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Zulhijjah dengan tujuh batu kerikil, dan
setiap lemparan disertai dengan bacaan: ‫ ُر‬,,َ‫م هَّللا ِ َوهَّللا ُ َأ ْكب‬,,‫س‬
ِ ِ‫ ب‬Bismillahi Allahu Akbar
Artinya: Dengan nama Allah dan Allah yang Mahabesar Waktu melontar jumrah
biasanya sudah diatur oleh pemerintah Arab Saudi agar tidak berdesak-desakan.
7. Tahallul awal (Tahallul Awwal)
Setelah melontar jumrah Aqabah, kemudian dilanjutkan dengan tahallul awal dengan
cara mencukur atau menggunting rambut sekurang-kurangnya tiga helai. Dengan
dilakukannya tahallul awal ini berarti kita boleh memakai pakaian biasa dan
melakukan semua perbuatan yang dilarang selama ihram, kecuali bersetubuh atau
ٍ ‫اللَّهُ َّم اجْ َعلْ لِ ُك ِّل َشع‬
jimak (melakukan hubungan suami istri). Bacaan doa tahalul: ‫ْر ْنورًا يَوْ َم‬
‫ ِة‬,,‫ القِيَا َم‬Allahummaj’al likuli sya’ratin nuuran yaumal qiyaamati Artinya; Ya Allah,
jadikanlah cahaya untuk setiap helai rambut yang aku potong ini pada hari kiamat
nanti.
8. Thawaf Ifadhah
Bagi jamaah haji yang akan melakukan tawaf ifadhah pada hari itu juga (10
Zulhijjah) dapat langsung pergi ke Makkah untuk melakukan tawaf, yaitu mengelilingi
Kakbah sebanyak tujuh kali dimulai dari arah yang sejajar dengan Hajar Aswad dan
berakhir di sana pula. Bacaan doa thawaf: ‫ َواَل َحوْ َل َواَل‬.ُ‫ُس ْب َحانَ هللاِ َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َواَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاَ هللاُ َأ ْكبَر‬
َ ‫كَ َوت‬,ِ‫ا ب‬,ً‫ اللَّهُ َّم ِإ ْي َمان‬.‫لَّ َم‬,‫ ِه َو َس‬,ْ‫صلَّى هللاُ َعلَي‬
ً‫اءا‬,َ‫كَ َو َوف‬,ِ‫ ِّد ْيقًا بِ ِكتَاب‬,‫َص‬ َ ِ‫صاَل ةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى َرسُو ِل هللا‬ َّ ‫ َوال‬.‫قُ َّوةَ ِإاَّل بِاهللِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم‬
‫َأْل‬ ْ
َ‫ َرة‬,‫ ُّد ْنيَا َوا ِخ‬,‫ ِّد ْي ِن َوال‬,‫ ةَ فِي ال‬,‫ةَ ال َّداِئ َم‬,َ‫وى َوال َعافِي‬, ْ ْ
َ ,‫ك ال َعف‬ ُ ‫َأ‬ َّ َّ َّ
َ ‫َئل‬,‫ اللهُ َّم ِإنِّي ْس‬.‫ل َم‬,‫صلى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس‬ َ ‫بِعهدك َواتِّبَاعًا لِ ُسنَّ ِة نَبِيِّكَ ُم َح َّم ٍد‬
‫ار‬ َّ َّ َّ ْ َ
ِ ‫َوالفوْ َز بِال َجن ِة َوالن َجا ِة ِمنَ الن‬ ْ

Subahaanallaahi walhamdulillaahi wa laa ilaaha illallaahu allahu akbar. wa laa haula


wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi. Wash shalaatu wassalaamu’alaa
rasuulillaaahi shallallaahu ‘alaihi wa sallama. Allahumma iimaanan bika wa
tashdiqan bikitaabika wa wafaa’an bi’aadhika wattibaa’an li sunnati nabiyyika
muhammadin shallaahu ‘alaihi wa sallama. Allahumma inni as’alukal ‘afwa wal
‘aafiya wal mu’aafatan daaimata fid diini wad dunyaa wal aakhirati wal fauza bil
jannati wannajaata minannaari.

Artinya; Maha suci Allah, segala bentuk pujian hanya pantas disanjungkan kepada-
Nya, sebab tiada Tuhan selain Allah, Dzat Yang Maha Besar. Tidak ada daya dan
kekuatan kecuali berasal dari sisi-Nya yang Maha Mulia lagi Maha Agung. Shalawat
serta salam semoga senantiasa tertuju kepada Rasulullah, sebagaimana Allah
selalu mencurahkan shalawat dan salam kepada beliau. Ya Allah, aku melakukan
tawaf ini hanya karena beriman kepada-Mu, membenarkan kitab-Mu, dan memenuhi
janjiku pada-Mu, serta mengikuti sunnah Nabi-Mu Muhammad Saw. Ya Allah,
sesungguhnya aku memohon ampunan kepada-Mu, kesehatan, danperlindungan
yang kekal dalam menjalankan aturan agama, baik urusan dunia maupun akhiratku,
juga untuk beroleh kenikmatan surga dan terhindar dari azab neraka.
9. Sa’i
Setelah melakukan tawaf ifadah, dilanjutkan melakukan sa'i yaitu berjalan dari bukit
Safa ke bukit Marwa dan kembali lagi kebukit Safa sebanyak tujuh kali, sebelum
memulai sa'i kita dihadapkan badan ke arah Ka'bah. Sebelum memulai Sa'i
dianjurkan mengucapkan doa berikut: ‫ بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن ال ّر ِح ِيم َأ ْب َدُأ بِ َما بَ َدَأ هللاُ بِ ِه َو َرسُولِ ِه‬Bismillahir
rahmaanir rahiim, abda’u bimaa bada’allahu bihi wa rasuulihi Artinya; Dengan nama
ALlah yang Maha Pengasih dan Penyayang, aku mulai dengan apa yang telah
dimulai oleh Allah dan Rasul-Nya. Kemudian ketika mengerjakan sa’i dianjurkan
membaca doa berikut ini sambil lari-lari kecil antara bukit shafa dan marwah

ِ ‫ َكبِيرًا َوال َح ْم ُد هلَِّل ِ َكثِيرًا َو ُس ْب َحانَ هللاِ بُ ْك َرةً َوَأ‬،ُ‫ هللاُ َأ ْكبَر‬،ُ‫ هللاُ َأ ْكبَر‬،ُ‫ هللاُ َأ ْكبَر‬،ُ‫هللاُ َأ ْكبَر‬
‫صياًل‬

Allaahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, kabiiran walhamdulillaahi
katsiiran wa subhanallaahi bukratan wa ashiilaa
Artinya; Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar,
Maka besar Allah segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah baik saat pagi maupun
petang.
10. Tahallul kedua (Tahallul Tsaani)
Setelah melakukan sa‟i, kemudian dilanjutkan dengan tahallul kedua (tahallul
tsaani). Dengan tahallul ini, berarti seseorang telah melakukan tiga perbuatan yakni
melontar jumrah aqabah, tawaf ifadhah dan sa‟i. Dan dengan demikian bagi suami
istri terbebas dari larangan untuk hubungan suami istri.
11. Mabit di Mina
Setelah tiba di Mina, jamaah haji bermalam di sana selama tiga malam. Jamaah
berada di Mina sejak tanggal 10 sampai tanggal 12 atau 13 Zulhijjah. Pada tanggal
10 Zulhijjah para jamaah melempar jumrah Aqabah. Sedangkan pada tanggal 11
Zulhijjah barulah mereka melontar tiga jumrah, yaitu Ula, Wusta dan Aqabah
masing-masing tujuh kali dengan menggunakan batu kerikil. Hal yang sama
dilakukan pada tanggal 12 dan 13 Zulhijjah. Namun ada juga para jamaah yang
melontar ketiga jumrah hanya sampai pada tanggal 12 Zulhijjah sore harinya dan
kemudian mereka meninggalkan Mina menuju Makkah. Hal ini disebut nafar awwal.
Sedangkan para jamaah yang melakukan pelontaran jumrah sampai tanggal 13
Zulhijjah sore harinya, mereka disebut nafar tsaani. Dengan selesainya kegiatan
pelontaran di atas, bagi mereka yang mengerjakan haji tamattu‟ dan haji qiran
selesailah seluruh rangkaian kegiatan ibadah haji dan kembali ke Makkah. Akan
tetapi, bagi mereka yang mengerjakan haji ifrad masih diharuskan mengerjakan
umrah, yaitu dimulai dengan ihram untuk umrah lalu tawaf, sa‟i dan diakhiri dengan
tahallul, setelah selesai umrah berarti selesailah seluruh rangkaian kegiatan ibadah
hajinya (haji ifrad). Bagi mereka yang ingin meninggalkan tanah suci Makkah dan
kembali ke tanah air harus melaksanakan tawaf wada‟ atau tawaf perpisahan.
Caranya sama saja dengan tawaf ifadhah, tetapi pada tawaf wada‟ tidak di sertai
dengan sa‟i dan dengan berpakaian biasa. Demikian pembahasan mengenai tata
cara manasik haji, urutan, bacaan dan pelaksanaan yang perlu diketahui dan
diamalkan Muslim terutama bagi yang akan menunaikan ibadah haji. Wallahu A'lam

Anda mungkin juga menyukai