Artinya; Maha suci Allah, segala bentuk pujian hanya pantas disanjungkan kepada-
Nya, sebab tiada Tuhan selain Allah, Dzat Yang Maha Besar. Tidak ada daya dan
kekuatan kecuali berasal dari sisi-Nya yang Maha Mulia lagi Maha Agung. Shalawat
serta salam semoga senantiasa tertuju kepada Rasulullah, sebagaimana Allah
selalu mencurahkan shalawat dan salam kepada beliau. Ya Allah, aku melakukan
tawaf ini hanya karena beriman kepada-Mu, membenarkan kitab-Mu, dan memenuhi
janjiku pada-Mu, serta mengikuti sunnah Nabi-Mu Muhammad Saw. Ya Allah,
sesungguhnya aku memohon ampunan kepada-Mu, kesehatan, danperlindungan
yang kekal dalam menjalankan aturan agama, baik urusan dunia maupun akhiratku,
juga untuk beroleh kenikmatan surga dan terhindar dari azab neraka.
9. Sa’i
Setelah melakukan tawaf ifadah, dilanjutkan melakukan sa'i yaitu berjalan dari bukit
Safa ke bukit Marwa dan kembali lagi kebukit Safa sebanyak tujuh kali, sebelum
memulai sa'i kita dihadapkan badan ke arah Ka'bah. Sebelum memulai Sa'i
dianjurkan mengucapkan doa berikut: بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن ال ّر ِح ِيم َأ ْب َدُأ بِ َما بَ َدَأ هللاُ بِ ِه َو َرسُولِ ِهBismillahir
rahmaanir rahiim, abda’u bimaa bada’allahu bihi wa rasuulihi Artinya; Dengan nama
ALlah yang Maha Pengasih dan Penyayang, aku mulai dengan apa yang telah
dimulai oleh Allah dan Rasul-Nya. Kemudian ketika mengerjakan sa’i dianjurkan
membaca doa berikut ini sambil lari-lari kecil antara bukit shafa dan marwah
ِ َكبِيرًا َوال َح ْم ُد هلَِّل ِ َكثِيرًا َو ُس ْب َحانَ هللاِ بُ ْك َرةً َوَأ،ُ هللاُ َأ ْكبَر،ُ هللاُ َأ ْكبَر،ُ هللاُ َأ ْكبَر،ُهللاُ َأ ْكبَر
صياًل
Allaahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, kabiiran walhamdulillaahi
katsiiran wa subhanallaahi bukratan wa ashiilaa
Artinya; Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar,
Maka besar Allah segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah baik saat pagi maupun
petang.
10. Tahallul kedua (Tahallul Tsaani)
Setelah melakukan sa‟i, kemudian dilanjutkan dengan tahallul kedua (tahallul
tsaani). Dengan tahallul ini, berarti seseorang telah melakukan tiga perbuatan yakni
melontar jumrah aqabah, tawaf ifadhah dan sa‟i. Dan dengan demikian bagi suami
istri terbebas dari larangan untuk hubungan suami istri.
11. Mabit di Mina
Setelah tiba di Mina, jamaah haji bermalam di sana selama tiga malam. Jamaah
berada di Mina sejak tanggal 10 sampai tanggal 12 atau 13 Zulhijjah. Pada tanggal
10 Zulhijjah para jamaah melempar jumrah Aqabah. Sedangkan pada tanggal 11
Zulhijjah barulah mereka melontar tiga jumrah, yaitu Ula, Wusta dan Aqabah
masing-masing tujuh kali dengan menggunakan batu kerikil. Hal yang sama
dilakukan pada tanggal 12 dan 13 Zulhijjah. Namun ada juga para jamaah yang
melontar ketiga jumrah hanya sampai pada tanggal 12 Zulhijjah sore harinya dan
kemudian mereka meninggalkan Mina menuju Makkah. Hal ini disebut nafar awwal.
Sedangkan para jamaah yang melakukan pelontaran jumrah sampai tanggal 13
Zulhijjah sore harinya, mereka disebut nafar tsaani. Dengan selesainya kegiatan
pelontaran di atas, bagi mereka yang mengerjakan haji tamattu‟ dan haji qiran
selesailah seluruh rangkaian kegiatan ibadah haji dan kembali ke Makkah. Akan
tetapi, bagi mereka yang mengerjakan haji ifrad masih diharuskan mengerjakan
umrah, yaitu dimulai dengan ihram untuk umrah lalu tawaf, sa‟i dan diakhiri dengan
tahallul, setelah selesai umrah berarti selesailah seluruh rangkaian kegiatan ibadah
hajinya (haji ifrad). Bagi mereka yang ingin meninggalkan tanah suci Makkah dan
kembali ke tanah air harus melaksanakan tawaf wada‟ atau tawaf perpisahan.
Caranya sama saja dengan tawaf ifadhah, tetapi pada tawaf wada‟ tidak di sertai
dengan sa‟i dan dengan berpakaian biasa. Demikian pembahasan mengenai tata
cara manasik haji, urutan, bacaan dan pelaksanaan yang perlu diketahui dan
diamalkan Muslim terutama bagi yang akan menunaikan ibadah haji. Wallahu A'lam