Anda di halaman 1dari 2

Manusia merupakan makhluk yang memiliki banyak dosa, selain Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah telah mengajarkan kepada kita untuk


membaca Istighfar sebagai salah satu bentuk permohonan ampun kita kepada-Nya.
Salah satu keutamaan dari membaca Istighfar adalah mendapatkan rahmat Allah
Ta'ala.

َ ‫ُون هَّللا َ َل َعلَّ ُك ْم ُترْ َحم‬


‫ُون‬ َ ‫ون ِبال َّس ِّيَئ ِة َق ْب َل ْال َح َس َن ِة َل ْواَل َتسْ َت ْغ ِفر‬
َ ُ‫َقا َل َيا َق ْو ِم لِ َم َتسْ َتعْ ِجل‬

Artinya: Dia (Shalih) berkata, “Hai kaumku, mengapa kalian meminta disegerakan
suatu keburukan sebelum kebaikan? Mengapakah kalian tidak memohon ampun
kepada Allah supaya kalian mendapatkan rahmat.” (QS An-Naml : 46
Terdapat dzikir Sayidul Istighfar dan disebutkan dalam hadis dari Syaddad bin
Aus Radhiyallahu anhu. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Sesungguhnya Sayidul Istighfâr (pemimpin istighfar) adalah seseorang hamba
mengucapkan,

َ ‫ َأع ُْو ُذ ِب‬، ‫ت‬


ْ‫ك ِمن‬ ُ ْ‫ك َما اسْ َت َطع‬
َ ‫ِك َو َوعْ ِد‬ َ ‫ َوَأ َنا َع َلى َع ْهد‬، ‫ك‬ َ ‫ت َخ َل ْق َت ِنيْ َوَأ َنا َع ْب ُد‬ َ ‫ اَل ِإ ٰلـ َه ِإالَّ َأ ْن‬، ْ‫ت َربِّي‬َ ‫اَللَّ ُه َّم َأ ْن‬
َ ‫وب ِإالَّ َأ ْن‬
‫ت‬ َ ‫الذ ُن‬ ْ ‫ َوَأب ُْو ُء ِب َذ ْن ِبيْ َف‬، َّ‫ك َع َلي‬
ُّ ‫ َفِإ َّن ُه اَل َي ْغفِ ُر‬، ْ‫اغفِرْ لِي‬ َ ‫ك ِب ِنعْ م ِت‬َ ‫ َأب ُْو ُء َل‬، ‫ت‬ ُ ْ‫ص َنع‬
َ ‫َشرِّ َما‬
Artinya: Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi
dengan benar selain Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah
hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian untuk taat kepada-Mu dan janji balasan-Mu
sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan
perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku
kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa
selain Engkau."

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang keutamaan


Sayyidul Istighfar,

‫ َو َمنْ َقا َل َها م َِن اللَّي ِْل‬، ‫ َفهُو ِمنْ َأهْ ِل ْال َج َّن ِة‬، ‫ـات ِمنْ ْيو ِم ِه َقبْل َأنْ يُمْ سِ َي‬ َ ‫ َف َم‬، ‫ار م ُْوقِ ًنا ِب َها‬
ِ ‫َمنْ َقا َل َها م َِن ال َّن َه‬
‫ َفه َُو ِمنْ َأهْ ِل ْال َج َّن ِة‬، ‫ات َق ْب َل َأنْ يُصْ ِب َح‬
َ ‫َوه َُو م ُْوقِنٌ ِب َها َف َم‬
“Barangsiapa mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu
meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga.
Barangsiapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal
sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga. (Muttafaq alaih)

‫ار َج َع َل هَّللا ُ َل ُه ِمنْ ُك ِّل َه ٍّم‬


َ ‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َمنْ َل ِز َم ااِل سْ ت ِْغ َف‬
َ ِ ‫َّاس َقا َل َقا َل َرسُو ُل هَّللا‬ ِ ‫َعنْ َع ْب ِد هَّللا ِ ب‬
ٍ ‫ْن َعب‬
ُ‫ْث اَل َيحْ َتسِ ب‬ ُ ‫يق َم ْخ َرجً ا َو َر َز َق ُه ِمنْ َحي‬
ٍ ِ‫َف َرجً ا َو ِمنْ ُك ِّل ض‬
Jamaah Jumat Rahimakumullah.
Sebagai manusia, kita wajib melaksanakan perintah dan menjauhi segala hal
yang dilarang oleh Allah. Dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-
Nya, kita telah mencapai ketakwaan. Hendaknya kita selalu ingat untuk mengoreksi
diri agar kita memiliki ketakwaan yang semakin meningkat.

Imam Ahmad rahimahullah merupakan salah satu ulama madzhab 4 yang


namanya mahsyur hingga saat ini. Pada zamannya, Ia begitu dielu-elukan oleh
banyak orang.
Dalam sebuah kisah yang ditulis Imam al Jauzi rahimahullah dalam buku
tentang Imam Ahmad dikisahkan bahwa saat sang Imam memasuki usia senja
beliau begitu ingin pergi ke Negeri Syam
Namun anehnya Imam Ahmad sama sekali tidak memiliki tujuan yang jelas
kenapa Ia ingin pergi ke tempat itu. Padahal Ia harus menempuh perjalanan jauh
dari kediamannya di Baghdad menuju Syam.
Sesampainya di Syam, Imam Ahmad berhenti untuk menunaikan salat dzuhur. Tidak
ada yang mengenalinya, mengingat zaman dahulu teknologi tidak secanggih saat ini.
Ia menunggu di masjid tersebut hingga menjelang salat Ashar. Setelah Ashar, sang
Imam membaca Alquran untuk menunggu waktu Magrib dan Isya.
Setelah habis malam, Imam Ahmad kemudian ingin tidur dan beristirahat di
masjid tersebut.
Namun penjaga masjid tidak mengizinkan Ia tidur disana.
“Wahai syekh, anda tidak boleh tidur disini, ini peraturan silahkan pergi,” kata
penjaga
Namun Imam Ahmad menolak, “Saya musafir, saya ingin istirahat disini” jawab sang
Imam.
Namun sang penjaga tetap menolak dan memintanya untuk keluar lalu kemudian
mengunci pintu masjid. Setelah penjaga tersebut pergi, Imam Ahmad kembali
beristirahat di pelataran masjid.
Tapi, sang penjaga kembali datang dan lagi-lagi mengusirnya hingga mendorongnya
menuju ke jalanan. Lalu ada tukang roti yang rumahnya tidak jauh dari masjid
melihat kondisi tersebut. Tukang Roti tersebut memanggilnya
“Hai syekh, kemarilah beristirahatlah di toko ku, ”
Kemudian Iman Ahmad masuk ke toko roti tersebut. “Rumahku tidak jauh dari sini,
ini toko roti ku, dibelakang sana, ada ruangan untuk beristirahat. Beristirahatlah
malam ini dan besok pagi engkau bisa melanjutkan perjalanan lagi”
Setelah masuk ke toko tersebut, Imam Ahmad kemudian memperhatikan aktivitas
sang penjual roti. Dan ada satu hal yang paling menarik perhatian beliau dari lelaki
ini.
Yakni ucapan dzikir dan doa istighfar yang terus meluncur dari mulutnya tanpa putus
sejak awal ia mulai mengerjakan adonan rotinya.
Imam Ahmad yang kagum lalu bertanya “Sejak kapan Anda selalu beristighfar tanpa
henti seperti ini?”
Ia menjawab, “Sejak lama sekali. Ini sudah menjadi kebiasaan rutin saya, hampir
dalam segala kondisi.”
Lalu Imam Ahmad bertanya lagi “Lantas apa hasilnya”
“Ya, Allah mengabulkan semua permintaan ku” Jawabnya.
“Lalu apa permintaanmu yang belum dikabulkan Allah?” tanya Sang Imam.
Si lelaki saleh ini pun melanjutkan jawabannya dan berkata, “Sudah cukup lama
saya selalu berdoa memohon kepada Allah untuk bisa dipertemukan dengan
seorang ulama besar yang sangat saya cintai dan agungkan. Beliau adalah Imam
Ahmad bin Hanbal!
“Allahu Akbar! karena Istighfarmu lah Allah SWT mendatangkan saya datang
ke kota mu ini tanpa alasan yang jelas, karena Istighfarmu lah Marbot Masjid
melarang saya tidur di Masjid, karena Istighfarmulah engkau menawarkan aku
istirahat ditempatmu. Saya lah Ahmad bin Hanbal

Cerita tersebut menjelaskan bahwa jika kita konsisten dalam melaksanakan


kewajiban dan selalu mengingat Allah, Allah akan memberi apapun yang kita
inginkan.
Semoga cerita tersebut dapat memberikan contoh dan semangat kepada kita
agar menjadi muslim yang lebih bertakwa kepada Allah Ta'ala

Anda mungkin juga menyukai