Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN RINGKAS IBADAH UMROH

Pelaksanaan Ibadah Umroh

1. Ihram
Yaitu proses berniat melakukan ibadah haji atau
umroh dengan memakai pakaian ihram dimulai di tempat
khusus (Miqat). Seorang yang akan melakukan ibadah haji
atau umrah terlebih dahulu melakukan serangkaian
proses ihram dengan memakai pakaian ihram dan berniat
melakukan ibadah haji atau umroh ketika berada di miqat
(tempat mulai berihram). Adapun miqot tempat untuk
berihram yaitu:
a. Miqot Juhfah
Juhfah merupakan miqot bagi penduduk mesir, Syam dan
siapapun yang melewatinya
b. Miqot Qornul Manazil
Qornul Manazil adalah miqot bagi penduduk Thaif dan
orang-orang yang melewatinya
c. Miqot Yalamlam
Yalamlam adalah miqot bagi penduduk Yaman
‫)‪d. Miqot Dzul Hulaifah (Bir Ali‬‬
‫‪Dzul Hulaifah adalah miqot bagi penduduk Madinah‬‬

‫‪Mengenai tempat miqot ini sebagaimana disebutkan‬‬


‫‪dalam sebuah hadits:‬‬

‫َأله ِل‬
‫ت ْ‬ ‫ِإ َّن النَّىِب َّ – صلى اهلل عليه وسلم – َوقَّ َ‬
‫الش ْأِم اجْلُ ْحفَ ةَ ‪،‬‬ ‫َأله ِل َّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫الْ َمدينَة َذا احْلُلَْيفَة ‪َ ،‬و ْ‬
‫وَأله ِل جَن ٍ‬
‫َأله ِل الْيَ َم ِن‬ ‫َر َن الْ َمنَا ِز ِل ‪َ ،‬و ْ‬ ‫ْ‬ ‫ق‬ ‫د‬ ‫َ ْ ْ‬
‫َيلَ ْملَ َم ‪ُ ،‬ه َّن هَلُ َّن َولِ َم ْن َأتَى َعلَْي ِه َّن ِم ْن َغرْيِ ِه َّن ‪،‬‬
‫لِك‬ ‫مِم‬
‫َّْن ََأر َاد احْلَ َّج َوالْعُ ْم َر َة ‪َ ،‬و َم ْن كَا َن ُدو َن َذ َ‬
‫ث َأنْ َشَأ ‪َ ،‬حىَّت َْأه ُل َم َّكةَ ِم ْن َم َّكةَ‬ ‫فَ ِم ْن َحْي ُ‬
“Sungguh nabi shallallahu alaihi wa sallam telah
menetapkan Dzulhulaifah sebagai miqat bagi warga
madinah, Juhfah bagi penduduk Syam, Qornul Manazil bagi
penduduk Najd, dan Yalamlam bagi penduduk Yaman.
Tempat-tempat itu berlaku bagi penduduk tempat tersebut
dan bagi yang datang ke tempat itu dari tempat lain yang
ingin berhaji dan umroh. Sedangkan orang yang berada di
luar tempat-tempat itu (maka mereka dapat berihram) dari
mana saja ia muncul, sehingga penduduk Makkah dapat
berihram dari Makkah” (HR. Al-Bukhari)

Sunnah-sunnah sebelum ihram

1. Memotong kuku, mencukur kumis dan bulu kemaluan


dan mencabut bulu ketiak
2. Mandi seperti mandi janabat dengan menyiram air di
seluruh tubuh dan membersihkan badan dengan baik.
Jika tidak memungkinkan untuk mandi tidak masalah.
3. Menggunakan wewangian di badan dan tidak memakai
wewangian di pakaian ihram
4. Bagi laki-laki melepas semua pakaian berjahit dan diganti
dengan pakaian ihram. Adapun wanita memakai pakaian
biasa dan tidak boleh memakai niqob dan sarung tangan.
5. Setelah persiapan semua selesai barulah berniat
melakukan ihram dan menuju Makkah.
Niat ihram boleh dilakukan setelah shalat fardhu jika
bertepatan dan setelah shalat 2 rakaat kemudian niat
ihram.

Larangan Ihram

Jamaah haji atau umroh ketika sudah niat berihram


dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Memakai wewangian baik di badan dan di pakaian
2. Memotong rambut serta bulu di badan dan
memotong kuku
3. Berhubungan suami istri (jima’) dan melakukan
prosesi akad nikah
4. Membunuh binatang buruan
5. Memakai penutup kepala bagi laki-laki
6. Memakai penutup wajah dan sarung tangan bagi
perempuan

Setelah melakukan serangkaian ihram, jamaah kemudian


bertolak menuju Baitulloh (Makkah) dengan berpakaian
ihrom. Pakaian ihram bagi laki-laki berupa dua lembar kain
ihram yang berfungsi sebagai sarung dan penutup pundak.
Adapun bagi wanita, ia memakai pakaian yang telah
disyari’atkan yang menutupi seluruh tubuhnya. Namun tidak
dibenarkan memakai cadar/niqab (penutup wajahnya) dan
tidak dibolehkan memakai sarung tangan. Berihram dari
miqat dengan mengucapkan:

ً‫ك عُ ْمَرة‬
َ ‫لََّبْي‬
“labbaik ‘umroh” (aku memenuhi panggilan-Mu untuk
menunaikan ibadah umrah)
Setelah itu memperbanyak membaca:

َّ ، ‫ك‬
‫إن‬ َ ‫ك اَل َش ِر‬
َ ‫يك لَك لََّبْي‬ َ ‫ك اللَّ ُه َّم لََّبْي‬
َ ‫ لََّبْي‬، ‫ك‬ َ ‫لََّبْي‬
‫يك لَك‬ َ ‫ك اَل َش ِر‬
َ ‫ِّع َمةَ لَك َوالْ ُم ْل‬ْ ‫احْلَ ْم َد َوالن‬
“Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syariika laka
labbaik. Innalhamda wan ni’mata, laka wal mulk, laa syariika
lak”.

(Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab


panggilan-Mu, aku menjawab panggilan-Mu, tiada sekutu
bagi-Mu,  aku menjawab panggilan-Mu. Sesungguhnya segala
pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada
sekutu bagi-Mu)

Hingga sampai ke Makkah dan melihat Ka’bah. Jika


memungkinkan, seseorang dianjurkan untuk mandi sebelum
masuk kota Makkah.
Kemudian masuk Masjidil Haram dengan
mendahulukan kaki kanan sambil membaca doa
masuk masjid:

َ ِ‫اب َرمْح َت‬


.‫ك‬ َ ‫اللَّ ُه َّم ا ْفتَ ْح ىِل َْأب َو‬
“Allahummaf-tahlii abwaaba rohmatik” (Ya Allah,
bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu).

Ketika pertama kali melihat ka’bah dianjurkan


membaca doa dengan mengangkat tangan
sebagaimana dilakukan Umar bin Khattab radiyallohu
anhu:

‫الساَل ُم فَ َحِّينَا َربَّنَا‬


َ ‫ك‬ َ ‫الساَل ُم َو ِمْن‬
َ ‫ت‬ َ ْ‫اللّ ُه َّم َأن‬
‫الساَل ِم‬
َ ‫ب‬
ِ
“Ya Alloh Engkau adalah Assalam dan hanya dari-Mu
kesejahteraan, dan langgengkanlah kami wahai rab kami
dengan penuh kesejahteraan”

2. Thawaf

Thawaf yaitu serangkaian ibadah dengan mengelilingi


ka’bah sebanyak tujuh kali putaran. Sebelum thawaf
jamaah menggunakan pakaian ihram secara idhthiba’
yaitu meletakkan kain ihram di bawah ketiak dan
membiarkan pundak kanan terbuka. Setelah itu menyisir
Hajar Aswad, kemudian menghadapnya sambil membaca
“Allahu akbar” atau “Bismillah Allahu akbar” lalu
mengusapnya dengan tangan kanan dan menciumnya.
Jika tidak memungkinkan untuk menciumnya, maka
cukup dengan mengusapnya, lalu mencium tangan yang
mengusap hajar Aswad. Jika tidak memungkinkan untuk
mengusapnya, maka cukup dengan memberi isyarat
kepadanya dengan tangan, namun tidak mencium tangan
yang memberi isyarat. Ini dilakukan pada setiap putaran
thawaf.

Thawaf umrah sebanyak 7 putaran, dimulai dari Hajar


Aswad dan berakhir di Hajar Aswad pula. Dan
disunnahkan berlari-lari kecil pada 3 putaran pertama dan
berjalan biasa pada 4 putaran berikutnya.

Praktek Thawaf:

1. Memulai dengan menyisir hajar aswad dan


menghadapnya sambil membaca “Allahu akbar” atau
“Bismillah Allahu akbar”lalu mencium, mengusap, atau
sekedar menghadap (memberi isyarat) ke arahnya
2. Mulai melangkah dari posisi sejajar hajar aswad mengitari
ka’bah sampai dengan rukun yamani. Perbanyaklah
membaca doa dan zikir:
‫مد هلل والإلهَ إال اهلل واهلل أكرب‬
ُ َ‫ُسْب َحا َن اهلل َواحل‬
‫وال َح ْو َل وال ُق َّوةَ إاّل باهلل‬
“Maha suci Alloh, segala puji bagi Alloh, tiada tuhan selain
Alloh. Alloh Maha Besar, dan tiada daya dan kekuatan kecuali
dengan Alloh”

3. Berdoa bebas dari Al-Quran dan As-Sunnah atau doa


lainnya yang dikehendaki dari hajar aswad hingga
rukun yamani
4. Mengusap rukun yamani jika memungkinkan
5. Membaca doa berikut ini dari rukun yamani hingga
hajar aswad:

‫الد ْنيَا َح َسنَةً َويِف اآْل َ ِخَر ِة َح َسنَةً َوقِنَا‬


ُّ ‫َربَّنَا آَتِنَا يِف‬
‫اب النَّا ِر‬
َ ‫َع َذ‬
“Ya Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami kebaikan
di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkan
kami dari siksa api neraka”.

Setelah sampai di hajar aswad kembali mengucap ‫بسم‬


‫هللا هللا أك بر‬
dan melanjutkan putaran thawaf
berikutnya dengan bacaan sebacaimana pada putaran
pertama.

Dalam ibadah thawaf jamaah memperbanyak doa dan


dzikir dari al quran dan sunnah atau dengan doa apa
saja yang dikehendaki. Begitulah serangkaian ibadah
thawaf dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar
Aswad pula sebanyak tujuh kali putaran.

Setelah selesai thawaf, menutup kedua


pundaknya lalu menuju maqam Ibrahim dengan
membaca:
‫صلًّى‬ ِ ‫ِ ِإ‬ ِ ِ‫خَّت‬
َ ‫يم ُم‬
َ ‫َوا ُذوا م ْن َم َقام ْبَراه‬
”Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim
tempat shalat” (QS. Al Baqarah: 125).

Disunnahkan untuk melakukan shalat 2 rakaat di dekat


maqam Ibrahim jika memungkinkan atau bisa dilakukan di
mana saja. Di rakaat pertama membaca surat al kafirun dan di
rakaat kedua membaca surat al ikhlas. Kemudian
disunnahkan minum air zamzam, berdoalah kepada Alloh dan
menyiram air zamzam di kepala. Salah satu bacaan yang
diajarkan nabi yaitu:

ِ ِ ِ ِ ِ َ ُ‫َأسَأل‬ ْ ‫اللَّ ُه َّم إيِّن‬


ً‫ك ع ْل ًما نَاف ًعا َور ْزقًا َواس ًعا َوش َفاء‬
‫ِم ْن ُك ِّل ّد ٍاء‬
“ Ya Alloh aku memohon kepadamu ilmu yang
bermanfaat,rizki yang luas, dan sembuh dari segala penyakit”

3. Sa’i
Proses selanjutnya adalah sa’i, yaitu serangkaian ibadah
dengan berjalan dari bukit shafa dan marwah. Setelah thawaf
selesai jamaah menuju shafa dan jika mendekatinya bacalah :

‫الص َفا َوالْ َم ْر َو َة ِم ْن َش َعاِئِر اللَّ ِه‬


َّ ‫ِإ َّن‬
(Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar
Allah) (QS. Al Baqarah: 158).
Kemudian mengucapkan:

‫َنْب َدُأ مِب َا بَ َدَأ اللَّهُ بِِه‬


“Nabda-u bimaa bada-allah bih”.
“Kami memulai dengan apa yang dengannya Alloh memulai”

Kemudian menaiki bukit Shafa, lalu menghadap ke arah


Ka’bah hingga melihatnya jika hal itu memungkinkan,
kemudian membaca:

 ‫اهللُ َأ ْكَب ُر اهللُ َأ ْكَب ُر اهللُ َأ ْكَب ُر‬

‫ك َولَهُ احْلَ ْم ُد‬


ُ ‫يك لَهُ لَهُ الْ ُم ْل‬ َ ‫الَ ِإلَهَ ِإالَّ اللَّهُ َو ْح َدهُ الَ َش ِر‬
‫يت َو ُه َو َعلَى ُك ِّل َش ْى ٍء قَ ِد ٌير‬ ِ
ُ ‫حُيْىِي َومُي‬

َ ‫الَ ِإلَهَ ِإالَّ اللَّهُ َو ْح َدهُ ال َش ِر‬


َ َ‫يك له َأجْنََز َو ْع َدهُ َون‬
‫صَر‬
ُ‫اب َو ْح َده‬
َ ‫اَألحَز‬
ْ ‫َعْب َدهُ َو َهَز َم‬
“Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar,
Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah
semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala
kerajaan dan segala pujian untuk-Nya. Dia yang
menghidupkan dan yang mematikan. Dia Mahakuasa atas
segala sesuatu.Tiada sesembahan yang berhak disembah
kecuali hanya Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dialah
yang telah melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya
dan mengalahkan tentara sekutu dengan sendirian.”

Setelah itu berdoalah di setiap selesai membacanya dengan


doa-doa yang dikehendaki. Bacaan dan doa tersebut diulang
hingga tiga kali.

Kemudian turun dan berjalan menuju bukit Marwah. Dan


berlari kecil bagi laki-laki pada saat berada di posisi isyarat
lampu hijau. Sampai di marwah kemudian membaca bacaan
sebagaimana ketika di bukit Shafa. Begitu seterusnya hingga
sampai di putaran ke tujuh yang berakhir da Marwah.
Dianjurkan memperbanyak doa dan zikir atau membaca Al-
Quran saat melakukan sa’i. Boleh juga membaca bacaan
berikut:

ِ
‫اَألعُّز اَأل ْكَر ُم‬
َ ‫ت‬ َ ْ‫اللَّ ُه َّم ا ْغف ْر َو ْار َح ْم َوَأن‬
“Allahummaghfirli warham wa antal a’azzul akrom” (Ya
Rabbku, ampuni dan rahmatilah aku.  Sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Perkasa dan Maha Pemurah),

Tidaklah mengapa membacanya karena telah diriwayatkan


dari ‘Abdullah bin Mas’ud dan ‘Abdullah bin
‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya mereka
membacanya ketika sa’i.

4. Tahallul
Yaitu prosesi ibadah dengan mencukur rambut. Setelah
melakukan proses ibadah sa’I, jamaah kemudian
mencukur rambut dan lebih utama adalah cukur gundul .
Adapun bagi wanita, cukup dengan memotong
rambutnya sepanjang satu ruas jari.

Bila tahallul sudah selesai dilakukan, maka selesailah


serangkaian ibadah umroh dan jamaah boleh melakukan
hal-hal yang tadinya dilarang.

Begitulah serangkaian ibadh umroh yang dimulai dari


ihram di miqot sampai selesainya tahallul. Maka dengan
begitu selesai lah ibadah umroh.

Anda mungkin juga menyukai