1. Niat di Miqat.
Miqat adalah tempat mulai umrah. Atau star umrah. Di Miqat ini, menjadi
tempat berniat umroh.
Ada banyak Miqat baik yang ada di dalma kota Mekah atau di luar Kota Mekah.
Soal dimana seseorang mengambil Miqot, tergantung dari arah mana /negaraa
mana jamaah datang.
Jika orang Indonesia, atau negara yang ada di kawasan sebelah tenggara
Makah, Miqotnya bisa di Yalamlam.
Jika melaksakan umroh dari Kota Madinah maka Miqatnya di masjid Bir Ali,
sebuah masjid yang masih berada di Madinah.
Kemudian, juga ada beberapa Miqot dari sekitar kota Mekah, untuk jemaah
yang dari dalam kota mekah.
Setelah itu baru memakai pakaian khusus untuk umroh (dan haji) yang
bernama ihram.
Setelah mengenakan pakaian ihram dan sudah berniat umroh, ada sejumlah
larangan-larangan yang sudah ditentukan syariat.
Bagi pria, dilarang memakai pakaian biasa, dilarang memakai alas kaki yang
menutupi mata kaki, dilarang memakai celana (termasuk celana dalam),
dilarang menutup kepala dengan peci, topi, dan sebagainya.
Kemudian bagi pria dan wanita, juga dilarang memakai wangi-wangian, dilarang
memotong kuku, mencukur atau mencabut rambut/bulu, dilarang memburu
atau mematikan binatang apa pun, menikah, menikahkan atau meminang
wanita untuk dinikahi, bermesraan atau berhubungan intim, mencaci,
bertengkar atau mengeluarkan kata-kata kotor, memotong tanaman di sekitar
Mekah.
Karena dilarang memakai wangi-wangian ini, saat thawaf agar tidak menyentuh
kain penutup ka’bah, karena kain itu adalah sangat wangi. Baru setelah prosesi
umroh selesai semua, dipersilahkan mendekat dinding ka’bah.
Saat berada di Miqot dan sudah pakaian ihram, sebelum membaca niat umroh,
disunnahkan sholat Ihram dua rekaat. Karenanya, jika sedang hadats kecil,
agar berwudhu dulu.
Cara sholatanya seperti sholat wajib. Kemudian pada rakaat pertama setelah
surah Al-Fatihah disunnahkan membaca surah Al-Kafirun dan rakaat kedua
disunnahkan membaca surah Al-Ikhlas.
Artinya; Aku niat melaksanakan umrah dan berihram karena Allah Swt. Aku
sambut panggilan-Mu, ya Allah untuk berumrah
“Labbaikallahumma ‘umratan”.
(Saat niat umroh bisa dilakukan sendiri, juga bisa dilakukan bersama-sama
dengan dipandu pembimbing).
(Dalil dari kalimat dan bacaan talbiyah di atas bersumber dari hadist riwayat
Muslim).
Inti dari do’a berisi permohonan agar Allah Subhanahu wata’ala ridha kepada
ibadah yang dilakukan yakni haji atau umroh tersebut.
َر َّب َن ا ٰا ِتَن ا ِفى. الّٰل ُهَّم ِإَّن ا َن ْس َأُلَك ِر َض اَك َو اْل َج َّنَة َو َن ُعْو ُذ ِبَك ِم ْن َس َخ ِط َك َو الَّن اِر
اٰل
الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفى ْا ِخ َر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر
Allahumma inna nas aluka ridhaaka wal jannata wa na’uudzubika min
sakhaatika wannaar. Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanataw wa fil aakhirati
hasanataw waqinaa adzaabannaar.
Artinya: “Ya Allah sesungguhnya kami memohon keridhaan dan surgaMu, kami
berlindung padaMu dari murkaMu dan neraka. Wahai Tuhan kami, karuniailah
kami kebaikan di dunia dan kebaikan pula di akhirat dan hindarkanlah kami dari
siksa neraka.”
Bacaan talbiyah, sholawat dan do’a tersebut terus dilakukan, baik secara lirih,
keras atau dalam hati selama perjalanan keberangkatan hingga tiba di Masjidil
Haram.
Ketiak sampai Masjid Haram, pastikan dalam keadaan suci dari hadats.
Karenanya, jika wudunya batal, maka wudu lebih dahulu.
Ketika akan masuk Masjidil Haram dianjurkan membaca doa ini:
الَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلي ُذ ُنوِبي َو اْف َت ْح ِلي، َو الَّص َالُة َو الَّس َالُم َع َلى َر ُسوِل ِهللا،ِبْس ِم ِهللا
َو ُس ْلَط اِنِه الَقِديِم ِم َن، َو ِبَو ْج ِه ِه الَك ِر يِم، َأُعوُذ ِباِهلل الَع ِظ يِم، أْب َو اَب َر ْح َم ِتَك
َط
الَّش ْي اِن الَّر ِج يِم
Bismillahi was shalatu was salamu ‘ala Rasulillahi allahumma ighfir li dzunubi
waftah li abwaba rahmatik a’dzu billahil ‘azhim wa bi wajhihil karim wa
sulthanihil qadim minas syaithanir rajim
“Dengan nama Allah, sholawat dan salam untuk Rasulullah. Ya Allah! Ampunilah
dosa-dosaku dan bukalah pintu-pintu rahmat-Mu. Aku berlindung kepada Allah
Yang Maha Agung dan dengan wajah-Nya Yang Mulia serta dengan kekuasaan-
Nya yang qodim (tidak berawal) dari setan yang dirajam.”
Kemudian ketika berada dalam masjid dan sudah melihat Ka’bah, agar berdiri
berhenti sejenak menatap Ka’bah, kemudian membaca doa ini;
Artinya:
Ya Allah kota ini adalah tanah Haram-Mu dan tempat yang aman, maka
hindarkanlah daging, darah, rambut, bulu dan kulitku dari neraka. Amankanlah
aku dari siksa-Mu pada hari Engkau membangkitkan aku ke dalam golongan
aulia-Mu dan ahli ta’at pada-Mu.“
(Jika tidak membaca doa ini juga tidak apa-apa).
3. Melakukan Thawaf.
Setelah membaca doa saat melihat Ka’bah, jamaah turun ke Mataf Kabah untuk
melakukan thawaf.
Thawaf adalah berjalan mengelilingi ka’bah hingga 7 kali putaran. Thawaf boleh
dilakukan di mataf ka’bah, namun jika penuh bisa dilakukan di masjid, yang
memang bisa digunakan untuk thawaf, tentu jaraknya lebih panjang.
Ingat!! Saat Thawaf, posisi kain ihram bagi lelaki, yakni harus menutup lengan
tangan kiri.
Thawaf dimulai dari Rukun Hajar Aswad (sudut Hajar Aswad) yang diberi tanda
dengan lampu hijau di lantai atas Masjidil Haram.
Pada saat thawaf dan sampai di Rukun Hajar Aswad, kita dianjurkan untuk
melambaikan tangan kanan lalu mengecup tangan kita, sebagai isyarat kita
memegang dan mencium Hajar Aswad.
Saat berjalan mengelilingi Ka’bah, dari Rukun Hajar Aswad sampai rukun
Yamani, jemaah bisa memnjatkan doa apa saja, boleh pakai bahasa arab, atau
bahsa lain. Juga boleh membaca ayat-ayat Al Quran, ata membaca buku
panduan dari buku panduan haji / umrah yang dikeluarkan memenag atau biro
umrah masing-masing.
Saat berjalan sampai di Rukun Yamani (sudut Rukun Yamani), kita dianjurkan
untuk melambaikan tangan kanan tanpa mengecup tangan, sebagai isyarat kita
mengusap rukun Yamami.
Kemudian saat berjalan dari Rukun Yamami sampai Rukun Hajar Aswad jamaah
dianjurkan membaca doa ini (dikenal doa sapu jagad);
َر َّب َن ا آِتَن ا ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي ْاآلِخ َر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر
Robbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah, wa fil aakhiroti hasanah, wa qinaa
‘adzaaban-naar.
Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat dan
lindungilah kami dari adzab neraka
Dan berdasarkan jumhur ulama’ saat thawaf juga harus mempunyai wudhu.
Jika di tengah tengah thawaf batal, maka berhenti dulu kemudin wudhu,
kemudian melanjutkan thawaf tanpa mengulang.
Maqam Ibrahim adalah tempat berpijak atau tempat berdirinya Nabi Ibrahim,
bukan kuburan Nabi Ibrahim.
Artinya, “Aku menyengaja shalat sunnah tawaf dua rakaat dengan menghadap
kiblat, tunai karena Allah ta‘ala.”
َأ َأ
َالّلُهَّم نـْـَت تـَـْع َلُم ِس ِّر ى َو َع َالِنَي تِى َفاْق ِبْل َم ْع ِذ َر تِى * َو تـَـْع َلُم َح اَّج تِى َف ْع ِط نِى
* ُسْؤ لى* َو تـَـِع َلُم َم اِع ْن ِدى َفاْغ ِفْر لِى ُذ نـُـْو بى* َأْس َأُلَك ِ اِيـْـَم انـًـا يُـَب اِهى َقْل بِى
َو يَـِقـْي ـًن ا َص اِد ًقا َح تَّى َأْع َلَم َأنـَّـُه َال ُيِص ْيُبنِى ِاَّال َم ا َك تـَـْب َت ِلى* َو َر ِض ِنى
بـِـَقَض اِئَك
Setelah berdoa, lalu minum air zam zam. Diawali dengan niat baik dan
membaca doa:
“Ya Allah aku memohon pada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang luas, dan
kesembuhan dari segala macam penyakit“
4. Sa’i
Rangkain umroh selanjutnya adalah Sa’i, yaitu berjalan (lari-lari pelan) di
antara dua bukit, yakni bukit Shafa ke bukit Marwah sebanyak 7 kali. Dimulai
dari Bukit Shafa berakhir di Bukit Marwah.
5. Tahalul.
Setelah melakukan Sa’i, ketika berada di bukit Marwah, jamaah akan
melakukan tahalul atau memotong rambut. Memotong rambut tidak harus
banyak apalagi sampai gundul/plontos, namun cukup beberapa helai saja.
Anda bisa momotong rambut sendiri. Anda juga bisa memotong rambut orang
lain tentu dengan muhrimnya atau berjenis kelamin sama. Dan pastikan, jika
Anda memotong rambut orang lain, kamu sudah dalam kondisi tahalul, atau
sudah potong rambut.
Tahalul adalah rangkaian paling akhir ibadah umroh. Setelah tahalul, maka
sudah tidak berlaku lagi karangan-larangan umroh. Wallahu A’lam bish showab.
(Aris Syaefudin)