Anda di halaman 1dari 10

SYARAT, RUKUN, DAN TATA CARA MANASIK UMROH

SYARAT UMROH
1. BERAGAMA ISLAM
2. DEWASA/BALIGH
3. BERAKAL SEHAT
4. MERDEKA
5. MAMPU

1. BERAGAMA ISLAM
Syarat wajib Umrah yang pertama adalah beragama Islam. Artinya, bagi yang
beragama Islam, tentu boleh melaksanakan ibadah ke Tanah Suci. Dengan adanya
syarat wajib Umrah ini, maka tidak sah hukumnya bagi umat agama lain untuk
melaksanakan ibadah Umrah ke Tanah Suci.
2. DEWASA ATAU BALIGH
Syarat wajib Umrah yang kedua adalah dewasa atau baligh. Seorang muslim yang
telah masuk masa baligh diberi anjuran untuk bisa melaksanakan ibadah Umrah.
Masa baligh ini ditandai dengan kedewasaan secara fisik. Bila ibadah Umrah pada masa
anak-anak, itu tidak akan menggantikan ibadah Umrah ketika dewasa nanti.
Tapi, bukan berarti anak-anak tidak boleh melaksanakan Umrah. Anak-anak atau
bahkan bayi pun sebenarnya dapat melaksanakan Umrah, asalkan kedua orang atau
keluarganya memang mampu untuk memberangkatkan anak tersebut. Walau demikian,
anak-anak tidak masuk ke dalam syarat wajib Umrah.
3. BERAKAL SEHAT
Syarat wajib umrah yang ketiga adalah berakal sehat. Artinya, umat muslim yang
dianjurkan untuk melaksanakan ibadah Umrah adalah orang yang memiliki akal yang
sehat, sehingga mampu membedakan mana yang baik dan buruk bagi diri sendiri dan
orang lain.
Dengan begitu, umat muslim yang sudah dapat mempertimbangkan hal yang baik
dan buruk secara logis dan dewasa, maka sudah termasuk ke dalam salah satu syarat
wajib umrah.
4. MERDEKA
Syarat wajib Umrah yang harus dipenuhi selanjutnya adalah merdeka. Jadi, umat
muslim yang dianjurkan untuk melaksanakan ibadah Umrah yaitu seseorang yang telah
bebas atau merdeka dari perbudakan.
Syarat wajib Umrah yang satu ini berkaitan dengan kehidupan pada masa lalu yang
dialami oleh bangsa Arab. Jadi, pada masa lalu, bangsa Arab masih memberlakukan
perbudakan, sehingga tidak diwajibkan bagi para budak untuk beribadah Haji maupun
Umrah.
5. MAMPU
Syarat wajib Umrah selanjutnya, yaitu mampu. Maksud dari syarat wajib Umrah ini
adalah memiliki kemampuan untuk mengerjakan ibadah Umrah, baik dari segi
kemampuan fisik, finansial, dan waktu yang disisihkan untuk melaksanakan ibadah ke
Tanah Suci.
RUKUN UMROH

1. IHRAM
2. THAWAF
3. SA’YI
4. TAHALLUL
5. TERTIB/BERURUTAN

1. RUKUN PERTAMA IHRAM


Ihram adalah memakai pakaian tidak berjahit dan tidak mengenakan penutup
kepala bagi laki-laki. Bagi perempuan, ihram adalah memakai pakaian apa saja asal
menutup aurat dan dilarang mengenakan penutup muka serta kaos tangan.
Setelah ihram, jamaah wajib berniat umroh dan mengambil miqat di tempat yang
ditentukan. Pengambilan miqat untuk jamaah Indonesia biasanya di Bir Ali, Dzul
Hulaifah dan Tan'im. Setelah ihram, jamaah wajib menjauhi semua larangan yang
ditentukan.
2. RUKUN KEDUA THAWAF
Thawaf adalah mengelilingi Kakbah sebanyak tujuh kali. Putaran dimulai di Hajar
Aswad dengan arah melawan jarum jam. Sehingga saat thawaf, Kakbah selalu berada di
sebelah kiri jamaah.
Doa yang dibaca saat thawaf bebas sesuai harapan tiap muslim. Setelah selesai
mengelilingi Kakbah, disunnahkan shalat di belakang Maqam Ibrahim. Saat thawaf,
jamaah dilarang berdesak-desakan atau mengganggu orang lain.
3. RUKUN KETIGA SA’YI,
Yaitu berjalan atau berlari-lari kecil tujuh kali antara bukit Shafa dan bukit Marwah.
Adapun syarat sa’i adalah memulainya dari bukit Shafa dan mengakhirinya di bukit
Marwah. Perjalanan dari Shafa ke Marwah dihitung satu kali, dan kembali ke Shafa
dihitung satu kali juga.
4. RUKUN KEEMPAT TAHALLUL/MENCUKUR.
Usai thawaf dan sa'i, jamaah wajib menutup umroh dengan tahallul. Di tahap ini, jamaah

mencukur sebagian rambut. Dalam hal ini, lebih baik bagi laki-laki untuk menggundul

rambutnya, sedangkan untuk wanita mencukur pendek. Adapun minimal mencukur


adalah menghilangkan tiga rambut dari kepala, baik dengan menggundul,
memendekkan, mencabut, atau memotongnya.
5. RUKUN KELIMA TERTIB
Yaitu melakukan semua rukun-rukun umrah sesuai urutannya, yaitu mulai dari
ihram, thawaf, sa’yi lalu bercukur. Tiap jamaah wajib melakukan semua rukun umroh
sesuai urutan, tanpa ada yang terlewat.
TATA CARA UMROH

1. IHRAM DAN NIAT


2. MASUK MASJIDIL HARAM
3. THAWAF
4. RUKUN YAMANI
5. SHALAT DAN BERDO’A DI MAQAM IBRAHIM
6. MINUM AIR ZAM-ZAM
7. SA’YI
8. TAHALLUL

1. IHRAM DARI MIQAT


Sebelum ihram, orang yang akan mengerjakan umrah disunahkan untuk mandi.
Kemudian, usai mandi, dianjurkan untuk mengenakan minyak wangi pada tubuh, tapi
jangan sampai mengenai pakaian ihram. Perlu diperhatikan, pakaian ihram merupakan
kain putih dan sebaiknya tidak berjahit. Bagi pria ihram merupakan 2 kain, yang satu
disebut Rida (kain bagian atas) dan Izzar (kain bagian bawah). Pakaian ihram untuk
wanita sama halnya dengan pakaian ketika shalat. Pelaksanaan umrah dimulai dari
ihram dari miqat. Ihram ini dilakukan dengan mengucapkan NIAT UMRAH sebagai
berikut:
‫َلَّبيَك ُعْم َر ًة‬
Artinya: "Aku penuhi panggilan-Mu untuk menunaikan ibadah umrah."
Bacaan niat dilafalkan ketika memasuki miqat atau batas bagi dimulainya ibadah
umrah. Lazimnya, miqat bagi jamaah haji Indonesia adalah Zul Hulaifah (Abyar Ali).
Setelah niat diucapkan, maka tidak boleh melanggar larangan ihram. Tidak boleh
berkata buruk, mengunjing, bertengkar, berdebat yang tidak bermanfaat dan larangan
lainnya untuk menjaga kesempurnaan umrah. Banyaklah membaca talbiyah.

MENGUCAPKAN TALBIYAH

Sejak di miqat hingga sampai di Makkah Hukum mengucapkan talbiyah adalah


sunah muakkadah atau amat ditekankan pengerjaannya. Lafal talbiyah adalah sebagai
berikut:
‫ َالَش ِر ْي َك‬، ‫ إَّن اْلَح ْم َد َو الِّن ْع َم َة َلَك واْل ُملَك‬، ‫َلَّبْي َك َال َش رْي َك َلَك َلَّبْي َك‬، ‫َلَّبْي َك َالَّلُهَّم َلَّبْي َك‬
‫َلَك‬
Artinya: "Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi
panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya
segala pujian dan nikmat serta kerajaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu."

Sebagai catatan, jemaah haji juga diharapkan untuk memperhatikan perkara


auratnya. Hal ini dikarenakan pakaian ihram tak biasa dikenakan sehari-hari, akibatnya,
kadang kala aurat terbuka dan sebagian jemaah tidak sadar akan hal tersebut.

2. MEMASUKI MASJIDIL HARAM

Setelah mencapai Masjid Al-Haram di Makkah, dahulukan masuk menggunakan kaki


kanan dan mengucapkan doa:

‫ َالّلُهَّم َ اْف َت ْح ِلْي َأْب َو اَب َر ْح َم ِتك َأُع ْو ُذ‬، ‫ والَّص َالُة والَّس َالُم َع َلى َر ُسولْ هِّللا‬، ‫بْس هَّللا‬،
‫ِم‬
. ‫ِباِهلل اْلَع ِظ ْي ِم َو ِبَو ْج ِه ِه اْلَك ِر ْي ِم َو ُس ْلَط اِنِه اْلَقِد ْي ِم ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ْي ِم‬
Artinya: "Dengan nama Allah, semoga s ‫ا‬alawat dan salam dicurahkan kepada
Rasulullah. Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.‘Aku berlindung
kepada Allah Yang Maha Agung dan dengan Wajah-Nya Yang Maha Mulia serta
Kekuasaan-Nya Yang Maha Azali, dari setan yang terkutuk."

3. THAWAF

Dalam semua putaran Thawaf, bagi laki-laki dianjurkan melakukan idtiba atau
meletakkan pertengahan kain di bawah pundak kanan dan kedua ujungnya di atas
pundak kiri.

Thawaf tujuh putaran di Ka'bah Thawaf dimulai dari posisi Hajar Aswad atau tempat
yang searah dengannya. Kemudian, jemaah menghadap ke arah Hajar Aswad, lalu
mengucapkan Allahu Akbar. Usap Hajar Aswad dengan tangan kanan lalu mencium batu
hitam tersebut.

Jika tak mampu mencium Hajar Aswad, beri isyarat sekali saja dengan tangan.
Jangan mendesak orang lain yang juga berThawaf untuk mencapai Hajar Aswad.
Lakukan hal ini dalam setiap memulai putaran Thawaf.
Thawaf dilakukan tujuh kali putaran dengan posisi Ka'bah di sisi kiri. Pada putaran
pertama, langkah sebaiknya dilakukan dengan lambat. Kemudian, di putaran
berikutnya, Thawaf dilakukan dengan berjalan biasa.

Selama tawaf bacalah dzikir dan doa pilihan anda atau membaca doa ini:

Subhânallahi wal hamdulillâhi wa lâ illâha illallah wallâhu akbar wa lâ haula wa


lâ quwwata illa billâhi

Artinya: “Maha Suci Allah, Segala puji bagiNya dan tidak ada Tuhan selain Allah,
Allah Maha Besar dan tidak ada daya upaya kecuali dari Allah.” (HR. Ibnu Majah)

4. RUKUN YAMANI

Jika ketika thawaf sudah sampai di Rukun Yamani, usaplah dengan tangan kanan.
Jika tidak bisa mengusap dengan tangan kanan, cukup dengan memberi isyarat
kepadanya. Ketika berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, disunahkan
membaca doa sebagai berikut:

‫َر َّب َن ا آِتَن ا ِفي الُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي ْاآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر‬
Artinya: "Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di
akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka."

Perlu diingat, syarat sahnya Thawaf adalah bersuci. Jika wudlu batal di tengah-
tengah Thawaf, maka peserta umrah mesti keluar, berwudlu, dan mengulang lagi
Thawaf dari awal.

5. MAQAM IBRAHIM

Jika dalam thawaf sudah menyelesaikan putaran ketujuh, saat mendekati Hajar
Aswad, peserta umrah menutup pundak kanan, kemudian menuju Maqam Ibrahim, jika
memungkinkan. Di Maqam Ibrahim, peserta melafalkan bacaan berikut:

‫َو اَّت ِخ ُذ وا ِمن َّم َقاِم ِإْب َر اِهيَم ُم َص ًّلى‬


Artinya: "Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat"

Kemudian Shalat dua rakaat di arah Maqam Ibrahim atau tempat lainnya di Masjid
Al-Haram. Jika memungkinkan, peserta umrah menjadikan posisi Maqam Ibrahim
antara dirinya dan Ka'bah, lalu shalat dua rakaat di posisi tersebut. Pada rakaat
pertama, membaca surah Al-Kafirun setelah Al-Fatihah. Pada rakaat kedua, membaca
Al-Ikhlas setelah Al-Fatihah. Ketentuan shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim ini
sunah, serta diperbolehkan melakukannya di tempat mana saja di Masjid Al-Haram.

6. MINUM AIR ZAM-ZAM

Usai shalat, peserta umrah pergi ke tempat air zam-zam dan minum airnya. Pada
saat itu, disunahkan berdoa kebaikan kepada Allah SWT dan menuangkan air zam-zam
ke atas kepalanya.

7. SA’YI

Sebelum berangkat ke shafa, letakan kembali pakain dengan cara idhthiba’ (bagi
laki-laki). Kemudian berangkat ke Shafa. Ketika sudah dekat dengan Shafa, membaca
bacaan berikut:

‫ِإَّن الَّص َفا َو اْل َم ْر َو َة ِمن َش َعاِئِر ِهَّللا‬


Artinya: "Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi’ar Allah."

Kemudian, mengucapkan bacaan berikut ini:

‫َأْبَد ُأ ِبَم ا َب َد َأ ُهللا ِبِه‬


Artinya: "Kami memulai dengan apa yang dengannya Allah Memulai."

Jika sudah sampai, naik ke bukit Shafa dan menghadap ke Ka’bah, lalu bertakbir tiga
kali dan mengucapkan:

‫ َو ُه َو َع َلى‬، ‫ َلُه اْل ُم ْلُك َو َلُه اْلَح ْم ُد ُيْح ِيي وُيِم يْي ُت‬،‫َال ِإَلـَه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِر ْي َك َلُه‬
‫ َأْن َج َز َو ْع َدُه َو َن َص َر َع ْب َد ُه َو َه َز َم‬،‫ َال ِإَلـَه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِر ْي َك َل ُه‬،‫ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِدْيٌر‬
‫ْاَألْح َز اَب َو ْح َدُه‬
Artinya: "Tiada sesembahan yang benar melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-
Nya, hanya bagi-Nya segala kerajaan dan hanya bagi-Nya segala puji dan Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu. Tiada sesembahan yang benar melainkan Dia, tiada sekutu
bagi-Nya, yang menepati janji-Nya, yang memenangkan hamba-Nya dan yang
menghancurkan golongan-golongan [kafir] tanpa bantuan siapa pun."
Zikir dan bacaan di atas diulangi sebanyak tiga kali dan berdoa usai tiap selesai
membacanya dengan doa yang dikehendaki peserta umrah.

Kemudian turun melakukan sa’i antara Shafa dan Marwah. Jika sudah berada di
antara dua tanda hijau, lakukan sa’i dengan berlari kecil bagi laki-laki. Sementara itu,
perempuan tidak dianjurkan berlari kecil. Kemudian, jika telah sampai di Marwah,
naiklah ke atasnya dan menghadaplah ke Ka’bah, kemudian melafalkan bacaan sama
dengan di Shafa tadi. Lakukan sa'i dari Shafa ke Marwah sebanyak tujuh putaran.
Putaran terakhir berakhir di Marwah.

8. TAHALLUL/MENCUKUR RAMBUT

Mencukur rambut. Bagi laki-laki, mencukur rambut disunahkan hingga gundul,


namun juga boleh hanya dipendekkan. Sedangkan, bagi perempuan, hendaknya
memendekkan sebagian rambutnya sepanjang seujung jari saja.

Apabila semua hal di atas sudah dilakukan, maka seseorang sudah sah
menyelesaikan umrahnya. Orang yang mengerjakan umrah dijanjikan pahala besar oleh
Allah SWT, sebagaimana tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah
bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda: "Antara satu ibadah umrah dengan
ibadah umrah lain merupakan penghapus dosa dan kesalahan yang diperbuat di antara
keduanya, dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga," (H.R. Bukhari dan
Muslim).

LAIN-LAIN

Bermîqât Dari Tan’îm atau Ji’ranah

Selama berada di Mekah dianjurkan untuk memperbanyak umrah. Sebaiknya semua


kesunahan ihrâm dilakukan di hotel termasuk mandi dan berpakaian ihrâm. Sampai
mîqât hanya shalat sunnah ihrâm dan berniat kemudian kembali lagi ke Masjidil
Haram untuk Thawâf, saî dan tahallul. Umrah ini tidak disunahkan berlari-lari
kecil ketika Thawâf.

Tawaf Wada’ Bagi Yang Berumah

Bagi yang berumrah selain di bulan haji, ketika akan meninggalkan kota Mekkah
disunahkan melakukan Thawaf Wada. Caranya seperti melakukan Thawaf Sunnah.
Sunnahnya diakhiri dengan shalat sunnat thawaf setelah 7 kali thawaf. Bagi wanita yang
berhalangan (haid, nifas dll) tidak disarankan thawaf wada’ dan cukup berdoa di pintu
Masjid al-Haram.

Anda mungkin juga menyukai