Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH TIDUR BAGI KESEHATAN

Disusun untuk memenuhi tugas Ijaz Ilmi

Dosen Pengampu:

Al Ustadz Dr. Sujiat Zubaidi Saleh, M. A

Oleh:

Murti Aria Diah Nova 412020238122


Nabila Azzahra 412020238124
Nur Aisyah 412020238130

FAKULTAS USHULUDDIN

PROGRAM STUDY ILMU QURAN DAN TAFSIR

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

SAMBIREJO, MANTINGAN, NGAWI, JAWA TIMUR INDONESIA

1443 H/ 2022 M
Qodiyyah naum ini dijelaisn.
A. Definisi Tidur dan Macam-macam Pola Tidur
Menurut Raghib al Ashfahani, tidur dapat dikatakan sebagai kematian,
lebih tepatnya kematian yang ringan. Sedang kematian yang berat adalah
kematian haqiqi itu sendiri.1
Manusia sendiri memiliki dua jiwa (nafsaani), pertama adalah nafs
ruhaniyyah dan kedua adalah nafs hayawaniyyah. Nafs al Hayawaniyyah ini
tidak akan terpisahkan dari manusia kecuali dengan kematian. Sedangkan,
nafs ruhaniyyah inilah yang akan terpisah dari raga manusia ketiga tidur.2
Dalam kehidupan ini, manusia senantiasa melakukan kegiatan yang begitu
beragam sehingga menimbulkan kepenatan dan membutuhkan tidur. Guna
merefresh ulang semua tenaga yang terkuras.
Beberapa macam pola tidur yang terdapat dalam Al Qur’an adalah:
1. Ruquud (Al Kahfi: 17)

‫ذات الشِّمال‬ ِ ‫ذات الْيَ ِم‬


َ ‫ني َو‬ َ ‫ود َونُ َقلُِّب ُه ْم‬
ٌ ُ‫َوحَتْ َسُب ُه ْم َأيْقاظاً َو ُه ْم ُرق‬
“Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan
kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri,”

Berikut penjelasan dari Ar Razi dalam tafsirnya. Dan hal yang sama
terdapat pada kalimat: "Kami menemukan” kami menemukan saat mereka
tertidur, artinya, mereka tertidur, dan itu adalah sumber." Disebut akusatif
seperti yang dikatakan oleh orang berlutut, duduk dan bersujud, jamak
dijelaskan dalam infinitive. Dan barang siapa mengatakan bahwa itu adalah
jamak dari telentang, maka dia telah dideportasi, karena tidak ada subjek yang
digabungkan menjadi kata kerja.menurut wahidi : Mereka dianggap terjaga,
karena mata mereka terbuka ketika mereka tertidur, Dan dalilnya adalah
firman-Nya: Kami belokkan mereka ke kanan dan ke kiri, dan mereka
berselisih tentang jumlah masa pembalikan. menurut abu hurairoh Bahwa
mereka memiliki dua revolusi setiap tahun, dan atas otoritas seorang mujahid,

1
Abu al Qasim al Husain bin Muhammad al Ma’ruf bir Raghib al Ashfahani, Al Mufrodaat
fii Ghariibi al Qur’an, (Damaskus: Darul Qolam: 1412 H), hal. 365
2
Abu al Baqo’ Ayyub bin Musa al Husaini al Kuufi, Kitaabul Kulliyyaat, (Beirut: Mussasatu
Risalah, 1998 M), hal. 898
mereka tetap bersumpah selama sembilan tahun. Kemudian mereka berbelok
ke kiri dan tertidur selama sembilan tahun, dan ada yang mengatakan bahwa
mereka berbalik pada hari asyuraa. Dan saya katakan pada perkiraan ini tidak
ada cara bagi intelek untuk mencapainya. Dan kata-kata Al-Qur'an tidak
menunjukkan itu, dan apakah berita yang benar tentangnya, bagaimana hal itu
diketahui? Dan Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata, "Manfaat
membalikkan mereka adalah agar bumi tidak memakan daging mereka." Dan
tidak merusak pakaiannya. Dan saya katakan ini sesuatu yang dahsyat, karena
ALLAH SWT memang ditakdirkan untuk memegang nyawa mereka untuk
jangka waktu tiga ratus tahun atau lebih, dan dia tidak dapat mengawetkan
tubuh mereka juga, tanpa keraguan?3

2. Subaat ( An Naba: 9)

‫“ وجعلنا نومكم سباتا‬Dan kami menjadikan tidurmu untuk istirahat”.

Penjelasan ayat ini menurut Sayyid Thantawi Jauhari. kalimat ‫ سباتا‬masdar


dari kalimat ‫ السبت‬yang berarti hari sabtu atau terpotong. Dan maksud yang
benar adalah beristirahat dan menetap . dan pada hari sabtu ini kaum kafir
memotong segala aktivitasnya untuk beristirahat.

Ini halnya seperti kita beristirahat setelah melakukan aktivitas kemudian


tidur dan terbangun, perumpamaan tidur sama halnya seperti orang
meninggal, setelah meninggal kemudian bangkit kembali untuk menjalani
kegiatan di akhirat.

Kemudian ayat setelahnya menjelaskan tentang nikmat ALLAH, salah


satunya adalah tidur di malam hari karena tidur dimalam hari di
perumpamakan seperti pakaian yang menyelimuti tubuh kita, dan tentram
dengan adanya kegelapan di malam hari. 4

3. Hujuu’ ( Surah adz Dzariyat: 17-18)

3
Abu Abdullah Muhammad bin Umar bin Al Hasn bin Al Husain at Taymi ar Razi, at
Tafsiir al Kabiir al masyhuuur bi Mafaatiihul Ghoib, (Bairut: daru Ihya’ at Turats al Arabi, 1420 H),
4
Sayyid Thantawi Jauhari, Tafsiiru al Jawaahir, ()
‫ وباألسحار ُه ْم يَ ْسَت ْغ ِف ُرو َن‬.‫كانوا قليال من الليل ما يهجعون‬

Sayyid Thantawi menjelaskan dalam tafsirnya: tidur dalam surah ini


adalah tidur sedikit.sedangkan kalimat ‫ الهجوع‬berarti tidur malam yang sedikit
al ashaar jamak dari kalimat sahar yang berarti bagian terakhir di malam
hari dan Allah memerintahkan hambanya agar bangun pada waktu terakhir di
malam hari untuk merenungkan segala dosanya dan meminta ampunan.

Kemudian kesinambungan antara ayat 17- 18 adalah menurut ibnu katsir


bahwa tidur yang baik adalah ketika malam kita tidur sedikit kemudian di
waktu terakhrir malam kkita bangun guna memohon ampunan kepadanya.5

B. Pengaruh dan Manfaat Tidur bagi Kesehatan


Beragam manfaat yang diperoleh ketika peroses tidur yang dilakukan
sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Diantaranya untuk
menenangkan dan mengistirahatkan tubuh setelah beraktivitas. Hal ini dapat
dirasakan setelah bangun dari tidur yang berkualitas, seperti yang diterangkan
dalam kitab tafsir karya Ibnu Katsir surat An-Naba ayat 9:

)9( ‫َو َج َع ْلنَا َن ْو َم ُك ْم ُسبَاتًا‬


Seperti yang telah dijelaskan, bahwa makna subaat adalah terpotong, yang
bermaksud berhentinya suatu kegiatan serta aktivitas. Lalu beristirahat dari
kegiatan yang telah kita lakukan sepanjang hari. Seperti yang telah disebutkan
juga dalam Surah Al Furqon ayat 47: 6
ِ ِ
)47( ‫ورا‬
ً ‫َّه َار نُ ُش‬ ً َ‫َو ُه َو الَّذي َج َع َل لَ ُك ُم اللَّْي َل لب‬
َ ‫اسا َوالن َّْو َم ُسبَاتًا َو َج َع َل الن‬

Pada ayat ini dijelaskan bahwa malam hari adalah waktu untuk menutup
cahaya siang. Maksudnya adalah untuk menutup semua aktivitas dan
pekerjaan yang telah dikerjakan di siang hari.

(‫ [ )والليل إذا يغشى‬1 :‫ ] ] الليل‬4 :‫وقال ] (والليل إذا يغشاها) [ الشمس‬

5
Sayyid Thantawi Jawhari, Tafsiiru al Jawaahir,
6
Abu al Fidaa’ Isma’I bin Umar bin Katsir al Qursyi ad Dimasyqi, Tafsiiru Quraanil Adziim
jilid 8, (Dar at Thayyibah: 1999 M), hal. 302
Sebagaimana Allah telah menetapkan waktu siang untuk bekerja, mencari
amal perbuatan, berjuang di jalan Allah, mencari keridoan Allah dan kegiatan
yang bernilai pahala lainnya. Seperti yang Allah terangkan dalam Firman
Nya:

‫ ( ومن رمحته جعل لكم الليل والنهار لتسكنوا فيه ولتبتغوا من فضله‬:‫قال تعاىل‬
.] 73 : ‫ولعلكم تشكرون ) [ القصص‬
Sedangkan malam Allah ciptakan sebagai waktu untuk memberhentikan
pekerjaan tersebut dan digantikan dengan istirahat yang cukup. Karena itulah
Allah ciptakan tidur pada malam hari. Maka berdiamlah manusia dari semua
hiruk pikuk dan gerakan, lalu mengistirahatkan jiwa dan raganya secara
bersamaaan.7
Dari tafsir Ibnu Katsir tersebut diterangkan bahwa istirahat yang baik di
malam hari bertujuan untuk menyiapkan energi yang optimal. Sehingga
ketika terbangun dan menuju saat siang hari dapat melakukan berbagai
aktivitas.

7
Abu al Fidaa’ Isma’I bin Umar bin Katsir al Qursyi ad Dimasyqi, Tafsiiru Quraanil Adziim
jilid 8,... hal. 305
PENUTUP

Raghib al Ashfahani menjelaskan dalam tafsirnya bahwa tidur dapat


dikatakan sebagai kematian, lebih tepatnya kematian yang ringan. Sedang
kematian yang berat adalah kematian haqiqi itu sendiri.

Terdapat beberapa macam tidur yang ada di dalam Al Qur’an. Ketiga


macam ini yaitu: Ruquud, atau yang bisa disebut dengan tidur dalam waktu
yang panjang. Macam tidur ini dialami oleh para ashabul kahfi yang tertidur
dalam gua selama 309 tahun.

Yang kedua adalah Subaat. Ini sesuai dengan firman Allah dalam surah an
Naba’ ayat 9. Yang dimaksud disini adalah bahwa tidur merupakan bentuk
istirahat yang Allah ciptakan untuk manusia. Dengannya manusia berhenti
melakukan kegiatan sepanjang hari dan menggantinya dengan tidur.

Ketiga adalah hujuu’, yang berarti tidur yang sedikit atau qoliilun naum.
Pelaku tidur ini akan tidur dengan memanfaatkan sedikit waktu malamnya.
Karena ia akan menyibukkan malamnya dengan sholat Tahajjud dan berdzikir
kepada Allah SWT.

Adapun manfaat dari tidur itu sendiri bagi kesehatan adalah memperkuat
jasmani dan rohani manusia, memperkuat organ organ penting dalam tubuh
serta menyehatkannya. Kemudian untuk bentuk yang ]paling baik dari tidur
adalah hujuu’ karena tidur setelah tahajjud semnbari menunggu waktu Sholat
Shubuh biasa dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Tetapi dipastikan agar
mansia tidak tidur lagi setelah Sholat Shubuh ini karena membahayakan
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

al Ashfahani, Abu al Qasim al Husain bin Muhammad al Ma’ruf bir Raghib, Al


Mufrodaat fii Ghariib al Qur’an, (Damaskus: Darul Qolam: 1412 H)
al Kuufi, Abu al Baqo’ Ayyub bin Musa al Husaini. Kitaabul Kulliyyaat,
(Beirut: Mussasatu Risalah, 1998 M)
ar Razi, Abu Abdullah Muhammad bin Umar bin Al Hasn bin Al Husain at
Taymi. at Tafsiir al Kabiir al masyhuuur bi Mafaatiihul Ghoib, (Bairut:
daru Ihya’ at Turats al Arabi, 1420 H),
Jawaahir, Sayyid Thantawi. Tafsiiru al Jawaahir,
ad Dimasyqi, Abu al Fidaa’ Isma’I bin Umar bin Katsir al Qursyi. Tafsiiru
Quraanil Adziim jilid 8, (Dar at Thayyibah: 1999 M), hal. 302

Anda mungkin juga menyukai