Anda di halaman 1dari 16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tidur

1. Definisi Tidur

Secara bahasa, kata tidur dalam bahasa Arab diartikan sebagai


terjemahan dari kata ‫ نام‬- ‫نوما – ينام‬yang berarti tidur, mengantuk atau
istirahat.1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tidur diartikan sebagai
keadaan berhenti (mengaso) anggota badan dan kesadarannya dengan
memejamkan mata, berbaring (tidak berdiri) dan keadaan tidak aktif,
siang untuk bekerja malam untuk istirahat. 2 Sedangkan dalam ilmu
kesehatan, tidur merupakan proses fisiologis normal yang bersifat aktif,
teratur, berulang, kehilangan tingkah laku yang reversible, dan tidak
berespon terhadap lingkungan.3 Tidur dibutuhkan otak untuk
menunjang proses fisiologis. Tidur adalah suatu fenomena kehidupan
yang berlangsung dalam suatu siklus sirkadian yang memengaruhi siklus
endokrin dan pola sikap secara langsung atau tak langsung. Jika kurang
tidur berlangsung kronis, maka dapat mengganggu konsentrasi.4

Sedangkan secara istilah, Al-Qur’an menyebutkan tidur sebagai


jiwa yang ditahan (sementara) oleh Allah SWT sebelum datang

1
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya : Pustaka
Progresif, 1997), h. 1478.

2
Depdikbud, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat Bahasa, 2008), h. 1701.

3
Heppy el Rais, Kamus Ilmiah Popular, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012), h. 197.

4
Ade Hashman, Rahasia Kesehatan Rasulullah : Meneladani Gaya Hidup Sehat Nabi
Muhammad Saw, (Jakarta : Noura, 2012), h. 202.
kematiannya, kemudian jiwa tersebut dikembalikan lagi pada jasadnya.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Az-Zumar : 42

ْ ‫س ِح ْينَ َموْ تِهَ ا َوالَّتِ ْي لَ ْم تَ ُم‬ ‫هّٰللَا‬


‫ك‬ُ ‫ت فِ ْي َمنَا ِمهَ ا ۚ فَيُ ْم ِس‬ َ ُ‫ُ يَتَ َوفَّى ااْل َ ْنف‬
‫ى اِ ٰلٓى اَ َج ٍل ُّم َس ًّمىۗ اِ َّن فِ ْي‬
ٓ ‫ضى َعلَ ْيهَا ْال َموْ تَ َويُرْ ِس ُل ااْل ُ ْخ ٰر‬ ٰ َ‫الَّتِي ق‬
َ ِ‫ٰذل‬
ٍ ‫ك اَل ٰ ٰي‬
َ‫ت لِّقَوْ ٍم يَّتَفَ َّكرُوْ ن‬

"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang)


jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia
tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan
Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir."(QS. Az-Zumar [75] :
42).

Menurut Al-Qurthubi tidur dipersamakan dengan kematian


karena di mana manusia hilang kesadarannya pada saat dia tidur. 5
Leonardo da Vinci mengatakan tidur merupakan jalan untuk
memperoleh ide yang cemerlang apabila dapat mengelola tidur dengan
baik, maka dapat memaksimalkan fungsi badan, efektif (pengaruh), dan
spiritual (berhubungan), sehigga bisa mencapai prestasi puncak dengan
lewat tidur semua ingatan dan memori bisa disimpan dengan baik.
Apabila seseorang dengan tidur yang cukup dapat lebih berprestasi
dibanding yang kurang, demikian juga orang dewasa dengan tidur yang
cukup daya ingatnya dapat lebih terpelihara.6
5
Sahabuddin, Ensiklopedia Al-Qur’an Kajian Kosa Kata, (Cet. I; Jakarta : Lentera hati,
2007), h. 739.

6
Arief Hakim, Jangan Tidur Sore Hari !!!, (Cet. I; Jogjakarta : Diva Press, 2013), h. 23-24.
Tidur adalah keadaan normal yang berlangsung secara berkala.
Selama tidur terjadi penurunan kegiatan fisiologis yang disertai oleh
penurunan kesadaran. Tidur merupakan aktivitas pengorganisasian
ulang dan restrukturisasi memori, dengan alasan bahwa tidur dapat
membantu mengonsolidasikan dan memperbaiki memori di otak. 7
Menurut Guyton (1996), tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana
seorang individu dapat dibangunkan oleh stimulasi atau sensori yang
sesuai, maksudnya tidur berarti suatu keadaan tidak sadar yang relatif. 8
Imam Al-Isfahani mengartikan tidur adalah suatu keadaan di mana Allah
sedang menggenggam jiwa seseorang tanpa mati. Tidur disebut juga
dengan mati kecil, sedangkan mati adalah tidur berat.9

Ahmad Syawqi menjelaskan bahwa tidur adalah fenomena


biologis tubuh (fisik) yang secara teratur silih berganti dengan masa
terjaga. Di sisi lain tidur dianggap sebagai kematian kecil, tidur bukanlah
kelemasan dan pengenduran proses biologis di dalam tubuh, melainkan
perubahan pada fungsi sebagai organ tubuh, yaitu pada sistem kerja
peredaran, aktivitas kelenjar, endoktrin, persepsi dan alat indrawi. Tidur
merupakan proses aktif biologis pada otak dan memiliki efek pada
tubuh.10 Ketika tidur manusia terlihat beristirahat total namun
sebenarnya manusia tetap berpikir membangun kemampuan
kognitifnya. Buktinya adalah munculnya dunia mimpi, otak bekerja

7
Muhammad Yusuf bin Abdurrahman, Ajaibnya Bagun Pagi dan Bangun Malam : Untuk
Kesehatan Tubuh dan Jiwa, (Jogjakarta : DIVA Pres, 2013), h. 146.

8
Musriful Uliyah dan A. Aziz Alimul Hidayat, Keterampilan Dasar Praktek Klinik Untuk
Kebidanan, (Jakarta : Salemba Medika, 2008), h. 111.

9
Kemenag RI, Kesehatan dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta : PT. Sinergi Pustaka
Indonesia, 2012), h. 174.

10
Ahmad Syawqi Ibrahim, Misteri Tidur, Rahasia Kesehatan, Kepribadian, dan Keajaiban
lain di Balik Tidur Anda, (Jakarta : Zaman, 2013), h. 88.
sedemikian rupa melalui gerakan-gerakan sel saraf dan pelepasan
muatan.11

Sementara itu Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa tidur pada


dasarnya merupakan simulasi untuk menghadapi kematian, ketika kita
dalam posisi berbaring untuk tidur, hendaklah kita mengingat bahwa
kita seakan-akan sedang berbaring dalam kesendirian dan kegelapan di
lubang liang lahat. Tiada seorang pun yang menemani kita selain amal
ibadah kita, dan tiada memperoleh balasan kecuali apa yang kita
usahakan. Selain itu pada saat kita tidur, bila ada hewan atau orang
yang berniat jahat mempermainkan jasad kita, maka kita tak akan tahu.
Prosesi tidur seharusnya mengingatkan kita pada kematian, banyak
mengingat mati akan dapat melembutkan hati kita yang pada awalnya
dipenuhi kecongkakan, keras hati dan serta menghilangkan sifat-sifat
negative lainnya.12
Menurut Chopra (2003), tidur merupakan dua keadaan yang
bertolak belakang di mana tubuh beristirahat secara tenang dan
aktivitas metabolisme juga menurun namun pada saat itu juga otak
sedang bekerja lebih keras selama periode bermimpi dibandingkan
dengan ketika beraktivitas di siang hari. Sementara dalam ilmu
psikologi, tidur diartikan sebagai lapisan bawah sadar yang berisi hal-hal
yang dilupakan tetapi dapat memproduksi kembali bila ada perangsang.
Hal ini disandarkan bahwa struktur ilmu jiwa terdiri dari tiga lapisan,
yaitu lapisan kesadaran, lapisan bawah sadar dan lapisan yang tidak
disadari. Tidur merupakan bagian dari lapisan kedua, yaitu lapisan
bawah sadar.13

11
Sigmund Freud, Tafsir Mimpi, (Yogyakarta : Jendela, 2001), h. 3.

12
Anis Masykhur, Menyingkap Tabir Kematian, (Jakarta : al-Mawardi Prima, 2003), h. 24.

13
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Kepribadian : Dengan Perspektif Baru, (Jogjakarta : Ar-
Ruz Media, 2013), h. 195-196.
Tidur adalah sebuah siklus dari proses yang fisiologis dan diganti
dengan periode terjaga yang lebih lama karena tidur adalah sebuah
siklus fisiologis, tentunya ada yang mengatur siklus tidur bangun. Siklus
tidur bangun mengikuti irama sirkadian, yaitu irama yang terjadi selama
24 jam atau siklus siang malam tubuh bagian hipotalamus, yaitu
suprachiasmatic nucleus diyakini yang mengatur irama sirkadian. Irama
sirkadian dipengaruhi oleh cahaya, suhu, stress, dan aktivitas social
sekresi melatonin secara alami membantu irama sirkadian pada siklus
tidur bangun, yaitu membantu peralihan dari keadaan terjaga ke
keadaan tidur secara perlahan dan melatonin disekresi pada saat tingkat
kecerahan cahaya berkurang.14

Menurut Potter, tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang


disertai perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode
tertentu. Beberapa ahli berpendapat bahwa tidur diyakini dapat
memulihkan tenaga karena tidur memberikan waktu untuk perbaikan
dan penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan berikutnya.
Tidur adalah sebuah fungsi biologis yang sangat menarik. Tidak kurang
sepertiga dari hidup dihabiskan untuk tidur. Sudah menjadi hal yang
lumrah ketika manusia tidur dengan nyenyak maka di pagi harinya saat
terbangun tubuh merasa segar dan dapat bekerja dengan lebih baik
dibandingkan dengan orang yang kurang istirahat. 15

Tidur adalah proses yang berhubungan dengan mata tertutup


selama beberapa periode yang memberikan istirahat total bagi mental
dan aktivitas fisik manusia, kecuali fungsi beberapa organ vital seperti
jantung, paru-paru, hati, sirkulasi darah dan organ dalam lainnya.

14
Qoys Muhammad Iqbal al-Halaj, Pengaruh Dzikir Menjelang Tidur, (Jakarta : FKIK UIN
Syarif Hidayatullah, 2014), h. 11.

15
Arif Hidayat Suwarna dan Widiyanto, Perbedaan Pola Tidur Antara Kelompok Terlatih
dan Tidak Terlatih, dalam jurnal MEDIKORA Vol. VX, No. 1, April 2016, h. 87.
Kedalaman tidur tidak teratur sepanjang periode tidur. Hal tersebut
tergantung pada beberapa faktor seperti faktor usia, aktivitas yang
dilakukan, penyakit yang diderita, dan lain-lain. 16 Tidur adalah suatu
keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan
yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing
menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda. 17 Tidur
merupakan suatu kebutuhan yang merupakan bentuk perlindungan dari
organisme untuk menghindari pengaruh yang merugikan tubuh karena
kurang tidur.18

Tidur juga merupakan kebutuhan mutlak setiap manusia sama


seperti aktivitas makan dan minum. Namun, tidur yang baik dan sehat
harus memperhatikan segi waktu, waktu di sini dalam arti lama durasi
tidur dan kapan sebaiknya tidur.19 Tidur merupakan satu dari tanda-
tanda kekuasaan Allah SWT dan satu dari sekian rahasia-rahasia-Nya.
Bila seseorang mengatur tidurnya dengan baik, ia akan mampu
menjalankan amal-amal ibadah dan berbagai kegiatannya dengan
prima, dan penuh vitalitas. Sebaliknya, ia tidak mendapatkan hal itu bila
ia tidak memperoleh tidur dan istirahat dengan kadar yang cukup.20

2. Manfaat Tidur

16
Rezita Rahma Reza, dkk., Fungsi Tidur dalam Manajemen Kesehatan, dalam jurnal
Majoriti Vol. 8, No. 2, Desember 2019, h. 247.

17
Priyo Eko Saputro, Pengaruh Terapi Rendam, (S1 Keperawatan UMP, 2015), h. 15.

18
Nindya Sekar Mayuri, Strategi Tidur Sehat Sebagai Upaya Pencegahan Terhadap
Hipertensi Dini, dalam jurnal Inkofar Vol. 1, No. 2, Desember 2017, h. 76.

19
Arief Hakim, Jangan Tidur Sore Hari !!! (Cet. I; Jogjakarta : Diva Press, 2013), h.57.

20
Sayyid Abdul Hakim Abdullah, Resep Hidup Sehat Cara Nabi SAW, (Cet. I; Solo: t.t,
2011), h. 39.
َ ِ‫ض لِ ٖ ۗه اِ َّن فِ ْي ٰذل‬
‫ك‬ ْ َ‫ار َوا ْبتِ َغ ۤاُؤ ُك ْم ِّم ْن ف‬ ٰ
ِ َ‫َو ِم ْن ا ٰيتِ ٖه َمنَا ُم ُك ْم بِالَّ ْي ِل َوالنَّه‬
ٍ ‫اَل ٰ ٰي‬
َ‫ت لِّقَوْ ٍم يَّ ْس َمعُوْ ن‬

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di


waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari
karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.” (QS. Ar-
Rum [30] : 23)

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa termasuk tanda-tanda kekuasaan


Allah SWT ialah menjadikan sifat tidur bagi manusia di waktu malam
dan siang, dengan tidur ketenangan dan rasa lapang dapat tercapai dan
rasa lelah serta kepenatan dapat hilang.21

Adapun manfaat tidur bagi tubuh sebagai berikut :


1. Tidur bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional
dan kesehatan. Dapat menurunkan dan mengurangi stres pada paru-
paru, sistem kardiovaskuler (sistem organ), dan endoktrin.

2. Tidur dapat meningkatkan kemampuan memori dan menjadikannya


lebih kuat, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak atau pembentukan
sel-sel yang baru, limbah dan uap kotor dalam tubuh akan terbuang,
tidur sebagai penyegaran otak paling alami. Tidur juga dapat
menghadirkan ide-ide baru.
3. Tidur sebagai salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani

21
Imamuddin Abu al-Fida Isma’il bin Katsir al-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir, (Beirut: Dar al-
Ma’rifah, 1989), Juz 3, h. 402.
dan kelelahan mental. Dengan tidur semua keluhan akan hilang atau
berkurang dan akan kembali mendapatkan tenaga serta semangat
untuk menyelesaikan persoalan yang akan dihadapi kemudian.22

Menurut Ibnul Qayyim tidur mempunyai dua manfaat :


1. Untuk menenangkan dan mengistirahatkan tubuh setelah
beraktivitas. Sebagaimana firman Allah SWT QS. An-Naba' [78] : 9
terjemahnya “Dan kami jadikan tidurmu untuk istirahat”.
2. Untuk menyempurnakan proses pencernaan makanan yang telah
masuk ke dalam tubuh. Karena pada waktu tidur, panas alami badan
meresap ke dalam tubuh sehingga membantu mempercepat proses
pencernaan.23

Dan tidur juga bermanfaat sebagai sarana untuk mengembalikan


semangat baru dalam beramal dan beribadah setelah merasa capek.
Manfaat tidur sangat besar dalam membantu pemenuhan kesehatan.
Tidur merupakan sarana terbaik yang mudah untuk dilakukan, serta
memberikan kenyamanan di dalamnya.

Di antara waktu tidur itu adalah waktu siang hari. Berkata Imam
Ibnu Atsir : qailulah adalah istirahat di pertengahan siang walaupun
tidak tidur.24 Yakni sebagai terminal perlintasan di saat padatnya
pekerjaan atau di tengah panasnya terik matahari. Manusia

22
Masrukhin, Tidur Dalam Perspektif Hadits, (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta,
2014), h. 29.

23
Aqilah Selma Amalia, Tips Hidup Sehat dan Berkah Ala Rasulullah, (Cet. I; Yogyakarta :
Abata Press, 2015), h. 38.

24
Ibnu Atsir, Nihaayah fii Ghariibil Hadits, (Beirut : Dar al Kutub Al-Islamiyah, 2002 M ), Juz
4, h. 133.
membutuhkan ketenangan, rehat dan istirahat sejenak untuk merenung
dan berfikir, serta mengusir rasa penat dan kegelisahan. Tidur juga
merupakan salah satu sifat asasi pada manusia dan kebutuhan yang
bersifat vital. Allah SWT dalam firman-Nya :

‫َّو َج َع ْلنَا نَوْ َم ُك ْم ُسبَاتً ۙا‬

"dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat," (QS. An-Naba' [78] :


9)

Nabi Muhammad SAW bersabda :

‫ال َما ُكنَّا نَقِ ْي ُل َواَل نَتَ َغ َّدى اِالَّ بَ ْع َد ْْال ُج ُم َع ِة زَا َد اب ُْن حُجْ ِر‬
َ َ‫ع َْن َسه ٍْل ق‬
‫صلَّى هّٰللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ ‫هّٰللا‬
َ ِ ‫فِ ْي َع ْه ِد َرسُوْ ِل‬

“Dari Sahl bin Sa’ad r.a. berkata, “kami (dahulunya) tidaklah


melakukan qailulah dan makan kecuali setelah shalat jumat di
zaman Nabi Saw.” (HR. Bukhari).25

Imam Al-Khalal mengartikan qailulah sebagai waktu pertengahan


siang. Tidur siang merupakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh para
sahabat Nabi SAW. Anas bin Malik berkata : “Mereka para sahabat dulu
biasa melaksanakan shalat Jum’at, kemudian istirahat siang (qailulah).”
Menurut Imam Al-Tibi, tidur siang dilaksanakan ketika tidak ada
kesibukan dan bukan pada saat khutbah Jum’at dibacakan. Sementara
25
An-Nawawî, Syarh al-Nawawî ‘alâ Muslim, (Dâr al-Hadits, 1994), Juz 3, h. 412.
pendapat yang lain qailulah setelah shalat jum’at hanya sekedar
istirahat bukan tidur. Tetapi ketika tidur siang dirasa cukup, maka
hendaklah pada malam harinya digunakan untuk berzikir dalam artian
lain sedikit tidurnya. Tidur siang disebutkan dalam Al-Quran. Allah SWT
berfirman :

َ ِ‫ض لِ ٖ ۗه اِ َّن فِ ْي ٰذل‬


‫ك‬ ْ َ‫ار َوا ْبتِ َغ ۤاُؤ ُك ْم ِّم ْن ف‬ ٰ
ِ َ‫َو ِم ْن ا ٰيتِ ٖه َمنَا ُم ُك ْم بِالَّ ْي ِل َوالنَّه‬
ٍ ‫اَل ٰ ٰي‬
َ‫ت لِّقَوْ ٍم يَّ ْس َمعُوْ ن‬

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di


waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari
karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.” (QS. Ar-
Ruum [30] : 23)

Ada beberapa manfaat tidur siang yang dipaparkan oleh


penemuan modern saat ini yaitu :
a. Memperpanjang umur, Cable News Network adalah sebuah saluran
berita di AS menyebutkan dengan kebiasaan tidur siang selama
setengah jam dalam sehari atau tiga jam dalam seminggu membuat
seseorang memiliki ketahanan tubuh yang bagus.
b. Membuat tubuh lebih segar, setelah bekerja dari pagi tentu tubuh
menjadi letih. Mencari waktu sejenak untuk tidur adalah syarat yang
tepat agar tubuh menjadi segar kembali dan melanjutkan pekerjaan,
dengan persentase 37 persen dibanding orang yang tetap melanjutkan
pekerjaannya pada siang hari.
c. Membuat gerak tubuh lebih aktif, ketika bangun dari tidur siang,
kesegaran akan terwujud. Karena badan tidak bergerak dan aktif
melakukan pekerjaan dengan baik.
d. Menguatkan dan meningkatkan ingatan, kekuatan memori orang
yang suka melakukan tidur siang cenderung lebih kuat dibanding orang
yang mengabaikan tidur siang. Hal ini karena dengan tidur di sela kerja
bisa meningkatkan konsentrasi dalam berfikir dan fokus meningkatkan
kualitas kerja itu sendiri.

e. Membuat jantung lebih sehat, tidur siang sangat berperan dalam


menyehatkan jantung karena dapat mengurangi stres akibat tekanan
tugas yang semakin menumpuk.
f. Mengurangi terjangkitnya penyakit hati, penemuan ini pernah dimuat
oleh Cable News Network berupa saluran berita kabel di AS pada tahun
2007 dalam pembahasannya terungkap bahwa tidur siang dapat
meminimalisasi terkena penyakit hati yang parah. 26

Pada hakikatnya, tidur sebagai mengistirahatkan dan


memperbaiki sel-sel tubuh yang telah digunakan saat beraktivitas,
sehingga sangat diperlukan untuk memperhatikan pola tidur yang
menyehatkan. Manusia pada dasarnya memiliki tiga komponen utama,
yaitu kesehatan fisik, keseimbangan nutrisi dan tidur yang sehat. 27 Tidur
dikatakan sebagai tidur yang sehat jika memberikan manfaat bagi
kesehatan tubuh. Bukan sebaliknya memberi dampak buruk bagi
kesehatan.

26
Nor Kholis Reefani, Pola Hidup dan Tidur Sehat Ala Rasulullah SAW, (Jakarta : PT. Elex
Media Komputindo, 2014), h. 187-188.

27
Andreas Prasadja, Ayo Bangun! Dengan Bugar Karena Tidur Yang Benar, (Cet. I; Jakarta:
PT. Mizan Publika, 2009), h. 3.
3. Macam-macam Tidur

Pada saat tidur, umumnya selama satu malam dapat dibedakan


4-5 siklus tidur dari kira-kira 1,5 jam. Setiap siklus terdiri dari dua
stadium, yakni tidur non-REM dan tidur REM.
a) Tidur non-Rapid Eye Movement (REM), juga disebut Slow wave sleep
(SWS) berdasarkan registrasi aktivitas listrik otak (EEG=Elektro-ence-
falogram). Non-REM bercirikan denyut jantung, tekanan darah dan
pernapasan yang teratur serta relaksasi otot tanpa gerakan otot muka
atau mata. Slow wave sleep ini berlangsung lebih kurang 1 jam lamanya
dan meliputi berturut-turut 4 fase, di mana fase 3 dan 4 merupakan
bentuk tidur yang terdalam, dengan melepaskan hormon-hormon
anabolik dan sitokin. Peristiwa ini penting untuk daya tahan tubuh,
metabolisme dan reparasi alamiah sel-sel tubuh. Berdasarkan hal ini
SWS menjadi lebih panjang pada keadaan-keadaan yang membutuhkan
pertumbuhan atau konservasi, misalnya pada kehamilan, pertumbuhan
dan thyroto-xicosis. Fase ini disusul oleh stadium tidur REM.
b) Tidur Rapid Eye Movement (REM) atau tidur paradoksal, dengan
aktivitas EEG yang mirip dengan keadaan sadar dan aktif, bercirikan
dengan gerakan mata cepat ke satu arah. Di samping itu, jantung,
tekanan darah dan pernapasan turun-naik, aliran darah ke otak
bertambah dan otot-otot sangat relaks. Selama tidur REM yang pada
kedua siklus pertama berlangsung 5-15 menit lamanya, timbul banyak
impian, sehingga disebut juga tidur mimpi. Berangsur-angsur mimpi ini
menjadi lebih panjang, hingga pada siklus terakhir (pada pagi hari)
dapat berlangusng rata-rata antara 20-30 menit lamanya. 28

28
Nindya Sekar Mayuri, Strategi Tidur Sehat Sebagai Upaya Pencegahan Terhadap
Hipertensi Dini, dalam jurnal Inkofar Vol. 1, No. 2, Desember 2017, h. 76.
B. Ashabul Kahfi

1. Sejarah Singkat Ashabul Kahfi

Ashabul Kahfi adalah sekelompok pemuda yang beriman kepada


Allah SWT, mereka terdiri dari tujuh orang (Maksimyanus, Martinus,
Dyonisius, Malkus, Konstantinus, dan Suresiyus) yang pergi untuk
mengasingkan diri kemudian memutuskan untuk meninggalkan kaum
mereka, karena kaum mereka menyembah selain Allah SWT (syirik)
sehingga menyebabkan kaum mereka melakukan kedzaliman dan
kebohongan. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan seorang
penggembala Yemlikho (Yuhanis) berserta anjingnya Kitmir.29

Mereka hidup pada zaman Raja Diqyanus (249-251 M). 30 Selain


itu mereka (Ashabul Kahfi) mendapat intimidasi dan ancaman dari Raja
dan kaumnya, karena Ashabul Kahfi ini pemuda yang tidak mau
melemahkan iman mereka dan tidak mau berkompromi mengikuti
agama raja dan kaumnya, meskipun diancam dengan intimidasi dan
siksaan. Saat penyiksaan menjadi meningkat mereka merasa terpaksa
meninggalkan kaum mereka.31 Oleh karena itu pemuda ini sepakat
tinggal di satu tempat. Mereka mengasingkan diri dan meninggalkan
kota untuk pergi ke gunung yang di dalamnya ada gua.

Ashabul Kahfi (orang-orang yang ditidurkan oleh Allah SWT di dalam


gua selama 300 tahun) adalah para pemuda dari negeri Romawi,
mereka tinggal di daerah pesisir kota Thorsus, yang pada zaman

29
Syahruddin El-Fikri, “Situs-Situs Dalam Al-Qur’an : Dari Peperangan Daud Melawan
Jalut Hingga Gua Ashabul Kahfi”, (Jakarta : Penerbit Republika, 2010), h. 272.

30
Al-Imam Al Hafizh Imanuddin Ad-Dimasqi, terj. Asmuni, “Mukhtashar Al Bidayah Wa
an-Nihayah”, (Jakarta : Pustaka Azzam, 2013), h. 117.

31
Imran N. Hosein, “Surat Al-Kahfi Dan Zaman Modern”, (Kuala Lumpur, 2007), h. 152-
153.
jahiliyah disebut Ephesus. Para pemuda itu tergolong masyarakat
terhormat dan mengimani ajaran Nabi Isa as. Mereka menyembah dan
beribadah hanya kepada Allah SWT, dan tidak melakukan perbuatan
musyrik. Namun, di sisi lain, penduduk kota Thorsus malah menyembah
berhala.32

Allah SWT mengokohkan hati para pemuda itu, salah seorang di


antara mereka berdiri dan berkata, “Sesungguhnya Allah telah
menunjuki kami ke jalan yang benar. Untuk itu, tidak ada seorangpun
yang dapat memaksa kami. Kami semata menyambut panggilan
kebenaran, sedangkan masyarakat di sini telah menjadikan selain Allah
SWT sebagai Tuhan, yang berupa patung-patung. Ini jelas-jelas
kekufuran dan kesesatan, siapakah yang lebih zalim daripada orang-
orang yang membuat-buat kebohongan kepada Allah SWT?” raja
berkata, “Pergilah hari ini, besok kalian akan didatangkan lagi ke sini.
Bagi kalian hanya ada dua pilihan, tidak ada ketiganya : menyadari
kesalahan dan kembali kepada agama kami, atau kalian menghadapi
siksaan yang berat”.33

Tatkala Allah SWT menyeru mereka supaya bangun dari tidur


panjangnya, mereka merasa letih dan lapar, salah seorang di antara
mereka bertanya, “Berapa lama kita tertidur?” mereka menjawab, “Kita
tidur sehari atau setengah hari saja”. Demikianlah, 300 tahun waktu
yang berlalu mereka rasakan seperti sehari atau setengah hari saja. Jam
biologis telah berhenti pada tubuh mereka, sehingga jam geografis yang
panjang menjadi tidak terasa. Mereka seolah-olah hidup di luar bingkai
waktu. Setelah itu mereka meminta salah seorang untuk pergi ke kota

32
Ahmad Syawqi Ibrahim, Keajaiban Tidur, Misteri Tidur, Rahasia Kesehatan,
Kepribadian, dan Keajaiban lain di Balik Tidur Anda, (Jakarta : Zaman, 2013), h. 109.

33
Kemenag RI, Kesehatan dalam Perspektif Al-Qur'an, (Jakarta : PT. Sinergi Pustaka
Indonesia, 2012), h. 214.
untuk mencari makanan dan minuman, salah seorang di antara mereka
pergi dengan membawa beberapa dirham.

Berita ini terdengar sang raja, maka ia segera menemui mereka


dengan sejumlah besar orang-orangnya, setelah itu raja berkata,
“Sepertinya Allah menuntun kita menemukan mereka, supaya kita tahu
bahwa janji Allah SWT itu benar, dan hari akhir itu benar-benar akan
terjadi tanpa ada keraguan lagi. Para pemuda penghuni gua itu
merupakan sebagian tanda-tanda keagungan Allah SWT,
mengisyaratkan kebenaran tentang hari kebangkitan setelah
kematian”.34

“Maka Aku tutup telinga mereka (sehingga tidak mendengar) di


dalam gua itu selama bertahun-tahun”. Maksudnya Allah SWT
menidurkan mereka, kalimat ini merupakan gaya bahasa. Secara
implisit kira-kira bermakna, “Bahwa Allah SWT, membuat penutup pada
telinga mereka, sehingga mencegah suara sampai ke dalamnya. Sebab,
jika mendengar suara, orang tidur akan terbangun”. Ibn Abbas berkata,
“Aku tutup telinga mereka supaya tidak mendengar suara.” Ayat
tersebut memaparkan fakta ilmiah secara gamblang, penyebutan
telinga secara khusus menunjukkan bahwa telinga merupakan satu-
satunya organ yang menyampaikan suara ke pusat pendengaran di
dalam otak, bahwa pendengaran merupakan satu-satunya indra yang
terus bekerja sewaktu tidur. Telinga adalah satu-satunya penjaga
manusia tatkala tidur. Apabila tidak berfungsi, manusia akan memasuki
tidur yang sangat lelap, dan tidak akan merasakan sedikit pun apa yang
terjadi di sekitarnya.35

34
Ahmad Syawqi Ibrahim, Keajaiban Tidur, Misteri Tidur, Rahasia Kesehatan, Kepribadian,
dan Keajaiban lain di Balik Tidur Anda, (Jakarta : Zaman, 2013), h. 115.

35
Ahmad Syawqi Ibrahim, Keajaiban Tidur, Misteri Tidur, Rahasia Kesehatan,
Kepribadian, dan Keajaiban lain di Balik Tidur Anda, (Jakarta : Zaman, 2013), h. 118.
2. Karakteristik Ashabul Kahfi

Aṣḥābul Kahfi merupakan kisah sejumlah pemuda yang beriman


kepada Allah SWT. Bersama mereka, ikut pula seekor anjing. Tertidur
dalam gua selama ratusan tahun, para pemuda Aṣḥābul Kahfi selamat
dari kekejaman Diqyanus, raja Romawi penyembah berhala. Demi
menyelamatkan akidahnya, para pemuda Ashabul Kahfi meninggalkan
negerinya. Mereka tertidur selama 309 tahun dalam gua. 36

Kisah Aṣḥabul Kahfi sebagai satu kisah percontohan tentang iman


yang teguh dan keyakinan yang tidak dapat digoyahkan lagi. Mereka itu
adalah pemuda-pemuda yang telah beriman kepada Allah SWT dengan
iman yang benar dan suci dari segala jenis syirik serta dosa. 37

36
Quraish Shihab, Tafsir Al- Misbâh, (Jakarta : Lentera Hati, 2002), h.16.

37
Muhammad Nasib Ar-Rifa'I, Kemudahan Dari Allah SWT, (Jakarta : Gema Insani, 2000), h.114.

Anda mungkin juga menyukai