Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEBUTUHAN RASA NYAMAN,

ISTIRAHAT DAN TIDUR

Guru Pembimbing : FEMY M R, S. Kep, Ners, MM

Disusun oleh :
IRMAN RK
ANGELIA D
RISKA W
SRI ENDANG

SMK KESEHATAN YAYASAN


HARAPAN BUNDA

Tahun Ajaran 2020/202

i
TUJUAN PEMBAHASAN
ISI

1
TUJUAN PEMBAHASAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN


ISI

2.1 Kebutuhan Istirahat Dan Tidur

2.1.1 Definisi
Kebutuhan Istirahat dan Tidur merupakan kebutuhan untuk memulihkan tenaga tubuh serta
stamina, energi dan daya fokus. Kebutuhan Istirahat dan Tidur termasuk kedalam Kebutuhan Dasar
Manusia menurut Maslow, yakni kebutuhan no. 1 (Kebutuhan Fisiologi). Bersamaan dengan
kebutuhan fisiologi yang lainnya, yaitu kebutuhan oksigen, kebutuhan cairan dan elektrolit,
kebutuhan nutrisi, keseimbangan suhu tubuh, kebutuhan eliminasi, dan kebutuhan seksual.

2.2 Istirahat

2.2.1 Definisi

Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam
keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti
berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri atau melepaskan diri
dari segala hal yang membosankan, menyulitkan bahkan menjengkelkan (Hidayat, 2008).
Istirahat merupakan kondisi dimana tubuh menurunkan keadaan beraktivitas untuk mendapatkan
perasaan segar kembali (Taylor, Lillies, Lemone, & Lynn, 2008).
Istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam menganggur
setelah melakukan aktivitas serta melepaskan diri dari apapun yang membosankan, menyulitkan, dan
menjengkelkan (Asmadi, 2008).
Isirahat merupakan keadaan tubuh rileks tanpa adanya tekanan. Untuk beristirahat,
membutuhkan ketenangan, saat beristirahat tubuh menurunkan aktivitas tubuh untuk mendapatkan
perasaan segar kembali. Saat kita bersantai, menyegarkan diri, atau menganggur setelah melakukan
aktivitas yang menguras tenaga, itu juga dapat disebut dengan istirahat. Istirahat mempunyai yang
luas, dalam KBBI istirahat di definisikan “Berhenti (mengaso) sebentar dari suatu kegiatan (untuk
melepaskan lelah)”.
2.2.2 Karakteristik Istirahat

Menurut Narrow (1645 – 1967) terdapat 6 kondisi orang dapat beristirahat :

 Merasa segala sesuatu berjalan normal.


 Merasa diterima.
 Merasa diri mengerti apa yang sedang beralangsung.
 Bebas dari per-lukaan dan ketidaknyamanan.
 Merasa puas telah melakukan aktivitas yang berguna.
 Mengetahui bahwa mereka akan mendapatkan pertolongan bila membutuhkannya.

1
TUJUAN PEMBAHASAN
Menurut Potter & Perry (2009)
 Santai secara fisik.
 Bebas dari kecemasan
 Tenang secara fisik.
 Bertujuan merasakan kesegaran.

2.3 Tidur

2.3.1 Definisi

Tidur merupakan suatu kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atau sensori yang sesuai. Dengan perkataan lain tidur merupakan suati keadaan tidak
sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh dengan ketenangan tanpa kegiatan, tetapi
lebih kepada suatu urutan siklus yang berulang. Tidur memiliki ciri, yaitu adanya aktivitas yang
minim, memiliki kesadaran yang bervariasi, terdapatnya perubahan proses fisiologis, terjadinya
penurunan respons terhadap rangsangan dari luar. (Hidayat, 2008).

Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi atau reaksi individu terhadap
lingkungan menurun atau hilang, dan dapa dibangunkan kembali dengan rangsangan atau indra yang
cukup. Tidur ditandai dengan aktivitas tubuh minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, terjadi
perubahan proses fisiologi tubuh, serta penurunan respon terhadap rangsangan luar (Asmadi, 2008).

Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif tenang disertai peningkatan
ambang rangsangan yang tinggi terhadap stimulus dari luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih
berganti dengan keadaan terjaga (bangun), dan mudah dibangunkan, (Hartman).

Tidur adalah suatu kegiatan yang utama dalam hidup, sebagaimana dikatakan oleh Maslow
dalam teori Kebutuhan Dasar Manusia. Secara umum, tidur adalah bentuk dari istirahat setelah hari
yang dijalani, dimana tubuh menurunkan kesadaran dan respon terhadap lingkungan. Saat tidur
seseorang dapat dibangunkan dengan stimulus, sensori/indra yang sesuai /cukup. Saat tidur, tubuh
melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer, endokrin, kardiovaskular, respirasi dan
muskuloskeletal. Tidur memiliki beberapa fase dimana pada setiap fase intensitas tubuh yang bekerja
bermacam-macam, contohnya saat bermimpi buruk maka respirasi akan cepat, dsb.

2.3.2 Kebutuhan tidur

Umur Tingkat Perkembangan Jumlah kebutuhan tidur


0-1 bulan BBL 14 – 18 jam/hari 50%REM
1-18 bulan Masa Bayi 12 – 14 jam/hari 20-30%REM
18 bulan – 3 tahun Masa Anak 11 – 12 jam/hari 25% REM
3 - 6 tahun Prasekolah 11 jam/hari 20%REM
6 – 12 tahun Sekolah 10 jam/hari 18,5%REM
12 – 18 tahun Remaja 8,5 jam/hari 20%REM
ISI
18 – 40 tahun Dewasa muda 7,8 jam/hari 20-25%REM
40 – 60 tahum Dewasa menengah 7 jam/hari 20%REM
60 tahun ke atas Lanjut usia 6 jam/hari 20-25%REM
2.3.3 Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme
serebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan
bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan
sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan
kewaspadaan dan tidur (Hidayat, 2008).
Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan  bagian
atas pons. Reticular Activating System (RAS) berlokasi pada batang otak teratas. RAS
dipercayai terdiri dari sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan tidur. Selain itu, RAS
dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan  perabaan juga dapat menerima
stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar,
neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat
tidur, kemungkinan disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di
pons dan  batang otak tengah, yaitu Bulbar Synchronizing Regional (BSR), sedangkan bangun
tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima di pusat otak dan sistem limbic. Dengan
demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS
dan BSR (Hidayat, 2008).

2.3.4 Siklus sirkadian

Setiap makhluk hidup memiliki Bioritme (Jam biologis) yang berbeda. Pada manusia, ini
dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor lingkungan (cahaya, gravitasi, dan stimulus
elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling umum adalah bioritme sirkadian yang
melengkapi siklus selama 24 jam. Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat
kompleks. Sinkronasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti
jam biologisnya : individu akan bangun pada saat ritme fisiologis yang paling tinggi/aktif dan
akan tidur pada saat ritme itu rendah.

2.3.5 Siklus Tidur

Tidur dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu tidur dengan gerakan bola mata cepat atau
disebut dengan Rapid Eye Movement (REM) dan tidur dengan gerakan bola mata lambat atau
Non-Rapid Eye Movement (NREM). Selama masa NREM, seorang terbagi menjadi 4 tahapan
dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur. Sedangkan tahapan REM adalah tahapan
90 menit sebelum tidur berakhir (Tarwoto, 2006).

2.3.6 Gelombang tidur (Frekuensi Otak)

Saat kita tertidur organ tubuh tidak sepenuhnya istirahat, salah satunya adalah otak. Dalam
keadaan tidur otak tetap bekerja seperti saat kita sadar, bedanya, saat tertidur otak akan

1
TUJUAN PEMBAHASAN
menghasilkan gelombang yang lebih lambat dibanding saat tersadar.Terdapat 5 jenis bentuk
gelombang otak, yakni, Gamma, Beta, Alpha, Theta, dan Delta. Kelima gelombang tersebut
merupakan penamaan terhadap bentuk frekuensi dan amplitudo gelombang otak.

Gelombang Gamma adalah gelombang yang terendah dalam amplitudo tetapi paling cepat
dalam frekuensi. Gelombang ini merupakan gelombang saat idividu dalam kesadaran penuh,
gelombang gamma dapat menyampaikan pesan/informasi dengan cepat dan tenang, pikiran
seseorang harus dalam keadaan tenang untuk mencapai gelombang gamma. Gelombang ini akan
terjadi saat individu mengalami aktivitas mental yang tinggi seperti saat perlombaan, panik,
tampil didepan umum, dll.

Gelombang Beta adalah gelombang yang terjadi pada otak saat seseorang sadar normal
(terjaga), gelombang beta ialah gelombang yang terjadi saat seseorang melakukan aktivitas
sehari – hari. Gelombang beta akan muncul saat otak melakukan pengambilan keputusan,
berpikir rasional, pemecahan masalah, dll.

Gelombang Alpha adalah gelombang peralihan antara sadar dan tidak sadar. Gelombang
alpha terjadi setiap akan tidur. Gelombang alpha merupakan frekuensi pengendali, penghubung
pikiran sadar dan bawah sadar, oleh karena itu gelombang alpha dapat membuat seseorang
mengingat mimpinya, tergantung dari kualitas dan kuantitas gelombang alpha saat seseorang
bermimpi. Gelombang alpha merupakan kondisi istirahat untuk otak.

Gelombang Theta merupakan gelombang yang terjadi saat kita tertidur dengan disertai
mimpi. Theta adalah pusat kreatif manusia, disitu juga otak kita menyimpan ketakutan, masalah
masa lalu, mimpi buruk, dan juga memori yang lain.

Gelombang Delta adalah gelombang yang paling tinggi dalam amplitudo dan terendah
dalam frekuensi. Delta terjadi saat seseorang tertidur dengan terlelap tanpa mimpi. Tidur dengan
gelombang delta dapat membantu penyembuhan dan penumbuhan sel dan jaringan baru bagi
tubuh. Seseorang dapat tidur dengan gelombang delta saat kelelahan.

Tabel nilai gelombang Otak


ISI

Tabel frekuensi dan amplitudo otak (dalam 1 detik)

Gelombang otak dapat dideteksi dengan alat EEG (Electroencephalography), EOG


(Electrooculography), dan EMG (Electromyography).

1
TUJUAN PEMBAHASAN

2.3.7 Jenis – jenis tidur

2.3.7.1 NREM

Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman/nyenyak dan dalam tidur gelombang pendek
karena gelombang otak selama NREM lebih lambat daripada gelombang alpha dan beta pada
orang – orang yang sadar atau tidak dalam keadaan tidur. Ciri tidur ini ialah tidur tanpa mimpi
atau tidur dengan gelombang delta, dan saat bangun terasa menyegarkan. Saat tidur NREM
individu berada dalam keadaan istirahat penuh, TD menurun, frekuensi respirasi menurun,
mimpi berkurang, gerakan bola mata lambat, dan metabolisme menurun.
Tidur NREM memiliki empat tahapan (Asmadi) berikut ke empat tahapan tersebut :

a Tahap 1
Tahap ini merupakan tahap transisi dari sadar ke tidur (Alpha rendah ke Theta),
berlangsung selama 5 menit, ditandai dengan individu merasa kabur dan rileks, seluruh
otot menjadi ringan, kelopak mata menutup, mata bergerak kekanan dan kiri, detak
jantung dan respirasi menurun. Saat dalam keadaan ini seseorang mudah dibangunkan.

b Tahap 2
Tahap ini adalah tahap dimana seseorang tidur ringan. Ditandai dengan menurunnya
kecepatan denyut jantung dan respirasi dengan jelas, metabolisme menurun, kedua bola
mata berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, dan tonus otot perlahan menurun. Tahap ini
merupakan periode tidur bersuara, dan kemajuan relaksasi. Berlangsung selama 10 – 15
menit. Pada tahap ini seseorang masih relatif mudah dibangunkan.
c Tahap 3
Tahap tiga adalah tahap dimana seluruh tubuh rileks penuh karena menghilangnya tonus
otot dan disertai dengan melambatnya detak jantung dan respirasi, ini disebabkan karena
adanya dominasi saraf parasimpatik. Individu menjadi jarang bergerak dan sulit untuk
dibangunkan. Pada tahap ini merupakan transisi beralihnya theta ke delta. Berlangung
selama 15 – 30 menit.
d Tahap 4
Tahap ini merupakan tahap tubuh lemas lunglai, disertai dengan detak jantung dan
respirasi yang melambat. Pada tahap ini terjadi predominasi Delta (transisi ke tidur
lelap/deep sleep). Berlangsung selama 15 – 30 menit, dan sulit untuk dibangunkan.

Siklus tidur sebagian besar merupakan tidur NREM dan diakhiri dengan tidur REM.
Setelah tahap 4 masih ada tahap, yakni tahap beralih ke tidur lelap hingga akhirnya
gelombang otak didominasi delta. Berlangsung selama 10 menit.

2.3.7.2 Tidur paradox/paradoksial/REM


Tidur REM merupakan tidur dengan keadaan paradox, maksudnya seseorang tidur dalam
keadaan otak aktif, oleh karena itu fase ini dinamakan REM karena otak dalam keadaan aktif
begitu juga mata, mata merupakan organ yang tidak istirahat sepanjang hidup, layaknya jantung,
paru – paru, dan jantung. Di fase ini seseorang akan mengalami mimpi yang intens akibatnya
ISI
mimpi dapat diingat. Pada tahap ini seseorang sulit dibangunkan atau jutru dapat bangun tiba-
tiba. Berlangsung selama 5 – 10 menit setiap 90 menit. Ditandai dengan :
 Otot – otot kendor
 Kenaikan tekanan darah
 Sekresi lambung meningkat
 Respirasi dan detak jantung kadang kali tak teratur
 Gerakan mata cepat
 Suhu dan metabolisme meningkat
 Ereksi (pada laki – laki)
 Pembebasan steroid
Syaraf – syaraf simpatik bekerja pada tidur REM. Dalam tidur REM diperkirakan terjadi
proses penyimpanan secara mental yang digunakan sebagai pelajaran, adaptasi
psikologis, dan memori (Hayter, 1980:456, di buku Journal of community health nursing)
Setiap orang yang tidur dengan waktu 7-8 jam tidur mengalami empat hingga lima siklus.
Siklus tersebut dimulai dari tahap 1 – 3 selama kurang lebih 30 – 50 menit kemudian
diteruskan ke tahap 4 selama kurang lebiih 15 – 20 menit. Lalu kembali ke tahap 3 dan 2
selama 20 menit. Tahap REM muncul setelahnya, umumnya berlangsung selama 10
menit. Setiap orang yang tidur dengan waktu 6 – 8 jam tidur mengalamai 4 – 6 siklus
tidur.

*Waktu (Jam)
2.3.8 Faktor – faktor yang mempengaruhi tidur

a. Status kesehatan

1
TUJUAN PEMBAHASAN
Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur dengan
nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka kebutuhan istirahat dan
tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan baik sehingga ia tidak dapat tidur dengan
nyenyak. Misalnya pada klien yang menderita gangguan pada sistem pernapasan.
Dalam kondisinya yang sesak napas, maka seseorang tidak mungkin dapat istirahat
dan tidur (Asmadi, 2008).
b. Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur. Pada
lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur dengan nyenyak.
Sebaliknya lingkungan yang ribut, bising, dan gaduh akan menghambat seseorang
untuk tidur. Keadaan lingkungan yang tenang dan nyaman bagi seseorang dapat
mempercepat terjadinya proses tidur (Hidayat, 2008).
c. Stress psikologis
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini
disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin darah
melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM
(Asmadi, 2008).
d. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, yang
dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu adanya keinginan untuk menahan tidak
tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur (Hidayat, 2008).
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap
bangun dan waspada menahan kantuk.
e. Diet/Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Protein
yang tinggi seperti pada keju, susu, daging, dan ikan tuna dapat mempercepat proses
tidur, karena adanya triptofan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna
(Hidayat, 2008). Sebaliknya minuman yang mengandung kafein maupun alkohol
akan mengganggu tidur (Asmadi, 2008).
f. Obat – obatan
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang dapat
mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretic menyebabkan
seseorang insomnia, anti depresan dapat menekan REM, kafein dapat meningkatkan
saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan  beta bloker dapat
berefek pada timbulnya insomnia, dan golongan narkotik dapat menekan REM
sehingga mudah mengantuk (Hidayat, 2008).
Beberapa jenis obat – obatan yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain :
 Dieuretik (Menyebabkan insomnia)
 Antidepresan (Menyupresi REM)
 Kafein (Meningkatkan saraf simpatis)
 Beta-bloker (Menyebabkan insomnia)
 Narkotika (Menyupresi REM)
g. Stamina/energi/tenaga
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan tingkat
menengah orang dapat tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang
berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih pendek (Asmadi, 2008).
h. Kecemasan
ISI
Pada kecemasan cemas, seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis
sehingga mengganggu tidurnya.
i. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, orang yang tahan minum alkohol akan
berakibat insomnia dan lekas marah.

2.3.9 Manfaat tidur

a. Hidup lebih sehat dan awet muda


Menurut Lawrence Epstein MD, semakin lama semakin terlihatadanya hubungan
erat antara tidur dan kesehatan tubuh. Ternyata saat kita tidur, TD dan detak jantung
biasanya berada di titik terendah. Bila kurang tidur, TD akan cenderung naik.
Hubungan antara hipertensi dan lama tidur seseorang dapat menjelaskan hasil
penelitian lain yang mengaitkan kurang tidur dengan resiko terkena serangan
jantung, diabetes, naiknya berat badan dan penyakit-penyakit lain. Kurang tidur juga
terbukti dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Membantu perbaikan jaringan
tubuh dalam tahap NREM. Fungsi biologis menurun : detak jantung, pernapasan,
tekanan darah, dan otot (McCance & Huether, 2006)
b. Memperindah wajah dan tubuh
Kurang tidur akan merubah metabolisme tubuh dan mempercepat proses
penuaan. Seseorang yang merasa kurang tidur pasti merasakannya, kalau kurang tidur
pasti wajah tampak lebih kusut dan sebaliknya ketika Anda tidur dengan rileks akan
memperindah wajah dan tubuh.
c. Menjauhi Stress
Tak dipungkiri lagi, ketika individu tidur maka masalah-masalah yang dipikirkan
sejenak menghilang. Sedangkan individu yang mengalami insomnia memproduksi
hormon stress yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak.
d. Mencerdaskan otak
Kurang tidur menimbulkan efek kognitif dan fisik mirip dengan orang yang
minum alkohol. Kondisi individu yang tidak tidur terus menerus selama 17 jam sama
seperti individu yang kadar alkohol dalam tubuhnya 0,05%, ini sama dengan minum
dua gelas alkohol dalam satu jam. Individu yang sulit tidur biasanya telat bangun,
ritme ini akan membuat masalah dengan proses kognitif seseorang, seperti menjadi
pelupa dan sulit berkonsentrasi. Artinya seseorang akan menjadi sedikit lebih bodoh
setiap kali kurang tidur.
e. Tubuh menjadi ideal
Bagi individu yang sedang diet, tidur menjadi point penting untuk mendukung
program diet. Kurang tidur akan menurunkan metabolisme tubuh sehingga nafsu
makan meningkat. Manfaat diatas diperoleh untuk tidur yang cukup sedangkan
apabila kebanyakan tidur dapat menurunkan produktivitas hormon pertumbuhan.
Oleh karena itu, supaya hidup sehat marilah kita biasakan tidur dengan proporsi yang
cukup
2.3.10 Gangguan Tidur
a. Insomnia
Insomnia dapat mencakup banyak ha. Insomnia dapat berupa kesulitan untuk tidur,
bahkan seseorang yang terbangun dari tidur tapi tidak merasa belum cukup tidur

1
TUJUAN PEMBAHASAN
dapat disebut insomnia (Japardi, 2002). Artinya insomnia merupakan
ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun
kuantitas. Insomnia dibagi menjadi tiga :
 Initial insomnia
Kemampuan untuk tidur tidak ada/ketidakmampuan memulai tidur.
 Intermitent insomnia
Ketidakmampuan mempertahankan tidur karena terbangun.
 Terminal insomnia
Bangun lebih awal dan tidak dapat tidur lagi.
b. Hipersomnia
Berlebihan jam tidur saat malam hari, lebih dari 9 jam tidur. Biasanya disebabkan
oleh depresi, biasanya disebabkan oleh kerusakan saraf tepi dan juga beberapa
penyakit seperti ginjal, liver, dan metabolisme.
c. Somnabulisme (Parasomnia)
Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya
ototmatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk ditempat
tidur, menabrak kursi, berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan
dalam beberapa menit dan kembali tidur. Lebih banyak terjadi pada anak-anak,
penderitanya mempunyai resiko terjadi cidera.
d. Narcolepsy
Merupakan gangguan neurologis yang menyebabkan si penderita tidur secara tiba-
tiba tanpa disadari atau disebut dengan “sleep attack”. Serangan ini dapat membuat
ngantuk secara mendadak, penderita dapat tertidur saat dalam keadaan berdiri,
berkendara, dan saat ditengah pembicaraan. Diduga terjadi karena adanya kerusakan
genetika sistem saraf pusat dimana periode REM tidak dapat dikendalikan. Dalam
sehari dapat terjadi beberapa kali.
e. Mendengkur
Disebabkan oleh adanya rintangan udara di hidung dan mulut. Amandel yang
membengkak dan amenoid dapat menjadi faktor turut terjadinya mendengkur.
Pangkal lidah yang menyumbat saluran napas pada lansia. Otot-otot dibelakang
mulut mengendur lalu bergetar jika dialui udara pernapasan.
f. Apnea saat tidur
Apnea saat tidur atau apnea sleep adalah kondisi terhentinya napas secara periodik.
Kondisi ini diduga terjadi pada orang-orang yang mengorok dengan keras, sering
terjaga di malam hari, insomnia, mengatup berlebihan pada siang hari, sakit kepala di
siang hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis, seperti hipertensi atau
aritmia jantung.
g. Enureusis
Merupakan kencing tidak disengaja (BAK) terjadi pada anak-anak dan remaja,
kebanyakan pada laki-laki. Penyebabnya belum pasti, tapi faktor yang bisa
menyebabkan enuresis ialah gangguan bladder, stress, dan toilet training yang kaku.
ISI
2.4 Kebutuhan rasa aman dan nyaman

2.4.1 Definisi
Rasa nyaman menurut Kolcaba (1992, dalam potter & perry, 2005) adalah suatu keadaan
telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan
yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden
(keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan mesti dipandang secara
holistik yang mencakup empat aspek, yaitu :
a. Fisik, berhubungan dengan sensai tubuh.
b. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi
harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan.
d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti
cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.

Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan kekuatan,


harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam aplikasinya
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan
hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan
kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan
timbulnya gejala dan tanda pada pasien.

1
TUJUAN PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai