PENDAHULUAN
Istirahat tidur yang sesuai sangatlah penting untuk menjaga kesehatan
sebagaimana pentingnya nutrisi, oksigen dan olahraga bagi tubuh. Hal ini
didukung oleh penelitian yang menyatakan bahwa orang yang tidur selama 6,5
sampai 7,5 jam dalam sehari akan memiliki hidup yang lebih panjang dari pada
yang tidurnya hanya memakan waktu kurang dari 6,5 jam atau lebih dari 8 jam
perhari. Ada juga studi yang menunjukkan bahwa setelah kita bangun dari tidur
yang cukup, otak kita kembali berfungsi dengan sangat baik. Pencapaian
persetujuan, pengertian /pemahaman segala jenis masalah biasanya dapat
diselesaikan dengan sukses apabila dilakukan pada pagi hari dibanding pada di
waktu malam hari. Pertumbuhan hormon penting untuk meningkatkan kualitas,
ukuran dan efisiensi otak, juga meningkatkan pengangkutan asam amino dari
darah ke otak, yang memungkinkan sel syaraf untuk dapat memiliki
pengetahuan yang permanen dan berguna. Kebanyakan dari pertumbuhan
hormon diproduksi pada saat kita tidur dengan tenang (tanpa beban).
Salah satu teori fungsi tidur menurut Evans&French tahun 1995 adalah
berhubungan dengan penyembuhan (Potter&Perry, 2006). Memperoleh kualitas
tidur terbaik adalah penting untuk peningkatan kesehatan yang baik dan
pemulihan individu yang sakit. Dalam pengkajian keperawatan pada klien pada
saat hospitalisasi adalah adanya keluhan kesulitan tidur, sementara untuk
penyembuhan klien membutuhkan istirahat yang cukup. Keluhan ini dapat
disebabkan oleh penyakitnya dan dapat disebabkan oleh lingkungan RS, maka
diharapkan perawat dapat membuat rencana keperawatan yang dapat
mengatasi masalah klien tersebut.
DEFENISI
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh
semua orang, dari mulai fase bayi sampai dengan lansia. Dengan istirahat dan
tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Secara umum,
istirahat berarti suatu keadaan tenang,relaks,tanpa tekanan emosional,dan
bebas dari perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melakukan
aktivitas sama sekali. Terkadang, berjalan-jalan dan duduk di taman, membaca
buka, latihan relaksasi juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.
Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi
individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas
fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fsiologis
tubuh,dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Hamper sepertiga
dari waktu kita,kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan
bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian
beraktivitas,mengurangi stress dan kecemasan,serta dapat meningkatkan
kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari.
Potter & Perry (2006) menjelaskan bahwa tidur merupakan keadaan yang
berulang ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode
tertentu.
RITME SIRKADIAN
Setiap orang memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda-beda. Bioritme ini
dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor lingkungan (misalnya:
aktifitas sosial, rutinitas pekerjaan, cahaya, kegelapan, gravitasi dan stimulus
elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling umum adalah cyrcadian cyrcle
melengkapi siklus selama 24 jam. Cyrcadian cyrcle ini dapat mempengaruhi
fluktuasi
denyut
jantung,tekanan
darah,temperature,sekresi
TAHAPAN TIDUR
Dengan bantuan alat elektroensefalogram (EEG), elektro-okulogram (EOG), dan
elektrokiogram (EMG), diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu non-rapid eye
movement (NREM) dan rapid eye movement (REM).
1. Tahapan tidur jenis NREM
Tidur NREM disebut juga sebagai tidur gelombang-pendek karena gelombang
otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek daripada gelombang
alfa dan beta yang ditunjukkan orang yang sadar. Pada tidur NREM terjadi
penurunan sejumlah fungsi fisiologi tubuh. Di samping itu,semua proses
metabolic termasuk tanda-tanda vital, metabolism, dan kerja otot melambat. .
Tidur NREM sendiri terbagi atas 4 tahap (I-IV). Tahap I-II disebut sebagai tidur
ringan (light sleep) dan tahap III-IV disebut sebagai tidur dalam (deep sleep atau
delta sleep).
Tahap I
Tahap ini adalah tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri sebagai
berikut: rileks, masih sadar dengan lingkungan, merasa mengantuk, bola mata
bergerak dari samping ke samping, frekuensi Nadi dan napas sedikit menurun,
dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit.
Tahap II
Tahap ini merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun dengan
ciri sebagai berikut: mata pada umumnya menetap, denyut jantung dan
frekuensi napas menurun. temperatur tubuh menurun, metabolisme menurun,
berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit
Tahap III
Tahap ini merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi dan frekuensi napas
dan proses tubuh lainnya lambat, disebabkan adanya dominasi sistem saraf
parasimpatis sulit untuk bangun.
Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung dan
pernapasan turun, jarang bergerak, dan sulit dibangunkan, gerak bola mata
cepat, sekresi lambung menurun, dan tonus otot menurun.
2. Tidur paradoks /tidur REM (rapid eye movement)
Tidur jenis ini dapat bcrlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5 - 20
menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi 80-100 menit, akan
tetapi apabila kondisi orang sangat lelah maka awal tidur sangat cepat bahkan
jenis tidur ini tidak ada. Ciri tidur REM adalah sebagai berikut:
1. Biasanya disertai dengan mimpi aktif.
2. Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak
3. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibisi
kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis.
4. Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur
5. Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur.
6. Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan tidak teratur, tekanan
darah meningkat atau berfluktuasi, sekrcsi gaster meningIcat, dan
metabolisme meningkat.
7. Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam
belajar, memori, dan adaptasi.
TAHAP
PERKEMBANGAN
Bayi baru lahir
Masa bayi
Masa anak
Masa prasekolah
Masa sekolah
Masa remaja
Masa dewasa
Masa muda paruh baya
Masa dewasa tua
KEBUTUHAN TIDUR
14 - 18 jam/hr
12 - 14 jam/ hari
11 - 12 jam/hari
11 jam/hari
10 jam/ hari
8,5 jam/hari
7 - 8 jam/hari
7 jam/hari
6 jam/hari
GANGGUAN TIDUR
Gangguan tidur yang umum terjadi
Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara
kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu
dewasa dan juga pada lansia. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau
karena factor mental seperti perasaan gelisah.
Terdapat tiga jenis insomnia:
1.
2.
terjaga.
3.
Insomnia terminal. Bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomnia antara lain
dengan mengembangkan pola tidur-istirahat yang efektif melalui olahraga rutin,
menghindari rangsangan tidur di sore hari, melakukan relaksasi sebelum tidur
(mis; membaca, mendengarkan music),dan tidur jika benar-benar mengantuk.
Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat
seseorang tidur. Gangguan ini umum terjadi pada anak-anak. Beberapa turunan
parasomnia antara lain sering terjaga (mis; tidur berjalan, night terror),
gangguan transisi bangun-tidur (mis; mengigau), parasomnia yang terkait
dengan tidur REM (mis; mimpi buruk),dan lainnya (mis; bruksisme).
Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berkelebihan
terutama pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi tertentu,
seperti kerusakan system saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena
gangguan
metabolisme
(mis;
hipertiroidisme).
Pada
kondisi
tertentu,
Pengkajian
Pengkajian tentang pola tidur klien meliputi riwayat tidur, catatan tidur,
pemeriksaan fisik, dan tinjauan pemeriksaan diagnostik.
Riwayat tidur
Selain itu, riwayat ini juga harus mencakup berbagai masalah yang ditemui
pada pola tidur, penyebabnya, kapan pertama kali masalah tersebut muncul,
frekuensinya, pengaruh terahdap keseharian klien,dan bagaimana klien
berkoping dengan masalah tersebut.
Catatan tidur
Catatan tidur sangatlah bermanfaat khusus untuk klien yang memiliki
masalah tidur sebab catatan ini berisi berbagai informasi penting terkait pola
tidur klien. Catatan tidur dapat mencakup keseluruhan atau sebagian dari
informasi berikut:
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi observasi penampilan, perilaku, dan tingkat energy
klien. Penampilan yang menandakan klien mengalami masalah tidur antara
lain adanya lingkaran hitam di sekitar mata, konjungtiva kemerahan, kelopak
mata bengkak, dll. Sedangkan indikasi perilaku dapat meliputi iritabilitas,
gelisah, tidak perhatian, bicara lambat, menguap, dll. Di samping itu, klien
yang mengalami masalah tidur juga dapat terlihat lemah, letargi, atau lelah
akibat kekurangan energy.
Pemeriksaan diagnostic
Tidur dapat diukur secara objektif dengan menggunakan alat yang disebut
polisomnografi.
Alat
ini
dapat
merekam
elektroensefalogram
(EEG),
Penetapan diagnosis
Menurut NANDA (2003), diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan untuk
klien dengan masalah tidur adalah gangguan pola tidur. Etiologi untuk label
diagnosis ini dapat bervariasi dan spesifik untuk masing-masing individu. Hal
ini meliputi ketidaknyamanan fisik atau nyeri, ansietas, perubahan waktu
tidur yang sering, serta perubahan lingkungan tidur atau ritual sebelum tidur.
Selain sebagai label diagnosis, gangguan pola tidur juga bisa menjadi etiologi
untuk diagnosis yang lain, seperti Risiko Cedera, kelelahan, Ketidakefektifan
Koping, Asietas, Intoleransi Aktivitas,dll.
harus
menyelesaikan
banyak
tidur
REM
dibandingkan tidur pada siang hari. Tidur siang lebih dari 90 menit
mengurangi stimulus untuk siklus tidur yang lebih panjang, yang di
dalamnya terdapat tidur REM (Thelan et al, 1998).
http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/22/konsep-dasar-istirahat-dan-tidur/
http://askep-askeb.cz.cc/2010/02/fisiologi-tidur.html
Perry & Potter (2006).Fundamentals of Nursing