3. Kebutuhan rasa cinta, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, antara lain memberi dan menerima
kasih sayang, kehangatan, persahabatan, mendapat tempat dalam keluarga, kelompok sosial, dan
sebagainya.
4. Kebutuhan akan harga diri maupun perasaan dihargai oleh orang lain. Kebutuhan ini terkait, dengan
keinginan untuk mendapatkan kekuatan, meraih prestasi, rasa percaya diri dan kemerdekaan diri. Selain
itu, orang juga memerlukan pengakuan dari orang lain.
5. Kebutuhan aktualiasasi diri merupakan kebutuhan tertinggi dalam hierarki Maslow, berupa kebutuhan
untuk berkontribusi pada orang lain/lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya.
O Pasien lansia sering meningkat akan kebutuhan sentuhan yang berarti selama periode krisis. Aging
process yang juga membuat mereka lebih cenderung terjadi penurunan sensori, kekacauan mental, dan
kesulitan komunikasi yang dapat dikurangi dengan sentuhan yang berarti dalam memberikan perawatan.
Mempunyai pengunjung dan interaksi verbal sedikit dapat memperbesar kebutuhan mereka akan sentuhan.
U Ancaman yang tidak biasa terhadap gambaran diri dan jarak kedekatan pribadi terjadi pada saat pasien
mengalami ketidaknyamanan dan bingung tentang bagian tubuhnya dan menyatukan bagian-bagian
tubuhnya ke dalam satu tubuh yang utuh.
C Tingkat kesadaran pasien memberi isyarat akan kebutuhan sentuhan. Mungkin terjadi kurang jika mereka
stabil dan dapat berpartisipasi pada perawatan mereka.
Krisis dapat memicu peningkatan akan kebutuhan dukungan, kedekatan dengan orang lain, komunikasi
yang jelas. Sering terjadi sedikit kesempatan bagi perawat memberikan dukungan verbal yang lama selama
situasi krisis, walaupun kebutuhan dukungan dan perawatan semakin meningkat.
H Teknologi canggih sangat menunjang perawatan intensif. Ketidakberdayaan dan keputusasaan
merupakan perasaan yang dialami pasien jika mereka mengetahui bahwa mereka tidak meningkatkan
situasi mereka pada tingkat yang dapat diterima. Perasaan ini memungkinkan mereka dalam kehancuran
dan depressi. Mereka akan menampakkan perasaan ini dengan tampak apatis terhadap kondisi mereka
atau perawatan, withdrawal, atau menghindari komunikasi, atau menangis dan terluka. Merasa kesepian
dalam krisis mereka hanya membuat mereka makin putus asa. Pasien ini mungkin sangat terbuka terhadap
dukungan dan pemberian perhatian sentuhan perawat sebagai tanda bahwa seseorang memperhatikan
dan bersamanya.
I Psikosis ICU, kekacauan mental dan tak berdaya merupakan kemungkinan efek samping dari lingkungan
perawatan kritis pada kombinasi tingkat stress pasien. Kurang istirahat, perubahan status nutrisi dan
penggunaan obat juga mendukung terjadinya ketidakseimbangan yang dialami pasien. Sentuhan yang hatihati dan direncanakan dapat membantu pasien melalui episode ini. Keinginan menyentuh bagi pasien
mungkin merupakan isyarat kebutuhannya untuk mengadakan kontak rasa dengan orang lain. Pasien yang
meraih perawat atau memegang lengan atau tangan perawat mungkin menandakan kebutuhan mereka
untuk kedekatan dan kontak dengan orang lain.
N Menggunakan lima indra secara normal dan input sensoris yang normal dan jumlah serta kualitasnya
meningkatkan kemampuan pasien untuk mengatasi ansietas, lingkungan asing dan situasi krisis.
Sayangnya semua itu sering mengubah input sensoris dan penggunaannya. Memberikan perhatian yang
sensitif pada perilaku pasien merupakan langkah pertama dalam mencapai keseimbangan proses sensoris.
Langkah kedua termasuk menggunakan sentuhan yang bermakna dalam mencoba mengkomunikasikan
keperawatan dan menghubungkan pasien dengan realita, martabat dan harga diri. Langkah ketiga
membutuhakan perawat untuk melihat respons pasien untuk menilai intervensi pada tingkat individu.
G Memberikan isyarat perilaku terhadap kebutuhan sentuhan merupakan fenomena yang tidak disadari
pasien. Expresi wajah, kontak mata, ungkapan verbal, ingin menyentuh dan sering memanggil perawat
mungkin menandakan kebutuhan pasien akan seseorang disampingnya
Sama pentingnya menyadari isyarat pasien untuk menghindari sentuhan. Ingatlah pasien sebagai individu,
perubahan suasana hati, pengaruh budaya dan perubahan fisiologis mungkin menyebabkan fluktuasi pada
kebutuhan pasien atau kesiapan fisik untuk kontak. Keterbuakaan untuk menyentuh pada satu waktu tidak
meyakinkan bahwa pasien akan merasa nyaman dengan sentuhan dibawah kondisi lain. Penting untuk
memahami bahwa kebutuhan pasien dan berespons menyentuh berubah dari waktu ke waktu atau dari hari
ke hari.*)
Data Dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien
untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan
lainnya.
Data Fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan
masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilakukan untuk klien.
meliputi pertanyaan terbuka maupun tertutup, menggali jawaban dan memvalidasi respon klien. Teknik non
verbal meliputi mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan dan kontak mata. Mendengarkan secara aktif
merupakan suatu hal yang perlu dilatih.
Unsur-unsur yang penting dalam mendengarkan secara aktif yaitu :
Memperhatikan pesan yang disampaikan
Mengurangi hambatan-hambatan
o Suara yang gaduh (suara radio, tv, pembicaraan di luar)
o Kurangnya privasi
o Adanya interupsi dari perawat lain
o Perasaan terburu-buru
o Klien merasa cemas, nyeri, mengantuk
o Perawat sedang memikirkan hal lain / tidak fokus ke klien
o Klien tidak senang dengan perawat atau sebaliknya
Posisi duduk sebaiknya berhadapan, dengan jarak yang sesuai.
Mendengarkan penuh dengan perasaan terhadap setiap yang dikatakan klien
Memberikan kesempatan klien istirahat
Tujuan Wawancara :
1.
Untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan masalah keperawatan klien.
2.
Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam mengidentifikasi dan merencanakan tindakan
keperawatan.
3.
Membantu klien memperoleh informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan tujuan.
4.
Membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap pengkajian.
5.
Meningkatkan hubungan antara perawat dengan klien dalam berkomunikasi.
Komunikasi keperawatan digunakan untuk memperoleh riwayat keperawatan. Riwayat keperawatan
merupakan data yang khusus dan data ini harus dicatat, sehingga rencana tindakan keperawatan dapat
dibuat sesuai dengan kebutuhan klien. Riwayat keperawatan sebaiknya segera didapatkan begitu klien
masuk rumah sakit, karena riwayat tersebut akan memudahkan perawat dalam mengidentifikasi
kemampuan dan kelemahan klien, resiko terjadinya gangguan fungsi kesehatan, dan masalah-masalah
keperawatan yang aktual maupun potensial.
Tahapan Wawancara / Komunikasi :
1. Persiapan
Sebelum melakukan komunikasi dengan klien, perawat harus melakukan persiapan dengan membaca
status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk terhadap klien, karena akan
mengganggu dalam membina hubungan saling percaya dengan klien.
Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak boleh memaksa, atau memberi
kesempatan kapan klien sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik yang akan digunakan dalam
wawancara harus disusun sedemikian rupa guna memperlancar wawancara.
2. Pembukaan atau perkenalan
Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah dengan memperkenalkan diri : nama,
status, tujuan wawancara, waktu yang diperlukan dan faktor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan.
Perawat perlu memberikan informasi kepada klien mengenai data yang terkumpul dan akan disimpan
dimana, bagaimana menyimpannya dan siapa saja yang boleh mengetahuinya.
3. Isi / tahap kerja
a. Fokus wawancara adalah klien
b. Mendengarkan dengan penuh perhatian.
c. Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien
d. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
e. Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya
f. Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya
g. Jika situasi memungkinkan kita dapat memberikan sentuhan terapeutik, yang bertujuan untuk
memberikan dorongan spiritual, merasa diperhatikan.
4. Terminasi
Perawat mempersiapkan untuk penutupan wawancara. Untuk itu klien harus mengetahui kapan
wawancara akan berakhir dan tujuan dari wawancara pada awal perkenalan, sehingga diharapkan pada
akhir wawancara perawat dan klien mampu menilai keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan
bersama. Jika diperlukan, perawat perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya.
Jadi, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara dengan klien adalah :
1. Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
2. Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan keluhan-keluhannya / pendapatnya
secara bebas
3. Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman bagi klien
4. Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
5. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
6. Tidak bersifat menggurui
7. Memperhatikan pesan yang disampaikan
8. Mengurangi hambatan-hambatan
9. Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara duduk)
10. Menghindari adanya interupsi
11. Mendengarkan penuh dengan perasaan
12. Memberikan kesempatan istirahat kepada klien
Macam Wawancara :
1. Auto anamnesa : wawancara dengan klien langsung
2. Allo anamnesa : wawancara dengan keluarga / orang terdekat.
Teknik Pengumpulan Data Yang Kurang Efektif :
1. Pertanyaan tertutup : tidak ada kebebasan dalam mengemukakan pendapat / keluhan / respon.
misalnya : Apakah Anda makan tiga kali sehari ?
2. Pertanyaan terarah : secara khas menyebutkan respon yang diinginkan. Misalnya : . Anda
setuju bukan?
3. Menyelidiki : mengajukan pertanyaan yang terus-menerus
4. Menyetujui / tidak menyetujui. Menyebutkan secara tidak langsung bahwa klien benar atau salah.
Misalnya : Anda tidak bermaksud seperti itu kan?
PENGAMATAN / OBSERVASI
Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah
kesehatan dan keperawatan klien. Observasi dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat indra
lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data
tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah :
1. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terinci kepada klien (meskipun
komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena terkadang hal ini dapat meningkatkan
kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang diperoleh menjadi tidak murni). Misalnya : `Pak,
saya akan menghitung nafas bapak dalam satu menit` - kemungkinan besar data yang diperoleh
menjadi tidak valid, karena kemungkinan klien akan berusaha untuk mengatur nafasnya.
2. Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien
3. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan dimengerti oleh perawat yang
lain.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan masalah kesehatan klien.
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan berbagai cara :
1. Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui
pengamatan. Hasilnya seperti : Mata kuning (icteric), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis),
dll
2. Palpasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap bagian-bagian tubuh yang
mengalami kelainan. Misalnya adanya tumor, oedema, krepitasi (patah/retak tulang), dll.
3. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran. Biasanya menggunakan alat yang
disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising
usus.
4. Perkusi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh menggunakan tangan atau
alat bantu seperti reflek hammer untuk mengetahui reflek seseorang (dibicarakan khusus). Juga
dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan dengan kesehatan fisik klien. Misalnya : kembung, batasbatas jantung, batas hepar-paru (mengetahui pengembangan paru), dll.
Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan :
1. Head-to-toe (dari kepala s.d kaki)
2. ROS (Review of System)
3. Pola fungsi kesehatan (Gordon, 1982)
Setelah data terkumpul, dilakukan pengelompokkan data, yang dapat dilakukan dengan cara :
1. Berdasarkan sistem tubuh
2. Berdasarkan kebutuhan dasar (Maslow)
3. Berdasarkan teori keperawatan
4. Berdasarkan pola kesehatan fungsional.
B. ANALISIS DATA
Analisis data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya berfikir dan penalaran
yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan.
Dalam melakukan analisis data, diperlukan kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan data
tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan
masalah kesehatan dan keperawatan klien.
Dasar analisis :
1. Anatomi fisiologi
2. Patofisiologi penyakit
3. Mikrobiologi parasitologi
4. Farmakologi
5. Ilmu perilaku
6. konsep-konsep (manusia, sehat-sakit, keperawatan, dll)
7. Tindakan dan prosedur keperawatan
8. Teori-teori keperawatan.
Fungsi analisis :
1. Dapat menginterpretasi data keperawatan dan kesehatan, sehingga data yang diperoleh memiliki
makna dan arti dalam menentukan masalah dan kebutuhan klien
2. Sebagai proses pengambilan keputusan dalam menentukan alternatif pemecahan masalah yang
dituangkan dalam rencana asuhan keperawatan, sebelum melakukan tindakan keperawatan.
Pedoman analisis data :
1. Menyusun kategorisasi data secara sistematis dan logis
2. Identifikasi kesenjangan data
3. Menentukan pola alternatif pemecahan masalah
4. Menerapkan teori, model, kerangka kerja, nrma dan standart, dibandingkan dengan data senjang
5. Identifikasi kemampuan dan keadaan yang menunjang asuhan keperawatan klien
6. Membuat hubungan sebab akibat antara data dengan masalah yang timbul.
Cara analisis data :
1. Validasi data, teliti kembali data yang telah terkumpul
2. Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual
3. Membandingkan dengan standart
4. Membuat kesimpulan tantang kesenjangan (masalah keperawatan) yang ditemukan
C. PRIORITAS MASALAH
Apabila masalah talah diidentifikasi, maka disusun daftar masalah yang ditemukan, kemudian
diprioritaskan. Hal ini dilakukan karena tidak mungkin semua masalah diatasi bersama-sama sekaligus.
Jadi diputuskan masalah mana yang yang dapat diatasi terlebih dahulu.
Dalam memprioritaskan kebutuhan klien, hirarki Maslow menjadi rujukan perawat dalam menentukan
pemenuhan kebutuhan klien. Kebutuhan fisiologi menjadi kebutuhan utama manusia, kemudian diikuti oleh
kebutuhan-kebutuhan psikososial seperti : aman-nyaman, pengetahuan, cinta-memiliki, harga diri dan
aktualisasi diri.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENGKAJIAN
1. Data yang dikumpulkan harus menyeluruh meliputi aspek bio-psiko-sosial dan spiritual
2. Menggunakan berbagai sumber yang ada relevansinya dengan masalah klien dan menggunakan caracara pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan klien
3. Dilakukan secara sistematis dan terus-menerus
4. Dicatat dalam catatan keperawatan secara sistematis dan terus-menerus
5. Dikelompokkan menurut kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual
6. Dianalisis dengan dukungan pengetahuan yang relevan.
DOKUMENTASI PENGKAJIAN
Fokus dokumentasi pengkajian pada data klinik adalah perawat dapat mengimplementasikan dan
mengorganisasi data. Bentuk dokumentasi dapat berupa data dasar, lembar alur (flow sheet) dan catatan
perkembangan, yang semuanya termasuk tipe pengkajian informasi. Untuk mencapai catatan pengkajian
secara aktual, maka perlu dipertimbangkan pedoman dalam pembuatan pencatatan pengkajian,
diantaranya :
1. Gunakan format yang terorganisasi
2. Gunakan format yang telah ada
3. Format yang mencakup pengkajian perkembangan, pemeriksaan dari kepala sampai dengan seluruh
tubuh dapat memperluas informasi
4. Catat informasi tanpa bias dan nilai-nilai opini pribadi
5. Masukkan pernyataan yang mendukung klien
6. Jabarkan observasi dan hasil yang jelas
7. Ikuti kebijakan dan prosedur yang telah ada untuk pencatatan pengkajian
8. Tulis data secara ringkas
9. Setiap data yang dikumpulkan adalah data baru dan mendapatkan validasi
10. Dilakukan secara sistematis dan terus-menerus
11. Data harus dicatat, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain
12. Data dikelompokkan dalam bio-psiko-sosio-spiritual, sesuaikan formatnya
13. Data dianalisis dengan dukungan pengetahuan yang relecan dan sesuai
14. Menuliskan identitas waktu
15. Menulis nama dan tanda tangan pelaksana pengkajian.
Lampiran.
1. Bagaimana cara mendapatkan data yang baik ?
a. Jaga kerahasiaan
b. Sebutkan nama
c. Jelaskan tujuan wawancara
d. Jaga kontak mata
e. Usahakan tidak tergesa-gesa
2. Bagaimana cara mengobservasi ?
a. Pergunakan panca indera
b. Tunjukkan penampilan yang baik
c. Tunjukkan sikap yang baik
d. Jaga pola interaksi yang baik
3. Bagaimana cara bertanya yang baik ?
a. Tanyakan pertama kali mengenai masalah yang paling dirasakan klien
b. Pergunakan istilah yang dimengerti oleh klien
c. Pergunakan lebih banyak pertanyaan terbuka
d. Pergunakan refleksi (mengulang kembali apa yang dikatakan oleh klien)
e. Jangan memulai pertanyaan pribadi
f. Tanyakan sesuatu yang penting dan tidak menyinggung
g. Pergunakan format pengkajian yang teorganisir dan disepakati oleh instansi
4. Bagaimana cara menjadi pendengar yang baik?
a. Jadilah pendengar yang aktif
b. Beri kesempatan kepada klien untuk menyelesaikan pembicaraannya
4. Interdependent
MODEL OREM (1985) : Self-care / kemandirian klien dalam merawat dirinya sendiri :
1.
Pemenuhan kebutuhan oksigen
2. Pemenuhan kebutuhan cairan
3. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
4. Pemenuhan kebutuhan eliminasi
5. Keseimbangan aktivitas dan istirahat
6. Sosial
7. Pencegahan
8. Promosi
DOENGOES (1993) :
1.
Aktivitas / istirahat
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
4. Eliminasi
5. Makanan dan cairan
6. Hygiene
7. Neurosensori
8. Nyeri / ketidaknyamanan
9. Pernafasan
10. Keamanan
11. Seksualitas
12. Interaksi sosial
13. Penyuluhan / pembelajaran
FITZ PATRICK (1991) : Pola respon manusia :
1.
Memilih : memilih di antara alternatif-alternatif
2. Berkomunikasi : verbal non verbal
3. Bertukaran : memberikan, melepaskan, dan kehilangan sesuatu
4. Merasakan : pengalaman, kesadaran, sensasi, pemahaman atau pengertian secara sadar / emosional
5. Mengetahui : mengenal memahami
6. Bergerak : mengubah posisi, desakan untuk bertindak / melakukan sesuatu
7. Mempersepsikan : memahami dengan pikiran, sadar tentang indera / rangsangan eksternal
8. Berhubungan : menjalin hubungan, membangun hubungan, berada dalam beberapa asosiasi dengan
benda, orang atau tempat
Menilai : perhatian, mengenal, peduli, berharga, berguna
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://bascommetro.blogspot.com/2009/06/konsep-kebutuhan-dasar-manusia.html diakses tanggal
05 Maret 2009
2.
http://askep-ebook.blogspot.com/2009/04/pengkajian-kebutuhan-dasar-manusia.html diakses
tanggal 05 Maret 2009
3.
http://nursingbegin.com/pengkajian-keperawatan-2/ diakses tanggal 05 Maret 2009
4.
http://yenibeth.wordpress.com/2008/05/31/pengkajian-keperawatan-3/ diakses tanggal 05 Maret
2009
5.
http://askep-ebook.blogspot.com/2009/04/pengkajian-kebutuhan-dasar-manusia.html diakses
tanggal 05 Maret 2009
6.
http://nursingbegin.com/pengkajian-keperawatan/ diakses tanggal 05 Maret 2009
7.
Hudak & Gallo Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik Ed VI Vol I 1997.
8.
Potter Perry penerjemah dr. Adrina Ferderika.(2009).Fundamentals of Nursing Fundamental
Keperawatan Buku 1 Edisi 7.Salemba Medika.Jakarta.
9.
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan :Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta :EGC