1. Pengertian Ruqyah
secara etimologi, kata ruqyah dapat
ditemukan dalam berbagai kamus dengan pengertian
sebagai berikut: dalam kamus Arab Indonesia karya
Muhamad Yunus disebutkan bahwa kata ruqyah
bermakna jimat, azimat, tangkal.1 Dalam kamus Al-
Munawwir kata ruqyah memiliki makna mantra, guna-
guna, jampi-jampi, jimat.2 Sedangkan dalam Kamus
Bahasa Indonesia ruqyah berarti segala yang
berhubungan dengan pesona, guna-guna, sihir.3
Jadi, secara etimologi ruqyah memiliki arti
menangkal segala sesuatu (segala macam bala’,
bencana dan segala bentuk penyakit, baik psikis
maupun fisik) yang dapat membahayakan diri manusia
dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-
Sunnah.4
1
Muhammad Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta:Yayasan
Penyelenggara Penterjemah/Pentafsiran al-Qur’an, 1973), hal. 146.
2
Ahmad Warsono Al-Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-
Indonesia terlengkap (Yogyakarta: Pustaka Progresif, 1997), hal. 525.
3
Wahyu dkk, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Ruang Kata, 2013),
hal. 534.
4
Muhammad Arifin Ilham,Panduan Dzikir dan Doa (Jakarta: Intuisi
Press), hal. 31.
Menurut terminologi, terdapat berbagai
rumusan pengertian tentang ruqyah. Bisa disimpulkan
yaitu suatu istilah dari ayat-ayat Al-Qur’an yang
dibacakan pada orang yang sakit yang ditambahkan
dengan do’a-do’a ma’tsurah, yang kita ulang-ulangi
beberapa kali sehingga terjadi kesembuhan atas izin
Allah SWT.5
Bila diliaht dari beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa ruqyah adalah bacaan-bacaan
syar’I yang diambil dari Al-Qur’an dan Hadits Nabi
SAW yang dibacakan kepada orang yang sakit dengan
tujuan memohon baginya kesembuhan dan
keselamatan atas penyakit dan gangguan-gangguan
yang sedang menimpanya, baik itu fisik, rohani
maupun gangguan jin sihir, azimat, dan sebagainya.6
ش شش
قهلل ههفوُ للذيِفن آفمنهوُا ههددىً فوشففاَءء
5
Abdeddaem Kaheel, Obati dirimu dengan al-Qur’an, terjemah Moh
Syairozi (Tangerang Selatan: Iniperbesa, 2015), hal. 29.
6
Hasan Basri, 53 Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah (Jakarta:
Ghaib Pustaka, 2005), hal. 17.
2. Hubungan Dengan Masalah
7
Muhammad Utsman Najati, Psikologi dalam al-Qur’an (Terapi
Qurani dalam Penyembuhan Gangguan Kejiwaan), (Bandung:CV
Pustaka Setia, 2005), 102.
seseorang marah maka syaitan akan mempermain-mainkannya
sebagaimana kanak-kanak bermain-main dengan bola. 8
Oleh karena itu marah merupakan pintu syaitan, maka
orang yang membiarkan dirinya dikuasai perasaan marah
seolah-olah mengundang kehadiran syaitan ke dalam
tubuhnya. Ini karena syaitan berupaya memasuki tubuh
manusia menelusuri aliran darahnya. Ketika kehilangan
kemampuan untuk berpikir jernih di saat marah meluap, dan
secara umum saat emosi-emosi memuncak, pentinglah bagi
seseorang untuk menahan diri, dari melakukan tindakan yang
dapat mendatangkan
penyesalan sesudahnya. Begitu pula ia mesti belajar
mengendalikan amarahnya.
c. Susah tidur
Merujuk istilah sains seseorang yang susah tidur
dinamakan penyakit insomnia. Insomnia ialah satu keadaan di
mana seseorang merasa susah untuk tidur dengan nyenyak
atau merasa seperti tidak cukup istirahat walaupun telah tidur
lama. Penyakit insomnia akan menjadi kurang aktif pada siang
hari. Apabila keadaan seseorang tidak dapat tidur sudah pasti
ada sesuatu atau penyebab keadaan sedemikian berlaku. Ada
beberapa penyebab pasien susah untuk memperoleh nikmat
8
Tuan Guru Dato’ Dr. Haron Din, Rawatan Penyakit Rohani, (Kuala
Lumpur: Persatuan Kebijakan dan Pengubatan Islam Malaysia &
Koperasi Darussyifa’ Berhad, 2011), hal. 52.
tidur, diantaranya: (1) Selalu mimpi buruk, (2) Takut yang
berlebihan, (3) Bisa melihat makhluk halus, (4) Merasa ada
yang memperhatikannya, (5) Banyak pikiran.9
d. Lupa
Lupa ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut
atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah
kita pelajari. Lupa diartikan sebagai ketidakmampuan
mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau
dialami tanpa kita menyadarinya atau tidak.10 Lupa boleh
berlaku kepada siapa saja pada anak-anak, dewasa atau orang
tua.Salah satu penyebab yang paling sering mengapa individu
menjadi lupa ialah karena tekanan, kesibukan atau mempunyai
terlalu banyak masalah serta memikirkan terlalu banyak
perkara. Syaitan juga sebenarnya mempunyai keupayaan untuk
membuat seseorang itu lupa terhadap sesuatu perkara.Ini
dibuktikan dalam kisah Nabi Musa AS bersama pembantunya
ketika dalam perjalanan untuk mencari Nabi Allah Khidir.
Allah telah berfirman di dalam surah al-Kahfi ayat 63
berkenaan bagaimana syaitan berjaya menyebabkan
pembantunya lupa.
9
Ibid., 126.
10
Nurussakinah, Daulay, Pengabtar Psikologi dan Pandangan al-
Qur’an tentang Psikologi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014),
hal. 164.
“Dia (pembantunya) menjawab, “Tahukah engkau ketika kita
mencari tempat berlindung di batu tadi, maka aku lupa
(menceritakan tentang) ikan itu dan tidak ada yang membuat
aku lupa untuk mengingatnya kecuali setan, dan (ikan) itu
mengambil jalanya ke laut dengan cara yang aneh sekali”.”
(QS. Al-Kahfi: 63).
12
Chy Ana “Manfaat Ruqyah dalam Islam dan Kesehatan”
(https://manfaat.co.id/manfaat-ruqyah, Diakses pada 02 Oktober
2019).
13
Akhmad Perdana “Terapi Ruqyah Sebagai Sarana Mengobati
Orang yang Tidak Sehat Mental”, Tim Ruqyah Majalah Ghaib
Cabang Yogyakarta. Vol. 1 No. 1, 2005, hal. 87-96.
Ruqyah merupakan salah satu metode
penyembuhan yang dilakukan terhadap orang sakit.
Sakit ini bisa akibat beberapa alasan seperti sihir,
sengatan hewan berbisa kesurupan dan sebagainya.
Dalam buku yang ditulisnya, Abdul Malik Al-Atthar
mengatakan bahwa manfaat ruqyah dapat membantu
orang menolak dan membentengi diri seseorang dari
gangguan setan dan sihir, dan dapat dimaknai juga
sebagai proses pembersihan diri.
Pembersihan diri bisa didefinisikan untuk
mengetahui kebiasaan buruk yang biasa dilakukan,
seperti percaya pada dukun / pengobatan yang
mengandung unsur syirik yang menjadikan diri jauh
dari Allah SW. Disini dapat mengakibatkan hubungan
yang tidak harmonis baik dengan tuhan, dengan
sesama, maupun dengan lingkungan sekitar.
6. Hikmah Ruqyah
Ruqyah bisa dijadikan metode penyembuhan
dalam penyakit non medis yang salah satunya akibat
dari gangguan ghoib dan lain sebagainya. Dalam hal
ini Allah menunjukan kepada kita tentang keberadaan
musuh yang harus diperangi dan betapa lemahnya kita
ketika dihadapkan dengan ujian diatas perkiraan kita.
Maka dari itu kita sebagai muslim diwajibkan untuk
selalu bertakwah kepada Allah SWT.14
14
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Hikmah Dibalik Musibah dan Ruqyah
Syar’iyyah (Surabaya: Pustaka Asy-Syafi’i, 2012), hal. 16.