Anda di halaman 1dari 13

KONSEP INDERA DALAM ISLAM

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:


EPISTEMOLOGI ISLAM
Dosen Pengampu:
Al-Ustadz Ahmad Farid Saifuddin. S.H.I. M.Ag.

Disusun Oleh:
Marsha Camila
Meisin Imanda Putri
Nabila Hafitzah
Nailatu Lutfiyyah Sidqi
Najwa Amalia
Nawal Annisa

JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
KANDANGAN KEDIRI INDONESIA
1444/2023

1
PENDAHULUAN

Al-Qur’an telah banyak membahas tentang adanya persoalan yang tidak lain
adalah bersangkutan dengan manusia, salah satu hal yang dibahas didalamnya
adalah mengenai Indera, banyak ditemukan beberapa perbedaan perbincangan al-
Qur’an dengan Indera dalam perbincangan konvensional. Materi Indera ini
banyak sekali dijelaskan dalam al-Qur’an yang di dalamnya meliputi Indera
pendengaran, penglihatan, penciuman, peraba, serta pengecap. Menurut salah
seorang ulama muslim menyebutkan bahwasanya Indera manusia sudah terbentuk
saat manusia masih berada dalam kandungan dan seketika saat manusia itu lahir,
Indera tersebutpun langsung dapat berfungsi.1

Menurut al-Qur’an, Indera manusia itu terdiri atas tiga bagian yaitu, Indera
Zahir, batin dan Indera kalbu, namun lain dari penjelasan Indera menurut
psikologi konvensional yang hanya ada dua macam yaitu, Indera Zahir dan Indera
batin. Sistem Indera manusia merupakan salah satu bagian dari sistem koordinasi
tubuh, sistem Indera terdiri atas bagian-bagian yang berfungsi menerima,
mengolah, dan menanggapi dari lingkungan luar tubuh, dalam sistem Indera
sendiri ditemukan saraf-saraf reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsang
fisik atau kimia dan kemudian akan ditanggapi.2

Al-Qur’an berpandangan bahwasanya Indera mestinya tidak hanya dapat


digunakan untuk mencerap informasi dan membentuk pengetahuan melainkan
juga harus dapat membentuk keyakinan, sedangkan fungsi Indera yang ada dalam
pandangan psikologi konvensional hanya membentuk pengetahuan saja. Panca
Indera terkadang menunjukan bahwa ada tipuan untuk manusia atau tidak
memberikan info sebagaimana hal tersebut sebenarnya terjadi dan apa adanya.
Karena hal itulah ada yang berpendapat bahwa panca Indera adalah sarana
pengetahuan utama dibandingkan dengan akal, namun adapula yang ber-anggapan
bahwa panca Indera tidak akan berfungsi jika tidak didahulukan oleh pengetahuan

1
Ahmad Durrah, Pustaka pengetahuan al-Qur’an (jakarta: PT. Rehal Republika, 2008).
2
Ida Siregar, “Fungsi Sistem Indera Manusia Perspektif Sains Terintegrasi Al-Qur’an dan
Hadits,” JOURNAL OF ISLAMIC EDUCATION vol.6 (2 November 2021).

2
yang bersifat bawaan dari akal. a. Namun, menolak secara keseluruhan hasil kerja
dari panca indera, juga tidak menjadi sikap yang tepat. Karena itulah, artikel ini
diharapkan dapat membantu untuk memahami makna, klasifikasi, dan fungsi serta
batasan dari panca indera itu sendiri. 3

DEFINISI

Dalam bahasa Arab, indera manusia disebut al-h}āssah; jamaknya adalah al-
h}awwās maka panca indera disebut al-h}awwās al-Khamsah. Diambil dari kata
‘h}assa-yah}ussu’ bermakna juga ‘mengetahui’, ‘merasakan’, juga ‘menemukan’
melalui inderanya atau juga ‘persepsi inderawi’ atas benda-benda yang berelasi
dengan wujud fisik. Kata ‘persepsi’ merupakan kata serapan dari bahasa Inggris
‘perception’. Persepsi sendiri berarti apresiasi, cerapan, impresi, kesan, sensasi,
tanggapan, pemahaman, pengenalan, pengertian, atau rekognisi.

Ahli bahasa Arab, Ibn Mandzūr turut menyebut bahwa al-h}issu, jamaknya
adalah al-h}asīs berarti ‘suara yang tersembunyi’; sebagaimana dalam al-Qur’an
“laa yasma’ūna h}asīsahā...” Secara kata kerja, diucap berupa ‘ah}sastu’,
‘ah}astu’, ‘ah}saytu’ atau ‘h}asītu’ artinya menjadi ‘mengetahui melalui panca
indera (h}awwās)’. Jika ‘ah}astu al-khabar’ berarti ‘saya mendengar kabar’.
Demikian pula lainnya. Berarti, kata ‘ah}sastu’ dapat digunakan untuk kata ganti
‘mendengar’, ‘melihat’, juga berbagai kata kerja yang menunjukkan
penginderaan.4

Dalam penjelasan devinisi dari Indera yang sudah disebutkan kita dapat
menyimpulkan bahwasanya Indera manusia terklasifikasi sebagai Indera fisik dan
non-fisik. Kita dapat menggolongkan panca indera berdasarkan ‘wilayah kerja’-
nya, juga obyek yang diinderanya. Dalam kajian filsafat Islam, indera bukan
hanya anggota badan berupa fisik yang melekat pada badan manusia; namun
terdapat pula indera ‘dalam’ yang bersifat spiritual dan berfungsi terkait dengan
indera luarnya. Artinya, Islam mengafirmasi aspek spiritual dan fisik manusia.
Sebagaimana penginderaan manusia (perception/idrāk) terhubung dengan jiwa
manusia; demikian pula, indera ‘luar’ atau ‘eksternal’ terhubung erat dengan
3
Panca Indera dalam Epistemologi Islam | Tasfiyah: Jurnal Pemikiran Islam (2020),
https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tasfiyah/article/view/3964, accessed 11 Jul 2023.
4
Ibid,hal 117

3
indera ‘batin’ atau yang internal. Indera eksternal tersebut mampu menangkap
‘bentuk’ (form) dari suatu obyek. Selain bentuk fisik, indera tersebut dapat
menangkap sifat-sifat atau karakteristik darinya.5

JENIS-JENIS INDERA

Manusia memiliki dua jenis Indera, yaitu Indera Zahir yang berarti
penyerap luaran (al-mudrikah min kharij ) dan Indera batin atau penyerap
dalaman (al-mudrikah min al-batin). Ada 5 jenis dari Indera luar ; Pertama, Indera
penglihatan ialah sesuatu kekuatan yang tersusun didalam saraf yang berpusat
pada mata, yang mana dapat menangkap gambaran atau sesuatu yang memiliki
warna. Kedua, Indera penglihatan ialah suatu kekuatan yang tersusun pada saraf
permukaan lubang telinga atau berpusat pada telinga, yang mana dapat
menangkap gambaran sampai kepada gelombang-gelombang yang ada di udara,
dan dapat menyerap suara yang terpantul kepadanya. Ketiga, Indera hidung yang
dapat menyerap udara yang mengandungi bau sampai kepadanya, dan dapat
membedakan jenis-jenis bau, seperti harum, busuk, dan lain sebagainya. Keempat,
indera perasa segala sesuatu yang tersusun pada saraf yang terbentang pada lidah,
yang dapat menyerap rasa sesuatu serta dapat menentukannya seperti pahit, masin,
manis, dan masam yang mana tersentuh langsung oleh lidah. Kelima, Indera
peraba ialah Indera yang dapat mnyerap keadaan atau gambaran yang disentuh
langsung oleh kulit. Gambaran tersebut adalah kesat, halus licin dan lain
sebagainya.6

Kelima Indera luaran beserta fungsinya diatas, berhubungan dengan Indera


internal atau batin, yakni indra umum, represensi, estimasi, ingatan dan imajinasi.
Indera batin tidak memiliki ‘bentuk’ fisik luaran atau peralatan penginderaan yang
menempel pada tubuh manusia seperti mata dan lainnya. Tetapi, ia meneruskan
‘data’ dari proses penginderaan lahiriyah tersebut, yang kemudian akan
terpresentasi dari obyek lahiriyah; namun belum tentu merupakan hakikat dari
‘obyek’ itu sendiri. Yang artinya, segala sesuatu yang realitas akan dipersepsi
melalui tahapan Indera eksternal yang kemudian dilanjutkan dengan Indera batin.

5
Ibid,hal 119
6
Kadar M. Yusuf, INDERA MANUSIA MENURUT AL-QURAN DAN PSIKOLOGI
KONVENSIONAL; SUATU KAJIAN PERBANDINGAN (2013).

4
Jadi, fungsi dari Indera batin ini adalah sebagai cara mengetahui secara langsung,
baik melalui ‘intuisi’ (hads) atau ‘perasaan’ (syu’ur) dan kesadaran, bawaan
ataupun fitrah.7

FUNGSI SISTEM INDERA MANUSIA DALAM SAINS MODERN

Manusia mempunyai seperangkat alat pada tubuhnya yang memudahkannya


dalam menjalani aktivitas kesehariannya, yaitu alat Indera. Indera ialah sebuah
alat yang digunakan untuk mengantarkan data ke otak, maka dari itu, Indera
manusia bersambung dengan saraf otak. Indera manusia terdiri dari 5 macam,
diantaranya mata, telinga, kulit, lidah serta hidung. Yang mana setiap dari alat
Indera ini memiliki fungsi serta kegunaanya masing-masing.

1. Telinga

Telinga merupakan salah satu panca Indera untuk menerima sebuah


getaran benda serta untuk meninggalkan kesan suara. Dengan cara menerima
gambaran yang ia dengar melalui gelombang udara. Serta dapat menangkap
pantulan suara yang didengarnya.

2. Mata

Mata ialah Indera penglihatan yang berguna sebagai anggota sensorik yang
menerima impuls Cahaya yang mempunyai penerima terkhusus untuk
mengetahui perubahan yang terjadi pada Cahaya dan warna. Serta untuk
menerima gambar berwarna.8

3. Hidung

Alat Indera penciuman yang berguna untuk menerima impuls seperti bau dan
lain sebagainya. Serta menyerap udara yang tercium. Ia juga dapat membedakan
segala macam jenis bau. Lalu tersalurkan ke otak yang mana dapat memberikan
pengaruh terhadap kepribadian manusia akan respon yang ia berikan terhadap bua
tersebut.

7
Moh.Efendi, Informasi Al-qur’an tentang panca indera manusia, preprint (Open
Science Framework, 2022), https://osf.io/zdnc8, accessed 12 Jul 2023.
8
Kadar M. Yusuf, INDERA MANUSIA MENURUT AL-QURAN DAN PSIKOLOGI
KONVENSIONAL; SUATU KAJIAN PERBANDINGAN, Vol. 6, (2013), Hal. 57.

5
4. Lidah

Indera pengecap yang berguna untuk menerima efek larutan zat perasa. Di
samping itu, lidah juga merupakan perangkat lengkap untuk berbicara. 9 Lidah
terangkai dari saraf-saraf yang ada di dalamnya.

5. Kulit

Indera peraba yang berguna untuk merangsang rasa panas, dingin serta rasa
sakit.10 Yang terangkai dari urat-urat saraf yang terdapat di dalam kulit dan daging
manusia sendiri. Selain itu juga dapat merasakan keadaan sesuatu yang tersentuh
seperti kesat, halus, lincin dan sebagainya.11

Pada hakikatnya, seluruh Indera ini Allah SWT anugerahkan bagi manusia
sebagai perantara mendapatkan potensinya serta berguna untuk mengetahui
dunianya. Potensi ini terdiri dari potensi batin dan fisik atau alat Indera itu sendiri.
Panca Indera ialah salah satu potensi yang dimilliki manusia untuk merasakan
atau menangkap segala hal di muka bumi ini.12

INDERA DALAM ISLAM (AL-QUR’AN DAN HADIST)

Dalam Al-Qur’an telah banyak disebutkan sura tapa saja yang menjelaskan
tentang fungsi system indra manusia.

1. Indra pendengaran

‫ٰۤل‬
‫وَاَل َتْقُف َم ا َلْيَس َلَك ِبٖه ِع ْلٌم ۗ ِاَّن الَّس ْمَع َو اْلَبَصَر َو اْلُفَؤ اَد ُك ُّل ُاو ِٕىَك َك اَن َع ْنُه َم ْسُٔـْو اًل‬
Artinya : Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Israa
17: 36)13

9
Ida Yustika Siregar, “Fungsi Sistem Indera Manusia Perspektif Sains Terintegrasi Al-
Qur’an dan Hadits”, UIN Sumatera Utara, vol. 6 (2021). Hal 215.
10
Ibid. hal 212.
11
Yusuf, INDERA MANUSIA MENURUT AL-QURAN DAN PSIKOLOGI
KONVENSIONAL; SUATU KAJIAN PERBANDINGAN.
12
Ibid. hal 212.
13
Ida Yustika Siregar, “Keterpaduan Fungsi Sistem Indera Manusia Menurut Pandangan
Sains Terintegrasi dengan Al Qur’an dan Hadits”, skripsi (Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara, 2021), http://repository.uinsu.ac.id/12616/, accessed 11 Jul 2023.

6
Nilai yang terkandung dalam surah ini adalah larangan berkata
dusta, karena sebaiknya telinga, mata dan hati pergunakanlah dengan
sebaik-baiknya. Tidak perlu berkata mendengar jika tidak mendengar
secara langsung. Tidak perlu berkata mendengar jika tidak mendengar.
Ayat ini menuntut seseorang untuk berkata jujur atas apa yang di dengar
tidak berdusta atas apa yang tidak dilakukan, karena semua akan diminta
pertanggungjawaban kelak oleh Allah. Lakukan perintah Allah dengan
jalannya dan hindari apa yang tidak sejalan denganNya. Jadi fungsi dari
indera pendengaran dipergunakan untuk mendengar lantunan ayat
suciNya.
Adapun organ indera pendengar merupakan Telinga yang mempunyai
peranan penting dalam proses mendengar dan keseimbangan. Indera
pendengaran termasuk indera yang terletak di dalam telinga. Telinga
merupakan alat untuk menerima getaran yang berasal dari benda yang
bergetar, dan memberikan kesan suara pada kita. Getarannya dapat berasal
dari udara dan dapat pula berasal dai benda padat atau benda cair, antara
benda yang bergetar dengan telinga harus ada medium yaitu udara.14

2. Indra Pengelihatan

‫َو َلَقْد َذ َر ْأَنا ِلَجَهَّنَم َك ِثْيًرا ِّم َن اْلِج ِّن َو اِاْل ْنِۖس َلُهْم ُقُلْو ٌب اَّل َيْفَقُهْو َن ِبَهۖا َو َلُهْم َاْع ُيٌن اَّل ُيْبِص ُرْو َن ِبَه ۖا َو َلُهْم‬
‫ٰۤل‬ ‫ٰۤل‬
‫ٰا َذ اٌن اَّل َيْس َم ُعْو َن ِبَهۗا ُاو ِٕىَك َك اَاْلْنَع اِم َبْل ُهْم َاَض ُّل ۗ ُاو ِٕىَك ُهُم اْلٰغ ِفُلْو َن‬.
Artinya : Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari
kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki
mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak,
bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah. )Al A’raf
ayat 179.(
14
Muhammad Taqiyuddin, “Panca Indera dalam Epistemologi Islam”, Tasfiyah, vol. 4
(2020), pp. 113–38.

7
makna yang terkandung dalam surat Al A’raf ayat 179 Penjelasan ayat
tersebut juga memberi hikmah kepada umat manusia untuk memfungsikan
telinga sebagai indera pendengaran ke jalan Allah dan dimohonkan untuk
tidak membawa telinga terjerumus kepada murkanya Allah.
Maka sudah jelas bahwa mata dipergunakan untuk melihat hal-hal yang
baik yang mampu mengantarkan seseorang kepada keyakinan kepada
Allah. Dijelaskan pada ayat tersebut Allah telah jadikan mata sebagai
sarana untuk mendapatkan petunjuk lantas di anatara kalian yang mau
mencari petunjuk dengan bantuan indera penglihatan.1516

3. Indra Penciuman
‫ُۚن‬
‫َو اْلَح ُّب ُذ و اْلَع ْص ِف َو الَّرْيَح ا َفِبَاِّي ٰاۤاَل ِء َر ِّبُك َم ا ُتَك ِّذ ٰب ِن‬
Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka
nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan.

Bagi Manusia, kemampuan dalam penciuman bau atau membedakan jenis


bau sangatlah penting. Apalagi bagi mereka yang dilatih khusus untuk
melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan penciuman bau seperti ahli
parfum yang harus memiliki kemampuan penciuman yang tajam sehingga
dapat membedakan berbagai jenis bau dan wangi-wangian
Ayat 12-13 pada surat Ar Rahman mengisyaratkan mengenai banyak nya
tumbuhan dengan berbagai macam aroma, Jadi dalam ayat ini Allah
menyatakan bahwa semua biji-bijian yang dijadikan sebagai bahan
makanan, seperti gandum, padi dan jelai mempunyai daun yang menutupi
tandan-tandannya, begitu pula semua yang berbau harum dari tumbuh-
tumbuhan. Sudah di pastikan bahwa fungsi utama hidung adalah sebagai
alat penciuman. Allah telah mencpitakan segala jenis tumbuhan dengan
berbagai aroma dan itu diperuntukkan untuk umatNya dan semua kembali

15
16
Ida Yustika Siregar, Indayana Febriani Tanjung, and Siti Maysarah, “Fungsi Sistem
Indera Manusia Perspektif Sains Terintegrasi Al-Qur’an dan Hadits”, JIE (Journal of Islamic
Education), vol. 6, no. 2 (2021), pp. 208–22.

8
lagi bahwa itu semua indikator untuk manusia agar semakin meningkatkan
ketaqwaaan kepada Sang Maha Kuasa.

4. Indra Pengecap
‫َو اْح ُلْل ُع ْقَد ًة ِّم ْن ِّلَس اِنْي‬
Artinya: Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku.

Menurut Ibnu Katsir ayat di atas menceritakan tentang nabi musa yang
kaku dalam berbicara. Sehingga selain sebagai reseptor perasa lidah juga
komponen pelengkap saat berbicara. Seperti yang diceritakan oleh ibnu
katsir Nabi Musa mengalami cadel ketika memakan kurma.
Fungsi lidah dalam surat di atas yaitu sebagai organ perasa dalam
menikmati rezeki Allah, sebab apabila lidah kaku artinya lidah sedang
tidak baik-baik saja maka hendaknya ketika nikmat lidah yang masih bisa
dirasakan dipergunakan dengan baik.17

5. Indra Peraba

‫ِاَّن اَّلِذ ْيَن َكَفُرْو ا ِبٰا ٰي ِتَنا َس ْو َف ُنْص ِلْيِه ْم َناًر ۗا ُك َّلَم ا َنِض َج ْت ُج ُلْو ُدُهْم َبَّد ْلٰن ُهْم ُج ُلْو ًدا َغْيَر َها ِلَي ُذ ْو ُقوا اْلَع َذ اَۗب‬
‫ِاَّن َهّٰللا َك اَن َع ِزْيًز ا َحِكْيًم ا‬
Artinya : Sungguh, orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak
akan Kami masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus,
Kami ganti dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan azab. Sungguh,
Allah Maha-perkasa, Mahabijaksana.
Sesuai dengan pendapat oleh Ibnu Katsir mengatakan bahwa kulit akan
berfungsi sebagai perantara perasa sakit oleh indera peraba. Dalam hal
dunia kulit berfungsi untuk bisa merasakan respon suhu disekitar dan juga
respon yang mengenai kulit sama hal nya dalam Al-Qur’an kulit berguna
sebagai reseptor rasa sakit atas pertanggungjawaban oleh amal seseorang.18

17
Kadar M. Yusuf, INDERA MANUSIA MENURUT AL-QURAN DAN PSIKOLOGI
KONVENSIONAL: SUATU KAJIAN PERBANDINGAN (2014).
18
Taqiyuddin, “Panca Indera dalam Epistemologi Islam”.

9
KONTRIBUSI INDERA TERHADAP PEMBENTUKAN PENGETAHUAN
DAN KESADARAN

Indera sebagai sumber pengetahuan ialah suatu pengetahuan yang


didapatkan oleh manusia melalui kelima inderanya, yaitu mata, hidung, perasaan
(kulit), telinga dan lidah. Indera sebagai sumber pengetahuan memiliki sifat
parsial, karena adanya perbedaan indera satu dengan yang lain. Akan tetapi,
pengetahuan inderawi sangat dibutuhkan seseorang karena ia menjadi pintu
gerbang pertama untuk mendapatkan pengetahuan yang utuh dan sempurna.
Walaupun indera sebagai sumber pengetahuan terbatas, namun kedudukannya
sebagai metode untuk memperoleh pengetahuan telah diakui oleh Islam. Hal ini
sesuai dengan Firman Allah dalam (QS. al-Ghassiyah: 17-20) :19

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan, dan


langit, bagaimana ia ditinggikan, dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan
dan bumi, bagaimana ia dihamparkan”

Pada hakikatnya, Allah memberi lima indera untuk sarana sebagai potensi.
Manusia mempunyai potensi berupa potensi batin dan potensi fisik, seperti indera
manusia yaitu pendengaran, penglihatan, penciuman, peraba dan perasa
merupakan potensi fisik. Sejalan dengan perkembangan manusia, potensi fisik
akan ada sejak dalam kandungan, semakin lama potensi fisik akan berkembang
dengan bantuan sistem-sitem lainnya. Indera manusia merupakan potensi fisik
yang dapat dipergunakan untuk merasakan atau mengetahui apa yang ada diluar
seperti warna, rasa, suara, bau dan bentuk ukuran sesuatu. Berdasarkan hal
tersebut potensi fisik yang diberi Allah sebagai fasilitas dan alat bantu mengenali
dunianya20

Al-Quran mengharapkan agar manusia dengan menggunakan inderanya


dapat menyerap gambaran suatu objek, kemudian memikirkan atau menganalisis
gambaran objek tersebut. Dari analisis dan pemikiran itulah akan menghasilkan
suatu pengetahuan, lalu muncullah keyakinan dan kesadaran diri sebagai makhluk
19
https://www.referensimakalah.com/2012/11/indera-sebagai-sumber-pengetahuan.html ,
diakses pada tanggal 12 Juli 2023, 12.45
20
Siti Khasinah. 2013. Hakikat Manusia menurut Pandangan Islam dan Barat. Jurnal
Ilmiah DIDAKTIKA. 13 (2), h. 311.

10
Allah, yang kemudian mengabdi kepada-Nya. Hal itu seperti yang tergambar
dalam proses inderawi yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim (Al-Qur’an surah al-
An`am ayat 74 – 79). Dalam ayat ini menjelaskan bagaimana peroses
pengindaraan yang dilakukan Nabi Ibrahim, yang pada akhirnya sampai pada
kesimpulan dan keyakinan yang benar tentang Allah sebagai Pencipta segalanya
dan yang mana semua manusia termasuk dirinya sendiri harus menyembah
kepada-Nya.21

Proses penginderaan dalam kehidupan manusia dibagi dalam tiga tahap.


Tahap pertama, indera penglihatan berinteraksi atau dihadapkan pada objek
berupa fenomena alam, yaitu bintang, bulan, dan matahari yang muncul di
angkasa. Benda-benda langit itu muncul kemudian lenyap. Tidak satu pun yang
tetap, ia muncul dan hilang. Tahap kedua, masuknya gambaran fenomena alam itu
ke dalam fikiran melalui indera penglihatan. Dalam fikiran ia diproses, dianalisa,
dan difikirkan. Kemudian, dia sampai kepada suatu kesimpulan, yaitu
pengetahuan. Tahap ketiga,terbentuknya pengakuan dan keyakinan akan
kebesaran Allah. Pengakuan dan keyakinan ini melahirkan sikap dan perilaku
menyembah, mencari ridha, dan kasih sayang-Nya. Selain pengakuan dan
keyakinan, pada tahap ketiga ini, lahir pula sikap penolakan terhadap segala
sesuatu yang tidak sesuai atau tidak sejalan dengan pengakuan dan keyakinannya
itu.

Analisis di atas menggambarkan, indera mempunyai kontribusi yang


sangat berarti terhadap penanaman dan pengembangan pengetahuan dalam diri
seseorang. Indera merupakan pintu jiwa, abstrak objek luaran masuk ke dalam
jiwa manusia melaluinya. Jiwa pun dengan menggunakan kekuatan berfikir
memperoses abstrak yang masuk, hasilnya terbangunlah pengetahuan. Al-Quran
mengharapkan, agar proses tidak hanya sampai pada pembentukan pengetahuan.
Tetapi lebih lanjut pengetahuan dapat membangun dan mengembangkan
keimanan dan pengakuan terhadap Allah swt.

PENUTUP

21
Kadar M. Yusuf. 2014. Indera Manusia Menurut Al Qur‟an dan Psikologi
Konvensional : Suatu Kajian Perbandingan ). Jurnal Hadhari. 6 (2), h. 65.

11
Manusia mempunyai seperangkat alat pada tubuhnya yang
memudahkannya dalam menjalani aktivitas kesehariannya, yaitu alat Indera.
Indera ialah sebuah alat yang digunakan untuk mengantarkan data ke otak, maka
dari itu, Indera manusia bersambung dengan saraf otak. Indera manusia
merupakan potensi fisik yang dapat dipergunakan untuk merasakan atau
mengetahui apa yang ada diluar seperti warna, rasa, suara, bau dan bentuk ukuran
sesuatu.

Indera merupakan pintu jiwa, abstrak objek luaran masuk ke dalam jiwa
manusia melaluinya. Jiwa pun dengan menggunakan kekuatan berfikir
memperoses abstrak yang masuk, hasilnya terbangunlah pengetahuan. Al-Quran
mengharapkan, agar proses tidak hanya sampai pada pembentukan pengetahuan.
Tetapi lebih lanjut pengetahuan dapat membangun dan mengembangkan
keimanan dan pengakuan terhadap Allah swt

DAFTAR PUSTAKA

Durrah, Ahmad. 2008, Pustaka pengetahuan al-Qur’an, jakarta: PT. Rehal


Republika.

12
Moh.Efendi. 2022, Informasi Al-qur’an tentang panca indera manusia, preprint,
Open Science Framework [https://doi.org/10.31219/osf.io/zdnc8].

Panca Indera dalam Epistemologi Islam | Tasfiyah: Jurnal Pemikiran Islam.


2020. https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tasfiyah/article/view/
3964, accessed 11 Jul 2023.

Siregar, Ida. vol. vol.6. 2021, “Fungsi Sistem Indera Manusia Perspektif Sains
Terintegrasi Al-Qur’an dan Hadits”, JOURNAL OF ISLAMIC
EDUCATION.

Siregar, Ida Yustika. 2021, “Keterpaduan Fungsi Sistem Indera Manusia Menurut
Pandangan Sains Terintegrasi dengan Al Qur’an dan Hadits”, skripsi,
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
http://repository.uinsu.ac.id/12616/, accessed 11 Jul 2023.

Siregar, Ida Yustika, Indayana Febriani Tanjung, and Siti Maysarah. vol. 6, no. 2.
2021, “Fungsi Sistem Indera Manusia Perspektif Sains Terintegrasi Al-
Qur’an dan Hadits”, JIE (Journal of Islamic Education). pp. 208–22
[https://doi.org/10.52615/jie.v6i2.227].

Taqiyuddin, Muhammad. vol. 4. 2020, “Panca Indera dalam Epistemologi Islam”,


Tasfiyah. pp. 113–38 [https://doi.org/10.21111/tasfiyah.v4i1.3964].

Yustika Siregar, Ida. vol. 6. 2021, “Fungsi Sistem Indera Manusia Perspektif Sains
Terintegrasi Al-Qur’an dan Hadits”, UIN Sumatera Utara
[https://doi.org/10.52615/jie.v6i2.227].

Yusuf, Kadar M. 2013, INDERA MANUSIA MENURUT AL-QURAN DAN


PSIKOLOGI KONVENSIONAL; SUATU KAJIAN PERBANDINGAN.

13

Anda mungkin juga menyukai