Mendapatkan kesempatan untuk hadir sekaligus menjalankan ibadah shalat Jumat Hati Abdullah bin Mubarak menangis. Ia lantas menyedekahkan keledai
siang ini adalah sebuah nikmat yang demikian agung. Dari mulai nikmat hidayah tunggangannya, beserta barang-barang bawaannya, termasuk makanan dan pakaian,
hingga kesehatan sekaligus kita terima saat ini. kepada keluarga malang itu. Persoalanya adalah, Abdullah bin Mubarak kini tak
Oleh sebab itu, marilah aneka nikmat yang ada kita jadikan sebagai sarana untuk memiliki bekal untuk melanjutkan perjalannya ke Tanah Suci. Perjalanannya tertunda
terus meningkatkan takwallah. Yakni dengan menjalankan perintah dan menjauhi beberapa lama di kota Kufah sampai musim haji lewat, dan ia pun gagal
yang dilarang. Pastilah, kalau itu yang dilakukan, akan semakin banyak nikmat yang melaksanakan haji tahun itu.
Allah SWT turunkan kepada kita, amin ya rabal alamin. Ketika balik ke kampung halaman, alangkah kagetnya ia lantaran mendapat sambutan
Hadirin yang Mulia luar biasa dari masyarakat sebagai orang yang baru datang dari ibadah haji. Abdullah
bin Mubarak pun protes campur malu, dan berterus terang bahwa kali ini ia gagal
Dalam kitab An-Nawâdir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Qulyubi
pergi ke Tanah Suci. "Sungguh aku tidak menunaikan haji tahun ini," katanya
dikisahkan, suatu hari seorang ulama zuhud Abdullah bin Mubarak berangkat menuju
meyakinkan orang-orang yang menyambutnya.
Makkah untuk menunaikan rukun Islam yang kelima, yakni haji. Namun, ketika ia
Sementara itu, kawan-kawannya yang berhaji menyampaikan testimoni yang Kaidah ini tidak berbicara tentang mana yang penting dan mana yang tidak penting.
membuat Abdullah bin Mubarak semakin bingung. Mereka mengaku berada di Melainkan, mana yang penting dan mana yang lebih penting. Dalam fiqih prioritas
Makkah dan membantu kawan-kawannya itu membawakan bekal, memberi minum, (al-fiqh al-awlawi), derajat urgensi suatu ibadah bervariasi: yang satu lebih utama
atau membelikan sejumlah barang. daripada yang lain. Sebagaimana ketika orang harus memilih sesuatu yang
mengandung mudaratnya lebih kecil daripada yang mudaratnya lebih besar.
Setelah peristiwa yang membingungkan itu, Abdullah bin Mubarak pada malam
harinya mendapat jawaban melalui mimpi. Dalam tidur itu, Abdullah mendengar Jamaah Jumat yang Mulia
suara: “Hai Abdullah, Allah SWT telah menerima amal sedekahmu dan mengutus
Kisah tersebut juga memberikan pelajaran bagi kita semua untuk tidak terlalu larut
malaikat menyerupai sosokmu, menggantikanmu menunaikan ibadah haji."
dalam kesedihan ketika belum mampu berangkat haji lantaran keterbatasan ekonomi
Jamaah Shalat Jumat Hadâkumullâh atau halangan lainnya. Apalagi tahun ini yang mendapatkan prioritas berangkat
adalah para lanjut usia atau lansia. Selain memikirkan bagaimana memenuhi
Subhanallah. Allah telah menunjukkan rahmat-Nya kepada hamba yang gemar
kewajiban suatu ibadah, seseorang juga diharuskan memikirkan mana yang lebih
bersedekah. Apa yang dilakukan ulama sufi tersebut adalah prioritas dalam beribadah.
prioritas untuk dilaksanakan.
Haji adalah ibadah, sedekah juga merupakan ibadah. Namun, Abdullah bin Mubarak
mendahulukan yang kedua karena sedekahnya sangat dibutuhkan. Abdullah bin Karena itulah haji hanya diwajibkan bagi yang mampu. Islam, misalnya, tidak pernah
Mubarak tidak sedang meremehkan ibadah haji. Ia hanya mendahulukan apa yang mewajibkan orang miskin berangkat haji ketika ia sendiri masih kesulitas menunaikan
seharusnya didahulukan. Ia cuma sedang mengatasi masalah yang amat mendesak, kewajiban lain menafkahi anak dan istrinya. Tidak dianjurkan pula baginya
yakni menyangkut kebutuhan dasar orang lain, dengan menunda ibadah haji tahun memaksankan diri secara berlebihan, hingga menjual aset-aset dasar seperti rumah
itu. Toh, bukankah haji yang tertunda masih mungkin dilaksanakan pada tahun-tahun atau sawah tempatnya mencari nafkah untuk keperluan itu. Meski demikian,
berikutnya? seseorang tetap diharuskan ikhtiar agar dapat melaksanakan ibadah haji.
Perbuatan ini selaras pula dengan kaidah fikih: Sebagaimana shalat lima waktu dan zakat, haji adalah salah satu rukun Islam. Bila
masuk kategori mampu, baik dari segi fisik, ekonomi, mapun keamanan, seseorang
ِن الق َاصِر
َ ِل م
ُ ض
َ ْ ِي َأ ف
ْ المُتَع َ ّد
wajib menunaikannya tanpa menunda-nunda. Kewajiban tetaplah kewajiban,
"Ibadah sosial lebih utama ketimbang ibadah individual".
meskipun kita harus memilih satu kewajiban prioritas saat dihadapkan dengan pilihan Demikian, khutbah yang dapat alfaqir sampaikan. Semoga kita termasuk orang-orang
beberapa kewajiban yang mesti dipenuhi. yang kelak bisa menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, sekaligus orang-orang yang
mempunyai perhatian yang tinggi atas persoalan orang lain di sekitar kita, amin ya
ن اسْ تَطَاعَ ِإ لَيْه ِ سَب ِيل ًا
ِ َ ْت م ُِ س
ِ حج ّ الْبَي َ وَلِله ِ عَلَى
ِ الن ّا
rabbal alamin.
Artinya: Mengerjakan haji adalah kewajiban menusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
ل الله ُ م َِن ّا ِ َ و َنَفَعَنِي وِإَ َي ّاك ُ ْم بِمَافِيْه ِ م ِنْ آيَة ِ وَذِكْر ِ الْح،ن اْلعَظِي ِْم
َ ّ كي ِْم و َتَق ََب ِ بَارَك َ الله ل ِي وَلَك ُ ْم فِى اْلقُر ْآ
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke baitullah. (QS Ali Imran: 97)
Pelajaran kedua, Abdullah bin Mubarak telah melaksanakan “al-birru” atau kebajikan ُ ل قَو ْل ِي هَذ َا ف َأسْ تَغْف ِر ُ الله َ العَظِي ْم َ ِإ َن ّه ُ ه ُو َ الغَفُوْر ّ َ وَمِنْك ُ ْم تِلاَو َتَه ُ وِإَ َن ّه ُ ه ُو َ ال
ُ ْ وََأ قُو،ُ سمِي ْ ُع الع َلِي ْم
yang memang sangat dianjurkan dalam Islam. Ia menyedekahkan sesuatu yang
حي ْم َ
ِ ّ الر
sejatinya ia perlukan untuk menunaikan ibadah haji. Al-Qur’an menyebutkan:
َ
الر ّا ِحم ِيْنَ
ات الله ُ َ ّ
م َأ ع َ ِّز ات اَلاَحْ يآء ُ م ِنْه ُ ْم وَاْلاَمْو َ ِ
ات وَاْلمُسْل ِمِيْنَ وَاْلمُسْل ِم َ ِ اَلله ُ َ ّ
م ا ْغفِر ْ ل ِل ْم ُْؤم ِنِيْنَ وَاْلم ُْؤم ِن َ ِ
خرَة ِ َب اْلع َالم َي ِْنَ .ر َ َب ّنَا آتِنا َ فِى ال ُد ّن ْيَا َ
حسَن َة ً و َفِى اْلآ ِ ن اْلمُسْل ِمِيْنَ عآ َمّة ً ي َا ر َ ّ خآ َ ّ
صة ً وَسَاِئر ِ اْلبلُْد َا ِ
ن الن ّارِ .ر َ َب ّنَا ظَل َم ْنَا اَنْفُسَنَا و َاإ ْن ل َ ْم تَغْفِر ْ لَنَا و َتَرْحَم ْنَا لَنَكُو ْن َنّ م ِ َ
ن اْلخَاسِر ِي ْ َ حسَن َة ً و َق ِنَا عَذ َابَ َ
َ
وَاْلب َغْي يَعِظُك ُ ْم لَع َ ّلك ُ ْم ت َذ َك ّر ُ ْونَ و َا ْذك ُر ُوا الله اْلعَظِي ْم َ ي َ ْذكُر ْك ُ ْم و َاشْ ك ُر ُ ْوه ُ عَلى َ نِعَمِه ِ ي َزِدْك ُ ْم وَلَذِك ْر ُ الله ِ
َ
َأ كْ ب َر ُ