Anda di halaman 1dari 14

Khutbah Idul Adha 1442 H:

“Mengaktualisasikan Iman Dan Takwa Melalui


Momen Idul Adha dan Bequrban”
Oleh : Muhammad Hanafi, SS, M.Sy

ِ ُ‫علَي ُك ْم َو َر ْح َمة‬
ُ‫هللا َو َب َركَا تُه‬ ًّ ‫اَل‬
َ ‫سال ُم‬
‫هلل اْل َح ْم ُد‬
ِ ‫× َو‬٩ ‫اَهللُ ا َ ْكبَ ُر‬
ُ ‫اء اْأل‬ َ ‫ت فَ َم ْن ك‬
ِ ‫َان َخ َر َج ِم ْن َب ْي ِت ِه ِإ َلى‬
ِ ‫ش َر‬ ِ ‫ْف أ ُ ُج‬
ِ ‫ورا ْل ِع َبادَا‬ ْ َ ‫عش َْرذِي ا َ ْل ِح َّج ِة ِبت‬
ِ ‫ض ِعي‬ َ ‫ض َل‬َّ ‫هلل الَّذِي َف‬
ِ ‫ا َ ْلح َْم ُد‬
ٍ ‫سنَا‬
‫ت‬ َ ‫ش ُر َح‬ َ ‫َان لَهُ بِك ُِل َخ ْط َو ٍة‬
ْ ‫ع‬ ْ
َ ‫ض ِحيَّ ِة ك‬
َ ‫سيِ َدنَا ُم َح َّمدًا‬
ُ‫ع ْب ُده‬ َ َّ‫ش َه ُد اَن‬ ِ ‫ص ِد ُم ا ْل َم ْخلُ ْوقَا‬
ْ َ ‫ت‘ َوا‬ ْ ‫ش َه ُد أن ال إِلَهَ إِالَّ هللاُ َو ْح َدهُ الَ ش َِر ْيكَ لَهُ ا ْل ُم ْو ِج ُد اْل ُم‬ ْ َ‫ا‬
.‫ت‬ ِ ‫صا ِلحَا‬ َّ ‫ض ِح ِي ِة َوأَ ْع َما ِل ال‬
ْ ُ ‫غ َب ا ُ َّمتَهُ فِى اْأل‬
َّ ‫َر‬
،‫ت‬ ِ َ‫ص ْح ِب ِه َماا ْختَلَف‬
َّ ‫ت اَأل َّي ِام وال‬
ِ ‫ساعَا‬ َ ‫ع َلى ا َ ِل ِه َو‬
َ ‫ َو‬،ِ‫سادَات‬ َ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬
َّ ‫س ِيدِال‬ َ ‫علَى‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم فَص َِل َو‬
َ ‫س ِل ْم‬
: ‫ا َ َّما بَ ْع ُد‬
:‫ َوقَا َل تَعَالَى‬،‫ش ْه ٌر ع َِظ ْي ٌم‬ َ َّ‫هللا تَعَا َلى َوا ْعلَ ُم ْوا أَن‬
َ ‫شهْر ُك ْم َهذَا‬ ِ ‫فَيَا ِعبَا َد‬
ِ ‫هللا إِتَّقُوا‬
)٢(‫) َفص َِل ِل َر ِبكَ َوا ْنح َْر‬١( ‫ِإنَّا أ َ ْع َطينَاكَ اْلكَوث َ َر‬
)٣(‫ِإنَّ شَا ِنـأَكَ هُ َواأل َ ْبت َ ُر‬

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahi al-Hamd Jamaah Shalat Idul


Adha Rahimakumullah!
Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam. Allah Yang Maha
Rahman Rahim, yang telah melimpahkan segala nikmat-Nya yang tak
terhingga, terlebih nikmat iman bagi setiap insan Muslim. Shalawat dan
salam dihaturkan bagi Nabi Muhammad figur teladan dan Rasul akhir
zaman; serta bagi segenap keluarga, para sahabat, dan pengikutnya yang
senantiasa taat menjalankan ajaran Islam.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahi al-Hamd Jamaah Shalat Idul
Adha Rahimakumullah!
Pagi hari ini kaum Muslimin di seluruh tanah air dan sejumlah negeri
menunaikan shalat ‘Idul Adha 10 Dzuhlizah 1442 Hijriyah. Segenap hamba
Allah yang beriman dengan khyusuk mengumandangkan takbir, tahlil,
tahmid, dan tasbih sebagai wujud penghambaan diri kepada Allah Rabbul-
‘Izzati. walau dalam suasana pandemi Covid-19 yang belum juga mereda.
Semua ini harus kita syukuri sebagai hamba yang tahu diri, karena segala
yang terjadi di muka bumi ini adalah kehendah Alloh SWT, Allahlah maha
berkehendan dan maha tau dan mengerti kondisi hambanya.Tentunya
ketentuan Allah subhanahu wata'ala ini tidak boleh serta merta
menurunkan semangat spiritual kita sebagai umat Islam. Kita harus
meyakini bahwa selalu ada hikmah besar yang terkandung dari setiap
ketetapan yang diberikan oleh Allah subhanahu wata'ala. Marilah kita tetap
semangat menaikan shalat Idul Adha ini dengan khusyuk dan penuh
kepasrahan, agar hati dan pikiran tercerahkan, serta setiap diri Muslim
menjadi insan-insan muhsinin.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahi al-Hamd Jamaah Shalat Idul


Adha Rahimakumullah!
Seperti kita ketahui bersama, Disaat pandemi Covid-19 yang mewabah di
berbagai penjuru dunia dan untuk menjaga keselamatan jiwa jamaah dari
tertular virus Corona Pemerintah Arab Saudi tidak mengizinkan Jamaah
Haji Indonesia dan berbagai bangsa diseluruh penjuru dunia ditahun 2021
untuk melaksanakn ibadah hajji menjalankan rukun Islam kelima ini.
Dengan kuota yang terbatas Hanya warga Arab Saudi dan warga Asing
yang berada di Arab Saudi dan bebrapa negara saja yang diperkenankan
melaksanakan ibadah Haji. Dan itu pun dengan pembatasan jumlah dan
peraturan yang sangat ketat.
Bagi calon jamaah haji tahun 2020 dan 2021, keputusan ini tentu sangat
berat untuk diterima. Setelah sekian lama menunggu antrean kuota haji
dengan berbagai macam usaha untuk melunasi ongkos naik haji (ONH),
namun giliran saatnya berangkat harus mengalami penundaan.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahi al-Hamd Jamaah Shalat Idul


Adha Rahimakumullah!
Dalam situasi sulit yang sedang melanda saat ini, Hari Raya Idul Adha tak
boleh kehilangan makna dan esensinya. Idul Adha mengajarkan kepada
kita bagimana berani berkorban dengan apa yang kita punya untuk
membatu orang lain yang membutuhkan uluran tangan kita. Di antaranya
adalah dengan ibadah kurban yang merupakan wujud pengorbanan
untuk kemanusiaan pada sesama. Kita harus bisa mengambil hikmah
mulia, ketika Allah swt memerintahkan Nabi Ibrahim as untuk menyembelih
putra semata wayangnya, Nabi Ismail as. Perintah suci ini mengandung
makna bahwa hidup perlu pengorbanan untuk memperkuat tali
persaudaraan antarsesama.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia
merupakan makhluk yang membutuhkan orang lain dalam mewujudkan
eksistensi. Maka ketika kita ada kelebihan rezeki dan bisa berkorban
dengan kurban bagi orang lain di tengah pandemi, alangkah baiknya tidak
ditunda-tunda lagi. Yakinlah, bahwa kurban kita akan diterima Allah swt
dan akan dilipatgandakan pahalanya karena benar-benar mampu
membantu orang lain yang sedang mengalami kesulitan dan duka.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahi al-Hamd Jamaah Shalat Idul
Adha Rahimakumullah!

‘Idul Adha atau ‘Idul Qurban, artinya Hari Raya Penyembelihan. Makna
“adha” dikaitkan dengan “udhhiyah” atau “dhahiyyah” yakni “hewan
sembelihan”. Secara lahir yang disembelih itu seekor hewan kurban sesuai
syariat yang dituntunkan, namun maknanya ialah menyembelih hawa nafsu
dan segala godaan syaitan, yang bermuara pada kepasrahan dan
pengabdian diri kepada Allah Yang Maha Rahman dan Rahim. Demikian
halnya, kata “qurban” artinya “sesuatu yang dekat atau mendekatkan”,
yakni dekat dan mendekatkan diri kepada Allah, sehingga setiap yang
berkurban semakin taat hidupnya kepada Allah, yang diwujudkan dengan
segala ibadah dan amal shalih atasnama-Nya.
Ibadah kurban dalam sejarah paling awal dimulai oleh kedua putra Nabi
Adam, Qabil dan Habil sebagaimana dikisahkan dalam AlQur’an
sebagaimana firman Allah:

ٰ ْ َ‫ق اِ ْذ قَ َّربَا قُ ْربَانًا فَتُقُ ِب َل ِم ْن ا َ َح ِد ِه َما َولَ ْم يُتَقَب َّْل ِمن‬


‫اْلخ َِر قَا َل‬ ِ ِّۘ ‫۞ َواتْ ُل َعلَ ْي ِه ْم نَبَا َ ا ْبن َْي ٰادَ َم ِب ْال َح‬
َ‫ّٰللاُ ِمنَ ْال ُمتَّ ِقيْن‬ ‫َْلَ ْقتُلَنَّكَ قَا َل اِنَّ َما يَتَقَبَّ ُل ه‬

Artinya: “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan
Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan
kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan
tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti
membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima
(korban) dari orangorang yang bertakwa” (Qs AlMaidah [5]: 27).
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahi al-Hamd Jamaah Shalat Idul
Adha Rahimakumullah!
Dalam Al-Qur’an ibadah kurban juga dikaitkan dengan kisah penuh makna
dari dua figur terkasih Allah, yakni Nabi Ibrahim dan putranya Ismail. Allah
berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya: “Maka tatkala anak itu sampai
(pada umur sanggup) berusaha bersamasama Ibrahim, Ibrahim berkata:
“Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab:
“Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah
kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala
keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ), dan Kami panggillah dia:
“Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu
sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang
yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata,
dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (Qs Ash-
Shaaffaat: 102-107).

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahi al-Hamd Jamaah Shalat Idul


Adha Rahimakumullah!

Kisah teladan Ibrahim dan Ismail dalam praktik ibadah kurban


menunjukkan jiwa tauhid yang murni dari keluarga Nabi kekasih Allah
tersebut. Betapa tinggi dan mendalam jiwa kepasrahan diri untuk
berkurban kepada Allah. Bahwa hanya lewat suatu mimpi Ibrahim diikuti
Ismail dan kerelaan ibundanya Siti Hajar berani mengurbankan nyawa
demi kebaktian tertinggi kepada Dzat Rabbul Izzati. Meski perintah
berkurban itu akhirnya diganti dengan seekor hewan, tetapi ketiganya
berhasil membuktikan keimanan tingkat tertinggi selaku hamba-hamba
Allah yang imannya kokoh dan jiwa ihsannya melintasi.
Jika ditarik makna hakikinya bahwa penyembelihan hewan kurban itu
bersifat simbolik. Sembelihlah segala hawa nafsu yang tumbuh di jiwa
untuk dibersihkan dengan jiwa takwa, sehingga setiap diri kita selaku
Muslim yang berkemampuan ikhlas berkurban yang muara utamanya
menjadi orang-orang yang benar-benar bertakwa. Berkurban seekor hewan
selain kemanfaatan daging untuk dikonsumsi dan dibagikan, tidak kalah
pentingnya ialah menjadikan diri setiap Muslim agar menjadi insan
bertakwa sebagaimana firman Allah:

‫ٱَّلل َعلَ ٰى َما‬


َ َّ ‫وا‬ َ َ‫ٱَّلل لُ ُحو ُم َها َو َْل ِد َما ٓ ُؤهَا َو ٰلَ ِكن يَنَالُهُ ٱلتَّ ْق َو ٰى ِمن ُك ْم ۚ َك ٰذَلِك‬
۟ ‫س َّخ َرهَا لَ ُك ْم ِلت ُ َكبِ ُر‬ َ َّ ‫لَن يَنَا َل‬
َ‫َهدَ ٰى ُك ْم َوبَش ِِر ْٱل ُم ْح ِسنِين‬

Artinya: “Daging-daging dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai


(keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.
Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu
mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah
kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.“ (Qs Al-Hajj [22]:
37).

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahi al-Hamd Jamaah Shalat Idul


Adha Rahimakumullah!
Orang yang bertakwa ialah Muslim yang taat menjalankan perintah-
perintah Allah, menjauhi segala larangan-Nya, serta menjalankan amal
kebaikan dalam segala aspek kehidupan. Dengan demikian, melalui Idul
Adha dan Ibadah Kurban hendaknya setiap insan Muslim semakin
bertakwa baik dalam hubungan dengan Allah (habluminallah) maupun
hubungan dengan sesama (habluminannas) yang membuahkan segala
kebaikan hidup di dunia menuju kebahagiaan hakiki di akhirat kelak.
Wujudkan segala sifat takwa dalam kehidupan pribadi, keluarga,
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan relasi kemanusiaan universal
yang berbuah rahmat bagi semesta alam.
Muslim yang beridul-adha dan berkurban dengan khusyuk harus menjadi
insan yang shalih, zuhud, dan berjiwa muraqabah atau merasa selalu
diawasi Allah. Jadilah Muslim yang senantiasa ikhlas, syukur, sabar, jujur,
amanah, adil, ihsan, dan taat kepada Allah serta menjalankan Sunnah
Rasulullah. Jadilah insan yang sidiq, amanah, tabligh, fatanah, dan segala
kebajikan hidup sebagaimana uswah hasanah Nabi utusan Allah.
Sebaliknya, jadilah hamba-hamba Allah yang menjauhi segala larangan-
Nya seperti berbuat keburukan, dusta, hianat, dosa, amarah, permusuhan,
dan kemunkaran yang dimurkai Allah serta merugikan diri dan lingkungan.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahi al-Hamd Jamaah Shalat Idul


Adha Rahimakumullah!
Dalam situasi sulit pandemi covid yang sedang melanda saat ini Segenap
insan Muslim penting menjadikan Idul Adha dan Berkurban sebagai jalan
perubahan menebar kebaikan hidup bagi sesama. Selain menjadikan diri
semakin dekat dengan Allah (taqarrub ila Allah) yang membentuk
keshalihan diri, dengan Idul Adha dan Berkurban setiap Muslim semakin
tergerak berbuat keshalihan bagi sesama. Mari sebarluaskan semangat
altruisme yakni kerelaan berkorban bagi kehidupan bersama untuk
membangun kebersamaan dalam kehidupan di masyarakat, sesama umat
Islam, dan seluruh keluarga bangsa.
Pada suatu hadits disebutkan bahwa Zaid Ibn Arqam, ia berkata atau
mereka berkata:
“Wahai Rasulullah saw, apakah kurban itu?” Rasulullah menjawab:
“Kurban adalah sunahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka bertanya:
“Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan kurban itu?” Rasulullah
menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.” Mereka
bertanya lagi: “Kalau bulu-bulunya?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu
helai bulunya juga satu kebaikan.” (HR. Ahmad dan Ibn Majah).

Pasca Idul Adha setiap Muslim perlu merayakan solidaritas sosial sebagai
budaya dan praksis sosial untuk memberdayakan saudara-saudara yang
lemah, mendorong kaum berpunya untuk mau berbagi, dan menebar
segala kebajikan dengan sesama.
Budaya dan praksis solidaritas sosial juga disebarluaskan guna
menciptakan harmonisasi sosial yang memupuk benih-benih kepeduliaan,
keberbagian, toleransi, belas asih, damai, dan saling memajukan yang
membawa pada kebajikan hidup kolektif yang luhur dan utama.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahi al-Hamd Jamaah Shalat Idul


Adha Rahimakumullah!
Jika di antara muslim ikhlas dan gembira membagikan daging kurban bagi
sesama, maka sama artinya gemar membantu sesama yang kekurangan
dengan riang hati sebagaimana terkandung dalam spirit Al-Ma’un.
Bersama dengan itu Islam juga mengajarkan agar sesama insan ciptaan
Allah mesti bersedia saling membantu dan bekerjasama yang dikenal
dengan “ta’awun” sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:

ِ ‫ش ِد اي ُد اال ِعقَا‬
‫ب‬ َ َ‫ّٰللا‬ ِ ‫اْلثا ِم َو االعُد َاو‬
َ ‫ان َۖواتَّقُوا ه‬
‫ّٰللا ۗا َِّن ه‬ ِ ‫َوتَ َع َاونُ اوا َعلَى اال ِب ِر َوالتَّ اق ٰو ۖى َو َْل تَ َع َاونُ اوا َعلَى ا‬

Artinya “Dan tolongmenolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan


takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.
Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat
siksa-Nya.” (Qs Al-Maidah: 2).

Ibnu Katsir mengaitkan ayat Al-Qur’an tersebut dengan hadits


Nabi: “unshur akhaka dhaliman aw madhluman”, artinya “Tolonglah
sadaramu yang menganiaya dan yang dianiaya” [HR Imam Ahmad
(11538).
Dari Anas bin Malik]. Ketika Nabi ditanya kenapa harus menolong orang
yang menganiaya? Rasul menjawab, yang artinya “Engkau larang dia agar
tidak berbuat aniaya, begitulah cara kamu menolongnya”. Betapa tegas
tapi moderat cara Rasulullah mengajarkan ajaran Islam, bahwa dalam
menghadapi pihak musuh sekalipun harus senantiasa dimiliki jiwa dan
sikap dasar kebajikan. Perbedaan agama, ras, suku bangsa, golongan,
pilihan politik, dan keragaman apapun tidak semestinya membuat
hubungan antar sesama saling bermusuhan dan terputus silaturahmi.
Dalam hal “ta’awun” dapat dikembangkan sikap lebih positif yaitu
membangun kehidupan bersama yang bersifat adil dan ihsan dengan
sesama umat manusia.
Pada Ayat sebelumnya dari Surat Al-Maidah ayat ke-2 itu, disebutkan “wa
laa yajrimannakum syanaanu qaumin an shodduukum ‘anil masjidil haraam
an ta’taduu”, artinya “Jangan sampai kebencian (mu) kepada suatu kaum
karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam mendorongmu
berbuat aniaya atau melampaui batas (kepada mereka)” (Qs Al-Maidah: 2).
Ayat ini mengajarkan sikap adil meskipun kepada pihak yang memusuhi
kita, itulah suatu ajaran “ta’awun” yang sangat luhur sebagai landasan
ruhani dan moral dalam berhabluminannas dengan sesama.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahi al-Hamd Jamaah Shalat Idul


Adha Rahimakumullah!

Jiwa ta’awun dalam Islam sejalan dengan ajaran ihsan, yakni kebaikan
yang utama. Bahwa karena dekatnya seorang Muslim dengan Allah Yang
Maha Rahman dan Rahim maka dirinya menjadi sosok yang shalih dan
belas kasih secara melintasi untuk berbuat segala kebaikan kepada
siapapun tanpa pandang bulu. Salah satu sifat ihsan ialah menghubungkan
silaturahim dan tidak memutuskannya.

Dalam salah satu hadits Nabi bersabda yang artinya, “Tidak halal bagi
seorang Muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari tiga hari. Mereka
berdua bertemu namun yang satu berpaling dan yang lainnya juga
berpaling. Dan yang terbaik di antara mereka berdua yaitu yang memulai
dengan memberi salam.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Melalui ajaran “ta’awun” sebagaimana juga ibadah kurban, hendaknya
semakin menanamkan kepedulian terhadap sesama. Mereka yang memiliki
rizki dan segala kelebihan dapat membantu dan berbagi terhadap sesama,
tidak rakus dan memupuk kekayaan berlebih yang menimbulkan
kesenjangan, serta mau memberdayakan mereka yang nasibnya tidak
beruntung. Bahwa bumi dan seluruh alam raya ini diperuntukkan untuk
seluruh umat manusia dan makhluk ciptaanNya secara merata, tidak untuk
satu orang atau golongan saja yang menyebabkan hilangnya keadilan dan
kemakmuran bersama.
Islam juga mengajarkan “ta’aruf” yakni saling mengenal antar anak cucu
Adam dalam suasana kemajemukan. Bahwa diciptakannya manusia baik
laki-laki maupun perempuan, bersuku-suku bangsa, dan bergolongan
semuanya untuk saling mengenal satu sama lain, dan mereka yang
bertakwalah yang paling mulia di sisi Allah (Qs AlHujarat: 13). Esensi
ta’awun dan ta’aruf ialah merajut persaudaraan dan kebersamaan dalam
suasana damai, toleran, kasih sayang, dan saling memajukan meskipun
dalam suasana perbedaan. Sebaliknya menjauhkan diri dari pertikaian,
kebencian, permusuhan, serta segala hal yang merusak dan merugikan
dalam hubungan antarsesama.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahi al-Hamd Jamaah Shalat Idul


Adha Rahimakumullah!

Pasca Idul Adha dan berkurban setiap Muslim secara individu dan kolektif
niscaya menjadi suri teladan dalam merekat persaudaraan, saling
membantu, tolong menolong, kebersamaan, dan keutuhan hidup bersama
sesama umat manusia di manapun berada. Perbedaan agama, golongan,
suku bangsa, kedaerahan, pilihan politik, dan keragaman latarbelakang
lainnya jangan merusak jalinan solidaritas sosial yang menjadi kekuatan
bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim. Inilah bentuk uswah hasanah
Muslim dan umat Islam hasil dari Idul Adha dan ibadah kurban.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahi al-Hamd Jamaah Shalat Idul


Adha Rahimakumullah!

Bersamaan dengan ibadah Idul Adha saat ini kaum Muslimin dari berbagai
negara termasuk dari Indonesia tengah menunaikan ibadah haji. Kita
do’akan agar saudara-saudara seiman itu dapat menyelesaikan prosesi
haji dengan paripurna, diberi kemudahan dan keberkahan, serta kembali
ke tanah air dengan selamat dan meraih haji mabrur. Kita mendambakan
semakin banyak yang telah menunaikan haji, shalat, puasa, dan ibadah-
ibadah lainnya yang dituntunkan Islam kian terwujud keshalihan dan
kebaikan dalam kehidupan umat Islam, sehingga umat Islam menjadi umat
terbaik atau khaira ummah serta mewujudkan rahmatan lil-‘alamin.
Kita juga mendo’akan agar saudara-saudara di tempat manapun yang kini
tengah sakit dan musibah diberi kesembuhan dan jalan kemudahan oleh
Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim. Semoga kita yang
menunaikan shalat Idul Adha hari ini menjadi insan Muslim yang semakin
istiqamah dalam menjalani kehidupan dengan fondasi iman yang kokoh,
ibadah yang khusyuk dan bermakna, ilmu yang luas dan mencerahkan,
serta amal shalih yang yang menebar kebajikan dan rahmat bagi semesta
alam.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahi al-Hamd Jamaah Shalat Idul


Adha Rahimakumullah!
‫‪Marilah di akhir khutbah Idul Adha ini kita bermunajat kepada Allah‬‬
‫‪Subhanahu wa Ta’ala dengan khusyuk dan penuh pengharapan, agar‬‬
‫‪ibadah kita diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala, serta hidup kita meraih‬‬
‫‪kebaikan hakiki di dunia dan akhirat senantasa kita semua mendapat kan‬‬
‫‪petolongan dan perlindangan Alloh dari segala mara baahay bencana dan‬‬
‫‪musibah terutama musibah covid 19 saat ini dalam limpahan ridha ,rahmat‬‬
‫‪dan magfiroh ALLoh SWT Amin.‬‬

‫ار َح ام َوأ َ انتَ‬ ‫َج َعلَنَا هللا َو ِإيَّاكُ ام ِمنَ اال َعا ِئ ِديانَ َو اال َفا ِئ ِزيانَ ‪َ .‬وأ َ اد َخلَنَا َو ِإيَّاكُ ام ِم ان ِع َبا ِد ِه ال َّ‬
‫صا ِل ِحيانَ ‪َ .‬وقُ ال َر ِ‬
‫ب ا اغ ِف ار َو ا‬
‫‪َ .‬خي ُار الرا َّ ِح ِميانَ‬

‫‪Khutbah kedua‬‬
‫خطبة كدوا‬
‫هللا اكبر ‪ ×۷‬هللا اكبر كبيرا والحمد هلل كثيرا‪ ،‬وسبحان هللا بكرة وأصيال‪ْ ،‬لاله‬
‫ص َّو َرهُ ِمنَ‬ ‫سانَ َو َ‬ ‫ِي َخلَقَ ْ ِ‬
‫اْل ْن َ‬ ‫اْلهللا وهللا اكبر‪ ،‬هللا اكبر وهلل الحمد ‪ .‬أ َ ْل َح ْمدُ ِ َّ ِ‬
‫َّلل الَّذ ْ‬
‫علَ ْي ِه بِ َكأ ْ ِس ْال َمنُ ْو ِن قَدْ َح َك ْم‪ ،‬ا َ ْش َهدُ ا َ ْن َْلاِلَهَ ا َِّْل هللاُ َو ْحدَهُ‬ ‫ْالعَدَ ِم‪َ ،‬وقَد ََّر ِر ْزقَهُ َوا َ َجلَهُ َو َ‬
‫ف‬ ‫س ْولُهُ ش ََر َ‬ ‫ع ْبدُهُ َو َر ُ‬ ‫ش َهادة ً ت ُ ْن ِج ْي قَا ِئلَ َها ِمنَ ْاْلَلَ ْم‪َ ،‬واَ ْش َهدُ ا َ َّن ُم َح َّمدًا َ‬ ‫َْلش َِري َْك لَهُ َ‬
‫علَى ال ِه‬ ‫سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫س ِل ْم َوبَ ِ‬ ‫ص ِل َو َ‬ ‫س ِليْنَ َوبِ ِه َخت َ ْم‪ ،‬اللَّ ُه َّم َ‬ ‫هللاُ بِ ِه ْال ُم ْر َ‬
‫س َال ًما دَائِ َمي ِْن ُمت ََال ِز َمي ِْن اِلَى يَ ْو ِم ال ِدي ِْن {امابعد} يَااَيُّ َها الَّ ِذيْنَ‬ ‫ص َالة ً َو َ‬‫ص َحا ِب ِه‪َ ،‬‬ ‫َوا َ ْ‬
‫ا َ َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح َّق تُقَا ِت ِه َوْلَ ت َ ُم ْوت ُ َّن اِْلَّ َوا َ ْنتُ ْم ُم ْس ِل ُم ْونَ ‪ ،‬قال هللا تعالى ‪ :‬فَت ََرى الَّذِينَ‬
‫صيبَنَا دَآئِ َرة ٌ فَعَ َسى ّٰللاُ أَن‬ ‫ارعُونَ فِي ِه ْم يَقُولُونَ ن َْخشَى أَن ت ُ ِ‬ ‫س ِ‬ ‫ض يُ َ‬ ‫فِي قُلُو ِب ِهم َّم َر ٌ‬
‫س ُّرواْ ِفي أَ ْنفُ ِس ِه ْم نَاد ِِمينَ ِإ َّن هللاَ‬ ‫علَى َما أ َ َ‬ ‫ص ِب ُحواْ َ‬ ‫ح أ َ ْو أَ ْم ٍر ِم ْن ِعن ِد ِه فَيُ ْ‬ ‫يَأ ْ ِت َ ْ‬
‫ي ِبالفَتْ ِ‬
‫س ِل ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‪.‬اللَّ ُه َّم‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬‫صلُّ ْوا َ‬
‫علَى النَّ ِبي ِ يَاَيُّ َهاالَّ ِذيْنَ َءا َمنُ ْوا َ‬ ‫صلُّ ْونَ َ‬ ‫َو َم َالئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫ْب‬‫ص َحا ِب ِه ا َ ْج َم ِعيْنَ آمين يَا ُم ِجي َ‬ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد وءال ِه َوا َ ْ‬ ‫علَى َ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫س ِلم َوبَ ِ‬ ‫ص ِل َو َ‬ ‫َ‬
‫ت اْأل َ ْحيَ ِ‬
‫اء ِم ْن ُه ْم‬ ‫ت َو ْال ُمؤْ ِمنِيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا ِ‬ ‫سـائِ ِليْن اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما ِ‬
‫ال َ‬
‫ْب الدَّع َْوا ِ‬
‫ت‬ ‫ْب ُم ِجي ُ‬ ‫س ِم ْي ٌع قَ ِري ٌ‬ ‫ت اِنَّ َك َ‬ ‫‪.‬واْأل َ ْم َوا ِ‬
‫َ‬
‫اص ِريْنَ َوا ْفت َْح لَنَا فَ ِانَّ َك َخي ُْر ْالفَاتِ ِحيْنَ َوا ْغ ِف ْر لَنَا فَ ِانَّ َك‬ ‫ص ْرنَا فَ ِانَّ َك َخي ُْر النَّ ِ‬ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْن ُ‬
‫الر ِاز ِقيْنَ َوا ْه ِدنَا‬ ‫ار ُز ْقنَا فَ ِانَّ َك َخي ُْر َّ‬ ‫اح ِميْنَ َو ْ‬ ‫الر ِ‬‫ار َح ْمنَا فَ ِانَّ َك َخي ُْر َّ‬ ‫َخي ُْر ْالغَا ِف ِريْنَ َو ْ‬
‫ص َمةُ أ َ ْم ِرنَا‬ ‫ص ِل ْح لَنَا ِد ْينَنا َ الَّذِى ُه َو ِع ْ‬ ‫الظا ِل ِميْنَ َو ْال َكافِ ِريْنَ ‪ .‬اَللَّ ُه َّم أ َ ْ‬
‫َون َِجنَا ِمنَ ْالقَ ْو ِم َّ‬
‫اجعَ ِل‬ ‫آخ َرتَنَا الَّ ِتى فِ ْي َها َمعَادُنَا َو ْ‬ ‫ص ِل ْح لَنَا ِ‬ ‫شنَا َوأ َ ْ‬ ‫ص ِل ْح لَنَا دُ ْن َيانَ الَّ ِتى فِ ْي َها َم َعا ُ‬
‫َوأ َ ْ‬
‫س ِل ْ‬
‫ط‬ ‫شر اَللَّ ُه َّم ْلَ ت ُ َ‬
‫ت َرا َحةً لَنَا ِم ْن ُك ِل ٍ‬ ‫اجعَ ِل ْال َم ْو َ‬ ‫ْال َحيَاة َ ِزيَادَة ً لَنَا ِفى ُك ِل َخي ٍْر َو ْ‬
‫ش ُع َو ِم ْن‬ ‫ب ْلَ يَ ْخ َ‬ ‫ع ْوذُ ِب َك ِم ْن ِع ْل ِم ْلَ يَ ْنفَ ُع َو ِم ْن قَ ْل ٍ‬ ‫علَ ْينَا َم ْن ْلَ يَ ْر َح ُمنَا اَللَّ ُه َّم اِ ِنى أ َ ُ‬ ‫َ‬
‫سنَةً َو ِقنَا‬ ‫سنَةً َوفِى األ َ ِخ َرةِ َح َ‬ ‫اء ْلَيُ ْس َم ُع َربَّنَا اَتِنَا ِفى الدُّ ْنيَا َح َ‬ ‫ع ِ‬ ‫نَ ْف ٍس ْلَ ت َ ْسبَ ُع َو ِم ْن دُ َ‬
‫اروالحمد هلل رب العالمين‬ ‫عذ َ َ‬
‫اب النَّ ِ‬ ‫َ‬

Anda mungkin juga menyukai